Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Kebidanan

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN NAFSU MAKAN BAYI USIA DITAS 6 BULAN DI PLOKLINIK FISIOTERAPI HANDICAMP INTERNATIONAL WEDI KLATEN TAHUN 2007 Lourentina Fitriani; Novita Nurhidayati, S.S.T, M.Kes. Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali
Jurnal Kebidanan Volume 2 No. 1 Juni 2010
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v2i1.74

Abstract

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN NAFSU MAKAN BAYI USIA DITAS 6 BULAN DI PLOKLINIK FISIOTERAPI HANDICAMP INTERNATIONAL WEDI KLATEN TAHUN 2007 Lourentina Fitriani &  Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK   Salah satu faktor internal dari gangguan pemenuhan asupan gizi yang baik adalah problema makan yang dijumpai dalam bentuk enggan makan atau bahkan pricky eater (pilih-pilih makanan). . Manfaat dari pijat bayi dapat meningkatkan nafsu makan dan berat badan bayi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan nafsu makan bayi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sample penelitian ini adalah sebagian bayi sehat usia di atas 6 bulan. Tehnik pengambilan sample adalah accidental sampling yaitu responden yang ditemui secara kebetulan oleh peneliti. Alat atau instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner dan lembar wawancara. Dari 20 responden menunjukkan pengaruh semakin sering bayi dipijat dengan frekuensi yang teratur peningkatan nafsu makannya terus naik. Dari hasil penelitian diperoleh 14 bayi dengan peningakatan nafsu makan lebih dari biasa, 3 bayi dengan peningkatan nafsu makan lebih sedikit dan 3 bayi dengan nafsu makan tetap.   Kata kunci : Pijat Bayi, Nafsu Makan Bayi
HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR Nofi Yuliyati; Novita Nurhidayati
Jurnal Kebidanan VOLUME 5 NO.1 JUNI 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v5i2.113

Abstract

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK AKB di Indonesia sampai saat ini masih tinggi. Penyebab kematian bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia lahir 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,91% kematian perinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu saat melahirkan. Faktor penyebab Berat Badan Lahir Rendah salah satunya adalah faktor ibu yang mengalami komplikasi selama kehamilan seperti anemia yaitu suatu keadaan dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gram %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia ibu hamil dengan berat badan bayi lahir. Penelitian yang dilakukan dengan metode survei analitik. Pendekatan yang digunakan adalah retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi baru lahir di desa Kembang, Ampel, Boyolali yang tercatat pada Januari- Desember tahun 2011 yaitu sejumlah 50 bayi, menggunakan teknik total sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kohort ibu dan kohort bayi. Analisis data menggunakan chi square. Bahwa angka kejadian anemia sebanyak 22 (44,0%), sedangkan angka kejadian berat badan lahir rendah sebanyak 19 (38,0%). Hasil nilai probabilitas lebih kecil dari level of significant 5 % (0,0001 < 0,05). Maka dapat disimpulkan ada hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian berat badan bayi lahir. Kata Kunci: anemia, berat badan bayi lahir
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011 Titik Wijayanti; Atik Setyaningsih & Novita Nurhidayati Akbid Estu Utomo Boyolali
Jurnal Kebidanan VOLUME 5 NO.2 DESEMBER 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v5i2.115

Abstract

Titik Wijayanti, Atik Setiyaningsih & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Angka Kematian Ibu Indonesia tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup dan relative lebih tinggi dibandingkan negara – negara ASEAN. Cakupan kunjungan ibu hamil juga masih relatif belum sesuai target 95%. Salah satu upaya yang digerakkan pemerintah adalah pelayanan ANC sesuai standar. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) dipengaruhi oleh banyak faktor. Selain kinerja tenaga kesehatan dalam hal ini adalah pelayanan sesuai standart, juga banyak dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, pendidikan, pengetahuan, paritas, umur, pekerjaan, biaya serta geografis (Depkes RI, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan standart pelayanan kehamilan dengan kunjungan ibu hamil. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan di wilayah Puskesmas Gemolong. Sampel diambil dari seluruh bidan di wilayah Puskesmas Gemolong, dengan tehnik total sampling sejumlah 39 bidan. Data yang digunakan adalah data primer dengan wawancara dan menggunakan kuesioner unuk mengetahui penerapan standart dan kunjungan ibu hamilnya. Penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara penerapan standart pelayanan kehamilan dengan kunjungan ibu hamil, hal ini ditunjukkan hasil uji chi square dengan signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0.05. Kata kunci : Penerapan Standart Pelayanan Kehamilan, Kunjungan Ibu Hamil
HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG KPSP DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI PERKEMBANGAN ANAK DI WILAYAH IBI KORWIL KABUPATEN BOYOLALI KOTA Novita Nurhidayati; Yanti .
Jurnal Kebidanan VOLUME 07 No.02, Desember 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v7i02.182

