Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

A Rare Case: Intussusception In A 8 -Month-Old-Girl With Intestinal Tuberculosis Yeni Amalia
JIMR - Journal of Islamic Medicine Research Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Published by Faculty of Medicine Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.466 KB)

Abstract

ABSTRACTBackgrounds Intestinal TB can be dif?cult to diagnose due to absence of a particular pattern of symptoms and signs. Definitive diagnosis is based primarily upon histology, Ziehl-Neelsen staining for acid-fast bacilli, and culture.Intussusceptions associated with intestinal TB has been poorly documented in children.Case MA, 8 -month-old girl, weighing 8.4 kg complaining of repetitive vomiting, no flatus and defecation followed by abdominal distention, a solid palpaple mass and increasing of the bowel sounds. Abdominal X-ray showed stepladder signs, edematous intestinal mucosa, no gas distributed in the pelvic area. Abdominal USG revealed a sausage and doughnut signs. An open exploratory laparotomy showed intussusceptions along the ileocaecal region with multiple bands as the lead point. Resection and ileostomy was performed. The pathological ileum sample was revealed a caseosa TB process. The chest Xray showed specific process. The TB score was 6. The patient then administered antituberculosis drug regimen.Conclusion A rare case of intestinal tuberculosis has been successfully diagnosed. In this endemic country of TB, it should be also suspected in patients with intussusception.Keyword : intussusception, intestinal tuberculosis
A Rare Case: Amegakaryocyte Trombocytopenia As Early Manifestation Of Juvenile Systemic Lupus Erythematosus Yeni Amalia; Wisnu Barlianto Susanto Nugroho
Jurnal Kesehatan Islam : Islamic Health Journal Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Kesehatan Islam : Islamic Health Journal
Publisher : Publikasi oleh Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jki.v9i2.8886

Abstract

ABSTRACTBACKGROUND Systemic lupus erythematosus (SLE) is a chronic autoimmune disease which results in inflammation and eventual damage in a broad range of organ systems. Trombocytopenia is a common complication in patients with SLE, but amegakaryocyte trombocytopenia (AMT) is a rare disorder in SLE that characterized by isolated thrombocytopenia as a consequence of a marked decrease in or total absence of megakaryocytes in an otherwise normal bone marrow.CASE Lu, a wellnourished 13 y.o girl, complaining for high fever for 2 weeks, diminished body weight, artralgia, furunculosis, oral apthae and palour for 1 year, and bruising extremities for 2 motnhs. There was hepatosplenomegali. Laboratory findings: Hb 8.8 gr/dL, hct 27%, leucocytes 1.000/µL (ANC 230/µL), trombocytes 25,000/µL. Bone marrow puncture revealed amegacaryocyte thrombocytopenia, absence of megacaryocyte while erythropoesis and granulopoesis were normal. Anti ds DNA 223.8 iu/ml (+); ANA test 101.7 unit (+), microalbumin urine 10 mcg/mg (-), C3 complement 40 mg/dL (¯), ACA IgM 20.6 U/ml (+), ACA IgG 17.3 U/mL (+). The case fulfilled 5 criteria of ACR for SLE. The patient administered ceftazidim and gentamycin for febrile neutropenia, and high dose methylprednisolon injection for SLE.
PEMBUATAN VIDEO KETERAMPILAN KLINIS MANDIRI, TINGKAT KEPUASAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERFORMA OSCE MAHASISWA KEDOKTERAN Yusuf Dharmawan; Yeni Amalia; Rizki Anisa
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.257 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Adanya pandemi Covid-19 mengubah pembelajaran klinik luring menjadi daring. Evaluasi pembelajaran CSL secara daring di FK UNISMA masih belum ada, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menilai metode pembelajaran CSL, efektivitas dan tingkat kepuasan mahasiswa dan pengaruhnya pada performa OSCE mahasiswa preklinik FK UNISMA.Metode: Penelitian dilakukan secara observasional analitik cross sectional dengan responden mahasiswa FK UNISMA TA 2021/2022 (n=120). Metode pembelajaran CSL diukur dari tugas yang diberikan. Tingkat kepuasan mahasiswa diukur dengan kuesioner Online Course Satisfied Survey dan performa OSCE mahasiswa diukur dari nilai ujian OSCE. Hasil dianalisa dengan regresi logistik bivariat dan p < 0.05 dianggap signifikan.Hasil: Hasil evaluasi pembelajaran CSL didapatkan mahasiswa dengan bernilai baik 110 mahasiswa (92%), bernilai cukup 4 mahasiswa (3%), dan bernilai kurang 6 mahasiswa (5%). Hasil uji regresi logistik didapatkan adanya pengaruh signifikan (p = 0.003). Hasil evaluasi tingkat kepuasan mahasiswa didapatkan skala kepuasan sangat puas sejumlah 66 responden (55%) dan skala tingkat puas sejumlah 54 responden (45%). Hasil uji regresi logistik didapatkan adanya pengaruh signifikan (p = 0.045).Simpulan: Metode pembelajaran CSL dengan tugas pemeriksaan mandiri dan tingkat kepuasan mahasiswa berpengaruh signifikan pada performa OSCE mahasiswa preklinik FK UNISMA. Hal ini diduga terjadi karena berhubungan dengan kesiapan dan kepercayaan diri mahasiswa melakukan pembelajaran daring.Kata Kunci: Performa OSCE, metode pembelajaran CSL, tingkat kepuasan, pembelajaran daring
PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TANPA PERUBAHAN KADAR ZAT BESI SERUM PADA WANITA LANSIA SEHAT DI KOTA MALANG Nurbella Sannyngtyas; Yeni Amalia; Rahma Triliana
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (852.59 KB)

