Satiawan, Putu Rudy
Departemen Peencanaan Wilayah Dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

REHABILITASI DAERAH KUMUH : UPAYA PENINGKATAN KEBERHASILAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH (RSDK) DALAM KAITANNYA DENGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN KEDUNGDORO KOTA SURABAYA Sudrajat, Agus; Santosa, Happy Ratna; Satiawan, Putu Rudy
Jurnal Penataan Ruang Vol 7, No 1 (2012): Jurnal Penataan Ruang 2012
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v7i1.2262

Abstract

Program Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK) di Kota Surabaya adalah program yang bertujuan untuk melakukan pemberdayaan kepada warga miskin agar dapat meningkatkan kondisi sosial ekonomi dan lingkungannya secara mandiri. Salah satu kelurahan yang mendapat program RSDK adalah kelurahan Kedungdoro Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya. Namun dalam tataran praktisnya ditemukan banyak kendala dalam pelakanaan program yang menyebabkan rendahnya tingkat keberhasilan program RSDK kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat dan bagaimana upaya peningkatan keberhasilan program RSDK kaitanya dengan pemberdayaan masyarakat.Paper ini memaparkan hasil penelitian mengenai upaya peningkatan keberhasilan program RSDK di lokasi studi Kelurahan Kedungdoro. Tujuan penelitian ini adalah menyusun upaya peningkatan keberhasilan program RSDK dalam kaitanya dengan pemberdayaan masyarakat dengan sasaran: 1) identifikasi faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat keberhasilan program RSDK di Kel. Kedungdoro, 2) merumuskan upaya peningkatan keberhasilan program RSDK dalam kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat di Kel. Kedungdoro. Metode penelitian yang dilakukan adalah menggunakan pendekatan alamiah dengan menggunakan metode kualitatif. Kajian ini dilakukan dengan cara studi lieratur, pengamatan lapangan, penyebaran kuesioner dan wawancara. Adapun teknik penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis teknik Delphi dan triangulasi.Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat keberhasilan program RSDK kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat di Kel. Kedungdoro Kota Surabaya adalah rendahnya tingkat pendidikan. Rendahnya kemampuan masyarakat dalam mengelola keuangan keluarga, rendahnya kapasitas lembaga lokal pengelola program, persepsi mayarakat yang keliru terhadap program RSDK, rendahnya partisipasi masyarakat, pergeseran budaya, dan rendahnya keterlibatan pejabat pemerintah ditingkat kelurahan dan kecamatan.
PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN PUSAT PERKANTORAN TERPADU PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR1 Prajawati, silpa; Satiawan, Putu Rudy
Jurnal Penataan Ruang Vol 1, No 1 (2006): Jurnal Penataan Ruang 2006
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v1i1.2225

Abstract

Ogan Ilir merupakan kabupaten baru hasil pemekaran kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera selattan yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang RI No. 37 Tahun 2003 dengan Inderalaya sebagai ibukota. Pemerintah kabupaten memerlukan kantor sebagai tempat melakukan kegiatannya dan telah mengeluarkan kebijakan untuk membangun pusat perkantoran terpadu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mmempengaruhi dalam penentuan lokasi perkantoran dan menentukan lokasinya berdasarkan pendapat pengambil keputusan. Faktor-faktor didapat dari kajian pustaka, wawancara, survey kuisioner dengan skala likert kepada pakar dan melakukan serangkaian uji statistic yang hasilnya adalah faktor atau kriteria legalitas/kebijakan, teknis/fisik  dan sosial budaya. Penentuan lokasi pembangunan berdasarkan faktor yang berpengaruh menggunakan metode analytical hierarchi proses (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa legalitas/kebijakan adalah kriteria terpenting dalam penentuan lokasi yang telah ditentukan.
RELEVANSI PENGEMBANGAN PERTANIAN KOTA DI SURABAYA Satiawan, Putu Rudy
Jurnal Penataan Ruang Vol 1, No 1 (2006): Jurnal Penataan Ruang 2006
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v1i1.2228