Abstract

ABSTRAK Latar belakang : Pemerintah telah melakukan berbagai upaya, salah satunya adalah pelaksanaan program SDIDTK. Termasuk didalamnya adalah penilaian perkembangan anak dengan menggunakan KPSP. Bidan sebagai salah satu tenaga medis yang bertanggungjawab dalam penilaian perkembangan anak karena merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan di posyandu. Sehingga bidan di tuntut untuk menguasai salah satu instrumen untuk penilaian perkembangan anak yaitu KPSP. Tujuan penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan tentang KPSP dengan pelaksanaan deteksi dini perkembangan anak di wilayah IBI KROWIL Kabupaten Boyolali kota tahun 2014. Metode penelitian ini menggunakan metode survai analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasinya adalah seluruh bidan di wilayahKORWIL kabupaten Boyolali kota sejumlah 100 bidan. Dengan tehnik sampling acidental sampling. Sampel sebanyak 34 bidan yang datang pada acara pertemuan IBI KORWIL Kabupaten Boyolali kota. Hasil analisis diperoleh nilai x2 hitung sebesar 18,492. Perbandingan nilai x2 hitung dengan x2 tabel menunjukkan bahwa nilai x2 hitung lebih besar dari x2 tabel (18,492>2,606) dan p value (0,272>0,05). Simpulan : Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan bidan tentang KPSP dengan pelaksanaan deteksi dini perkembangan anak di wilayah KORWIL Kabupaten Boyolali kota tahun 2014.                 Kata Kunci: Pengetahuan tentang KPSP, Perkembangan anak KPSP KONOWLEDGE OF RELATIONSHIP WITH THE MIDWIFE OF EARLY DETECTIONOF CHILD DEVELOPMENT ABSTRACT Background  The goverment has made various efforts, one of which is the implementation of the program SDIDTK. Including the assesment of chid development by using KPS. Midwifeas  one of the  responsible medical personnel inthe assesment of a child’s development because it is one of the activities t be carried out in the neighborhood health center. So the midwife in demand to master one instrumen for the assesment of the child’s development KPSP. The purpose of this study was aimed to determine the relationship of knowledge midwife on KPSP with the imlementation of early detection of child development at the IBI region KORWIL Boyoali city in 2014. This research method using analytic survey with cross sectional approach. The population is the entire district midwife in region KORWIL Boyolali city a total of 100 midwives. With the sampling techniques acidental sampling. Sample of 34 idwives who came to the meeting IBI korwil Boyolali city. The results obtained by analysis of the  value of x2 count of 18,492.Comparison with the count value of x2 table shows that the count value is greater than of x2 table(18,492>2,606 and p value (0,272>0,05). Conclusion there is no significant relationship between knowledge midwife on KPSP with the implementation of early detection in the area of child development KORWIL Boyolali city in 2014.  Keyword : Knowledge of KPSP, Child developent
KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT MELALUI PROSES INISIASI MENYUSUI DINI Novita Nurhidayati; Mardianingsih .
Jurnal Kebidanan VOLUME 10. No. 02, DESEMBER 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v10i02.288

