Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Makna Upacara “Kiri Loko” dalam Tradisi Suku Mbojo Di Desa Simpasai Junaidin Junaidin; Tasrif Tasrif
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 7, No 2 (2020): KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dengan judul Makna Pada Upacara Kiri Loko Di Desa Simpasai, dengan permasalahan yang akan di kaji adalah sebagai berikut : 1). Bagaimana Makna  Pada Upacara Kiri Loko Dalam Tradisi Suku Mbojo Di Desa Simpasai. Adapun tujuan dari penelitian untuk mengeetahui Makna Pada Upacara Kiri Loko Di Desa Simpasai, dengan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dalam pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui observasi,wawancara dan dokumentasi. Terdapat beberapa makna dalam Hasil penelitian Makna Pada Upacara kiri loko yaitu makna simbolis dan makna esensi. Makna simbolis membuat rujak dari berbagai jenis buah-buahan memiliki makna bahwa orang yang sedang hamil sangat suka dengan rujak, oha mina (nasi minya) memiliki makna ungkapan rasa bahagia dan gembira keluarga sang bayi kepada Allah SWT, Sholawat Nabi maksudnya mengagung-agungkan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia ke jalan keselamatan (Islam). Dama loko (menyentuh perut/mengelus perut) memiliki makna selamatan bayi sampai tujuh keturunan., menghamburkan uang receh di depan pintu rumah memiliki makna membagi-bagikan rejeki, menaburkan bongi mona (beras kuning) memiliki makna kebahagiaan, Do’a/Dzikir melaksanakan dzikir maknanya manusia sebagai hamba Allah SWT harus senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunianya. Makna esensi, Kebahagiaan pada masa kehamilan yang memasuki usia 7 bulan adalah kebahgiaan yang sangat dinantikan oleh kedua keluarga sang bayi Keselamatan sangat diutamakan oleh kedua keluarga dengan acara tradisi kiri loko menyentuh/mengelus-elus dari tujuh kali keatas dan tujuh kali kebawah memiliki makna supaya bayi tersebut pada saat dilahirkan, dilahirkan dengan mudah (selamat) akhirat. Kesyukuran  rasa syukur yang dipanjatkan oleh kedua keluarga yang berhajat kepada Allah SWT SAW karena telah dikaruniai seoranng bayi.Upaya Masyarakat mempertahankan tradisi kiri loko, Masyarakat di Desa Simpasai agar selalu mempertahankan, melestarikan dan untuk mencintai tradisi atau budaya sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan tradisi atau budaya orang lain.
Bentuk Komunikasi Pemerintah Desa dalam Mengembangkan Pariwisata Ina Sei di Desa Nangawera Kecamatan Wera Tasrif Tasrif; Muhammad Sauki; Junaidin Junaidin; Indrawansyah Indrawansyah
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 7, No 1 (2020): KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan pariwisata menjadi penting bagi suatu daerah. Sektor pariwisata menjadi salah satu sumber pemasukan bagi daerah. Termasuk bagi pemerintahan Desa Nangawera Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Berangkat dari kondisi tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul bentuk komunikasi yang dilakukan pemerintah desa dalam mengembangkan pariwisata ina sei di Desa Nangawera  Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan bentuk komunikasi yang dilakukan pemerintah desa dalam mengembangkan pariwisata ina sei di Desa Nanga Wera. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti transkip wawancara, observasi, serta analisis dokumen. Teknik analisis data digunakan dalam penelitian adalah analisis data kualitatif, yaitu: Pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan analisis yang dilakukan, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa bentuk komunikasi yang dilakukan Dinas Pariwisata dalam pengembangan pariwisata Ina Sei di Kabupaten Bima tersebut, lebih mengedepankan komunikasi kelompok, seperti mengadakan pelatihan-pelatihan, seminar, workshop dimana komunikasi tersebut di lakukan agar pariwisata yang di maksud dapat berkembang di Bima, khususnya Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima yang menjadi objek penelitian. Dalam hal ini Dinas Pariwisata Bima juga bekerja sama dengan pihak lain, seperti Dinas Perhubungan, BKSDA, Dinas Lingkungan, Dinas Perizinan, Dinas Pendapatan dan lainnya, agar kegiatan pariwisata dapat berjalan dengan lancar dan mudah. Menyangkut Program-program yang telah dilakukan dinas pariwisata dalam pengembangan pariwisata Ina Sei di Kabupaten Bima meliputi : Gerakan Sadar Wisata, pelatihan Guide, pelatihan Home Stay, FGD serta sosialisasi-sosialisasi lain, yang mendukung penerapan Pariwisita Ina Sei. Ada beberapa Faktor menghambat proses pengembangan pariwisata Ina Sei di Bima, berkaitan dengan mindset masyarakat yang salah terhadap konsep wisata Ina Sei, kurangnya pemahaman masyarakat, kurangnya dana, kurang fasilitas, serta kurangnya sumber daya manusia di bidang pariwisita. Untuk solusi dalam mengatasi hambatan tersebut, yaitu dengan memberikan pemahaman bagaimana sebenarnya pengembangan pariwisata Ina Sei yang dimaksud, serta perlunya kerja sama yang baik antara pihak pemerintah dengan masyarakat untuk mensukseskan pengembangan pariwisata Ina Sei. Adapun keberhasilan yang telah di capai Dinas Pariwisata adalah saat ini lebih mudah mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan, terutama di sekitar objek wisata, bagi pengelola objek wisata sudah mulai membuat plat-plat peringatan tentang kebersihan walaupun masih sederhana, dan tersedianya mushallah di tempat objek wisata, keberhasilan lain terkait dengan keterangan sertifikasi halal usaha yang sebagian masyarakat setempat sudah mulai membuatnya.
REVOLUSI MENTAL MELALUI WADAH KERUKUNAN DAN KETAHANAN MASYARAKAT LOKAL TASRIF TASRIF; MUHAMAD SUBHAN
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 4, No 2 (2017): Juli-Desember 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.467 KB)

