Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENDUGAAN UMUR SIMPAN TEPUNG PISANG (MUSA PARADISIACA) DALAM KEMASAN KOMERSIAL Dewi Larasati; Murtiari Eva; Triyono Triyono
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 4 No 1 (2006): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36762/jurnaljateng.v4i1.95

Abstract

This research was done in orderto predict shelf life of banana fruit flour (Musa poradisiacai in commercial packaging storage, using Accelerated Storage Studies reffered lo Arrhenius model. The commercial packaging using cloths bag, polyethylene film (0,005 mm thickness), and double polyethylene film (0,0 IO thickness). Each bags contains 50 gram samples. These samples were storaged indifferent condition, i.e. 30°C, 35°C and 45°C, in 80% relative humidity (RH) atmosphere for six weeks storage. Once in every week, the samples were evaluated on its critical water content. The results showed that the sample packaged in cloths bag can survive until 2.4 month storage. in polyethylene mono layer until 2.8 month and in double polyethylene until 4.2 month.
MEMPERKAYA BETA KAROTEN, ZAT BESI PADA MIE KERING DENGAN BAYAM RAJA DAN KARAKTERISTIK FISIKNYA Endang Bekti K; Dewi Larasati
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 3 No 2 (2005): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36762/jurnaljateng.v3i2.168

Abstract

Amaranthus hybriduspaniculatus L (bayam raja) flour seems have a potential effect for β caroten and iron fortification on dried noodle. Because, β caroten and iron content on bayam raj a flour is about 36294, 7 µgl I 00 g and 28,5 ppm respectively. The dried noodle made from bayam raja there flour substitution is inrich with Bcaroten and iron. The increase, of flour substitution flour on the noodle, β caroten and iron inrichment. There is also existence of high protein and fiber. How ever the excessive use of substitution will decrease the dried noodle tensil strength. Substitution recomemended for inrich the dried noodle with bayam raja flour β caroten and iron, optimal used for substitution flour around 2-4 %.
KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP FISITOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELYDRINK KRAI Eny Hari Widowati; Dewi Larasati
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 16 No 2 (2018): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Krai merupakan kelompok sayuran yang banyak ditanam oleh masyarakat di Desa Kasreman Kabupaten Rembang. Krai ditanam setiap musim kemarau dengan produksi yang melimpah, produksi krai yang melimpah dan dijual dalam bentuk segar menyebabkan harga krai murah bahkan digunakan sebagai pakan ternak sapi hal ini disebabkan karena krai belum mempunyai nilai tambah. Krai mempunyai potensi untuk diolah menjadi aneka olahan pangan, salah satunya adalah olahan jely drink karena kandungan air pada sayur dan aroma yang khas. Pengolahan jely drink dengan krai belum dilakukan sehingga penggunaan kareganan perlu diketahui konsentrasinya untuk diterima konsumen. Metode penelitian: eksperimen dengan RAK sederhana dengan konsentrasi karagenan: K1:2%; K2:4%;K3:6%;K4:8%. Untuk organoleptik menggunakan panelis mahasiswa yang terbiasa melakukan uji organoleptik dengan kriteria penilaian ˃2-3:Tidak Suka;˃3-4%:Cukup Suka; ˃4-5%:Suka; ˃5-6%: Sangat Suka.Hasil: i)Konsentrasi Karagenan Terhadap pH : Terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan, pH tertinggi terdapat pada perlakuan K4 (4,26) Kenaikan konsentrasi karagenan diikuti dengan kenaikan nilai pH;ii) Konsentrasi Karagenan Terhadap Viskositas: terdapat perbedaan yang sangat nyata antar perlakuan, Semakin sedikit konsentrasi karagenan maka viskositas semakin rendah pula atau encer; iii) Konsentrasi Karagenan Terhadap Sineresis: konsentrasi karagenan yang diberikan berpangaruh nyata terhadap nilai sineresis. analisa sineresis minuman jelly drink krai berkisar antar 4,51 – 13,47 mg/menit. Sineresis tertinggi terdapat pada perlakuan K1; iv) Konsentrasi yang disukai dari tekstur, rasa, aroma adalah konsentrasi pada 0,6%.
KARAKTERISTIK ABON IKAN GABUS (Channa striata) DENGAN SUBTITUSI KLUWIH (Artocarpus camansi) Sri Rizqi Annisa; Dewi Larasati; Endang Bekti K
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 16 No 2 (2018): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik abon ikan gabus dengan subtitusi kluwih terhadap kadar air, kadar protein, kadar serat dan organoleptik (kesukaan pada kerenyahan dan rasa). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana dengan perlakuan substitusi kluwih dan ikan gabus, yaitu dengan perbandingan sebagai berikut: S1 (240g:60g), S2 (210g:90g), S3 (180g:120g), S4 (150g:150g), S5 (120g:180g). Data dianalisis statistik dengan analisis varian dan apabila terdapat pengaruh yang nyata dilakukan uji lanjut dengan BNJ pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi kluwih pada pembuatan abon ikan gabus mempunyai rata-rata : kadar air 8,43-10,62%, kadar protein 16,83-22,00%, kadar serat 6,79-6,99%,skor kerenyahan 2-6,12, skor rasa 2,6-6,6. Berdasarkan hasil analisis ragam subtitusi kluwih dan ikan gabus memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air, kadar protein dan uji organoleptik kerenyahan, rasapada abon ikan gabus, dan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar serat. Subtitusi kluwih terbaik pada perlakuan S3 dengan subtitusi kluwih sebanyak 120 gram dan ikan gabus sebanyak 180 gram.
Kandungan Pewarna, Pengawet, Dan Pemanis Pada Carica In Sirup Kemasan Cup Di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo Nency Kristanti; Dewi Larasati; Ika Fitriana
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 14, No 2 (2019): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.64 KB) | DOI: 10.26623/jtphp.v14i2.2444