Abstract

Novita Nurhidayati 1) Mardianingsih2)1),2) Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu UtomoEmail: novita1259@gmail.comABSTRAKLatar Belakang :Ikatan kasih sayang antara ibu dan anak sangatlah penting, tidak adanya ikatan kasih sayang antara ibu dan anak atau bounding attachment pada ibu dan bayi menyebabkan kurangnya proses perkembangan otak bayi karena tidak diberikan stimulus yang positif oleh ibunya. Salah satu hal yang dapat mendukung proses bounding attachment adalah inisiasi menyusu dini. Tujuan Penelitian :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan inisiasi menyusu dini dengan keberhasilan bounding attachment. Metode Penelitian :Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey analitik dan pendekatan waktu cross sectional. Populasi penelitian ini yaitu ibu nifaspada bulan April-Juni 2017 di BPS Tutik, Cabean, Boyolali  sebanyak 31 responden, pengambilan sampel dengan total sampling dan analisa data chi square. Hasil Penelitian :Hasil penelitian didapatkan dari 20 responden yang dilakukan inisiasi menyusu dini terdapat 18 responden yang bounding attachment positif.Hasil perhitungan chi square dengan α = 0,05, p value (0,002< 0,05), berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Simpulan :Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan inisiasi menyusu dini dengan keberhasilan bounding attachment.Kata Kunci :Inisiasi menyusu dini, Keberhasilan bounding attachmentRELATIONSHIP EARLY INITIATION OF BREASTFEEDING WITH BOUNDING SUCCESS ATTACHMENTSABSTRACTBackground : Bond of love between mother and child or bounding attachment in mothers and infants causing lack the baby’s brain development because there is a positive stimulus given by his mother. One of the things that can contribute to the bounding attachment is early initiation of breastfeeding. Purposes : This study aims to determine the relationship of early initiation of breastfeeding with bounding success attachments. Research method : Research conducted using survey methods of analytic and cross sectional approach.This study population is women giving birth in April-Juni 2017 in the BPS Tutik, Cabean, Cepogo, total sampling with sampling and data analysis chi square. Result: The results obtained from the 20 respondents who made early breastfeeding initiation, there are 18 respondents who bounding positive attachment. Chi square calculation results with α = 0.05, p value (0.002 <0.05), mean Ha Ho accepted and rejected. Conclude : From this study it can be concluded that there is a connection with the early initiation of breastfeeding success bounding attachment.keyword :Early initiation of breastfeeding, Bounding succes attachments
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN FIELDTRIEP TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI DALAM DETEKSI DINI PERKEMBANGAN ANAK Novita Nurhidayati; Triani Yuliastanti
Jurnal Kebidanan VOLUME 09 No.01, JUNI 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v9i01.311

Abstract

ABSTRAKLatar belakang : Perkembangan anak sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada tahap-tahap selanjutnya. Maka dari itu seorang anak diharapkan dapat mencapai tahap perkembangan sesuai dengan kurva perkembangan. Perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu genelik dan lingkungan. Faktor lingkungan antara lain gizi, lingkungan dan stimulasi perkembangan. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa D III Kebidanan adalah dapat melakukan deteksi dini perkembangan anak, salah satunya menggunakan lembar KPSP, yang termuat dalam mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Tujuan: Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran filedtrip terhadap pencapaian kompetensi dalam deteksi dini perkembangan anak. Metode Penelitian: Menggunakan metode deskriptif observasioanal dengan one group pre dan post test design, serta pendekatan waktu cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa semester 3 Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali Tahun Akademik 2013/2014. dengan teknik total sampling, sejumlah 92 mahasiswa kemudian  analisa data dengan Paired samples  T-test. Hasil Penelitian terdapat 82 mahasiswa yang tidak kompeten dan 10 mahasiswa yang kompeten dalam melakukan deteksi dini perkembangan anak sebelum dilakukan metode pembelajaran fieldtriep. Setelah dilakukan pembelajaran dengan metode fieltriep terdapat 4 mahasiswa yang belum kompeten dan 84 mahasiswa yang kompeten. Hasil analisa data dengan SPSS 16.00 didapatkan nilai Sig (2-tailed) = 0,000, pada taraf signifikansi 95% diperoleh t hitung (20,830) > t tabel (1,896). Simpulan Terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan metode pembelajaran fieldtriep terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa dalam melakukan deteksi dini perkembangan anak.Kata kunci : fieldtriep, KPSPEFFECTIVENESS FIELD TRIP LEARNING TO THE ACHIEVEMENT OF COMPETENCY IN EARLY DETECTION OF CHILDREN DEVELOPMENTABSTRACTBackground: The development of the child will determine the quality of Human Resources (HR) at later stages. Thus the child is expected to reach the stage of development in accordance with the development curve. A child's development is influenced by several factors, namely genelik and environment. Environmental factors such as nutrition, environmental and developmental stimulation. One of the competencies that must be mastered DIII Midwifery students are able to make early detection of child development, one of which uses KPSP sheet, which contained the subjects Care Neonates, Infants, and Toddlers.  Purpose: To determine the effectiveness of learning filedtrip to the achievement of competence in the early detection of child development.  Methods: Using a descriptive method observasioanal with one group pre and post test design, as well as the cross sectional approach. The population in this study were all students of the 3rd semester Midwifery Academy Estu Utomo Boyolali Academic Year 2013/2014. with a total sampling techniques, a number of 92 students then analyze the data with paired samples T-test.  Results are 82 students who are incompetent and 10 students who are competent in the early detection of child development before learning methods fieldtriep. After learning the method fieltriep there are 4 students who have not qualified and competent students 84. The results of the data analysis with SPSS 16:00 got the Sig (2-tailed) = 0.000, at a significance level of 95% was obtained t (20,830)> t table (1.896).  Conclusions There is a significant influence on the use of learning methods fieldtriep to the achievement of student competence in the early detection of child developmentKeywords: fieldtriep, KPSP
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN LEUKORE Novita Nurhidayati; Rismawati .
Jurnal Kebidanan VOLUME 12. No.01, JUNI 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v12i01.361

