Dian Rahmawati
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengembangan Konsep Kelembagaan sebagai Upaya Rejuvenasi Kawasan Wisata Alam Ranu Grati di Kabupaten Pasuruan Dian Rahmawati; Hertiari Idajati; Ema Umilia
Jurnal Penataan Ruang Vol 13, No 1 (2018): Jurnal Penataan Ruang 2018
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v13i1.7060

Abstract

Kawasan wisata alam Ranu Grati Pasuruan merupakan salah satu danau vulkanik yang terletak di dataran rendah dan memiliki kekayaan berupa sumber daya air yang hingga kini masih menunjang kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitarnya dan pemandangan alam yang mengelilingi danau tersebut. Pengelolaan yang kurang optimal telah mendorong kawasan Ranu Grati saat ini mengalami fase stagnan menuju decline jika dilihat dari tipologi Butler. Kualitas air danau menurun akibat limbah keramba dan rumah tangga yang memenuhi daerah sempadan danau, beberapa ladang dan bekas kegiatan pertambangan pasir oleh masyarakat juga berpengaruh ke kualitas air danau, selain itu kegiatan pariwisata juga sangat terbatas perolehannya dalam mendapatkan pengalaman maupun kesempatan terlibat dalam aktivitas pariwisata kecuali jika ada acara tertentu.Artikel ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Kajian Pengembangan Kawasan Ranu Grati. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah mendeskripsikan arahan pengembangan Ranu Grati dilihat dari segi kelembagaan pariwisata sebagai upaya merejuvenasi kawasan Ranu Grati yang saat ini berposisi di fase stagnan menuju decline. Tahapan dari penulisan adalah (1) menyusun faktor yang berpengaruh terhadap menurunnya kondisi kawasan wisata Ranu Grati dengan metode Delphi (2) merumuskan arahan pengembangan Ranu Grati dari segi kelembagaan yang meliputi pemerintah, swasta dan masyarakat dengan metode pendekatan quadriple helix diintegrasikan dalam konsep zonasi kawasan. Hasil yang ditemukan didapatkan: (1) Faktor yang berpengaruh terhadap menurunnya kondisi kawasan wisata Ranu Grati yaitu potensi SDM yang belum seimbang, peran serta masyarakat yang masih rendah, dan koordinasi antar stakeholder yang kurang optimal; (2) Zonasi kawasan wisata Ranu Grati yang terintegrasi dengan konsep pengembangan fungsi kelembagaan yang terbagi dalam ruang inti dan ruang pendukung.
Penerapan Metode Rootcause Analysis (RCA) dalam Pengembangan Kawasan Wisata Cagar Budaya Kampung Kemasan, Gresik Dian Rahmawati; Rimadewi Suprihardjo; Eko Budi Santoso; Rulli Pratiwi Setiawan; Karina Pradinie; Mochamad Yusuf
Jurnal Penataan Ruang Vol 11, No 1 (2016): Jurnal Penataan Ruang 2016
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.585 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v11i1.5211

Abstract

In a planning process, appropriate methods in order to understand the problems is needed so that proper planning products targeted to answer the challenge on a case study. Root cause analysis (RCA) is a qualitative analysis method that serves to attract understanding the root causes of problem which is need to be considered in the formulation stage of product planning. The tourist area of cultural heritage Kampung Kemasan has potential as a tourist development area but his condition is not developed well. Kampung Kemasan chosen as a case study to be aligned with the functions deemed appropriate method of RCA as a tools to understand the root cause of an event. The use of RCA is expected to become effective tools for basic guidelines for the formulation of the product development of the region based on a comprehensive understanding of an eventKeyword: Rootcause analysis, heritage tourism, Kampung Kemasan
Technology Foresight Analysis Sebagai Metodologi Dalam Pertimbangan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Karina Pradinie; Rimadewi Suprihardjo; Dian Rahmawati; Rulli Pratiwi Setiawan
Jurnal Penataan Ruang Vol 11, No 1 (2016): Jurnal Penataan Ruang 2016
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.568 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v11i1.5212