Abstract

Disadari ataupun tidak, ide pengembangan pertanian kota memiliki potensial kontroversi dengan penataan ruang kota, karena paradigmanya tidak bersesuaian. Kota identik dengan kegiatan pada sektor sekunder dan tersier dimana wujud fisiknya adalah konsentrasi bangunan dan daerah terbangun lainnya. Sementara itu pertanian identik dengan kegiatan pada sektor primer dimana wujud fisiknya adalah hamparan areal persawahan, perkebunan, tegalan, tambak dan lahan penggembalaan. Perpaduan antara keduanya seolah dimustahilkan oleh kenyataan yang ada selama ini. Mengapa kemudian tidak berpikir sebaliknya, bahwa perpaduan di antara keduanya justru membuahkan sinergi yang positif. Peristiwa yang terjadi di Havana membuktikan bahwa pengembangan pertanian kota mampu membalikkan keadaan dari kondisi krisis menjadi produktif.Pengembangan pertanian kota di Surabaya perlu dipikirkan sebagai alternatif menuju efisiensi dan efektifitas pemanfaatan sumberdaya kota. Lahan-lahan tidur yang merupakan korban keganasan sosok Kota Surabaya dan lahan-lahan public yang belum dikelola dengan baik oleh Pemerintah Kota perlu direvitalisasi melalui pemanfaatannya untuk berbagai aktivitas peningkatan produktivitas kota dalam konteks pertanian kota.Tulisan ini berupaya untuk mengungkap kemungkinan pengembangan Kota Surabaya ke depan untuk dapat menyonsong ide pengembangan pertanian kota (urban farming) sebagai satu alternatif pengembangan ekonomi dan sosial budaya kota. Beberapa hambatan dan kendala tentulah siap menghadang, namun warga kota dan segenap aparat Pemerintah Kota Surabaya harus terus berkomitmen untuk mewujudkannya.
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI RAWA JOMBOR DESA KRAKITAN KABUPATEN KLATEN Ernawati, Rita; Suprihardjo, Rima Dewi; Satiawan, Putu Rudy
Jurnal Penataan Ruang Vol 5, No 1 (2010): Jurnal Penataan Ruang 2010
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v5i1.2240

Abstract

Sektor pariwisata di Kabupaten Klaten merupakan sektor yang sangat strategis. Salah satu objek wisata yang menonjol adalah Rawa Jombor yang berada 8 km dari pusat kota. Potensi pariwisata yaitu berupa wisata alam, wisata budaya dan wisata khusus. Namun, keterlibatan masyarakat dalam pengembangan sangat rendah. Sehingga yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah faktor apa yang menghambat pengembangan kawasan pariwisata Rawa Jombor Desa Krakitan terkait partisipasi masyarakat. Analisis yang dilakukan adalah analisis tipologi tingkatan partisipasi dilakukan dengan teknik skoring. Analisis kluster untuk menentukan tipologi wilayah dukuh. Analisis penentuan faktor penghambat pengembagan dilakukan dengan teknik analisa delphi.  Untuk merumuskan konsep pengembangan dilakukan dengan analisis triangulasi yang hasilnya dijabarkan sebagai konsep pengembangan per kluster.Berdasarkan tahapan analisis penelitian dapat dirumuskan konsep pengembangan kawasan pariwisata Rawa Jombor yang sesuai adalah "Konsep Pengembangan Kawasan Pariwisata Berdasarkan Partisipasi Masyarakat dengan Sumberdaya Lokal secara Berkelanjutan. Konsep pengembangan kawasan pariwisata secara umum meliputi penggunaan sumberdaya lokal secara berkelanjutan, partisipasi masyarakat dalam setiap tahap pengembangan, dukungan pemerintah, peningkatan kemampuan sumberdaya manusia, pembagian secara adil dan merata dan keterkaitan pengembangan dengan  wilayah output dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan kawasan Rawa Jombor agar lebih terarah.
Arahan Pengembangan Taman Tematik di Kecamatan Bandung Wetan dengan Pendekatan Urban Acupuncture Raihan, Muhammad; Satiawan, Putu Rudy
Jurnal Penataan Ruang Vol 15, No 2 (2020): Jurnal Penataan Ruang 2020
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v15i2.7302