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : Di Indonesia data penelitian tentang kesehatan reproduksi remaja menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita leukore paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya mengalami leukore sebanyak 2 kali atau lebih dan sekitar 15% terkena infeksi karena candida. Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa STIKes Estu Utomo Prodi DIII Kebidanan semeseter I tahun 2018, 80% mengatakan pernah mengalami leokure, mereka menyatakan tidak megetahui apakah itu normal atau merupakan penyakit. Selain itu mereka mengatakan mempunyai kebiasaan tidak mengeringkan daerah genetalia setelah dari kamar mandi. Penyebab utama leuokore ialah infeksi (jamur, kuman dan parasit). Selain penyebab utama leukore juga dapat disebabkan kurangnya personal hygiene. Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian leukore pada mahasiswa STIKes Estu Utomo Prodi DIII Kebidanan tahun 2018. Metode Penelitian : Jenis Penelitian survey dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STIKes Estu Utomo Prodi DIII Kebidanan tahun akademik 2018/2019. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa STIKes Estu Utomo Prodi DIII Kebidanan  tingkat 1,2 dan 3 tahun akademik 2018/2019 sebanyak 87 responden yang diambil dengan teknik total sampling. Tabulasi silang hubungan antara variable bebas dan terikat dengan uji statistik chi-square menggunakan aplikasi SPSS versi 20. Hasil : 16,09 % personal hygiene dalam kategori baik, 14,94 % dalam kategori cukup, 68,97% dalam kategori kurang dan 34,5 % mengalami leukore,65,4% tidak mengalami leukore. Terdapat hubungan personal hygiene dengan kejadian leukore (c2hitung = 7,449 dan ? value 0,02). Diharapkan STIKes Estu Utomo mengadakan kegiatan berupa konsultasi gratis tentang kesehatan reproduksi remaja agar mahasiswa  dapat melakukan pencegahan leukore dengan personal hygiene yang baik. Kata kunci : personal hygiene, leukore                THE PERSONAL RELATIONSHIP OF HYGIENE WITH THE EVENT OF LEUKORE ABSTRACTBackground: In Indonesia research data on adolescent reproductive health shows that 75% of women in the world must have leukorrhea at least once in a lifetime and 45% of them have leukorrhea 2 times or more and about 15% are infected with candida. Based on interviews with Estik Utomo STIKes students at the Midwifery Diploma Program in 2018, 80% said they had experienced leukure, saying they did not know whether it was normal or a disease. In addition they say they have a habit of not drying the genetal area after being in the bathroom. The main cause of leuokore is infection (fungi, germs and parasites). Besides the main causes of leukore can also be caused by lack of personal hygiene. Purpose: The purpose of this study was to determine the relationship of personal hygiene with the incidence of leukorrhea in Estu Utomo STIKes midwifery students in 2018. Research Methods: This type of survey research with cross sectional time approach. The population of this research is all students of STIKes Estu Utomo Study Program of Midwifery Diploma Academic Year 2018/2019. The sample in this study were students of the Estu Utomo STIKes Department of Midwifery Diploma III 1.2 and 3 academic year 2018/2019 as many as 87 respondents taken by total sampling technique. Cross tabulation of the relationship between independent and dependent variables with the chi-square statistical test using SPSS version 20 application. Results: 16.09% personal hygiene in the good category, 14.94% in the moderate category, 68.97% in the poor category and 34.5% had leukorrhea, 65.4% had no leukorrhea. There is a personal hygiene relationship with the incidence of leukorrhea (c2 count = 7.449 and ? value 0.02). It is expected that STIKes Estu Utomo will hold activities in the form of free consultations on adolescent reproductive health so that students can prevent leukorrhea with good personal hygiene. Keywords: personal hygiene, leukore
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPSIAGAAN REMAJA PADA KEJADIAN BENCANA DI SMP N 1 SELO KABUPATEN BOYOLALI Triani Yuliastanti; Novita Nurhidayati
Jurnal Kebidanan VOLUME 11. No.02, Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v11i02.406