Abstract

Produk carica in sirup yang tersusun atas komponen buah carica, air, dan gula. Produk  ini  merupakan produk dengan kadar air tinggi sehingga cepat rusak selama penyimpanan. Oleh karena itu, untuk memperpanjang umur simpan serta meningkatkan mutu produk, diperlukan bahan tambahan pangan (BTP). Adanya kecenderungan penggunaan bahan tambahan pangan seperti pewarna, pengawet, dan pemanis oleh para produsen carica resiko  kesehatan  bila  mengkonsumsi produk tersebut. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian survey tentang penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) seperti pewarna, pengawet, dan pemanis pada produk carica in sirup di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan bahan tambahan pangan meliputi pewarna (Tartrazin, Kuning FCF), pengawet (Asam Benzoat, Asam Sorbat), dan pemanis (sakarin) yang digunakan pada manisan carica in sirup di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2019–Februari 2020 di Laboratorium Kimia pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Semarang, Provinsi Jawa Tengah, menggunakan bahan baku carica dalam sirup yang diperoleh dari Kabupaten Wonosobo. Penelitian dilakukan menggunakan survey dengan metode sampling. Untuk menentukan sampel dengan metode sampling maka seluruh populasi sampel yang jumlahnya kurang dari 100 dijadikan subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil kuisioner menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan perusahaan tentang Bahan Tambahan Pangan 80% sudah tahu. Dan dari hasil survey menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan pengawet 40% , pewarna 60% dan memenuhi persyaratan.
Karakteristik Fisiokimia dan Organoleptik Bakso Ikan Kembung (Rastrelliger Kanagurta) dengan Subtitusi Wortel (Daucus Carota) Cindy Nafa Ferantika; Sri Haryati; Dewi Larasati
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 15, No 1 (2020): Februari
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v15i1.2325

Abstract

Ikan kembung  (Rastrelliger neglectus) merupakan jenis ikan ekonomis penting yang banyak ditangkap maupun dikonsumsi di Indonesia. Wortel adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya berwarna kuning kemerahan dengan tekstur serupa kayu. Bakso merupakan bahan pangan sumber protein hewani alternatif yang relatif murah. Daya konsumsi masyarakat terutama anak-anak yang rendah terhadap sayuran wortel maka dari itu bakso ikan kembung ditambah sayuran wortel agar tinggi vitamin dan meningkatkan daya konsumsi terhadap wortel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan subtitusi wortel dan ikan kembung pada bakso ikan kembung terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik bakso ikan kembung yang dihasilkan. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu substitusi wortel dan ikan kembung dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Dengan pengukuran variabel yaitu kadar lemak, kadar air, kadar protein, vitamin A, tekstur (kekenyalan). Uji hedonik rasa dan warna. Subtitusi ikan kembung dan wortel berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap sifat kimia (kadar air, protein, kadar lemak, vitamin A), organoleptik (rasa, dan warna) dan tidak beda nyata terhadap sifat fisik yaitu tekstur pada bakso ikan kembung dengan subtitusi wortel. 
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK DAUN KELOR (Moringa Oleifera) TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA DAN SENSORI FRUIT LEATHER ALBEDO SEMANGKA Lutfi Samsudin; Dewi Larasati; Ika Fitriana
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 13, No 2 (2018): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v13i2.2501

