Intiyaswati Intiyaswati
STIKES William Booth

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PMS DI SMK MAHARDIKA SURABAYA Intiyaswati Intiyaswati
Bahasa Indonesia Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v9i1.236

Abstract

Penyakit menular seksual mencerminkan definisi setiap mikroba yang ditularkan seseorang kepada orang lain melalui kontak yang dekat dan intim (spense). Dewasa ini kehidupan seks bebas telah merambat kekalangan kehidupan remaja sehingga banyak remaja yang terjangkit penyakit menular seksual dimana masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak – kanak dengan dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial dengan adanya rasa ingin tahu yang tinggi remaja cenderung ingin mencoba tanpa didasari dengan pengetahuan yang cukup. Penelitian ini menggunakan desain penelitian “Deskriktif”. Tujuan penulis karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual. Populasi yang di ambil adalah seluruh siswa – siswi SMK Mahardika Surabaya sejumlah 920 dan sampel 282 orang yang memenuhi kriteria. Metode sampling yang digunakan adalah Simpel Random. Data dikumpulkan dengan kuisioner. Hasil penelitian ini antara lain adalah pengetahuan remaja tentang PMS di SMK Mahardika Surabaya sebagian responden memiliki pengetahuan baik tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) yaitu 150 orang (53%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 111 orang (39%) dan yang terkecil responden berpengetahuan kurang sebanyak 20 orang (8%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang PMS di SMK Mahardika Surabaya sebagian memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu 150 orang (53%). Oleh karena itu, diharapkan remaja yang sudah memiliki pengetahuan baik dapat mensosialisasikan kepada teman – temannya yang berpengetahuan cukup dan kurang dengan didampingi oleh guru atau tim kesehatan.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA EPISIOTOMI PADA IBU POST PARTUM DI PMB ISTIQOMAH SURABAYA Intiyaswati Intiyaswati
Bahasa Indonesia Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v9i1.237

Abstract

Episiotomi merupakan suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput darah dan jaringan pada septum rektovaginal. Episiotomi menyebabkan luka pada daerah perineum dan luka dapat menyebabkan perdarahan sehingga perlu dilakukan heacting. Pada proses penyembuhan luka di pengaruhi oleh faktor – faktor yaitu budaya, personal hygine,pendidikan, ekonomi dan pengetahuan. Oleh karena itu dalam hal ini peneliti ingin melihat faktor – faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka . Desain yang digunakan yaitu korelasi deskriptif, dengan tujuan untuk mengetahui adanya pengerahu penyembuhan luka dengan faktor budaya, personal hygine, pendidikan, ekonomi dan pengetahuan. Populasinya adalah seluruh ibu post partum yang mengalami luka episiotomi Sampel yang diambil sebanyak 30 dan di masukan rumus besaran sampel didapatkan 28 orang dan menggunakan sampling consecutive sampling. Dengan menggunakan variable dependen dan independen. Data hasil penelitian ini akan dimasukan menggunakan tabulasi silang. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara responden terhadap faktor – faktor penyembuhan luka episiotomi. Luka episiotomi ini di pengaruhi oleh faktor – faktor . Faktor yang mempengaruhi adalah faktor pengatahuan,ekonomi,pendidikan dan personal hygine. Dan yang tidak mempengaruhi adalah budaya. Faktor – faktor tersebut mempengaruhi tikah laku seseorang dalam mengambil keputusan mana yang benar dan salah dalam proses penyembuhan luka. Luka episiotomy di pengaruhi oleh faktor – faktor terhadap penyembuhan luka.
HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA Intiyaswati Intiyaswati; Puput Pramesti
Bahasa Indonesia Vol 10 No 1 (2021): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v10i1.283

Abstract

Pendahuluan : Angka kejadian retensio plasenta di PMB Sari Surabaya selama tiga periode pada tahun 2019-2020 cenderung meningkat yaitu 2,83% - 4,19 %, dimana retensio plasenta dapat menyebabkan perdarahan postpartum primer yang merupakan penyebab utama kematian ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Umur dan Paritas dengan Kejadian Retensio Plasenta di PMB Sari Surabaya. Metode : Pada penelitian ini menggunakan metode Analitik dan desain Cross sectional. Populasi sebanyak 568 orang dengan sampel sebanyak 58 orang. Pengumpulan data menggunakan data sekunder yaitu buku register persalinan di PMB Sari Surabaya. Data diolah, disajikan dengan Tabulasi Frekuensi dan Silang kemudian dianalisa dengan Uji Chi-Square. Hasil : Hasil penelitian didapatkan umur ibu bersalin mayoritas 20-35 tahun sebanyak 40 orang (68,9%) dan paritas mayoritas primipara sebanyak 38 orang (65,5%). Sedangkan ibu bersalin yang mengalami retensio plasenta sebanyak 19 orang (32,8%). Hasil analisa data untuk umur dengan Uji Chi Square diperoleh χ² hitung 13,6 dan χ² tabel 3,84 jadi χ² hitung > χ² tabel maka Ho ditolak. Untuk paritas dengan Uji Chi Square diperoleh χ² hitung 6,7 dan χ² tabel 3,84 jadi χ² hitung > χ² tabel maka Ho ditolak.. Diskusi :Para petugas kesehatan khususnya bidan hendaknya mampu menangani retensio plasenta secara cepat dan tepat sehingga angka kejadian perdarahan postpartum primer dan angka kematian ibu dapat diminimalkan
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN FAKTOR RESIKO KEHAMILAN DAN JENIS PERSALINAN Intiyaswati Intiyaswati
Bahasa Indonesia Vol 10 No 2 (2021): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v10i2.297

