Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TANAH UNTUK MENGENDALIKAN INTRUSI AIR LAUT DI AKIFER DAERAH PANTAI Panjaitan, Delima
MEDIA UNIKA - Majalah Ilmiah Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air tanah adalah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Akhir-akhir ini penggunaan air tanah ini makin meningkat, baik untuk kebutuhan pemukiman, industri, maupun pertanian. Peningkatan pemanfaatan air ini dapat dijumpai pada daerah-daerah yang padat penduduk, daerah pemukiman baru dan daerah industri. Air tanah sebagai salah satu sumber air yang dapat digunakan secara mudah dan ekonomis yang dieksploitasi dengan cara pemboran ataupun penggalian. Terjadinya eksploitasi yang terus-menerus tanpa memperhitungkan daya produksi suatu akifer dapat menyebabkan intrusi air laut di daerah-daerah pantai. Intrusi air laut adalah penerobosan atau penyusupan air laut ke akifer air tawar di daratan akibat dari eksploitasi air tanah yang melebihi daya produksi dari suatu akifer, sehingga keseimbangan perbatasan antara air laut dan air tawar terganggu. Hal ini mengakibatkan penurunan permukaan air tanah. Intrusi air laut ini akan berdampak terhadap kesehatan manusia, pertanian maupun terhadap tanah.Untuk menjamin ketersediaan air tanah secara berkelanjutan dan mengatasi krisis air, diperlukan pengelolaan sumber daya air tanah melalui usaha-usaha konservasi yang meliputi perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan kwalitas air dan pengendalian pencemaran air. Pengelolaan sumber daya air tanah ini penting dilakukan, dalam upaya melestarikan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Potensi Pemanfaatan Limbah Ampas Kelapa Sebagai Sumber Pangan Atau Bahan Substitusi Makanan Kesehatan Delima Panjaitan
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 1 Nomor 2
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.475 KB) | DOI: 10.54367/retipa.v1i2.1209

Abstract

Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) termasuk jenis tanaman palma yang memiliki multi fungsi, karena hampir semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Selain dari itu, limbah dari pengolahan buah kelapa ini dalam bentuk ampas kelapa masih dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan ampas kelapa sebagai sumber pangan atau bahan substitusi makanan kesehatan selama ini belum banyak dilakukan. Penelitian bersifat studi literatur dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Pemanfaatan dari limbah ampas kelapa ini sebagai sumber pangan atau bahan substitusi makanan kesehatan, sangat berpotensi ditinjau dari aspek produktivitasnya, aspek kesehatan dan manfaat  ekonomi dan ekologisnya.
Analisis Kandungan Asam Lemak pada Minyak Ikan Belut Maruba Pandiangan; Delima Panjaitan; April Dion Bangun
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 2 Nomor 1
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.565 KB) | DOI: 10.54367/retipa.v2i1.1486

Abstract

Kualitas lemak dan minyak ditentukan oleh kandungan asam lemak dan distribusinya pada molekul gliserol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan asam lemak pada minyak ikan belut. Minyak ikan diambil bagian ikan yang dapat dikomsumsi, yaitu dengan diekstraksi dengan cara sokletasi menggunakan pelarut n-heksan. Setelah diperoleh minyak ikan dilakukan analisis komponen asam lemak dengan GC dan analisis karakteristik sifat fisika kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dibandingkan asam lemak jenuh. Total asam lemak jenuh sebesar 40,438%, total asam lemak tak jenuh sebesar 59,562% yang terdiri dari MUFA sebesar 16,298% dan PUFA sebesar 43,272%. Ditemukan asam lemak omega 3 yaitu asam linolenat, dan asam omega 6 yaitu asam linoleat. Dari analisis karakteristik sifat fisika kimia ditemukan masih dalam batas yang dipersyaratkan. Perbandingan omega 3 dan omega 6 pada minyak ikan belut masih dalam rentang syarat perbandingan yang dianjurkan. Dilihat dari kandungan asam lemak minyak ikan belut mengandung asam lemak omega 3 dan omega 6 sehingga sangat baik dikomsumsi untuk meningkatkan kesehatan manusia.
Pemanfaatan Minyak Sawit Dengan Limbah Lemak Sapi Menjadi Sabun Colek Delimapanjaitan; Apul Sitohang
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 3 Nomor 1
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.113 KB) | DOI: 10.54367/retipa.v3i1.2247

