Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMAKNAAN KEKERASAN SIMBOLIK DALAM PELECEHAN SEKSUAL SECARA VERBAL (CATCALLING) Eugenia Prasmadena Tapianauli Rahayu Pitaloka; Addin Kurnia Putri
Journal of Development and Social Change Vol 4, No 1 (2021): Volume 4 no. 1 April 2021
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jodasc.v4i1.52498

Abstract

Abstract: Verbal sexual harassment (catcalling) nevertheless referred to as normalized sexual harassment in Indonesia. Indonesian people have been tending to underestimate catcalling as it does not have an impact that may be visible with undeniable sight. According to Bourdieu, symbolic violence is violence that is carried through subtly, so that catcalling is a form of symbolic violence. The cause of this study at is to discover the significant categorization and the impact of catcalling from numerous value constructed inside every informant withinside form of an arena, habitus, and capital. The topic of this study were divided into two, particularly female informants as victims of catcalling and male informants as perpetrators of catcalling. This research used qualitative research with a phenomenological method and used the theory of symbolic violence by Pierre Bourdieu. Observation, interviews, and additionaly assiting documentation used as data collection techniques while theory triangulation and source triangulation used as the validity of the data in this thesis. The consequences in the study field showed that there were three interpretations of catcalling, particularly catcalling is interpreted as harassment and violence, catcalling is interpreted as harassment, but not violence, and catcalling is interpreted not as harassment and violence, while the impact felt through every informant concerned catcalling has the positive impact felt by men as perpetrators of catcalling did not have any impact on some informants and had a negative impact even to the trauma level experienced by female informants as victims of catcalling.Keyword: catcalling, harassment, phenomenological method, Sebelas Maret University.Abstrak: Pelecehan Seksual secara verbal (catcalling) masih menjadi pelecehan seksual yang dinormalisasi di Indonesia. Masyarakat Indonesia cenderung meremehkan mengenai catcalling karena tidak menimbulkan dampak yang dapat dilihat kasat mata. Menurut Bourdieu, kekerasan simbolik adalah kekerasan yang dilakukan secara halus, sehingga catcalling merupakan salah satu bentuk dari kekerasan simbolik. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan kategorisasi pemaknaan dan dampak catcalling dari berbagai konstruksi nilai dalam diri setiap informan dalam bentuk arena,habitus dan modal. Subjek penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu informan wanita sebagai korban catcalling dan informan laki-laki sebagai pelaku catcalling. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan menggunakan teori Kekerasan Simbolik dari Pierre Bourdieu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan juga dokumentasi pendukung. Untuk validitas data yang digunakan adalah validitas data menggunakan triangulasi teori dan triangulasi sumber. Hasil penelitian di lapangan adalah adanya tiga pemaknaan mengenai catcalling, yaitu catcalling dimaknai sebagai pelecehan dan kekerasan, catcalling dimaknai sebagai pelecehan namun bukan kekerasan, dan catcalling dimaknai bukan sebagai pelecehan dan kekerasan, sementara dampak yang dirasakan setiap informan mengenai catcalling adalah dampak positif yang dirasakan informan laki-laki sebagai pelaku catcalling, tidak berdampak apapun bagi beberapa informan dan dampak negatif bahkan sampai pada trauma yang dialami informan wanita sebagai korban catcalling.Kata Kunci: catcalling,kekerasan,fenomenologi,Universitas Sebelas Maret
PERILAKU MASYARAKAT KOTA: TELAAH KRISIS EKOLOGI DI KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA Muhammad Alif Alauddin; Alif Akbar Pribandono; Fio Debi Saputri; Novenda Hijrah Nugraheni Pramukti; Khexe Purnama Sari; Rosseta Septia Menawati; Addin Kurnia Putri
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Implementasi Inovasi di Era Disrupsi
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i0.40665

