This Author published in this journals
All Journal Matriks Teknik Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PERUBAHAN SERAPAN AIR DAN KUAT KEJUT BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PECAHAN GENTENG BERSERAT ALUMINIUM PASCA BAKAR DENGAN VARIASI WAKTU RENDAMAN AIR Hisyam Sibarani; Antonius Mediyanto; Mukahar Mukahar
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.664 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i2.37182

Abstract

Salah satu kelemahan beton adalah memiliki berat isi yang tinggi, yaitu sebesar 2400 kg/m3. Untuk meringankan berat isi tersebut, maka digunakan pecahan genteng sebagai pengganti agregat kasar. Penambahan serat alumunium ke dalam campuran beton bertujuan meningkatkan nilai serapan air dan kuat kejut beton. Hasil penelitian pengujian serapan air pada menit ke 10+5 dan 24 jam pada beton tanpa serat aluminium pra, pasca pembakaran dan setelah mendapakan perawatan ulang selama 28 x 24, 42 x 24, dan 56 x 24 jam berturut-turut adalah 3,468% dan 9,096%; 4,889% dan 11,133%; 2,304% dan 7,435%; 1,503% dan 8,516%; 1,153% dan 4,841%. Untuk beton berserat aluminium nilai serapan air pada beton pra, pasca bakar dan setelah mendapatkan water curing sebesar 4,448% dan 11,336%; 5,656% dan 12,777%; 2,583% dan 10,548%; 2,195% dan 11,809%; 5,283% dan 9,654%. Hasil pengujian kuat kejut beton tanpa serat pada retak pertama dan runtuh total dengan perlakuan yang sama adalah 4079,00 J dan 4697,03 J; 1389,10 J dan 1618,65 J; 1536,25 J dan 1842,32 J; 2042,44 J dan 2254,34 J; 2095,42 J dan 2419,15 J. Sedangkan hasil pengujian kuat kejut beton dengan serat aluminium adalah 4585,19 J dan 5833,03 J; 2183,71 J dan 2401,49 J; 2230,79 J dan 2572,18 J; 2272,00 J dan 2678,13 J; 2260,22 J dan 2689,90 J. Berdasarkan hasil di atas penambahan serat aluminium hanya dapat meningkatkan kuat kejut beton. Pembakaran sampel mengakibatkan penurunan kekuatan karena terjadinya penguapan air beton dan terjadi dekomposisi pada senyawa CSH. Dengan dilakukan water curing dapat meningkatkan nilai serapan air dan kuat kejut beton, karena terisinya kembali rongga-rongga kosong akibat penguapan air akibat pembakaran dan terbentuknya kriltal-kristal CSH baru yang berasal dari reaksi air curing ulang dengan semen yang belum terhidrasi pada beton tersebut.
KAJIAN KUAT DESAK BETON MUTU TINGGI DENGAN BAHAN TAMBAH METAKAOLIN MENGGUNAKAN ANALISIS MIKROSTRUKTUR Wibowo Wibowo; Antonius Mediyanto; Rizki Syahrani Putri
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 4 (2019): DESEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.061 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i4.38473

