Andriana Sari
Universitas Ahmad Dahlan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGUKURAN KUALITAS HIDUP PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA MENGGUNAKAN EUROPEAN QUALITY OF LIFE 5 DIMENSIONS (EQ5D) QUESTIONNAIRE DAN VISUAL ANALOG SCALE (VAS) Andriana Sari; Lolita Lolita; Fauzia Fauzia
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 2 No 1 (2017): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.473 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v2i1.76

Abstract

Hipertensi dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien yang membutuhkan terapi yang lama dan komplikasi penyakit, sehingga menyebabkan penurunan kualitas hidup dalam aspek fisik, psikologis dan sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengukuran kualitas hidup pasien hipertensi untuk mengetahui gambaran kualitas hidup supaya bisa dilakukan evaluasi dan pencegahan penurunan kualitas hidup.Design penelitian adalah observasional cross sectional. Data diambil secara purposive sampling pada pasien hipertensi dengan atau tanpa komplikasi yang menjalani pengobatan rawat jalan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. European Quality of Life 5 Dimension (EQ5D) kuisioner dan Visual Analog Scale (VAS) digunakan untuk pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan mengkonversi EQ5D dimensi menjadi EQ5D Indeks, mencari nilai mean/median dan simpang baku dari score VAS serta uji independent sample t test.Pengukuran kualitas hidup terhadap 107 subjek diperoleh 24 subjek (22,4%) yang tidak bermasalah pada kelima dimensi dengan skor EQ5D indeks tertinggi yaitu 1,000. Dimensi yang bermasalah adalah pada dimensi rasa sakit/tidak nyaman (55,1%), dimensi berjalan/bergerak (47,6%), dimensi rasa cemas/depresi (33,6%), dimensi kegiatan yang biasa dilakukan (22,4%) dan dimensi perawatan diri (7,5%). Kualitas hidup diukur dengan VAS memiliki nilai median 70. Hasil Uji mann whitney dan 2-independent sample t-test untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup antara pasien hipertensi dengan komplikasi dan tanpa komplikasi diperoleh nilai p= 0,967 (EQ5D indeks ) dan p= 0,590 (VAS). Kesimpulan pengukuran kualitas hidup pasien hipertensi dengan EQ5D diperoleh 22,4% memiliki skor EQ5D indeks tertinggi dan nilai median VAS adalah 70. Kualitas hidup pasien hipertensi dengan komplikasi dan tanpa komplikasi menunjukkan tidak berbeda signifikan.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU SWAMEDIKASI MASYARAKAT DITENGAH MASA PANDEMI COVID-19: THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND BEHAVIOR OF SELF-MEDICATION IN COMMUNITY DURING THE COVID-19 PANDEMIC Andriana Sari; Tavia Aswitha Prabaningtyas
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 3 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i3.386

Abstract

Tingginya kasus terkonfirmasi virus Covid-19 menyebabkan masyarakat khawatir untuk memeriksakan diri ke dokter dan lebih memilih swamedikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengetahuan dan perilaku swamedikasi, mengetahui faktor yang mempengaruhi swamedikasi yang dilakukan di kalangan masyarakat D.I.Yogyakarta saat pandemi Covid-19, mengetahui hubungan antara sosiodemografi terhadap tingkat pengetahuan, hubungan anatara sosiodemografi terhadap perilaku dan hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi. Penelitian ini merupakan penelitian obsevasional dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel denganĀ  metode non random sampling, subjek masyarakat berdomisili D.I Yogyakarta usia ? 18 tahun dipilih secara accidental sampling. Penyebaran kuesioner melalui media online dan offline. Analisis data univariat dan bivariat dengan uji rank-Spearman yang menggunakan SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan responden (n=111) memiliki nilai presentase tertinggi pada pengetahuan (74,77%) dan perilaku swamedikasi (61,26%) keduanya masuk dalam kategori baik. Hubungan antara sosiodemografi (usia, jenis kelamin, pekerjaan, status kesehatan) dengan tingkat pengetahuan memiliki nilai p> 0,05 tetapi pada tingkat pendidikan nilai p<0,05. Hubungan sosiodemografi dengan perilaku swamedikasi memiliki nilai p>0,05. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku p> 0,05. Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dan perilaku terhadap swamedikasi tergolong baik. Tidak ada hubungan yang signifikan antara sosiodemografi (usia, jenis kelamin, pekerjaan, status kesehatan) terhadap tingkat pengetahuan swamedikasi, ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap tingkat pengetahuan. Tidak adanya hubungan sosiodemografi terhadap perilaku swamedikasi. Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam melakukan swamedikasi.