Abstract

ABSTRAK           Latar belakang: Bencana merupakan sebuah peristiwa fisik, fenomena atau aktivitas manusia yang memiliki potensi merusak yang menyebabkan kehilangan nyawa atau cedera, kerusakan harta benda, struktur. Tinggal di negara rawan bencana membuat masyarakat harus selalu siaga dalam menghadapi bencana. SMP Negeri 1 Selo adalah salah satu SMP yang terkena dampak erupsi Merapi tahun 2010. SMP ini berada di Kecamatan Selo, jarak sekolah ini sekitar 10km dari puncak Merapi. Saat erupsi Merapi tahun 2010 sekitar 600 siswa dan guru mengungsi karena adanya gempa, hujan abu vulkanik dan lahar panas yang turun dari puncak. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kesiapsiagaan remaja pada kejadian bencana di SMP N 1 Selo Kabupaten Boyolali. Metode Penelitian : Desain penelitian ini merupakan penelitian survei yang sifatnya deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII dan IX yang berjumlah 311 murid di SMP Negeri 1 Selo. Sampel menggunakan rumus sampel dengan jumlah 76 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Proportionate Stratified Random Sampel. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Pengolahan data menggunakan analisa data chi Square. Hasil Penelitian : Responden dalam penelitian ini sebagian besar berumur 15 tahun yaitu 33 responden (43,7%), mayoritas memiliki jenis kelamin perempuan dan sebagian besar responden kelas IX. Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana mayoritas responden siap dalam menghadapi bencana yaitu  57 responden (75,0%). Ada hubunganantara umur dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dengan p value =0,000 (?=0,05). Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dengan p value =0,015 (?=0,05). Ada hubung anantara kelas dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dengan p value =0,001 (?=0,05). Kesimpulan: Ada hubungan umur, jenis kelamin dan kelas dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.Kata kunci : Umur, Jenis kelamin, Kelas, Kesiapsiagaan menghadapi bencanaFACTORS RELATING TO PREPAREDNESS TEENAGERS IN A DISASTER  IN JUNIOR HIGH SCHOOL  1 SELO BOYOLALI DISTRICTABSTRACTBackground: A disaster is a physical event, phenomenon or human activity that has the potential to damage it causing loss of life or injury, damage to property, structures. Living in a disaster-prone country means that people must always be prepared in the face of disasters. SMP Negeri 1 Selo is one of the junior high schools affected by the Merapi eruption in 2010. This junior high school is located in Selo District, the distance of this school is about 10 km from the peak of Merapi. During the eruption of Merapi in 2010, around 600 students and teachers were displaced due to the earthquake, rain of volcanic ash and hot lava that fell from the summit. Research Objectives: To determine the factors related to the preparedness of adolescents in the event of a disaster in SMP N 1 Selo, Boyolali Regency. Methods: This research design is a survey research which is descriptive analytic with cross-sectional approach. The population in this study were students of class VIII and IX, amounting to 311 students at SMP Negeri 1 Selo. The sample used a sample formula with a total of 76 respondents. The sampling technique in this study was the Proportionate Stratified Random Sample. The research instrument was a questionnaire. Data processing using chi Square data analysis. Results: Most of the respondents in this study were 15 years old, namely 33 respondents (43.7%), the majority were female and most of the respondents were class IX. Preparedness in facing disasters, the majority of respondents were ready to face disasters, namely 57 respondents (75.0%). There is a relationship between age and disaster preparedness with p value = 0.000 (? = 0.05). There is a relationship between gender and disaster preparedness with p value = 0.015 (? = 0.05). There is a relationship between classes and preparedness in facing disasters with p value = 0.001 (? = 0.05). Conclusion: There is a relationship between age, sex and class with disaster preparedness.Keywords: Age, gender, class, disaster preparedness
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN MASYARAKAT MENERAPKAN 3 M (MEMAKAI MASKER, MENJAGA JARAK DAN MENCUCI TANGAN) DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN COVID 19 Novita Nurhidayati; Triani Yuliastanti
Jurnal Kebidanan VOLUME 13. NO.01, JUNI 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v13i01.419

