Sri Hardiani
STIKES YARSI Mataram

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah terhadap Kejadian ISPA pada Balita Haryani Haryani; Zurriyatun Thoyibah; Sri Hardiani; Zuhratul Hajri
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 4 No. 2 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.82 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v4i2.859

Abstract

Acute Respiratory Infection (ARI) is one of the health problems in developing countries because of the high morbidity and mortality due to ARI in children under five. ARI is included in the top 10 disease category in NTB with the highest number of visits, namely 174,213. There are 3 risk factors for ARI, namely environmental factors, individual child factors and behavioral factors. Behavioral factors can be changed by increasing knowledge through health education. This study aims to determine the effect of health education on the physical environment of the house on the incidence of ARI in toddlers. The research design used was pre-experiment with the One Group Pretest-Posttest Design approach. The population in this study were all mothers who have toddlers aged 0-59 months with a sample size of 20 people obtained using purposive sampling technique. Collecting data using a questionnaire and observation sheet.Data analysis using Paired T-Test. The results showed the total score before being given health education was a mean of 4.2500 with a standard deviation of 0.96655 and a p-value of 0.000 and the incidence of ARI was 20 people (100%). While the total score after being given health education was a mean of 6.3000 with a standard deviation of 1.12858 and a p-value of 0.000 and the incidence of ARI was 7 people (35%). Based on these results, it can be concluded that there is an effect of health education on the physical environment of the house on the incidence of ARI in children under five in the work area of the Ampenan Community Health Center, Ampenan Village, Karang Ujung Environment.AbstrakInfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang karena tingginya angka kesakitan dan kematian akibat ISPA pada balita. Penyakit ISPA masuk dalam kategori 10 penyakit terbanyak di NTB dengan jumlah kunjungan tertinggi yaitu 174.213. Terdapat 3 faktor resiko terjadinya ISPA yaitu faktor lingkungan, faktor individu anak dan faktor perilaku. Faktor perilaku dapat diubah dengan peningkatan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang lingkungan fisik rumah terhadap kejadian ISPA pada balita. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre-Eksperimental designs dengan pendekatan One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ampenan Kelurahan Ampenan Lingkungan Karang Ujung, Kota Mataram. pada 8 Maret – 15 Mei 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita berusia 0-59 bulan dengan jumlah sampel 20 orang yang didapat menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan Paired T-Test. Hail penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari sebelum diberikannya pendidikan kesehatan dan setelah ddiberikannya pendidikan kesehatan engan kejadian ISPA pada balita dengan hasil  yaitu dari kejadian ISPA sebanyak 20 orang (100%) menjadi  sebanyak 7 orang (35%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang lingkungan fisik rumah terhadap kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Ampenan Lingkungan Karang Ujung.
Karakteristik Pola Haid Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Nurul Hikmah Annisa; Zurriyatun Thoyibah; Haryani; Sri Hardiani
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 4 No. 2 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.825 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v4i2.1096

Abstract

The IDHS shows a decrease in the percentage of unmet need for women aged 15-49 years who need family planning services, from 12.7% in 1991 to 8.5% in 2012. However, this percentage has not been able to reach the target of unmet need in the 2014 RPJMN of 6. 5%. According to the 2014 Indonesian Health Profile, the use of the IUD as a contraceptive device in Indonesia is still relatively low at 11.07% of all contraceptive use. Contraception is one method to reduce AKI. Data from the Indonesian Demographic Health Survey in 2012 shows that the trend in the use of contraceptives or the contraceptive prevalence rate (CPR) in Indonesia from 1991 to 2012 tends to increase, while the trend of the total fertility rate (TFR) tends to decrease. An Intrauterine Contraceptive Device (IUD) is a device made of a safe material (plastic which is sometimes wrapped in copper) and is inserted into the uterus by a trained midwife or doctor. Intrauterine contraception is a long-term contraceptive (10 years) and has a high effectiveness to space the birth of children. Intrauterine contraception (IUD) type CuT-380A is a long-term contraceptive that has a high effectiveness for spacing the births of children which has side effects such as heavier and longer menstrual bleeding patterns. The purpose of the study was to determine the characteristics of the menstrual pattern of mothers using intrauterine devices in the Lingkar Asri Housing, West Lombok in 2020. This study was a descriptive research design with a cross sectional survey approach. or data collection all at once. The population and sample in this study were mothers who used Cu-T 380A intrauterine devices after 3 months of use, which were recorded in the register book, amounting to 30 respondents. Sampling was done with a total sampling approach. The results showed that after 3 months of using contraceptives, 50% of respondents experienced heavy menstruation, 66.7% of respondents experienced bleeding for 1 week, 43.3% of respondents experienced spotting, 43.4% of respondents experienced blood such as spotting. . Based on these results, it can be concluded that there are side effects that often occur in the use of copper-type intrauterine devices such as menstrual patterns in the form of a large number of menstruation and using 2-4 sanitary napkins / day, the duration of the blood for 1 week, the color of the blood is red, and the shape of the blood is red. blood such as spots or spots. Suggestions for health workers, must explain to prospective contraceptive acceptors that there are side effects from using intrauterine contraceptives related to menstrual patterns. Abstrak SDKI menunjukkan adanya penurunan persentase unmet need pada wanita usia 15-49 tahun yang membutuhkan pelayanan KB, yaitu 12,7% pada 1991 menjadi 8,5% pada 2012. Walaupun demikian persentase ini belum dapat mencapai target unmet need pada RPJMN 2014 sebesar 6,5%. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, penggunaan IUD sebagai alat kontrasepsi di Indonesia relatif masih sangat rendah yakni 11,07% dari seluruh pemakaian alat kontrasepsi.  Kontrasepsi merupakan salah satu metode untuk menurunkan AKI. Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012 menunjukkan tren prevalensi penggunaan kontrasepsi atau contraceptive prevalence rate (CPR) di Indonesia tahun 1991-2012 cenderung meningkat, sementara tren angka fertilitas total atau total fertility rate (TFR) cenderung menurun. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim  (AKDR) adalah suatu alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik yang kadang dililit oleh tembaga) dan dimasukkan kedalam rahim oleh bidan atau dokter yang terlatih. Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan alat kontrasepsi jangka panjang (10 tahun) dan memiliki evektifitas tinggi untuk menjarangkan kelahiran anak. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) jenis CuT-380A merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang memiliki efektifitas tinggi untuk menjarangkan kelahiran anak yang memiliki efek samping seperti pola perdarahan menstruasi lebih banyak dan lebih lama. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim di Perumahan Lingkar Asri Lombok Barat Tahun 2020.  Penelitian ini merupakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan survey cross sectional bertujuan untuk mengetahuai karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim jenis Cu-T 380A setelah 3 bulan pemakaian yang tercatat dalam buku register berjumlah 30 responden. Pengumpulan sampel dilakukan dengan pendekatan  total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah 3 bulan pemakaian alat konrasepsi 50% responden mengalami haid menjadi banyak, 66,7% responden mengalami perdarahan selama 1 minggu, 43,3% responden mengalami bercak / spotting, 43,4% responden mengalami darah seperti bercak / spotting. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada efek samping yang sering terjadi pada pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim jenis tembaga seperti pola haid berupa jumlah haid menjadi banyak dan menggunakan 2-4 pembalut / hari, lamanya darah terjadi selama 1 minggu, warna darah merah, dan bentuk darah seperti bercak atau spotting. Saran bagi petugas kesehatan, harus menjelaskan kepada calon aseptor kontrasepsi bahwa ada efek samping dari pemakaian kontrasepsi dalam rahim terkait dengan pola haid.