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah penurunan kadar Hb karena kurangnya zat besi serum yang sering terjadi di Indonesia. Lansia memiliki resiko anemia lebih besar dibanding usia muda terutama wanita. Penelitian ini mengambil responden usia tua dan muda dengan gap kurang lebih 40 tahun untuk mengetahui perbedaan kadar zat besi serum dan Hb pada dua kondisi usia.Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif jenis Cross-sectional dengan responden wanita sehat yang dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok dewasa muda (n=40) dan lansia(n=40). Kadar zat besi serum diukur dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) dan kadar Hb dengan menggunakan metode flow cytometry. Data zat besi serum dianalisis dengan uji Independent T-Test, sedangkan data Hb dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Uji korelasi Spearman digunakan untuk menilai hubungan antar variabel yang ada dengan p<0.05 dianggap signifikan.Hasil dan Pembahasan: Kadar zat besi serum dewasa muda dan lansia didapatkan 72.400±26.467 vs 82.700±21.670 (p=0.061). Kadar hemoglobin dewasa muda dan lansia didapatkan 13.905±1.671 vs 13.105±0.991 (p=0.008). Uji korelasi usia dengan kadar zat besi serum didapatkan r=0.246 (p=0.028), sedangkan hasil uji korelasi usia dengan kadar Hb didapatkan r=-0.137 (p=0.226). Hal ini menunjukkan penurunan kadar Hb lansia yang terjadi karena lansia mengalami penurunan fungsi ginjal, sehingga berdampak pada penurunan produksi hormon eritropoietin hingga membuat jumlah eritrosit dan kadar Hb ikut menurun.Kesimpulan: Penuaan berperan dalam penurunan kadar hemoglobin (Hb), namun tidak mempengaruhi kadar serum zat besi.Kata Kunci : Usia, Penuaan, Serum Zat Besi, Hemoglobin (Hb).
PENURUNAN HASIL SHORT PHYSICAL PERFORMANCE BATTERY (SPPB) TEST PADA WANITA LANSIA SEHAT DI KOTA MALANG Alif Lailatul Mufidah; Yeni Amalia; Rahma Triliana
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.495 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Short Physical Performance Battery merupakan metode untuk menilai performa fisik dan terbukti dapat memprediksi resiko jatuh. Penelitian ini menggunakan gap 40 tahun dari rentang usia dewasa muda 19-23 tahun dan lansia usia 59-66 tahun untuk menilai perbedaan fungsi tubuh serta mendeteksi lebih dini resiko jatuh dan kecacatan dengan SPPB test pada wanita sehat di Kota Malang.Metode: Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan dua kelompok penelitian, yaitu wanita sehat dewasa muda 19-23 tahun (n=40) dan wanita sehat lansia 59-66 tahun (n=40). Pada kedua kelompok dilakukan pengukuran Short Physical Performance Battery/ SPPB test (balance test, 4-m walking test, dan chair stand test). Data di analisis dengan uji Independen T-Test atau Mann-Whitney dan dilanjutkan dengan uji Spearman correlation.Hasil dan Pembahasan: Hasil 4-m walking test dewasa muda 4.591±0.569 dan lansia 5.344±0.999 (p=0.001). Chair stand test dewasa muda 11.772±1.926 dan lansia 14.549±2.372 (p=0.000). Balance test tanpa ada perbedaan hasil pada kedua kelompok. Skor total SPPB test dewasa muda 10.950±0.959 dan lansia 9.225±1.310 (p=0.000). Uji korelasi antara usia dengan 4-m walking test berkorelasi lemah r=0.367 (p=0.001), dengan chair stand test berkorelasi lemah r=0.494 (p=0.000), dan dengan skor total SPPB test berkorelasi kuat r=-0.557 (p=0.000). Hal ini menunjukkan penuaan menyebabkan penurunan massa dan kekuatan otot yang dilihat dari penurunan performa fisik melalui SPPB test.Kesimpulan: Penuaan menurunkan skor total SPPB test dengan meningkatkan waktu 4-m walking test dan chair stand test. Namun tidak menurunkan hasil balance test pada kelompok wanita sehat lansia.Kata Kunci: Usia, Penuaan, Short Physical Performance Battery/SPPB test (balance test, 4-m walking test, dan chair stand test). 
Efek Ekstrak Etanol Daun Gedi Merah (Abelmoschus manihot (L.) Medik) terhadap Kadar TNF-Alfa Jaringan dan Diameter Lumen Aorta Tikus Model Diabetes Melitus Nanda Yunita Ayu Fitriyah; Juliet Tangka; Yeni Amalia; Yudi Purnomo
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.367 KB)