Abstract

Metodologi dalam penelitian kawasan cagar budaya sangat potensial untuk dikembangkan, terutama dalam pendekatan-pendekatan non fisik seperti partisipasi masyarakat. Aspek anthropologi yang dipotret dengan bingkai kajian etnografi, aspek ekonomi dan lingkungan aspek modal budaya dan berlanjutan. Dalam pengembangan cagar budaya, sangat diperlukan aspek-aspek yang akan mendukung masa depan cagar budaya. Pengetahuan terhadap aspek-aspek tersebut yang dibingkai dalam analisis foresight yang dikembangkan diharapkan bisa menjadi pertimbangan dirumuskan kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung pengembangan kawasan cagar budaya ke depan.Keywords: Foresight Analysis, Cagar Budaya , Pengembangan Metode
Tingkat Gemeinschaft City Masyarakat pada Permukiman Nelayan Kedung Cowek Dian Rahmawati; Angelina Rointan Naibaho
Jurnal Penataan Ruang Vol 13, No 2 (2018): Jurnal Penataan Ruang 2018
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v13i2.7140

Abstract

Salah satu daerah di Surabaya yang turut mengalami perkembangan kota ialah Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak. Perkembangan kota di Kedung Cowek berimplikasi pada terdapatnya permukiman kumuh. Untuk memberantas permukiman kumuh, sebelumnya di Kelurahan Kedung Cowek telah dilaksanakan program Perbaikan Lingkungan Permukiman (PLP-BK) pada tahun 2016. Sementara di daerah penelitian masyarakat menunjukkan adanya ciri gemeinshcaft terlihat dari masyarakat nelayan yang homogen, kekerabatan yang tinggi serta kondisi sosial budaya masyarakat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat gemeisnhcaft city masyarakat nelayan di Kelurahan Kedung Cowek. Metode analisis yang digunakan ialah teknik analisa deskriptif kualitatif untuk menentukan deliniasi permukiman nelayan dan teknik analisa skoring untuk mengukur tingkat gemeinshcaft city masyarakat nelayan. Dari hasil studi ditemukan bahwa wilayah yang termasuk permukiman nelayan ialah RW 2 RT 1, RT 2, RT 3 dan RW 3 RT1, RT 2, RT 3. Hasil tingkat gemeinschaft city menunjukkan permukiman nelayan berada pada tingkat gemeinsncaft city tinggi dan sedang. Pengukuran tingkat gemeinshcaft city masyarakat permukiman nelayan menggunakan variabel yang memiliki bobot berbeda.
Perkembangan Morfologi Gresik Kota Bandar dengan Pendekatan Analisa Diakronik Gratia Ananda Sinaga; Karina Pradinie Tucunan; Putu Rudy Satiawan; Dian Rahmawati
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 17, No 3 (2021): JPWK Volume 17 No. 3 September 2021
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v17i3.34417

Abstract

Gresik Regency as a Bandar has been known since the Majapahit Empire because of its strategic location and high trading activities that have made Gresik a Bandar City. The existence of Bandar Gresik is one of the reasons for the diversity of history and culture contained in it because of the acculturation of the immigrant culture caused by the Bandar itself. Bandar is one of the triggers for community and economic development which is increasingly seen in the morphology of the City of Gresik Regency. The existence of various historical relics, both tangible and intangible, describes historical events that have occurred in Gresik Regency in the past and city developments that have occurred to the present. This historical event of Gresik Regency can then become its own identity and uniqueness for Gresik Regency. Therefore, it is necessary to conduct a study on the development of Gresik with the aim of seeing what the development of Gresik Regency looks like from year to year to find out the morphological form that existed at that time and how important it is for spatial regeneration in the future. This study uses a content analysis (CA) analysis approach and Diankronik analysis. The results of this study found 5 stages of the main period consisting of the Majapahit Empire, the Islamic Development Period, the Colonial Period, the Japanese Occupation Period, and the Early Independence Period. Based on the development period, they are grouped into four historical areas, namely the Bandar Gresik area, the Giri area, the Bandar Jaratan area and the Bawean area.