Abstract

Pembangunan yang semakin meningkat menjadikan inovasi baru pada beton untuk meningkatkan kualitas dan mutu beton. Inovasi ini dapat diterapkan dalam bentuk metode perancangan maupun inovasi pada material yang digunakan. Beton mutu tinggi adalah beton yang mempunyai kekuatan diatas 41,4 MPa (SNI 03-6468-2000). Beton dengan kuat desak yang tinggi memerlukan lebih banyak pengikat (binder) di dalamnya. Penambahan metakaolin pada campuran beton dapat meningkatkan kualitas pengikat (binder) pada beton. Metakaolin berasal dari tanah liat yang dibakar pada suhu 500-900 o c, dan telah melalui proses kalsinasi. Metakaolin mampu meningkatkan kerapatan susunan mikrostruktur pada beton dehingga tingkat porositas menjadi rendah. Penelitian ini mengkaji nilai kuat desak beton mutu tinggi dengan penambahan metakaolin 12,5% melalui analisis mikrostruktur dengan metode surface area analysis (SAA). Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur beton 7,14,21, dan 28 hari menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM). Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 75 mm dan tinggi 150 mm. Berdasarkan hasil pengujian nilai kuat desak beton dengan bahan tambah metakaolin mengalami peningkatan sebesar 16,27% terhadap beton tanpa bahan tambah. Hal ini diikuti dengan nilai volume pori yang terus menurun sejalan dengan bertambah nya umur beton dengan persentase penurunan 3,44 % pada umur 7 hari; 3,57% pada umur 14 hari; 8,33 % pada umur 21 hari dan 13,63 % pada umur 28 hari.
KAJIAN WAKTU IKAT SEMEN DAN BERAT JENIS BETON RINGAN MEMADAT MANDIRI MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PECAHAN GENTENG DENGAN VARIASI VISCOCRETE Yuli Astiqomah; Antonius Mediyanto; Endah Safitri
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2020): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.783 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v8i1.41534

Abstract

Saat ini, semakin banyak inovasi yang dilakukan dalam penggunaan beton salah satunya adalah beton ringan memadat mandiri (Light-weight Self Compacting Concrete). Beton ini merupakan beton yang terbuat dari agregat ringan yang mampu memadat mandiri tanpa bantuan alat pemadat. Untuk mendapatkan LSCC yang baik bisa dilakukan salah satunya dengan peningkatan workabilitas dengan penambahan superplasticizer Sika viscocrete. Dalam pengerjaan campuran beton, berbagai banyak hal yang harus diperhatikan seperti penempatan, pemadatan dan kepadatan pada beton mengeras. Ada berbagai pengaruh dalam proses campuran beton salah satunya waktu pemasangan semen atau setting time. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan viscocrete terhadap waktu ikat semen dan berat jenis beton. Kadar viscocrete yang digunakan adalah 1,5%; 1,75%; 2%; dan 2,25% dari berat semen. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan semakin bertambahnya kadar viscocrete semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan semen atau setting time. Nilai maksimum pada pengujian berat jenis dicapai pada saat penambahan viscocrete kadar 1,75%, dengan kenaikan 0,94% dimana nilai beton viscocrete ialah 2037 kg/m3.
KAJIAN PENGARUH VARIASI KOMPOSISI METAKAOLIN TERHADAP PARAMETER BETON MEMADAT MANDIRI DAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI Emir Ahmad Dharmawan; Wibowo Wibowo; Antonius Mediyanto
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 3 (2017): September 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i3.36742

Abstract

Emir Ahmad Dharmawan, 2017. Kajian Pengaruh Variasi Komposisi Metakaolin Terhadap Parameter Beton Memadat Mandiri Dan Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Beton mutu tinggi memadat mandiri adalah salah satu inovasi beton yang memiliki standar kualitas yang tinggi. Beton jenis ini memiliki kuat tekan yang tinggi dan dapat memadat tanpa bantuan alat. Metakaolin (MK) digunakan sebagai bahan pengganti semen untuk meningkatkan kualitas beton tersebut dan mengurangi kelemahannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dan parameter yang dikaji adalah waktu ikat, fillingability, passingability, segregation resistance, dan kuat tekan beton. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm berjumlah 30 buah. Berdasarkan hasil penelitian, MK meningkatkan kuat tekan beton secara linier. Metakaolin memperlambat waktu ikat semen dan menurunkan kuat tekan awal beton umur 14 hari. Semakin banyak MK yang digunakan, workabilitas semakin menurun. Hanya penambahan metakaolin dengan kadar 5%, 7,5%, dan 10% yang memenuhi parameter fillingability dan passingability berdasarkan EFNARC 2002.
KAJIAN MODULUS ELASTISITAS PADA BETON RINGAN MEMADAT MANDIRI MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PECAHAN GENTENG DENGAN VARIASI VISCOCRETE Firda Zulfa ‘Aina; Antonius Mediyanto; Endah Safitri
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2020): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.833 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v8i1.41533