Abstract

Introduction : Chronic hyperglycemia increase ROS production and risk of diabetic macroangopathy complications. Abelmoschus manihot (L.) Medik has potential as an antidiabetic and anti-inflammatory, but research on Abelmoschus manihot (L.) Medik inhibiting elevated levels of TNF-α tissue and aortic lumen diameter that contribute to complications has not been widely reported. This research aimed to determine the effect of ethanol extract Abelmoschus manihot (L.) Medik by observing the level of TNF-α tissue and aortic lumen diameter in diabetic rats.Methods : This study use 4-6-weeks-old Sprague dawley male rats which divided into normal group, diabetes mellitus group, and ethanol extracts of gedi merah leaves doses I (200 mg/kgBW), II (400 mg/ kgBW), and III (800 mg/kg BW) (n = 5 rats). The rats were induced HFFD and 25 mg/kgBW of STZ injection i.p with multiple dose. The rats were administrated orally EEDGM for 4 weeks. The level of TNF-Alfa aortic tissue was measured using microplate reader λ = 450 nm, while the aortic lumen diameter was examined using a trinocular microscope at 40x magnification. Statistical analysis using One Way ANOVA and LSD test (p <0.05).Results : EEDGM dose II and III inhibit the increase levels of TNF-α rat aortic tissue. EEDGM doses I, II, and III were not significant inhibit the decrease of aortic lumen diameter compared to KDM (p> 0.05). DTLF and STZ induction increases tissue TNF-α levels and decreases the aortic lumen diameter.Conclusion : Ethanolic extract of Abelmoschus manihot (L.) Medik could inhibit the increase in TNF-α levels of aortic tissue and did not significant inhibit the decrease of aortic lumen diameter.Keywords : High fat diet, high fructose diet, streptozotocin, diabetes, inflammation
PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP STATUS DEPRESI DAN KECEMASAN SANTRI PONDOK PESANTREN MODEREN DI KABUPATEN MALANG Muhammad Faisol Abdillah; Yeni Amalia; Erna Sulistyowati
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.915 KB)