Abstract

Kota Bandung masih perlu menambahkan luas ruang terbuka hijau. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan cara revitalisasi taman kota dengan bentuk taman tematik. Taman tematik di Kota Bandung paling banyak terdapat di Kecamatan Bandung Wetan. Terdapat 11 taman tematik yang tersebar di Kecamatan Bandung Wetan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, masih terdapat evaluasi terkait taman tematik sebagai ruang terbuka hijau. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan pengembangan Taman Tematik di Kecamatan Bandung Wetan dengan Pendekatan  Urban Acupuncture. Metode analisis yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah content analysis dan juga analisis validasi triangulasi. Content analysis dilakukan kepada hasil wawancara 12 narasumber yang berasal dari kelompok pemerintah dan komunitas kreatif atau pengunjung terkait taman tematik untuk merumuskan faktor pengembangan taman. Sedangkan analisis validasi triangulasi dilakukan untuk merumuskan arahan pengembangan dengan pendekatan Urban Acupuncture. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan faktor pengembangan taman tematik di Kecamatan Bandung Wetan, yaitu (1) Kegiatan/Aktivitas; (2) Kenyamanan; (3) Partisipasi Masyarakat; (4) Kebersihan; (5) Komunitas Kreatif; (6) Kondisi fasilitas; dan (7) Kebersihan. Dengan adanya faktor pengembangan tersebut dapat diketahui faktor yang harus dikembangkan pada setiap taman tematik di Kecamatan Bandung Wetan untuk menghasilkan arahan pengembangan berdasarkan pendekatan Urban Acupuncture.
Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Kognisi Spasial Masyarakat Kampung Merak terhadap Bentuk Permukimannya Rizki Arum Ramadhanita; Putu Rudy Satiawan
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.49182

Abstract

Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Salah satu kawasan permukiman yang menarik untuk diteliti dalam pola spasial adalah kawasan permukiman Kampung Merak di Kecamatan Banyuputih, Situbondo. Letak kampung merak yang didalam hutan Taman Nasional Baluran menyebabkan akesibilitas menuju kampung tersebut sulit diakses. Sehingga kampung tersebut hanya bisa diakses dengan kendaraan roda dua melalui jalur darat dan perahu melalui jalur laut. Selain wilayah Kampung Merak yang terletak di dalam dalam hutan, permukiman tersebut memiliki pola aktivitas masyarakat yang bermata pencaharian utama sebagai pengembala sapi. Dengan adanya aktivitas sosial masyarakat dan pola ruang fisik di Kampung Merak, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola spasial permukiman Kampung Merak. Penelitian ini menggunakan metode content analysis. Dari penelitian ini didapatkan faktor-faktor-faktor yang mempengaruhi kognisi spasial yaitu kondisi tanah, vegetasi, sosial masyarakat, kegiatan keagaaman, tradisi, mata pencaharian, jaringan jalan, tata letak, arah hadap bangunan, lintasan hewan ternak, dan batas territorial.
Kajian Keterkaitan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Madiun Abim Nurhuda Yaqin Prakosa; Putu Rudy Satiawan
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.49256

Abstract

Ruang terbuka hijau penting untuk menciptakan suasana nyaman di perkotaan, terutama di Kota Madiun yang terus berkembang. RTH yang ada belum mencapai 30% sesuai ketentuan, terutama RTH publiknya yang hanya 8,82% dari luas kota sehingga perlu adanya penambahan RTH publik. Dalam penyediaaan RTH perkotaan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu perkembangan lahan. Penggunaan lahan di Kota Madiun selalu bertambah/berkembang tiap tahunnya sedangkan RTH publik yang ada di Kota Madiun justru mengalami penurunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterkaitan antara faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH di Kota Madiun. Peneitian ini terbagi ke dalam dua tahap, yaitu : (1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH di Kota Madiun, (2) Merumuskan keterkaitan amtara faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH di Kota Madiun. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa faktor-faktor seperti industri, fasilitas umum, perkantoran, dan tanah milik pemerintah memiliki keterkaitan dengan ketersediaan RTH di Kota Madiun.
Konfigurasi Spasial Kawasan Permukiman Kampung Maspati Havisa Putri Novira; Putu Rudy Satiawan
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.56102