Abstract

Beton kini telah mengalami perkembangan pesat dikarenakan beton merupakan salah satu bahan dasar dalam konstruksi bangunan, terbukti dengan beberapa inovasi jenis beton yang ada di Indonesia salah satunya adalah beton ringan memadat mandiri. Beton ringan memadat mandiri (Lightweight Self Compacting Concrete) adalah beton yang mudah mengalir karena berat sendiri mengisi keseluruhan cetakan sehingga tidak diperlukan vibrator untuk pemadatan dan mempunyai berat jenis tidak lebih dari 2000 kg/m³, karena pada dasarnya beton ringan diperoleh dengan cara penambahan pori-pori ke dalam campuran beton. Pecahan genteng dapat digunakan sebagai agregat ringan karena genteng terbuat dari tanah liat yang dibakar.Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimental dengan parameter yang dikaji adalah modulus elastisitas beton. Benda uji yang digunakan silinder dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm berjumlah 12 dengan melakukan pembacaan dial gauge setiap diberikan beban 20kN. Pada penelitian ini Superplasticizer yang digunakan adalah Viscocrete 8050SG dengan kadar viscocrete 1,5% ; 1,75% ; 2% ; 2,25%.Didapatkan hasil modulus elastisitas maksimum menurut ASTM C469 dan Eurocode 2-1992 pada prosentasi viscocrete 2,25% sebesar 17423,37 MPa dan 16425,41 MPa.
KAJIAN KUAT LEKAT PADA BETON MUTU TINGGI MEMADAT MANDIRI DENGAN METAKAOLIN Wibowo Wibowo; Antonius Mediyanto; Nur’arina Ardini
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 3 (2018): September 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.104 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i3.36551

Abstract

Pembangunan infrastruktur semakin pesat melahirkan inovasi. Salah satu inovasi adalah beton mutu tinggi memadat mandiri. Beton ini memiliki kuat tekan yang tinggi dan dapat memadat tanpa bantuan alat penggetar. Beton cenderung memiliki kuat tarik rendah, maka perlu baja tulangan untuk menahan gaya tarik. Beton juga harus memiliki kuat lekat terhadap baja tulangan agar bekerja dengan sinergis. Metakaolin pada penelitian ini digunakan sebagai pengganti semen untuk meningkatkan kualitas beton terhadap momen tarik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dan parameter yang dikaji adalah kuat lekat dan workabilitas (sifat filling ability) dari beton mutu tingi memadat mandiri. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder berdiameter 7,5 cm, tinggi 15 cm dan baja ulir diameter 10 mm. Berdasarkan penelitian, metakaolin meningkatkan kuat lekat pada umur beton 28 hari. Pada kadar metakaolin 22,5% kuat lekat mencapai titik maksimum. Penambahan metakaolin menurunkan workabilitas, penggantian semen dengan metakaolin kadar 12,5% dan seterusnya tidak memenuhi parameter filling ability berdasarkan EFNARC 2002. Pada penambahan metakaolin kadar 22,5% dan 27,5% campuran beton tidak dapat diuji parameter filling ability (campuran beton tidak workabilitas).
PERUBAHAN KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS OF RUPTURE BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PECAHAN GENTENG BERSERAT ALUMINIUM PASCA BAKAR DENGAN VARIASI WAKTU RENDAMAN AIR Tandya Afilda Milad; Antonius Mediyanto; Mukahar Mukahar
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Maret 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i1.37329