Abstract

Pendahuluan: Pandemi COVID-19 membawa dampak pada berbagai bidang dan salah satunya mempengaruhi status psikologi.Santri yang berusia remaja dapat mengalami gangguan psikologi akibat pandemi ini.Sejak Januari 2021 beberapa pondok pesantren di Malang sudah melaksanakan pembelajaran secara luring sehingga mempengaruhi kondisi status psikologi santri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status depresi dan kecemasan santri pondok pesantren modern di Kabupaten Malang. Harapan kami bahwa penelitian ini sebagai data dasar identifikasi dan tindak lanjut penanganan gangguan kesehatan mental santri di wilayah Malang.Metode: Desain penelitian ini adalah survei potong lintang dengan pendekatan observasional wawancara mendalam menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini melakukan identifikasi pada status depresi dan status kecemasan serta faktor-faktor resiko yang mempengaruhi status depresi dan atau status kecemasan. Analisa data menggunakan Chi Square untuk menilai pengaruh pandemi dengan status depresi dan atau kecemasan. Dikatakan bermakna bila nilai p kurang dari 0.05.Hasil: Responden penelitian sejumlah 30 santri dengan rata-rata usia 16 tahun, yang terdiri atas: laki-laki (14 orang; 46,6%) dan perempuan (16 orang; 53,3%). Tingkat Pendidikan responden adalah kelas X SMA (12 oang; 40%) dan XI SMA (18 orang; 60%). Sejumlah 18 santri (60%) menerimah pengaruh dengan intensitas tinggi, 17 santri (56%) terindikasi depresi dan 23 santri (76%) terindikasi kecemasan. Kami menemukan bahwa 18 santri dengan pengaruh pandemi intensitas tinggi mempengaruhi terjadinya kecemasan (p 0.034).Kesimpulan: Pandemi COVID-19 mempengaruhi status psikologi santri pondok pesantren terutama pada status stress dan kecemasan selama pembelajaran luring. Kata Kunci: Pandemi COVID-19, status psikologi santri, pembelajaran luring
PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TANPA PERUBAHAN KADAR ZAT BESI SERUM PADA WANITA LANSIA SEHAT DI KOTA MALANG Nurbella Sannyngtyas; Yeni Amalia; Rahma Triliana
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah penurunan kadar Hb karena kurangnya zat besi serum yang sering terjadi di Indonesia. Lansia memiliki resiko anemia lebih besar dibanding usia muda terutama wanita. Penelitian ini mengambil responden usia tua dan muda dengan gap kurang lebih 40 tahun untuk mengetahui perbedaan kadar zat besi serum dan Hb pada dua kondisi usia.Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif jenis Cross-sectional dengan responden wanita sehat yang dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok dewasa muda (n=40) dan lansia(n=40). Kadar zat besi serum diukur dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) dan kadar Hb dengan menggunakan metode flow cytometry. Data zat besi serum dianalisis dengan uji Independent T-Test, sedangkan data Hb dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Uji korelasi Spearman digunakan untuk menilai hubungan antar variabel yang ada dengan p<0.05 dianggap signifikan.Hasil dan Pembahasan: Kadar zat besi serum dewasa muda dan lansia didapatkan 72.400±26.467 vs 82.700±21.670 (p=0.061). Kadar hemoglobin dewasa muda dan lansia didapatkan 13.905±1.671 vs 13.105±0.991 (p=0.008). Uji korelasi usia dengan kadar zat besi serum didapatkan r=0.246 (p=0.028), sedangkan hasil uji korelasi usia dengan kadar Hb didapatkan r=-0.137 (p=0.226). Hal ini menunjukkan penurunan kadar Hb lansia yang terjadi karena lansia mengalami penurunan fungsi ginjal, sehingga berdampak pada penurunan produksi hormon eritropoietin hingga membuat jumlah eritrosit dan kadar Hb ikut menurun.Kesimpulan: Penuaan berperan dalam penurunan kadar hemoglobin (Hb), namun tidak mempengaruhi kadar serum zat besi.Kata Kunci : Usia, Penuaan, Serum Zat Besi, Hemoglobin (Hb).