Abstract

Hasil observasi awal peneliti memperoleh gambaran bahwa masyarakat Donggo adalah masyarakat yang sangat membanggakan hidup harmonis, baik secara sosial budaya, politik, hukum, maupun secara agama. Hal tersebut dibuktikan dengan masih kentalnya adat di daerah tersebut yang menjadi pedoman hidup bagi masyarakat donggo. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Donggo, bentuk kebudayaan global yang dianggap oleh masyarakat lokal sebagai pengaruh yang akan membahayakan kebudayaan yang lama,dan dampak revitalisasi kearifan lokal dalam mengrevolusi mental masyarakat Donggo.Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, pertama ada beberapa nilai-nilai kearifan lokal yang masih tertanam, bahkan dipegang teguh oleh masyarakat Donggo sampai sekarang, yaitu Maja labo dahu (malu dan takut), Mbolo Weki (musyawarah bersama), dan tekara nee (sumbang sih/antar mahar). Kedua, terdapat beberapa bentuk kebuadayaan global yang dapat mengancam ketahanan masyarakat Lokal donggo yaitu, Rawa Mbojo (Nyanyian Daerah Bima) yang mengalami pergeseran nilai akibat munculnya orgen tunggal yang menyebabkan sering terjadinya perkelahian antarpemuda dan Perilaku konsumtif Tramadol oleh remaja di Donggo yang menyebabkan terjadinya kegilaan pada pengkonsumsinya bahkan dapat menyebabkan kematian. Ketiga, LASDO sebagai wadah kerukunan dan ketahanan masyarakat lokal dengan hukum adatnya mampu menjadi win-win solution dari berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Donggo saat ini.
PENENTUAN KECEPATAN PENGENDAPAN UNTUK MERANCANG UNIT PENGENDAP NATRIUM BENTONIT Siti Isnijah S.P.; Tasrif Tasrif; Nuryatini Nuryatini
Jurnal Kimia Terapan Indonesia Vol 7, No 1-2 (1997)
Publisher : Research Center for Chemistry - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4217.88 KB) | DOI: 10.14203/jkti.v7i1-2.223