Abstract

Population growth in big cities impact to various social problems. The city of Surakarta as the second largest municipality in Central Java is full of social problems due to the behavior caused by the people. This study explores the behavior of urban communities which widely impact to environmental damage or ecological crises. Serengan Subdistrict was chosen as the research location because of its limited environmental management facilities which are not evenly distributed compared to other sub-districts in Surakarta City. The focus of this study is the behavior of urban communities in Serengan District, Surakarta City. Researchers used a mixed method with a qualitative-dominant and quantitative-less design. Phenomenology is used as an approach to explore the various typifications of society from the perspective of behavior and ecological crises. In-depth interviews (in-depth interviews), observation, literature study, and documentation were carried out in collecting qualitative data. While there were 96 respondents who then used quantitative Pearson correlation analysis in presenting the data results. Qualitative research shows that in the Serengan District community there are 2 types of behavior and ecological crises, i.e gigantism and environmental management systems. The quantitative results show a positive relationship between the 2 variables. This research is useful as an in-depth study of sociology and environmental science on the development of urban communities, particularly in the city of Surakarta.Keywords: Urban Community Behavior, Urban Sociology, Ecology.AbstrakPertumbuhan penduduk di kota-kota besar menimbulkan beragam masalah sosial. Kota Surakarta sebagai kota madya terbesar kedua di Jawa Tengah penuh dengan permasalah sosial akibat perilaku masyarakatnya. Penelitian ini berusaha menggali perilaku masyarakat kota yang berpengaruh kepada kerusakan lingkungan atau krisis ekologi. Kecamatan Serengan dipilih menjadi lokasi penelitian karena keterbatasan fasilitas pengelolaan lingkungan yang tidak merata dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kota Surakarta. Fokus studi ini adalah perilaku masyarakat perkotaan di Kecamatan Serengan, Kota Surakarta. Peneliti menggunakan mixed method dengan desain qualitative-dominant and quantitative-less. Fenomenologi digunakan sebagai pendekatan untuk menggali ragam tipifikasi masyarakat atas perspektif perilaku dan krisis ekologi. Wawancara mendalam (indepth-interview), observasi, studi literatur, dan dokumentasi dilakukan dalam pengumpulan data kualitatif. Sedangkan terdapat 96 responden yang selanjutnya menggunakan analisis korelasi pearson kuantitatif dalam penyajian hasil data. Penelitian kualitatif menunjukan pada masyarakat Kecamatan Serengan terdapat 2 tipifikasi terhadap perilaku dan krisis ekologi yaitu gigantisme dan sistem pengelolaan lingkungan. Hasil kuantitatif menunjukan hubungan positif antara 2 variabel tersebut. Penelitian ini bermanfaat sebagai telaah mendalam sosiologis dan ilmu lingkungan terhadap perkembangan masyarakat kota khususnya di Kota Surakarta. Kata kunci: Perilaku Masyarakat Kota, Sosiologi Perkotaan, Ekologi.
Digital Marketing: Pengembangan Kapasitas Kewirausahaan Pada Sarjana Masa Tunggu Addin Kurnia Putri; Supriyadi Supriyadi; Mahendra Wijaya; Sri Hilmi Pujihartati; Thomas Aquinas Gutama
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.334 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.778

Abstract

Perguruan tinggi sebagai produsen sumber daya manusia unggul menjadi poros utama dalam pengembangan kapasitas dan keterampilan mahasiswa, baik secara akademik maupun non-akademik. Lulusan perguruan tinggi sudah selayaknya menghasilkan tenaga-tenaga ahli di berbagai bidang industri. Meski demikian, jumlah pasar tenaga kerja tidak sebanding dengan permintaan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja jumlahnya lebih terbatas dibanding permintaan tenaga kerja. Hal itu yang menyebabkan munculnya sarjana masa tunggu dikarenakan tidak langsung diterima di perusahaan tertentu. Maka dari itu, tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan semangat wirasuaha para sarjana masa tunggu di lingkungan Universitas Sebelas Maret. Konsep digital marketing digunakan untuk meningkatkan kapasitas wirasuaha sarjana masa tunggu sekaligus merespon perkembangan teknologi digital. Pengabdian ini menggunakan metode eksperimen dalam menguji kapasitas wirausaha sarjana masa tunggu sebelum dan setelah mengikuti pelatihan digital marketing. Hasil dari kegiatan tersebut menunjukkan bahwa pelatihan digital marketing berhasil meningkatkan kapasitas pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan wirausaha pada sarjana masa tunggu, khususnya di lingkungan Universitas Sebelas Maret. Program aksi yang telah dilakukan adalah pelatihan penggunaan media sosial untuk pengembangan wirausaha kepada beberapa sarjana masa tunggu di antaranya adalah pemilik toko souvenir dan kue camilan.
Menilik “Tilik”: Representasi Citra Perempuan Dalam Transformasi Ruang Virtual : Seeing “Tilik”: Representation of Women's Image in Virtual Space Transformation Addin Kurnia Putri; Gunawan Wibisono
Journal of Politics and Democracy Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Polikrasi
Publisher : Indonesian Democracy Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61183/polikrasi.v1i2.25

Abstract

As part of popular culture products, movies play an important role in shaping images and representations in social life. A movie always captures the social reality that develops in society. Exploring the meaning of movie texts can be done from various perspectives. "Tilik" is one of the popular short films on the YouTube channel. In general, this film tells the story of how the culture of rural communities that have mechanical solidarity, which is solidarity that emphasizes the state of collective consciousness, transforms social space. This research analyzes the film "Tilik" with the concept of representation and transformation of virtual space. The representation of women's image is seen in the movie "Tilik", including the vulnerability of women's work, marriage standards, and the illusion of beauty. At the same time, the transformation of virtual space occurs in rural communities, which experience a shift in social space by using the internet and social media.