Abstract

Kampung Maspati merupakan salah satu kawasan permukiman yang dimana masih menganut budaya kearifan lokal yang selalu diterapkan pada permukiman tersebut. Kampung Maspati ini dikelilingi bangunan modern dan sudah banyak transformasi fisik bangunan namun pada beberapa titik di kampung Maspati budaya, kearifan lokal dan tradisi-tradisi kampung tetap terjaga. Potensi-potensi fisik dan non fisik pada Kampung Maspati dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Maspati untuk aktivitas sehari-hari mereka. Sehingga, dalam kampung ini tercipta konfigurasi spasial yang membuatnya berbeda dengan kampung-kampung lainnya, terutama dengan kampung-kampung di sekitarnya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menemukan bentuk konfigurasi spasial yang terbentuk pada permukiman Kampung Maspati yang dimana dapat menjadi masukan untuk pembangunan kawasan tersebut. Melalui metode content analysis, diinterpretasikan pendapat responden mengenai faktor ruang yang mempengaruhi konfigurasi spasial Kampung Maspati hingga menemukan konfigurasi spasial masyarakat terhadap bentuk permukimannya. Dari penelitian ini didapatkan faktor-faktor ruang yang berpengaruh yaitu identitas, sosial masyarakat, kepercayaan, tradisi, mata pencaharian, estetika, tata letak, jaringan jalan dan sirkulasi dan di dapatkan bentuk konfigurasi permukiman kampung Maspati terbagi menjadi 2 cluster dengan pola linier mengikuti jalan dengan pola jaringan grid yang terbagi menjadi ruang sakral-profan.
Penentuan Tipologi Permukiman di Kawasan Pinggiran Jakarta (Studi Kasus: Kota Tangerang Selatan) Diandra Artianti; Putu Rudy Satiawan
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.56252

Abstract

Seiring dengan bertambahnya penduduk dan berkembangnya suatu wilayah, kebutuhan akan permukiman juga akan meningkat. Namun, harga lahan yang tinggi di pusat kota besar membuat jumlah lahan permukiman di pusat kota menjadi tebatas. Akibatnya, penduduk yang bekerja di kota besar akan mencari lokasi tempat tinggal di pinggiran kota, tidak terkecuali Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Ciputat Timur sebagai wilayah Kota Tangerang Selatan yang berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta. Terbaginya tipologi permukiman ke dalam beberapa kelompok dapat dijadikan pertimbangan untuk mengambangkan sarana dan prasarana yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan penduduk di suatu kawasan. Unit analisis dari penelitian ini adalah 28 klaster permukiman yang terletak di Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Ciputat Timur. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis untuk menentukan faktor-faktor yang menjadi dasar penentuan tipologi permukiman, dan hierarchial cluster analysis untuk merumuskan tipologi permukiman di kawasan pinggiran Jakarta, di Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat enam faktor yang menjadi dasar pembentukan tipologi permukiman di kawasan pinggiran kota di Kota Tangerang Selatan, yakni ketersediaan infrastruktur transportasi, jenis kawasan, pendapatan, tingkat pendidikan, jarak dengan pusat kegiatan, dan pola bangunan. Kemudian berdasarkan enam faktor tersebut, terbentuklah empat tipe permukiman yang memiliki karakteristik fisik dan sosial yang berbeda-beda.
Penentuan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lokasi Coworking Space di Kota Surabaya Haninggar Satria Putri; Putu Rudy Satiawan
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.362 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.48271

Abstract

Perkembangan teknologi memicu munculnya revolusi industri keempat atau Industrial Revolution 4.0 yang ditandai dengan bersatunya beberapa teknologi atau yang dikenal sebagai fenomena disruptive innovation. Merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi untuk rencana Coworking Space di  Kota Surabaya merupakan salah satu strategi awal yang tepat untuk meningkatkan tingkat produktifitas dan keaktifan masyarakat dalam pengembangan kreativitas serta kegiatan literasi, belajar, dan diskusi. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi Coworking Space di Kota Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling pada pengelola dan pengguna Coworking Space di Kota Surabaya, reduksi variabel dengan Content Analysis menggunakan software Nvivo 10. Hasil dari penelitian ini didapatkan 14 faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi Coworking Space di Kota Surabaya, yaitu Keaktifan dan daya hidup yang tinggi, Lingkungan masyarakat kosmopolitan, Tata ruang dinamis, Komunitas Kreatif di Sekitar Lokasi Coworking Space, Fungsi jalan pada lokasi Coworking Space, Tingkat Keamanan sekitar lokasi Coworking Space, Tingkat Kenyamanan sekitar lokasi Coworking Space, Jarak Coworking Space dengan permukiman, Jarak Coworking Space dengan pusat pertumbuhan ekonomi (perdagangan dan jasa), Jarak Coworking Space dengan sarana pendidikan, Kondisi estetika lingkungan, Ketersediaan jaringan listrik, Ketersediaan jaringan telekomunikasi, dan Ketersediaan lahan parkir.