Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Ability of Soil Candida albicans Secreted Potential Protease and Lipase Ririn Puspadewi; Putranti Adirestuti; Mira Andam Dewi; Wakilatul Hasanah
Biota Vol 13 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/jb.v13i2.245

Abstract

Candida spp secreted a different kind of extracellular enzymes. Protease and lipase are the enzymes that are commonly used in the food and pharmaceutical industries. This study aimed to examine protease and lipase activity of Candida tropicalis isolated from the soil of the Medicinal Plant Garden of the Faculty of Pharmacy, Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia. Candida isolate was subjected to the fermentation process to obtain bioactive metabolites. The result was analyzed using ANOVA within a 5% interval of confidence, continuing with PostHoc. The result showed the Candida tropicalis metabolite giving the best proteolytic index value (0,6556 ± 0,0090) U/mL. The metabolite isolate of Candida tropicalis had the highest activity, amounting to 5,776 ± 0,495 U/mL. The best results of lipolytic index value (0,394 ± 0,053) U/mL. The Candida tropicalis metabolites produced the highest lipase enzyme after nine days of fermentation in 5.2917±0,0167 U/mL.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PENYAKIT DEGENERATIF DI POLIKLINIK SPESIALIS RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Pudjiastuti Kartidjo; Ririn Puspadewi; Titta Sutarna; Nira Purnamasari
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v2i1.10

Abstract

Telah dilakukan penelitian evaluasi penggunaan obat penyakit degeneratif di Poliklinik Spesialis Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung, dengan tujuan untuk mengetahui kerasionalan penggunaan obat yang diresepkan dan digunakan untuk kasus penyakit degeneratif yaitu penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2. Metode penelitian meliputi penelusuran pustaka, penetapan kriteria pasien dan kriteria obat, penyusunan kriteria penggunaan obat untuk penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2, pengumpulan data, serta analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Data diambil secara retrospektif dari data Instalasi Farmasi  dan  data rekaman medik selama periode 14 Januari sampai dengan 31 Mei 2013. Analisa kuantitatif dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan obat oleh pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, diagnosis, golongan obat, dan bentuk sediaan. Analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui ketepatan indikasi, dosis, aturan pakai, lama pengobatan; kejadian duplikasi, efek samping obat dan interaksi obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua obat Anti Diabetes Mellitus yang digunakan tepat indikasi, terdapat 1 kasus yang kurang dosis, dan terdapat 4  aturan pakai yang kurang tepat. Lama pengobatan telah tepat, dan tidak ditemukan kejadian duplikasi pada pemberian obat. Terdapat 33 kejadian interaksi obat yang digolongkan berdasar intensitas interaksi yaitu terdiri dari  3 kejadian interaksi obat serius, 17 signifikan dan 13  minor. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlu selalu dilakukan pengkajian resep lebih mendalam, terutama pada aturan pakai obat dan interaksi obat yang terjadi pada kasus Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan komplikasi dan penyakit penyerta.
KHASIAT UMBI BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia (L.) Merr.) SEBAGAI HERBAL ANTIMIKROBA KULIT Ririn Puspadewi; Putranti Adirestuti; Rizka Menawati
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v1i1.21

Abstract

Umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.)Merr.) merupakan tanaman khas Kalimantan Tengah yang berasal dari Amerika tropis. Secara empiris umbi bawang dayak sudah digunakan masyarakat lokal untuk mengobati luka dan obat bisul. Berkaitan dengan hal tersebut, telah dilakukan penelitian untuk melihat aktivitas antimikrobanya terhadap mikroba kulit yaitu Staphylococcus aureus dan Trichophyton rubrum. Serbuk simplisia diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dalam pelarut etanol 96% redestilasi. Ekstrak diuji terhadap kedua mikroba di atas yang sering terlibat dalam pembentukan  luka. Pengujian ekstrak etanol terhadap kedua mikroba uji dilakukan denganmenggunakan metode difusi agar dengan teknik lubang perforasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) adalah 1% dengan diameter hambat (14,49±0,51) mm dan menghambat pertumbuhan Trichophyton rubrum dengan KHM 15% dengan diameter hambat (15,06±0,42) mm. Ekstrak etanol dengan konsentrasi 1% berpotensi sama dengan Tetrasiklin HCl pada konsentrasi 0,06% dengan diameter hambat (14,03±0,42)mm untuk Staphylococcus aureus. Hasil pengujian terhadap Trichophyton rubrum menunjukkan ekstrak etanol 15% berpotensi hampir sama dengan ketokonazol pada konsentrasi 0,2% dengan diameter hambat sebesar (14,00±0,61) mm. Penapisan fitokimia menunjukkan bahwa bahan uji mengandung senyawa flavonoid, polifenol, alkaloid, kuinon, tanin, steroid, monoterpenoid dan seskuiterpenoid.
ACTIVITY OF ZEBRINA PENDULA SCHNIZL. EXTRACT AGAINST STAPHYLOCOCCUS AUREUS, CANDIDA ALBICANS, AND BACILLUS SUBTILIS Ririn Puspadewi; Mira Andam Dewi; Anggi Gumilar; Luki Yogaswara Yusuf; Estefania Amaris Ivana; Tiara Parmayani; Alpina Rismayati
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 4 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i4.1008

Abstract

Zebrina pendula Schnizl., known for its medicinal properties against dysentery, contains chemical compounds like polyphenols, flavonoids, quinones, and terpenoids. Despite its potential, research on Zebrina pendula Schnizl. remains limited. This study aimed to assess the antimicrobial activity of Zebrina pendula Schnizl. extract against Staphylococcus aureus, Candida albicans, and Bacillus subtilis, using the microdilution method. The stages of the study include determination, phytochemical screening of Zebrina pendula Schnizl., standardization, multilevel extraction using n-hexane, ethyl acetate, and 96% ethanol, and antimicrobial activity testing via microdilution method to determine Minimum Inhibitory Concentrations (MIC) and Minimum Bactericidal Concentrations (MBC).