Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENINGKATAN PEMASARAN TAHU-TEMPE SEMANAN MELALUI ANJUNGAN LAYANAN TANPA TURUN (DRIVE THRU) Ida Busnetty; Julindiani Iskandar; Wegig Murwonugroho
Jurnal PkM Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 4 (2021): Jurnal PkM : Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jurnalpkm.v4i4.10084

Abstract

Sejak pandemi, produksi tahu-tempe UMKM Koperasi Primkopti Swakerta Semanan menurun hingga 55% dari yang sebelumnya 80 ton dengan perputaran uang sekitar 1 milyar (per hari). Ini disebabkan banyaknya rantai distribusi terputus. Turunnya penghasilan sebagai dampak penurunan produksi menimbulkan potensi pengangguran, karena selain tidak mencukupi untuk membayar cicilan kredit pembelian alat, penghasilan itu juga tidak cukup untuk honor 1.467 pekerja. Pengabdian ini merancang desain dan membangun anjungan layanan tanpa turun (drive thru) tepat guna sebagai solusinya. Pengabdian ini dilakukan dengan metode design thinking. Selanjutanya, untuk meningkatkan kompetensi pengrajin, pengabdian ini juga dilengkapi pelatihan strategi pemasaran dan sistem pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. Selain meningkatkan produksi dan penghasilan sampai 25%, pengabdian ini menghasilkan: (1) anjungan drive thru, (2) desain kemasan produk yang menarik dan hieginis, (3) manajemen pengelolaan operasional anjungan yang baik dan ramah, (4) manajemen keuangan yang transparan, dan (5) sistem transaksi yang memerhatikan protokol kesehatan dan mudah bagi pembeli maupun penjual. Sebagai implikasinya, desain produk dan layanan drive thru dalam pengabdian ini layak menjadi referensi (role model) bagi pengrajin di kawasan lain guna penciptaan jalur pemasaran inovatif untuk meningkatkan produksi dan/atau pendapatan.
KONSEP PENCAHAYAAN ALAMI PADA DESAIN RUANG GALERI MENGGUNAKAN DIALUX EVO 9.2 (Studi Kasus: Desain Perancangan Gedung Pusat Pertunjukan Seni Dan Budaya di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur) Fenny Kartika Pratiwi; Etty R. Kridarso; Julindiani Iskandar
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 3 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i3.767

Abstract

Abstract: The Gallery in the design of the Center for the Performing Arts and Culture has a function as an art exhibition using natural or artificial lighting by having standard of light intensity based on the Indonesian National Standard 03-6575-2001  Light Strength in the Gallery is 500 Lux and Greenship Rating Tools from Green Building Council Indonesia (GBCI), the minimum standard for natural lighting areas is 30% of the total area. The purpose of this research was to determine the design of the gallery according to the standards based on the simulation results using these standards as a reference for assessment identification. Writing with quantitative methods using DIALux Evo 9.2 software for building simulation by adjusting the coordinates of the building location, 3D building, and the effective hours from the sun source in the morning (06.00 WIB & 08.00 WIB), afternoon (12.00 WIB & 14.00 WIB), and evening (16.00 WIB). The simulation results contains lux calculations, lighting contours, and lighting distribution. Based on the analysis, the gallery has complied the standard of natural lighting needs around 08.00 WIB to 16.00 WIB and the distribution of lighting is 42-76% based on factors in the form of size, shape, dimensions of light openings, and building orientation. The results are used as the basis for the layout of the exhibition and artificial lighting points.Keyword: Gallery, Natural Lighting, DIALux Evo 9.2  Abstrak: Ruang Galeri pada desain Gedung Pusat Pertunjukan Seni dan Budaya memiliki fungsi sebagai ruang pameran karya seni dengan memanfaatkan pencahayaan alami ataupun buatan dengan standar kuat intensitas cahaya berdasarkan Standar Nasional Indonesia 03-6575-2001 Kuat Cahaya dalam Ruang Galeri yaitu 500 Lux dan Greenship Rating Tools dari Green Building Council Indonesia (GBCI) yaitu standar minimal untuk area pencahayaan alami adalah 30% dari total area. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui desain ruang galeri sesuai standar berdasarkan hasil simulasi menggunakan standar tersebut sebagai acuan identifikasi penilaian. Penulisan dengan metode kuantitatif menggunakan perangkat lunak untuk simulasi bangunan yaitu DIALux Evo 9.2 dengan mengatur koordinat lokasi bangunan, 3D bangunan, dan jam efektif pencahayaan dari sumber matahari yaitu pagi hari (06.00 WIB & 08.00 WIB), siang hari (12.00 WIB & 14.00 WIB), dan sore hari (16.00 WIB). Data hasil simulasi berupa perhitungan lux, kontur penerangan, dan distribusi pencahayaan. Berdasarkan hasil analisis perangkat lunak, ruang galeri sudah memenuhi standar yaitu sekitar pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB dan pesebaran pencahayaan 42-76% berdasarkan faktor ukuran, bentuk, dimensi bukaan cahaya pada ruangan, dan orientasi bangunan. Hasil analisis digunakan sebagai dasar tata letak pameran dan titik pencahayaan buatan.Kata Kunci: Ruang Galeri, Pencahayaan Alami, DIALux Evo 9.2
ESTETIKA EKSPRESI STRUKTUR DI TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT Dwi Rachma Septiani; Maria Immaculata Ririk Winandari; Julindiani Iskandar
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 4, No 3 (2020): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2020
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v4i3.554