Abstract

Albedo semangka salah satu sumber pektin yang potensial, pektin merupakan komponen tambahan penting dalam industri pangan, kosmetik, dan obat-obatan, karena kemampuanya dalam mengubah sifat fungsional produk pangan seperti kekentalan, pengemulsi, dan pembentukan gel . Fruit leather dapat dibuat dari satu jenis buah atau campuran beberapa jenis buah-buahan. Pemanfaatan daun kelor sendiri selama ini hanya sebatas produk olahan yang mempunyai umur simpan pendek diantaranya sebagai sayur dan minuman, sehingga tidak semua orang dapat menikmati manfaat daun kelor, terutama masyarakat perkotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui sifat fisik (tekstur) mutu kimia (kalium, kadar abu, karbohidrat dan serat) dan uji sensorik (tekstur dan rasa) tertentu pada fruit leather albedo semangka setelah ditambahkan serbuk daun kelor. Albedo dipisahkan dari kulitnya kemudian di potong kecil-kecil kecil lkemudian di timbang sesuai perlakuan lalu campurkan dengan gula 20, asam sitrat 0.1, dan serbuk daun kelor dengan formulasi 0, 0.5, 1, 1.5, 2 g, kemudian di cetak di loyang dengan ketebalan 1 cm, kemudian di panaskan di food dehydrator dengan suhu 60 selama 16 jam. Pengujian yang dilakukan meliputi kadar abu, kadar serat kasar, kalium, karbohidrat, tensil strength, dan organoleptik rasa dan tekstur. Hasil penelitian menunjukkan penambahan serbuk daun kelor dengan formulasi 0, 0.5, 1, 1.5, 2 g pada proses pembuatan fruitleather Albedo semangka berpengaruh (p<0,05) terhadap peningkatan kadar abu, Serat kasar, Kalium, Organoleptik (tekstur dan rasa) dan penurunan (Tekstur dan Karbohidrat), Penambahan serbuk daun kelor meningkatkan kadar abu fruitleather albedo semangka sebesar 0,70 %–0,91 %, Serat kasar sebesar 6,06 %–7,90 %, Kalium sebesar 154,49 mg–159,93 mg, cenderung menurunkan kadar Karbohidrat sebesar 72,21 % - 69,80 %, dan Tekstur sebesar 0,37 MPa – 0,06 MPa. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah pada perlakuan P5 yaitu dengan kandungan kadar abu sebesar 0,91 %, Serat kasar sebesar 7,90 %, Kalium sebesar 159,93 mg, cenderung menurunkan kadar Karbohidrat sebesar 69,80 %, dan Tekstur sebesar 0,37 MPa– 0,06 MPa.
PENGARUH PERBEDAAN PROPORSI PENAMBAHAN KONJAK TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELI SARI BUAH ANGGUR HITAM (Vitis vinifera L.var Alphonso Lavalle) Rena Anggreana; Ika Fitriana; Dewi Larasati
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 14, No 2 (2019): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.751 KB) | DOI: 10.26623/jtphp.v14i2.2425

Abstract

Pengaruh Perbedaan Proporsi Penambahan Konjak Terhadap Sifat Fisik, kimia Dan Organoleptik Jeli Sari Buah Anggur Hitam, Rena Anggreana, Fakultas       Teknologi Pertanian, Universitas Semarang. Jeli adalah produk yang terbuat dari Sari buah dan dimasak dengan gula, yang berwarna jernih, transparan dan cukup kukuh mempertahankan bentuknya apabila dikeluarkan dari wadah. Jeli adalah bentuk  makanan  semi  padat  yang  penampakan  lebih  jernih,  kenyal,  serta transparan. Salah satu hal penting dalam pembuatan jeli adalah bahan pengental. Di industri pangan, konjak digunakan sebagai pembentuk gel, pengental, pemantap, emulsifier, dan pembentuk film. Pada pembuatan jeli menggunakan anggur hitam yang mempunyai nilai gizi baik seperti vitamin, mineral, karbohidrat, dan senyawa fitokimia. Anggur hitam terkenal kaya akan antioksidan, di dalamnya mengandung vitamin C, provitamin A, vitamin B1, B2, mineral, besi, fosfor, kalsium, kalium, serat, kadar air dan asam sitrat yang tinggi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan proporsi       penambahan  konjak  pada  pembuatan  jeli  terhadap  sifat  fisik,  kimia,  dan       organoleptik.  Penelitian  dilakukan  di  Laboratorium  Rekayasa  Pangan  dan  di       Laboratorium Kimia Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Semarang,        pada bulan Januari 2018. Penelitian menggunakan metode RAK (Rancangan Acak       Kelompok) satu faktor yaitu pengaruh perbedaan proporsi penambahan konjak       pada jeli perlakuan 1 (1%), 2 (2%), 3 (3%), 4 (4%), 5 (5%), 6 (6%).Berdasarkan  hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  perbedaan  proporsi penambahan konjak pada pembuatan jeli berpengaruh nyata terhadap antioksidan, vitamin C, kadar air, tekstur, sineresis, dan organoleptik (rasa, tekstur, dan warna). Hasil  perlakuan  terbaik  adalah  perlakuan  ke  3  dengan  kandungan  aktivitas antioksidan 25,80%, vitamin C 1,75 mg/g, kadar air 19,24%, kekerasan 428,27 gf, elastisitas 9,26 N/m2, kekenyalan 118,49 gf, sineresis 2,91%, skor rasa 3,55, skor tekstur 3,75, skor warna 3,70.
PENGARUH LAMA WAKTU PENCELUPAN FILLET IKAN NILA (Oreochoromis niloticus) PADA NITROGEN CAIR TERHADAP pH, TEKSTUR, DAN PROTEIN PADA PEMBEKUAN Elis Setyawati; Dewi Larasati; Sri Haryati
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 14, No 1 (2019): Februari
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.398 KB) | DOI: 10.26623/jtphp.v14i1.2446