Abstract

Masih banyaknya gedung yang dipergunakan kembali setelah mengalami kebakaran maka diperlukan penelitian untuk memulihkan kerusakan material penyusun yang terjadi pada elemen-elemen struktur bangunan. Salah satu cara pemulihan kekuatan struktur pasca bakar ialah perawatan yang dilakukan dengan perendaman air. Adanya inovasi baru penggunaan agregat kasar pecahan genteng sebagai pengganti kerikil dan penambahan serat aluminium agar beban struktur itu sendiri menjadi lebih kecil dan beton memiliki nilai kuat tarik yang lebih besar daripada beton normal. Metode penelitian yang dilakukan pada perawatan (curing) terhadap benda uji pasca bakar yaitu dengan merendam benda uji selama 28x24 jam, 42x24 jam, dan 56x24 jam. Pada proses curing, CSH yang terdekomposisi saat benda uji terbakar akan berangsur-angsur pulih kembali dengan terisinya H2O yang sempat menguap pada saat pembakaran. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan bahan tambah serat aluminium mempengaruhi kekuatan beton dengan nilai peningkatan maksimum untuk nilai kuat tarik belah 27,66 % dan modulus of rupture 16%. Pada saat benda uji dibakar sempat terjadi penurunan kekuatan setelah perawatan perendaman air beton pasca bakar kekuatannya terus meningkat, peningkatan maksimum terjadi pada umur perendaman 56x24 jam 32,56% untuk kuat tarik belah beton normal, 17,31% untuk kuat tarik beton serat aluminium, 56,00% untuk modulus of rupture beton normal, dan. 37,93% untuk modulus of rupture beton serat aluminium.
Kajian Pemulihan Kuat Tarik Lansung Beton Ringan Beragregat Kasar Pecahan Genteng Berserat Aluminium Pasca Bakar Dengan Variasi Waktu Rendaman Air Yudha Aji Prihantoro; Antonius Mediyanto; Slamet Prayitno
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 3 (2017): September 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.738 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i3.36713

Abstract

Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, dan lain-lain. Kuat tarik beton selama ini sulit diukur dibandingkan dengan kuat tekan beton. Pada penelitian ini, untuk mengetahui kuat tarik beton, dengan melakukan pengujian terhadap beton komposit dan baja tulangan yang nantinya akan diperoleh nilai kuat tarik pada beton ringan. Subjek pada penelitian ini dipilih beton ringan karena beton ringan merupakan alternatif dalam dunia konstruksi. Dengan penambahan serat aluminium bertujuan untuk meningkatkan mutu dan memperbaiki sifat - sifat beton ringan itu sendiri Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental di laboratorium dengan benda uji berupa balok beton dengan ukuran 10 cm x 10 cmx 30 cm dan baja tulangan D10 dengan menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM). Agregat kasar yang di gunakan adalah pecahan genteng. Total benda uji 30 buah yang terdiri dari variasi 15 benda uji komposit beton ringan, dan 15 benda uji dengan penambahan serat aluminium sebesar 0,75% dari volume adukan beton. Benda uji dibakar pada suhu 500OC lalu benda uji direndam dalam air dengan lama perendaman 28, 42, dan 56 hari. Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai kuat tarik beton tanpa serat dan berserat aluminium adalah 0,153 MPa dan 0,267 MPa. Dengan penambahan serat aluminium beton mengalami peningkatan kuat tarik. Setelah pembakaran pada suhu 500OC beton mengalami penurunan kuat tarik 15,22% dan 1,25% yaitu sebesar 0,130 MPa dan 0,263 MPa. Perawatan pada beton mampu mengembalikan kekuatan beton yang telah mengalami pembakaran. Pada perawatan 28 hari, kuat tarik beton tanpa serat dan berserat aluminium meningkat menjadi 0,590 MPa dan 0,313 MPa. Pada perawatan 42 hari beton mengalami peningkatan sebesar 0,973 MPa dan 0,517 MPa. Dan pada perawatan 56 hari beton mengalami peningkatan sebesar 0,109 MPa dan 0,657 MPa.
Kajian Kuat Desak Dan Modulus Elastisitas Beton Normal Dengan Bahan Tambah Abu Vulkanik Dan Serat Aluminium Antonius Mediyanto; Slamet Prayitno; Birawan Sulistiyono
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.822 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37026