Abstract

One step of producing paint additive from bentonite is to change Ca-beruonite into Na-bentonite. It applied ion-exchange process by using saturated solution of NaCl. Purification of product was done by washing to remove excess of salt. Nabentonite in production capacity of 40 kg could be separated from water by decantation. Observing the performance of precipitation rate of No-bentonite gave technical data for designing of precipitation unit. The precipitation of Na-bentonite in laboraroty scale was conducted using glass columns with diameter of 2.7 cm; 4.7 cm; 6.2 cm and 11.5 cm respectively. Height of slurry in column was varied in a range of 0.1 m ; 0.2 m ; 0.4 m and 1.0 m. The higher "slurry height" gave a faster precipitation rate. However, in term of separation efficiency determined as percentage of supernatant removed from slurry, higher slurry height resulted lower efficiency. At slurry height of 0.2 m, water removed were 72% (v/v) and 45% (v/v) in 30 minutes for first and second washing processes respectively. By second washing lower volume of supernatant was removed due to the characteristic of Nabentonite that swells during washing process.
PROSES PEMBUATAN SERTA ANALISA BENTON-38 DARI BENTONIT SEBAGAI BAHAN ADITIF PADA CAT Tasrif Tasrif; Nuryatini Nuryatini; Siti Isnijah
Jurnal Kimia Terapan Indonesia Vol 5, No 1 (1995)
Publisher : Research Center for Chemistry - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3387.126 KB) | DOI: 10.14203/jkti.v5i1.237

Abstract

The production of bentone for paint additive from Cabentonite was carried out by ion exchange process. The process has two steps, i.e. Ca++ ion in Ca-bentonite is exchanged by Na+ ion in saturated solution of NaCl to produce Na-bentonite. Then, Na+ ion in Na-bentonite is exchanged into {(R1)2N(R2)2 + by using alkyl quaternary ammonium salt to produce bentone. lnterms of swelling characteristic the ion exchange using 140 ml of saturated solution of NaCl for 100 g Ca-bentonite produced best product with a swelling characteristic of 15.56. The amount of dimethyl distearyl ammonium salt (DAM) used for production of bentone-38 was 60 g/100 g bentonite. This is based on the ion exchange capacity of bentone-38, i.e. 69 meq for 100 g bentonite. Swelling characteristics of the above bentone-TS-R (reference) and bentone-38-H (experiment) were 24.5 and 39 in Spirit Mineral Terplne (SMT), 55 and 54 in SMT + ethanol (17:3 v/v), and the viscosity of bentone-38-R, and bentone-38-H are 7.2 cps and 6.5 cps respectively.
PENGARUH LAMA WAKTU PENUMBUHAN SECARA VIBRASI TERHADAP STRUKTUR, KAPASITAS TUKAR KATION DAN INDEX SWELLING BETONIT Tasrif Tasrif; Siti SP Isnijah
Jurnal Kimia Terapan Indonesia Vol 9, No 1-2 (1999)
Publisher : Research Center for Chemistry - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2102.558 KB) | DOI: 10.14203/jkti.v9i1-2.189