Abstract

Nitrogen cair merupakan salah satu metode pembekuan yang hanya menggunakan waktu yang sangat singkat dengan titik didih yang mencapai -195oC. Nitrogen cair lebih efektif dibandingkan dengan pendingin berbahan amoniak maupun freon pembekuan yang sangat cepat akan menghasilkan kristal es yangsangat kecil tersusun secara merata pada jaringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses pembekuan dengan menggukanan freezer dan nitrogen cair terhadap pH, protein, tekstur. Manfaat pembekuan dengan nitrogen cair adalah dapat menghambat pertumbuhan mikroba didalam produk makanan.Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu metode pembekuan. yaitu P1 : pembekuan denganmenggunakan freezer selama 24 jam, P2 : pembekuan dengan menggunakan nitrogencair selama 20 detik, P3 : pembekuan dengan menggunakan nitrogen cair selama 40detik, P4 : pembekuan dengan menggunakan nitrogen cair selama 60 detik dan diulang sebanyak 5 kali. Data dianalisis dengan ANOVA dan diuji menggunakan Duncan Multiple Range Test pada taraf a 5%.  Hasil penelitian menujukkan bahwa lama pencelupan fillet ikan kedalam nitrogen cair pada hari ke-0 berpengaruh nyata (p<0,05) pH, tekstur, protein. Hari ke-7 berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap protein tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pH, tekstur. Perlakuan terbaik pada hari ke-0 terdapat pada perlakuan P2 dengan lama waktu pencelupan 20 detik, sedangkan pada hari ke-7 terdapat pada perlakuan P3 dengan lama waktu pencelupan 40 detik. Hasil pengujian kadar air pada hari ke-0 pH hari ke-0 6,12; hari ke-7 6,10, %, tekstur hari ke-0 4112,21 gf; hari ke-7 3124,00 gf, protein hari ke-0 21,14%; hari ke-7 20,80%. Perlakuan lama waktu pencelupan yang terbaik pada hari ke-0 terdapat pada perlakuan P2 dengan lama waktu pencelupan 20 detik, sedangkan pada hari ke-7 terdapat pada perlakuan P3 dengan lama waktu pencelupan 40 detik dengan kualitas mutu yang masih bisa dipertahankan setelah dilakukan penelitian uji pH, tekstur dan protein pada fillet ikan yang dicelupkan kedalam Nitrogen cair.
Pengaruh Lama Waktu Pencelupan Dalam Nitrogen Cair Terhadap Sifat Fisik Dan Kimiawi Bakso Daging Sapi Selama Penyimpanan Beku Christina Dewi Febriani; Dewi Larasati; Adi Sampurno
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 15, No 2 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v15i2.2656

Abstract

Daging sapi termasuk bahan pangan yang mudah rusak (perishable food), sehingga perlu adanya penanganan lanjutan supaya mutu daging sapi dapat dipertahankan. Teknologi pembekuan cepat dengan menggunakan nitrogen cair, merupakan salah satu metode pembekuan yang memerlukan waktu relatif singkat. Dengan titik didihnya yang mencapai suhu -195,8°C, nitrogen cair mempunyai kemampuan membekukan bahan organik relatif lebih efektif dibandingkan dengan pendingin berbahan amoniak maupun freon. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2019 – Juli 2019 di Laboratorium Rekayasa Pangan dan Laboratorium Kimia Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Semarang. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu lama pencelupan bakso daging sapi pada nitrogen cair sebanyak 4 perlakuan, yaitu: P1 (tanpa pencelupan); P2 (20 detik); P3 (40 detik); P4 (60 detik) dengan 5 kali pengulangan. Data dianalisis dengan ANOVA jika hasil menunjukan pengaruh yang nyata diuji lanjut menggunakan Duncan Multiple Range Test pada taraf <5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada hari 0 lama pencelupan nitrogen cair berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap sifat fisik (daya ikat air), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur, dan sifat kimiawi (kadar lemak dan kadar peroksida). Sedangkan pada hari ke 7 lama pencelupan nitrogen cair berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar peroksida dan daya ikat air. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar lemak dan tekstur.