PERANAN PENGENDALIAN GLUKOSA PADA PARAMETER ZAT BESI SERUM DAN JUMLAH ERITROSIT PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI MALANG Rosa Falih Wiliyarizki; Yeni Amalia; Rahma Triliana
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Pengendalian kadar glukosa pada pasien Diabetes Melitus (DM) tipe 2 diduga dapat mengganggu homeostasis dan metabolisme zat besi (Fe) sehingga mengubah kadar Fe serum dan mempengaruhi jumlah eritrosit darah. Namun, penelitian kadar Fe serum dan jumlah eritrosit darah pasien DM type 2 di kota malang belum pernah diteliti sehingga perlu dilakukan.Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional control group post test only menggunakan subyek pasien DM tipe 2 yang ada di Malang menggunkan teknik purposive sampling method (n=40 orang) yang dibagi dalam 2 kelompok yakni DM type 2 terkendali (n=15) dan tidak terkendali (n=25). Kadar Fe serum diukur dengan Atomic Absorption Spectrofotometry (AAS), dan jumlah eritrosit darah diukur dengan Hemato Analyzer. Data dianalisa dengan uji Mann Whitney dan uji korelasi Spearman dan p<0,05 dianggap signifikan.Hasil: Kadar Fe serum pasien DM dengan glukosa terkendali adalah 0,19 ± 0,15 mg/dL, dan 0,14 ± 0,11 mg/dL untuk kelompok DM tipe 2 yang tidak terkendali (p=0,150) dengan jumlah eritrosit 4,76±0,6x106/µL dan 4,85±0,73x106/µL (p=0,620). Perbedaan yang tidak signifikan ini diduga terjadi karena pengelompokan DM yang belum baik, dan jumlah subyek yang terbatas sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan.Kesimpulan: Kendali glukosa tidak berperan terhadap kadar zat besi (Fe) serum dan jumlah eritrosit pasien DM tipe 2 di kota Malang. Kata Kunci: diabetes melitus, kendali glukosa, serum Fe, jumlah eritrosit
PENURUNAN HASIL SHORT PHYSICAL PERFORMANCE BATTERY (SPPB) TEST PADA WANITA LANSIA SEHAT DI KOTA MALANG Alif Lailatul Mufidah; Yeni Amalia; Rahma Triliana
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Short Physical Performance Battery merupakan metode untuk menilai performa fisik dan terbukti dapat memprediksi resiko jatuh. Penelitian ini menggunakan gap 40 tahun dari rentang usia dewasa muda 19-23 tahun dan lansia usia 59-66 tahun untuk menilai perbedaan fungsi tubuh serta mendeteksi lebih dini resiko jatuh dan kecacatan dengan SPPB test pada wanita sehat di Kota Malang.Metode: Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan dua kelompok penelitian, yaitu wanita sehat dewasa muda 19-23 tahun (n=40) dan wanita sehat lansia 59-66 tahun (n=40). Pada kedua kelompok dilakukan pengukuran Short Physical Performance Battery/ SPPB test (balance test, 4-m walking test, dan chair stand test). Data di analisis dengan uji Independen T-Test atau Mann-Whitney dan dilanjutkan dengan uji Spearman correlation.Hasil dan Pembahasan: Hasil 4-m walking test dewasa muda 4.591±0.569 dan lansia 5.344±0.999 (p=0.001). Chair stand test dewasa muda 11.772±1.926 dan lansia 14.549±2.372 (p=0.000). Balance test tanpa ada perbedaan hasil pada kedua kelompok. Skor total SPPB test dewasa muda 10.950±0.959 dan lansia 9.225±1.310 (p=0.000). Uji korelasi antara usia dengan 4-m walking test berkorelasi lemah r=0.367 (p=0.001), dengan chair stand test berkorelasi lemah r=0.494 (p=0.000), dan dengan skor total SPPB test berkorelasi kuat r=-0.557 (p=0.000). Hal ini menunjukkan penuaan menyebabkan penurunan massa dan kekuatan otot yang dilihat dari penurunan performa fisik melalui SPPB test.Kesimpulan: Penuaan menurunkan skor total SPPB test dengan meningkatkan waktu 4-m walking test dan chair stand test. Namun tidak menurunkan hasil balance test pada kelompok wanita sehat lansia.Kata Kunci: Usia, Penuaan, Short Physical Performance Battery/SPPB test (balance test, 4-m walking test, dan chair stand test).Â