Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan

PELATIHAN SENAM REMATIK UNTUK MENURUNANKAN NYERI PADA PENDERITA RHEUMATOID ARTHRITIS DIDESA PERIGI KECAMATAN PULAU PINANG KABUPATEN LAHAT TAHUN 2020 Yeni Elviani; Zuraidah S.; Wahyu Dwi Ari Wibowo
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.5573

Abstract

ABSTRAKRheumatoid arthritis (RA) merupakan permasalahan sistem muskuloskeletal yang paling banyak terjadi di seluruh dunia, dampak dari RA menyebabkan gangguan kenyamanan, nyeri, keterbatasan mobilitas sampai dengan resiko kecacatan dan kelumpuhan. Program aktifitas fisik yang efektif sangat direkomendasikan bagi penderita RA adalah senam rematik yang sudah terbukti mampu mengurangi skala nyeri bagi para penderita RA. Berdasarkan studi pendahuluan ternyata penderita RA belum mengetahui cara melakukan senam rematik untuk mengurangi nyeri sendi. Sehingga pengenalan dan pemeberian senam rematik bagi para penderita RA wilayah kerja Puskesmas Pulau Pinang perlu untuk dilakukan sebagai program aktifitas fisik yang diharapkan mampu menurungkan skala nyeri bagi para penderita RA. Metode yang dilakukkan adalah melakukan studi pendahuluan, bekerjasama dengan tenaga kesehatan, tokoh masyarakat dan kader yang ada di wilayah Puskesmas Pulau Pinang, pelaksanaan kegiatan dengan memberikan pelatihan dengan cara menonton video dan praktek secara langsung senam rematik, selanjutnya dlakukan pemantaun sebelum dan sesudah intervensi dengan menggunakan lembar observasi Numerical Rating scale (NRS). Hasilnya setelah diberikan senam rematik selama 1 bulan, dengan 1x kegiatan setiap minggu dengan durasi 8 menit, terjadi penurunan skala nyeri 15 orang peserta yang mengalami nyeri sedang menjadi nyeri ringan. Senam rematik mampu mempengaruhi kerja cerebral cortex meliputi aspek kognitif maupun emosi, sehingga dapat memberikan persepsi positif dan relaksasi, yang berdampak pada perasaan bahagia dan mengurangi nyeri. Kata Kunci : senam rematik; rheumatoid arthritis; nyeri; komunitas. ABSTRACT Rheumatoid arthritis (RA) is the most common musculoskeletal system problem worldwide, the impact of RA causing discomfort, pain, limited mobility, and the risk of disability and paralysis. An effective physical activity program highly recommended for RA sufferers is rheumatic gymnastics, which has been proven to reduce pain scales for RA sufferers. Based on preliminary studies, RA patients do not know how to do rheumatic gymnastics to reduce joint pain. The introduction and intervention of rheumatic gymnastics for patients with RA in the Pulau Pinang Health Center need to be carried out as a physical activity program to reducing the pain scale for the sufferer of RA. The method used is conducting a preliminary study, collaboration with health workers, community leaders, and cadres in the Pulau Pinang Health Center area, implementing activities by providing training by watching videos and practicing rheumatic gymnastic, and then monitoring before and after the intervention using Numerical Rating scale (NRS) observation. The result was that after being given rheumatic exercise for one month, with one activity per week in 8 minutes duration, there was a decrease in the pain scale of 15 participants who experienced moderate pain to mild pain. Rheumatic gymnastics can affect the work of the cerebral cortex, including cognitive and emotional aspects, providing positive perceptions and relaxation, which has an impact on feelings of happiness and reduces pain. Keywords: rheumatic gymnastics; rheumatoid arthritis; pain; community. 
PEMBENTUKAN DAN PENDIDIKAN KADER KESEHATAN JIWA DALAM MENDETEKSI GANGGUAN JIWA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR JAYA KABUPATEN LAHAT TAHUN 2020 Yeni Elviani; A. Gani; Wahyu Dwi Ari Wibowo
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.5575

Abstract

ABSTRAKTerbentuknya kader kesehatan jiwa di masyarakat merupakan angin segar bagi pelayanan kesehatan jiwa. Hal ini harus didukung oleh tingkat pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman kader dalam menangani penderita gangguan jiwa, sehingga perlu diadakan pendidikan bagi kader kesehatan jiwa dalam penanganan gangguan jiwa dan deteksi gangguan jiwa di masyarakat. Kader kesehatan jiwa berperan sebagai penghubung antara tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dengan masyarakat. Metode dilakukan dengan cara berkoordinasi dengan ketua kader kesehatan dan petugas kesehatan di Puskesmas Bandar Jaya untuk membentuk kader kesehatan jiwa dan memberikan edukasi kader terkait penanganan dan pendeteksian gangguan jiwa.Tingkat pengetahuan kader tentang penanganan dan pendeteksian gangguan jiwa sebelum dibentuknya kader kesehatan jiwa dan pendidikan kesehatan pada kategori kurang (75%) dan cukup (25%), dan semua kader tidak dapat mendeteksi gangguan jiwa. Setelah mendapatkan penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan kader pada kategori baik menjadi 60%, kategori baik 40%, dan tidak ada kader dalam kategori tingkat pengetahuan kurang, untuk deteksi gangguan jiwa 75% kader mampu mendeteksi gangguan jiwa. Setelah terciptanya kader kesehatan jiwa dan kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan kader kesehatan jiwa di masyarakat yang dapat meningkatkan efektivitas pencegahan, kuratif, dan pemulihan masalah kesehatan jiwa khususnya dalam penanganan dan pendeteksian gangguan jiwa di masyarakat. Kata kunci: kader kesehatan jiwa; dekteksi gangguan jiwa; gangguan jiwa; komunitas.  ABSTRACTThe establishment of mental health cadres in the community is good news for mental health services. It must be supported by the cadre’s level of knowledge, ability, and experience in handling people with mental disorders. It is necessary to educate mental health cadres on handling mental disorders and detecting mental disorders in the community. Mental health cadres serve as a communicator between health workers in health facilities and the community. The method is used by coordinating with cadre’s leader and health workers in the Bandar Jaya Public health center to educate cadres about handling and detecting mental disorders. The level of knowledge of cadres before education and training was 74% of respondents lacking knowledge, 25% of respondents had sufficient knowledge, and no one of respondents had good knowledge of handling and detecting mental disorders. The level of knowledge obtained after education was carried out, and there was an increase in knowledge where 60% of respondents obtained good knowledge scores, 40% of respondents had sufficient knowledge. There were no respondents who found that their level of knowledge was lacking. This activity is expected to create mental health cadres in the community to increase the effectiveness of preventive, curative, and recovery mental health problems, especially in handling and detecting mental disorders in the community. Keywords:  mental health cadre; mental disorder detection; mental disorders; community.