Abstract

ABSTRAKCoronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV2) dilaporkan pertama kali di Kota Wuhan, Cina. Virus corona telah menyebar dengan cepat di hampir setiap negara termasuk Indonesia. Anjuran pemerintah sebagai pencegahan COVID-19 dapat dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jaga jarak, dan mencuci tangan. Dalam era new normal saat ini semua kegiatan telah dilakukan seperti biasa, sehingga kepatuhan masyarakat menerapkan protocol kesehatan sangat berperan dalam upaya pencegahan penularan covoid 19. Dimana kepatuhan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap, dan perilaku. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan masyarakat dalam menerapkan 3M (memakai masker,  menjaga jarak dan mencuci tangan sebagai upaya pencegahan penularan Covid 19. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling yaitu warga yang berusia 17-50 tahun sebanyak 40 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Lokasi penelitian dilaksanakan di Dukuh Gatak RT 2 RW 5 Desa Mudal, Kecamatan Boyolali. Analisis data kuantitatif menggunakan Uji Rank Spearman. Hasil penelitian dari Uji Rank Spearman didapatkan hasil p-value sebesar 0,000 (p<0,05) maka Ho ditolak dan dinyatakan ada hubungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan pengetahuan masyarakat dengan kepatuhan masyarakat dalam menerapkan 3M (memakai masker,  menjaga jarak dan mencuci tangan sebagai upaya pencegahan penularan Covid 19. Saran bagi masyrakat yang tidak menerapakan 3 M diberikan sanksi dan pemerintah desa meningakatkan sosialisasi di tingkat masyarakat.Kata Kunci : Covid-19, Pengetahuan Covid-19, 3 MTHE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE WITH COMMUNITY COMPLIANCE APPLYING 3 M (WEARING MASK, KEEPING YOUR DISTANCE AND WASHING HANDS) IN THE EFFORT TO PREVENT THE TRANSMISSION OF COVID 19ABSTRACTCoronavirus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV2) which was first reported in Wuhan City, China. The corona virus has spread rapidly in almost every country including Indonesia. The government's recommendation to prevent COVID-19 can be done by complying with health protocols such as wearing masks, maintaining distance, and washing hands. In the new normal era, all activities have been carried out as usual, so that public compliance with health protocols plays a very important role in efforts to prevent covoid transmission 19. Where a person's compliance can be influenced by factors of knowledge, attitudes, and behavior. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and public compliance in implementing 3M (wearing masks, maintaining distance and washing hands as an effort to prevent the transmission of Covid 19. This research was conducted using quantitative methods with cross sectional approach. The research sample was taken by purposive sampling, namely residents aged 17-50 years as many as 40 respondents. The research instrument used a questionnaire. The research location was carried out in Dukuh Gatak RT 2 RW 5 Mudal Village, Boyolali District. Quantitative data analysis used the Spearman Rank Test. The results of the research from the Spearman Rank Test showed a p-value of 0.000 (p <0.05), so Ho was rejected and it was stated that there was a relationship. The conclusion of this study is that there is a relationship between public knowledge and community compliance in implementing 3M (wearing masks, maintaining distance and washing hands as an effort to prevent the transmission of Covid 19. Suggestions for people who do not implement 3M are given sanctions and the village government increases socialization at the community level .Keywords: Covid-19, Covid-19 Knowledge, 3M
FAKTOR PREDISPOSISI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU NIFAS DI PUSKESMAS BOYOLALI 2 Triani Yuliastanti; Novita Nurhidayati
Jurnal Kebidanan VOLUME 13. NO.02, DESEMBER 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v13i02.470