Abstract

Bentonite is a kind of mining products, which contains high level of clay mineral as monmorillonite which has several properties. Before marketed is should be pulverized and packed. Pulverizing can be done traditionally by mean of using mortar as well as by modernly used mechanical grinder and vibrating discs mill. Effect of methods and duration of mechanical grinding on the characteristics of product including is structure, cathion exchange capacity and swelling index will be presented in this paper.Betonies was taken from Boyolaly-Central Java and pulveried traditionally as well as modernly in 2.5; 5.0; 7.5; 10 and 12.5 minuts. Alterations of its properties were analyzed, cathion exchange capacity and swelling index.Conclusion could be drawn that traditionally pulverizing did not affect on the structure of bentonie. However, the mechanical method using vibrating discs mill decrease the cathion exchange capacity, swelling index and cohesion forces might change the structure of montmorillonite from crystalline to amorf.
PENGARUH PROGRAM INTENSIF PEMBINAAN BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ARAB SISWA KELAS XII DARUL ARQAM MUHAMMADIYAH GOMBARA MAKASSAR Tasrif Tasrif
Al-Maraji' : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Vol 3, No 2 (2019): Al-Maraji': Jurnal Pendidikan Bahasa Arab
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: 1). Untuk mengetahui model program intensif pembinaan bahasa Arab siswa kelas XII Darul Arqam Muhammadiyah Gombara. 2). Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat peningkatan kemampuan berbahasa Arab siswa kelas XII Darul Arqam Muhammadiyah Gombara. 3). Untuk mengetahui pengaruh pembinaan bahasa Arab dalam program intensif terhadap peningkatan kemampuan berbahasa Arab siswa kelas XII Darul Arqam Muhammadiyah Gombara.Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara serta dokumentasi. Adapun populasi dalam penelitian ini berjumlah 62 siswa, dengan sampel 10 orang siswa.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: 1). Model program intensif pembinaan bahasa Arab siswa kelas XII Darul Arqam Muhammadiyah Gombara diadakan setiap hari sabtu setelah magrib sampai sebelum magrib, dengan mekanisme siswa menginap di ma’had Al-Birr selama program berlangsung, adapun mata pelajaran yang diajarkan yaitu Al-Arabiyah, At-tadribat, dan hifdzul mufradat. 2). Faktor pendukung dan penghambat peningkatan kemampuan berbahasa Arab siswa kelas XII Darul Arqam Muhammadiyah Gombara a). Faktor pendukung: Siswanya tinggal asrama sehingga mudah untuk mengikuti program pembinaan, Siswa adalah orang yang benar-benar ingin diajar, Lingkungan pesantren yang membantu program pembinaan, Adanya laboratorium bahasa, Banyaknya buku rujukan, Pembina pesantren sangat menginginkan adanya alumni yang bisa lanjut ke timur tengah sehingga dia mengadakan program pembinaan tersebut b). Faktor penghambat: Tenaga pengajar kurang, Alat peningkatan bahasa kurang memadai, Kurangnya dana, kurangnya siswa yang mengaplikasikan bahasanya, Jarak antara pondok dan Ma’had Al-birr sangat jauh. 3). Pengaruh pembinaan bahasa Arab dalam program intensif terhadap peningkatan kemampuan berbahasa Arab siswa kelas XII Darul Arqam Muhammadiyah Gombara makassar sangat baik, dengan bukti 6 orang siswa mendapat nilai A (tinggi), dan 3 orang siswa mendapat nilai B (sedang), dan 1 orang siswa mendapat nilai C (rendah). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang positif terhadap siswa dengan diadakannya program intensif pembinaan bahasa Arab. Kata Kunci: Program intensif, Pembinaan, Kemampuan Berbahasa
Rancang Bangun Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Menggunakan Turbin Pelton Chandra Bhuana; Tasrif Tasrif; Muhammad Ruswandi Djalal; Nurul Andini; Muhammad Aldy Rezaldy
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 20, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.191 KB) | DOI: 10.31963/sinergi.v20i1.3482

Abstract

Water energy can be used as a power plant by utilizing the available potential energy (waterfall potential and flow velocity). The water turbine is one of the driving machines where the working fluid is water which is used directly to rotate the turbine runner and turbine generator to produce electrical energy. This research was conducted using a Pelton type water turbine installation and measurements were made of turbine and generator rotation, flow rate, electric voltage and electric current with variations in the position of the nozzle angle. The research method used is a laboratory-scale experimental method and the results of the design of the water turbine are used as a practicum tool for students of the Department of Mechanical Engineering, Energy Generation Engineering Study Program. The results showed that there was an effect of the position of the nozzle angle on the performance of the PLTMH prototype using a Pelton turbine, in this study the nozzle position will be designed at an angle of 00,450,600, and 750.
Analisis Arus Gangguan Hubung Singkat Pada Feeder Tampinna Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi Wotu Tasrif Tasrif; Andareas Pangkung; Dani Tri Ambarwati
Jurnal Sinergi Jurusan Teknik Mesin Vol 21, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31963/sinergi.v21i2.4459

Abstract

An electric power system is a complex system consisting of a powerplant, transmission system and distribution system that operates simultaneously in distributing electric power. In the distribution of electric power can not be separated from the occurrence of abnormal conditions of the system or disruption so that it needs a protection system to overcome the occurrence of interference. Disruption that often occurs in the electrical power system is a short circuit disruption so that a short circuit analysis is carried out as a first step in determining the right protection system. Short circuit disorder is a type of disruption that occurs in an electric power system due to an increase in excess current due to a decrease in the strength of isolation from the channel both between phases and between phases and earth. Tampinna feeder is one of the feeders in Wotu Extra High Voltage Substation. In this study will be calculated how much the current of short circuit interference in the feeder and the working time of the protection relay, namely OCR and GFR. From the calculation obtained a maximum short circuit disruption in three phases amounting to 771.86 A, two phases amounting to 668.45 A and one phase to the ground amounting to 370, 6 A.