Abstract

Pendahuluan : Faktor penyebab meningkatnya angka kematian ibu 11% karena infeksi. Infeksi yang banyak dialami oleh ibu sebagian besar merupakan akibat dari adanya komplikasi persalinan yaitu ketuban pecah dini. Penyebab KPD di antaranya infeksi, servik inkompeten, tekanan intrauterine yang meninggi, trauma, kelainan letak dan multipara. Dampak dari KPD adalah adalah infeksi maternal dan neonatal, persalinan premature, hipoksia karena kompresi tali pusat dan deformitas janin. Di RS William Booth Surabaya tahun 2021 kejadian KPD sebesar 17,73. Tujuan dari penelitian yaitu diketahuinya hubungan antara kehamilan letak sungsang dengan kejadian ketuban pecah dini di ruang bersalin RS William Booth Surabaya Tahun 2021. Metode: Penelitian dilaksanakan di RS William Boothpada bulan Agustus 2021 dengan desain penelitian analitik dan pendekatan cross sectional, variabel independen adalah kehamilan letak sungsang, variabel dependen kejadian KPD. Populasi penelitian adalah semua ibu bersalin pada tahun 2021 sejumlah 947 dan besar sampel 281 orang. Teknik sampel yang digunakan yaitu simple random sampling. Hasil: Hasil penelitian dibuat dalam bentuk tabel frekuensi, tabulasi silang dan dianalisis menggunakan uji Spearman Rank dengan α = 0,05. Hasil penelitian 65,5% responden tidak mengalami letak sungsang dan 64,1% tidak KPD. Hasil uji Spearman Rank didapatkan bahwa P Value 0,000 dimana p value < α sehingga H0 ditolak dan H1 diterima maka ada hubungan antara kehamilan letak sungsang dengan kejadian KPD. Diskusi: Peran nakes yaitu mendeteksi kelainan letak sungsang sedini mungkin sangat penting dan diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik pada ibu hamil dan bersalin sehingga tidak terjadi komplikasi
Edukasi Ibu Hamil Dalam Mempersiapkan Generasi Bebas Stunting Di Kelurahan Pakis Sendy Firza Novilia Tono; Dianita Primi Hastuti; Shinta Wurdiana Romadona; Intiyaswati Intiyaswati; Devi Aprilia
Pelita Abdi Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2021): November 2021
Publisher : Pelita Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background : WHO states that stunting is an index of PB/U or TB/U with a limit value (z-score) less than -2 Standard Deviation. The causes of stunting are divided into 2 periods, namely the antenatal period and the postnatal period. Stunting begins in utero and continues for at least the first 2 years of the postnatal period. Basic Health Research Data (Riskesdas) shows that the prevalence of stunting in Indonesia in 2018 was 30.8%. Judging from these data, it is necessary to increase maternal knowledge about stunting so that children are not at risk of stunting. Stunting can cause growth and development disorders and increase the risk of morbidity and mortality. Types of Activities by conducting counseling methods so that groups of pregnant women in the region produce a generation free from stunting. Method : The location of this Community Service Activity is located in Pakis Village with the target being 30 pregnant women. The stages of the Community Partnership Program activities are divided into three stages, namely preparation, implementation, and monitoring stages. Results : Based on the community service that has been carried out, it is found that there is an increase in knowledge of pregnant women about stunting. This activity is expected to help make the 1000 HPK program a success so that it is not too late to prevent problems. Conclusion : The results of counseling to groups of pregnant women in the region increase knowledge about stunting prevention
PENGARUH PEMBERIAN JAHE MERAH TERHADAP PENURUNAN NYERI MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Intiyaswati Intiyaswati
Bahasa Indonesia Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v11i2.375

Abstract

Pendahuluan : Dismenorea merupakan masalah menstruasi yang sering dialami oleh remaja putri. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMPN I Sidoarjo didapatkan dari 27 responden remaja, 19 diantaranya mengalami dismenorea. Nyeri saat menstruasi mengakibatkan aktivitas dan konsentrasi terganggu. Nyeri haid dapat diatasi menggunakan terapi secara farmakologis atau non farmakologis. Bahan tanaman yang dipercaya dapat mengurangi rasa nyeri salah satunya adalah jahe merah (red ginger). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian minuman jahe merah terhadap penurunan tingkat nyeri menstruasi (dismenorea) pada remaja putri di SMPN I Sidoarjo. Metode : Rancangan penelitian menggunakan pre experimental dengan pendekatan one group pre test post test desain. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi yang mengalami nyeri menstruasi. Sampel remaja yang mengalami nyeri menstruasi sebanyak 17 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Hasil : Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata skor nyeri sebelum perlakuan adalah 2,53, setelah perlakuan rata-rata skor nyeri 1,59 berdasarkan uraian tersebut maka diketahui terjadi penurunan skor nyeri sebesar 0.94 atau sebesar 37,1% . Uji normalitas diketahui bahwa sebaran data pada skor nyeri sebelum diberi perlakuan berdistribusi tidak normal dengan nilai p<0.05 sedangkan setelah diberi perlakuan data berdistribusi tidak normal p<0.05, sehingga hasil statistik menggunakan uji Wilcoxon menunjukan nilai P = 0.000 (p< α=0.05) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Diskusi : Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian minuman jahe merah terhadap penurunan tingkat nyeri menstruasi (dismenorea) pada remaja putri di SMPN I Sidoarjo. Responden disarankan untuk mengatasi nyeri menstruasi minuman jahe merah.