Abstract

Structures in architecture acts as a load-bearing element on mechanical systems. In addition, structures can also provide spatial and aesthetic expressions in architectural with the use of certain techniques and materials that bring out the structure expression. The problem discuss in this paper relates to aesthetic parameters used to examine the structural expression on architectural. The research method used is descriptive analytical method conducted with study of the literature on aesthetics, based on parameters: visual complexity, texture and colour, symmetry of the form and familiarity using the case study of Ship Passenger Terminal building such as Qingdao Cruise Passanger Terminal, Kai Tak Cruise Terminal and Salerno Maritime Terminal.The result shows that visual complexity parameter were exposure the form of curved structures and folding structures, the use of lattice, single-mass, and different building imagery. The texture and colour parameter are subtle textures with curved patterns, use of aluminium or concrete materials,and ivory white to bring out the buildings with the color of the sea.The symmetry of the form parameter shows a natural scale, a rectangular geometric shape that is subjected to addition or subtraction, and the proportion 2:1 between the envelope and open façade. The familiarity parameter is repetition of asymmetric curved patterns form make rhythm that raises perception of the visual aesthetic of the building.
KONSEP PENCAHAYAAN ALAMI PADA DESAIN RUANG GALERI MENGGUNAKAN DIALUX EVO 9.2 (Studi Kasus: Desain Perancangan Gedung Pusat Pertunjukan Seni Dan Budaya di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur) Fenny Kartika Pratiwi; Etty R. Kridarso; Julindiani Iskandar
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 3 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i3.767

Abstract

Abstract: The Gallery in the design of the Center for the Performing Arts and Culture has a function as an art exhibition using natural or artificial lighting by having standard of light intensity based on the Indonesian National Standard 03-6575-2001  Light Strength in the Gallery is 500 Lux and Greenship Rating Tools from Green Building Council Indonesia (GBCI), the minimum standard for natural lighting areas is 30% of the total area. The purpose of this research was to determine the design of the gallery according to the standards based on the simulation results using these standards as a reference for assessment identification. Writing with quantitative methods using DIALux Evo 9.2 software for building simulation by adjusting the coordinates of the building location, 3D building, and the effective hours from the sun source in the morning (06.00 WIB & 08.00 WIB), afternoon (12.00 WIB & 14.00 WIB), and evening (16.00 WIB). The simulation results contains lux calculations, lighting contours, and lighting distribution. Based on the analysis, the gallery has complied the standard of natural lighting needs around 08.00 WIB to 16.00 WIB and the distribution of lighting is 42-76% based on factors in the form of size, shape, dimensions of light openings, and building orientation. The results are used as the basis for the layout of the exhibition and artificial lighting points.Keyword: Gallery, Natural Lighting, DIALux Evo 9.2  Abstrak: Ruang Galeri pada desain Gedung Pusat Pertunjukan Seni dan Budaya memiliki fungsi sebagai ruang pameran karya seni dengan memanfaatkan pencahayaan alami ataupun buatan dengan standar kuat intensitas cahaya berdasarkan Standar Nasional Indonesia 03-6575-2001 Kuat Cahaya dalam Ruang Galeri yaitu 500 Lux dan Greenship Rating Tools dari Green Building Council Indonesia (GBCI) yaitu standar minimal untuk area pencahayaan alami adalah 30% dari total area. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui desain ruang galeri sesuai standar berdasarkan hasil simulasi menggunakan standar tersebut sebagai acuan identifikasi penilaian. Penulisan dengan metode kuantitatif menggunakan perangkat lunak untuk simulasi bangunan yaitu DIALux Evo 9.2 dengan mengatur koordinat lokasi bangunan, 3D bangunan, dan jam efektif pencahayaan dari sumber matahari yaitu pagi hari (06.00 WIB & 08.00 WIB), siang hari (12.00 WIB & 14.00 WIB), dan sore hari (16.00 WIB). Data hasil simulasi berupa perhitungan lux, kontur penerangan, dan distribusi pencahayaan. Berdasarkan hasil analisis perangkat lunak, ruang galeri sudah memenuhi standar yaitu sekitar pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB dan pesebaran pencahayaan 42-76% berdasarkan faktor ukuran, bentuk, dimensi bukaan cahaya pada ruangan, dan orientasi bangunan. Hasil analisis digunakan sebagai dasar tata letak pameran dan titik pencahayaan buatan.Kata Kunci: Ruang Galeri, Pencahayaan Alami, DIALux Evo 9.2
ANALISA VIEWSHED BERDASARKAN PETA KONTUR Julindiani Iskandar; Dwi Rosnarti; Nuzuliar Rahma; Agus Budi Purnomo
METRIK SERIAL TEKNOLOGI DAN SAINS (E) ISSN: 2774-2989 Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : Konsorsium Cendekiawan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan singkat ini bertujuan untuk menjelaskan sebuah teknik analisa yang disebut viewshed. Bagian peta dari suatu kawasan yang dapat dilihat dari titik-titik pandang tertentu disebut peta viewshed. Paper ini menerangkan cara untuk menentukan visibilitas suatu titik pandangan dari suatu titik pandang tertentu. Selanjutnya juga diterangkan cara memetakan visibilitas titik-titik pandangan dari suatu titik pandang menjadi peta viewshed. Dalam tulisan ini hanya diterangkan viewshed yang didasarkan pada peta topografi atau kontur