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan abu vulkanik dan serat aluminium terhadap kapasitas kuat desak dan modulus elastisitas beton yang dihasilkan dengan variasi campuran yang telah ditentukan. Penelitian dilakukan dengan penelitian eksperimental laboratorium. Dalam penelitian ini digunakan benda uji berupa silinder dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm untuk uji kuat desak dan modulus elastisitas dengan masing-masing kadar penambahan abu vulkanik sebesar 0 % dan 20 % dan serat aluminium sebesar 0 %, 0,5 %, 1 % dan 1,5 %. Proses pengujian meliputi uji bahan, uji kuat desak, dan uji modulus elastisitas. Hasil pengujian beton yaitu sebagai berikut dimana nilai kuat desak beton normal dengan bahan tambah serat almunium dan abu vulkanik pada penelitian ini mencapai nilai tertinggi pada kadar serat almunium 1% dan abu vulkanik 20% dengan dengan kuat desak sebesar 23,44 MPa atau bertambah sebesar 12,90 % dibanding kuat desak beton normal. Kemudian untuk pengujian modulus elastisitas mencapai nilai nilai tertinggi pada kadar serat aluminium 1% dan abu vulkanik 20% dengan modulus elastisitas sebesar 22869,26 MPa. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 7,08 % terhadap beton normal.
Kajian Kuat Tarik Belah Dan Modulus of Rupture Beton Normal Dengan Bahan Tambah Abu Vulkanik Dan Serat Aluminium Antonius Mediyanto; Supardi Supardi; Arditiya Pratama
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v4i3.37085

Abstract

Pada saat ini perkembangan zaman dan teknologi menuntut kemajuan tak terkecuali dalam bidang material bangunan. Penelitian material tersebut tidak hanya pada penentuan komposisi campuran material yang tepat, tetapi juga mencari berbagai alternatif lain seperti penambahan bahan tertentu dan penggantian suatu komponen dengan komponen lainnya. Reaksi kimia antara semen dan air menghasilkan produk hidrasi yang disertai pelepasan panas. Kondisi ini mengandung resiko besar terhadap penyusutan beton yang berakibat pada keretakan beton, sehingga perlu adanya perbaikan salah satunya dengan penambahan abu vulkanik dan serat aluminium. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan serat aluminium sebesar 0%; 0,5%; 1%; dan 1,5% dari volume beton dan abu vulkanik sebesar 0% dan 20% dari berat semen terhadap kapasitas kuat tarik belah dan modulus of rupture beton yang dihasilkan dengan variasi campuran yang telah ditentukan. Penelitian dilakukan dengan penelitian eksperimental laboratorium. Dalam penelitian ini menggunakan benda uji berupa silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk uji kuat tarik belah dan balok dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 10 cm untuk uji modulus of rupture dengan masing-masing kadar penambahan abu vulkanik sebesar 0 % dan 20 % dan serat aluminium sebesar 0%; 0,5%; 1%; dan 1,5%. Proses pengujian meliputi uji bahan, uji kuat tarik belah, dan uji modulus of rupture. Hasil pengujian beton yaitu sebagai berikut dimana nilai kuat tarik belah beton normal dengan bahan tambah serat almunium dan abu vulkanik pada penelitian ini mencapai nilai tertinggi pada kadar serat almunium 1,10% dan abu vulkanik 20% dengan dengan kuat tarik belah sebesar 2,59 MPa. Kemudian untuk pengujian modulus of rupture mencapai nilai nilai tertinggi pada kadar serat aluminium 1,15% dan abu vulkanik 20% dengan modulus of rupture sebesar 3,409 MPa.