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Masa nifas memerlukan pemantauan khusus agar tidak terjadi komplikasi.  Pada masa ini ibu hendaknya melakukan kunjungan nifas minimal 4 kali untuk dilakukan pemantauan, namun pada kenyataannya masih banyak ibu yang belum patuh melakukan kunjungan nifas. Data di Puskesmas Boyolali  2 diperoleh data cakupan kunjungan ibu nifas pada tahun  2017 sebesar 80,7% menurun menjadi 76,9% pada tahun 2018.  Beberapa faktor diduga berhubungan dengan kunjungan masa nifas yaitu faktor predisposisi  dari dalam diri ibu sendiri. Tujuan : untuk mengetahui faktor predisposisi  (tingkat pendidikan, paritas,  pengetahuan dan sikap) yang berhubungan dengan kunjungan nifas  Metode: Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan desain analitik korelasional.  Pendekatan penelitian menggunakan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan tehnik total populasi yaitu semua ibu yang telah melewati masa nifas hingga 1 tahun pertama pasca melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Boyolali 2 pada bulan Agustus 2019 dijadikan sebagai sampel penelitian sejumlah 36 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner mengenai tingkat pendidikan, paritas,  pengetahuan dan sikap dan Kunjungan masa nifas dilihat dari catatan pada buku KIA.  Analisis bivariat yang digunakan adalah chi-square .  Hasil : Ada hubungan pendidikan dengan kunjungan ibu nifas (0,011<0,05). Ada hubungan paritas dengan kunjungan ibu nifas (0,020<0,05). Ada hubungan pengetahuan dengan kunjungan ibu nifas (0,031<0,05). Ada hubungan sikap dengan kunjungan ibu nifas (0,001<0,05). Kesimpulan : Ada hubungan tingkat pendidikan, paritas,  pengetahuan dan sikap dengan kunjungan ibu nifas di Puskesmas Boyolali 2. Petugas kesehatan di Puskesmas agar memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang kunjungan masa nifas sehingga ibu memahami pentingnya kunjungan nifas dan melakukan kunjungan nifas sesuai jadwal selain itu bidan dapat melakukan kunjungan rumah agar kesehatan ibu pada masa nifas terpantau dengan baik.Kata Kunci : Faktor predisposisi, pendidikan, paritas,  pengetahuan, sikap, kunjungan nifas. PREDISPOSITION   FACTORS    RELATED   TO   POSTPARTUM  VISITSABSTRACTBackground: The postpartum period special monitoring to avoid complications. At this time, mothers should make at least 4 postpartum visits for monitoring, but in reality there are still many mothers who do not comply with postpartum visits. Data at the Boyolali 2 Health Center obtained data on the coverage of postpartum maternal visits in 2017 of 80.7%, decreased to 76.9% in 2018. Several factors are thought to be related to postpartum visits, namely predisposing factors from within the mother herself. Objective: to determine the predisposing factors (education level, parity, knowledge and attitudes) associated with postpartum visits. Methods: This type of research is quantitative with a correlational analytic design. The research approach uses cross sectional. Sampling using the total population technique, namely all mothers who have passed the puerperium up to the first year after giving birth in the Boyolali 2 Health Center work area in August 2019 were used as research samples with 36 respondents. The instrument used in this study was a questionnaire regarding the level of education, parity, knowledge and attitudes and post-partum visits seen from the notes in the MCH handbook. The bivariate analysis used was chi-square. Results: There is a relationship between education and postpartum mother visits (0.011 <0.05). There is a correlation between parity and postpartum maternal visits (0.020 <0.05). There is a relationship between knowledge and postpartum maternal visits (0.031 <0.05). There is a relationship between attitude and postpartum mother's visit (0.001 <0.05). Conclusion: There is a relationship between the level of education, parity, knowledge and attitude with postpartum maternal visits at the Boyolali Health Center 2. Health workers at the Puskesmas should provide health education to mothers about postpartum visits so that mothers understand the importance of postpartum visits and make postpartum visits according to schedule. can make home visits so that the health of the mother during the puerperium is well monitored. Keywords: Predisposing Factors, Education, Parity, Knowledge, Attitudes, Postpartum Visits.