Abstract

Penelitian ini memanfaatkan minyak sawityang dicampur dengan limbah lemak sapi dalam pembuatan sabun colek, dan bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara minyak sawit dan lemak sapi untuk menghasilkan sabun colek yang optimal. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi dan Kimia, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, Medan yang dilaksanakan pada bulan Pebruari 2022. Metoda penelitian ini bersifat analisa kuantitatif dengan menggunakan Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan pencampuran Minyak Sawit dan Lemak Sapi dengan perbandingan: Sabun A=100% Minyak Sawit, Sabun B=75% Minyak Sawit dengan 25% Lemak Sapi, Sabun C=50% Minyak Sawit dengan 50% Lemak Sapi, Sabun D=25% Minyak Sawit dengan 75% Lemak Sapi, Sabun E=100% Lemak Sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan Minyak Sawit Dengan Lemak Sapi berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap Total Fatty Matter (TFM), pH sabun, dan tekstur sabun dan berpengaruh tidak nyata (p>0.05) terhadap kadar air dan tinggi busa sabun. Mutu sabun terbaik diperoleh pada perbandingan 25% Minyak Sawit dengan 75% Lemak Sapi.
Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Sebagai Bahan Pembuatan Pelet Apul; Delima Panjaitan; Roiman Tanjung; Aryanto Y Sitohang
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 3 Nomor 2
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/retipa.v3i2.2642

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit pisang Raja sebagai bahan pembuatan pellet dan mengetahui bagaimana cara pembuatan pellet kulit pisang raja dan untuk mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada kulit pisang Raja. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Pangan Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam bentuk faktorial. Faktor pertama adalah persentase tepung kulit pisang Raja dengan tepung kedelai dengan sandi K terdiri dari : K0 = 100% tepung Kulit Pisang Raja, K1 = 90% tepung Kulit Pisang Raja, dengan 10% tepung kedelai, K2 = 80% tepung Kulit Pisang Raja, dengan 20% tepung kedelai, K3 = 70% tepung Kulit Pisang Raja, dengan 30% tepung kedelai, K4 = 60% tepung Kulit Pisang Raja, dengan 40% tepung kedelai dan K5v = 50% tepung Kulit Pisang Raja, dengan 50% tepung kedelai. Faktor kedua adalah lama penyimpanan 6 taraf perlakuan dengan sandi L terdiri dari : L0 = 0 minggu, L1 = 2 minggu, L2 = 4 minggu, L3 = 6 minggu, L4 = 8 minggu dan L5 = 10 minggu. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbandingan kulit pisang raja dengan tepung kedelai sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar protein, kadar lemak, kadar serat dan pH, berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar air, serta berpengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap kadar abu pellet. Penggunaan tepung kedelai yang semakin tinggi maka kadar air, kadar protein, kadar lemak dan pH pellet semakin meningkat, sedangkan kadar abu dan kadar serat kasar pellet semakin menurun. Perlakuan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar serat kasar dan pH pellet. Semakin lama penyimpanan maka kadar air pellet semakin meningkat, sedangkan kadar abu, kadar protein, kadar serat kasar, kadar lemak dan pH semakin menurun. Interaksi perlakuan perbandingan kulit pisang raja dengan tepung kedelai dan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap pH, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan kadar serat kasar pellet. Mutu pellet terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan K5L0.
Pengembangan Produk Es Krim Dengan Pencampuran Ekstrak Serai (Cymbopogoncitratus) Dengan Sari Kacang Hijau (Vignaradiata) Delimapanjaitan; Maruba Pandiangan; Darmawijaya Naibaho
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 3 Nomor 2
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/retipa.v3i2.2643

