Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Trauma Healing Pasca Banjir Di Desa Cemara Kulon Kecamatan Losarang Indramayu Sukhriyatun Fitriyah; Ade Rahmawati; Eko Maulana Syaputra
Abdi Wiralodra : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2021): Abdi Wiralodra
Publisher : universitas wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (877.802 KB) | DOI: 10.31943/abdi.v3i2.42

Abstract

Bencana alam dapat terjadi akibat peristiwa alam maupun akibat perilaku manusia. Pada tanggal 8 Februari 2021 terjadi musibah banjir di 22 Kecamatan di Kabupaten Indramayu dan terdapat 1 Kecamatan yaitu Kecamatan Losarang yang terdampak cukup parah. Hingga 14 Februari masih terdapat beberapa rumah yang masih terendam banjir. Banyak kerusakan yang disebabkan bencana banjir tersebut, selain dampak fisik yang perlu menjadi perhatian, yaitu dampak psikologis pasca bencana. Dampak psikologis yang terjadi yaitu berupa kecemasan, stres dan trauma pada para korban yang terdampak. Diantara para korban banjir tersebut terdapat juga anak-anak dimana yang dikhawatirkan adalah anak-anak akan mengalami ketakutan dan trauma akibat bencana banjir tersebut. Dari situasi tersebut, melakukan kegiatan trauma healing dinilai dapat mengurangi dampak psikologis akibat bencana baik pada anak-anak maupun orang tua yang menjadi korban banjir. Kegiatan trauma healing dilakukan di Desa Cemara Kulon dan Desa Puntang Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu pada tanggal 14 dan 17 Februari 2021 berupa media permainan ular tangga, mewarnai gambar, senam bersama, konseling, cerita dongeng, serta pemeriksaan kesehatan. Pada kegiatan trauma healing ini berfokus pada kesehatan fisik, mental, dan sosial serta intelektual. Anak-anak dan orang tua bergerak aktif mengikuti kegiatan, anak diajarkan bekerjasama dalam 1 tim dan diajarkan edukasi mengenai gizi dan sampah untuk menambah pengetahuan. Orang tua turut serta dalam kegiatan trauma healing diantaranya mengikuti senam, pemeriksaan kesehatan, serta konseling. Trauma healing memberi dampak positif bagi korban banjir.
Sosialisasi Mengenai Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pada Santri di Pesantren X Indramayu Eko Maulana Syaputra; Sukhriyatun Fitriyah; Riantina Luxiarti; Nanang Eka Juliana
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Peduli Masyarakat: Maret 2022
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v4i1.413

Abstract

Pemerintah telah mengimplementasikan kebiasaan hidup baru sebagai upaya agar masyarakat dapat kembali produktif dan tetap aman dari Covid-19. AKB di atur oleh pemerintah dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/413/2020. Pada kenyataannya AKB belum bisa diterapkan secara penuh oleh masyarakat. Terlihat dari perilaku masyarakat yang belum mengedepankan protokol kesehatan. Berdasarkan observasi yang dilakukan di wilayah Indramayu khususnya di pondok pesantren X, terlihat para santri dan pengasuh pondok belum menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatan belajar mengajar maupun aktivitas lainnya. Sebagian besar para santri masih banyak yang tidak menjaga jarak, masih berkerumun, serta tidak menggunakan masker hal ini berisiko untuk terpapar Covid-19. Tujuan dengan diberikannya sosialisasi ini yaitu untuk menanamkan pentingnya kesiapan dalam menghadapi adaptasi kebiasaan baru pada generasi millenial khususnya para santri. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Dari hasil pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan pada santri di pondok pesantren X Indramayu diperoleh hasil bahwa para santri sudah mengerti dan mampu beradaptasi terhadap adaptasi kebiasaan baru dalam menghadapi pandemi Covid-19 saat ini. Dari beberapa indikator yang tim peneliti sosialisasikan pada indikator mengenai menjaga jarak dan menghindari kerumunan yang masih belum dilaksanakan dengan baik. Dimana 55,6% para santri menganggap berkerumun tidak berisiko terhadap penularan Covid-19. Sebaiknya pihak pesantren tetap mensosialisasikan serta menerapkan protokol kesehatan kepada para santri ketika proses belajar mengajar sehingga tidak berisiko terjadi penularan Covid-19.
Sosialisasi Mengenai Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pada Santri di Pesantren X Indramayu Eko Maulana Syaputra; Sukhriyatun Fitriyah; Riantina Luxiarti; Nanang Eka Juliana
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Peduli Masyarakat: Maret 2022
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v4i1.413

Abstract

Pemerintah telah mengimplementasikan kebiasaan hidup baru sebagai upaya agar masyarakat dapat kembali produktif dan tetap aman dari Covid-19. AKB di atur oleh pemerintah dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/413/2020. Pada kenyataannya AKB belum bisa diterapkan secara penuh oleh masyarakat. Terlihat dari perilaku masyarakat yang belum mengedepankan protokol kesehatan. Berdasarkan observasi yang dilakukan di wilayah Indramayu khususnya di pondok pesantren X, terlihat para santri dan pengasuh pondok belum menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatan belajar mengajar maupun aktivitas lainnya. Sebagian besar para santri masih banyak yang tidak menjaga jarak, masih berkerumun, serta tidak menggunakan masker hal ini berisiko untuk terpapar Covid-19. Tujuan dengan diberikannya sosialisasi ini yaitu untuk menanamkan pentingnya kesiapan dalam menghadapi adaptasi kebiasaan baru pada generasi millenial khususnya para santri. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Dari hasil pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan pada santri di pondok pesantren X Indramayu diperoleh hasil bahwa para santri sudah mengerti dan mampu beradaptasi terhadap adaptasi kebiasaan baru dalam menghadapi pandemi Covid-19 saat ini. Dari beberapa indikator yang tim peneliti sosialisasikan pada indikator mengenai menjaga jarak dan menghindari kerumunan yang masih belum dilaksanakan dengan baik. Dimana 55,6% para santri menganggap berkerumun tidak berisiko terhadap penularan Covid-19. Sebaiknya pihak pesantren tetap mensosialisasikan serta menerapkan protokol kesehatan kepada para santri ketika proses belajar mengajar sehingga tidak berisiko terjadi penularan Covid-19.