Abstract

Penelitian ini memggunakan ekstrak serai dan sari kacang hijau dalam pembuatan es krim dan bertujuan untuk menentukan es krim terbaik ditinjau dari sifat sensorinya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Santo Thomas, Medan dan dilakukan pada bulan Maret 2022. Model rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah proporsi Penambahan Ekstrak Serai dan Sari Kacang Hijau (J) terdiri dari 4 taraf yaitu : J1 = 10 % : 90 %, J2 = 20% : 80 %, J3 = 30 % : 70 % dan J4 = 40 % : 60 %. Faktor kedua adalah konsentrasi Susu Skim (S) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : S1 = 5 %, S2 = 10 %, S3 = 15 % dan S4 = 20 %. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan proporsi penambahan ekstrak serai dan sari kacang hijau berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar protein, overrun, waktu leleh, kadar kalsium, total padatan, kadar lemak dan nilai organoleptik Proporsi sari kacang hijau yang semakin rendah pada pembuatan es krim maka kadar protein, overrun, waktu leleh, kadar kalsium, total padatan, kadar lemak dan nilai organoleptik es krim semakin menurun. Perlakuan konsentrasi susu skim berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar protein, overrun, waktu leleh, kadar kalsium, total padatan, nilai organoleptik, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap kadar lemak. Semakin tinggi konsentrasi susu skim maka kadar protein, overrun, waktu leleh, kadar kalsium, total padatan, kadar lemak dan nilai organoleptik semakin meningkat. Interaksi perlakuan proporsi penambahan ekstrak serai dan sari kacang hijau dengan konsentrasi susu skim berpengaruh sangat nyata (p<0,01) waktu leleh dan total padatan, tetapi berpengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap kadar protein, overrun, kadar kalsium, kadar lemak dan nilai organoleptik. Mutu es krim terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan J1S4.
PENILAIAN TANAMAN NILAM DALAM MEREMEDIASI LOGAM CADMIUM PENGARUHNYA PADA PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN MINYAK ATSIRI Yustina Sri Sulastri; Delima Panjaitan
Agroprimatech Vol. 8 No. 1 (2024): Agroprimatech
Publisher : Prodi Agroteknologi Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/agroprimatech.v8i1.4977

Abstract

Heavy metal pollution in urban soil is an increasingly urgent problem today. High concentrations of heavy metals in soil can cause long-term risks to ecosystems and humans. It is necessary to find a solution to reduce heavy metal pollution, especially through phytoremediation using patchouli plants. Research on patchouli plants was carried out using a non-factorial randomized block design; consists of 1 factor, namely the concentration of the heavy metal Cd which consists of five levels: K0= 0 ppm, K= 85 ppm, K2= 170 ppm, K3= 255 ppm, K4= 340 ppm. Each treatment was made in 3 replications where each experimental unit consisted of 3 plants. Data on essential oil content and uptake of the heavy metal Cd from the results of this study were analyzed using IBM SPSS Statistics 20, then the treatment that showed a real influence on the observed variables was continued with the Duncan's Multiple Range Test (DMRT) at a confidence level of 5%. The parameters observed were root length (cm), root volume (cm3), root wet and dry weight (g), shoot wet and dry weight (g), essential oil content (ml/g), cadmium uptake in the roots and shoots. (ppm). The research results show that patchouli plants are classified as plants that are resistant to heavy metal stress, this can be indicated by their ability to grow and develop well at concentrations ranging from 0 ppm to 255 ppm. Based on the absorbed Cd content, patchouli plants are classified as phyto-extraction plants because they are able to accumulate greater Cd metal in their shoots compared to the Cd content in their roots. Likewise, the production of essential oils produced is not influenced by the concentration of Cd metal.