Ronald Kondolembang
Universitas Halmahera

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS KARAKTERISTIK DEBIT PADA DAS TUNUO, KECAMATAN TOBELO BARAT KABUPATEN HALMAHERA UTARA Ronald Kondolembang
JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL Vol 1 No 1 (2016): JHPPK
Publisher : Program Studi Manajemen Hutan, Pascasarjana Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.131 KB)

Abstract

The flow rate of watershed is in the form of volume flow rate of water through a river cross section per unit time. Data discharge or flow is the most important information for the management of water resources , as given by the community water needs depend on the availability of water in a watershed, especially in the dry season.This study aims to investigate the characteristics of flow in the watershed of Tunuo and it is useful for the planning of sustainable water management. This research was carried out by means of direct measurement of the flow rate in the watershed with the stage as follows: measurements of the river profile and flow rate as well as direct observation of the climate conditions. The analysis used using Debit hydrograph analysis that describes the amount of time required for the discharge is increased in a particular rain event as well as the use of biophysical parameters i.e. watershed topography, soils and land cover conditions .Discharge characteristics based on the analysis of hydrograph explain the rise time discharge after rain event into the peak discharge in the Tunuo watershed takes over 5 hours while the time (base time) is about 16 hours. This is due to the role of biophysical factors of the Tunuo watershed in inhibiting the flow rainwater as dominant topography of watershed (flat and sloping)and also forest vegetation cover and mixed farms is still dominant.
KONSERVASI SUMBER DAYA AIR MOLULU BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA WANGONGIRA, HALMAHERA UTARA (Studi Kasus Masyarakat Desa Wangongira, Kabupaten Halmahera Utara) Ronald Kondo Lembang
JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL Vol 1 No 4 (2017): JHPPK
Publisher : Program Studi Manajemen Hutan, Pascasarjana Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.299 KB) | DOI: 10.30598/jhppk.2017.1.4.397

Abstract

The existence of local wisdom applicable to a society can be utilized as one of the socio-cultural factors in order to formulate the strategy of watershed conservation because it is already embedded in an indigenous community and is very necessary to be preserved and also can have implications for the life of the community an area. The purpose of this study is to documenting the value of local wisdom of Wangongira village community in conserving water resources and implementing the value of local wisdom in community life. The method used is qualitative descriptive. Data collection using structured interview technique, limited participant observation, the secondary data tracking related to research object. The result of the research explains that the form of local wisdom in Wangongira society related to water resources protection is in the form of prohibition and absinance to take anything around the springs and doing any activity around the springs because it is believed there is a mystical thing in local language called Moro and every year people carry out the ceremony gratitude harvesting around the springs to respect the existence of the spring as a source of life. Implementation of the value of local wisdom, the community utilizes water sources for drinking and other necessities of life but not directly at the source of the spring due to the abstinence or the prohibition. The impact on water resources is maintained it is authenticity from both the good water quality and the surrounding environment.
KONSERVASI BURUNG GOSONG MALUKU (Eulipoa wallacei) BERBASIS MASYARAKAT DI DESA SIMAU, KECAMATAN GALELA Ronald Kondo Lembang,; Sunarno Sunarno; O F W Tutupary; B R Toisutta; Bayu Sadjab
JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL Vol 2 No 2 (2018): JHPPK
Publisher : Program Studi Manajemen Hutan, Pascasarjana Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (943.125 KB)

Abstract

Desa Simau, Kecamatan Galela merupakan salah satu tempat yang menjadi habitat bertelur Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) atau dalam bahasa lokal disebut Mamoa yang terbesar di Maluku Utara. Burung ini merupakan salah satu jenis endemik wilayah Maluku dan Maluku Utara dan telah dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. Ancaman terbesar terhadap burung ini adalah pengambilan telur oleh masyarakat untuk diperdagangkan. Upaya konservasi terhadap burung Gosong Maluku ini telah dilakukan oleh masyarakat Desa Simau dengan cara-cara yang tradisional sebagai bentuk kesadaran terhadap pentingnya habitat dan satwa endemik ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendokumentasikan teknik konservasi terhadap burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) yang dilakukan oleh masyarakat Desa Simau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi lapangan dan dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bentuk – bentuk konservasi berbasis masyarakat terhadap satwa burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) meliputi pengetahuan lokal teknik pengambilan telur yang memperhatikan prinsip kelestarian, teknik konservasi in situ yaitu cara pengeraman telur berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat dengan tahapan penggalian lubang telur, penanaman telur, dan penimbunan telur. Konsep konservasi terhadap burung Gosong Maluku ini masih dipraktekkan sampai sekarang oleh masyarakat dan dapat dijadikan sebagai model atau contoh konservasi berbasis masyarakat lokal.
REHABILITASI HABITAT BERTELUR BURUNG GOSONG MALUKU (Eulipoa Wallacei) DI DESA SIMAU, KECAMATAN GALELA, KABUPATEN HALMAHERA UTARA sunarno alexander; Bayu Achil Sadjab; Ronald Kondolembang; Ontje F.W Tutupary; Boyke Toisuta
JURNAL PengaMAS Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekosistem mangrove mempunyai peranan yang sangat penting di wilayah pesisir dan laut. Fungsi ekosistem mangrove yang terpenting bagi daerah pantai adalah menjadi penyambung darat dan laut, serta peredam gejala-gejala alam yang ditimbulkan oleh perairan, seperti abrasi, gelombang, badai dan juga merupakan penyangga bagi kehidupan biota lainnya dan merupakan sumber penghidupan masyarakat sekitarnya. Maluku Utara adalah salah satu daerah prioritas bagi konservasi, secara global menjadi daerah prioritas untuk biodiversity. Salah satu daerah di Maluku Utara yang memiliki spesies burung endemik terdapat di desa Simau kecamatan Galela, daerah ini merupakan daerah populasi terbesar bagi burung Mamoa atau burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei). Ekosistem mangrove daerah desa Simau sebagai habitat bermain dan mencari makan dari burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei), sehingga perlu dilakukan rehabilitasi dan perlindungan sehingga terjaga. Metode pendekatan dalam kegiatan Rehabilitasi Habitat Bertelur Burung Gosong Maluku (Eulipoa Wallacei) dimulai dengan diskusi kemudian melakukan proses penanaman anakan mangrove dan ketapang serta pembersihan sampah plastik dan tanaman menjalar yang mengganggu. Hasilnya telah dilakukan penanaman sebanyak 1000 anakan pohon mangrove dan 100 anakan ketapang serta pembersihan lokasi habitat bertelur dari sampah plastik dan tanaman menjalar yang mengganggu selama 3 hari yang dimulai dari tanggal 14-16 Februari 2019 yang melibatkan 127 orang yang terdiri dari mahasiswa dan Dosen Fakultas Ilmu Alam dan Teknologi rekayasa berjumlah 106 orang, Staf Balai Konsevasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Halmahera Utara berjumlah 2 orang, Staf Kesatuan Pengelola Hutan (KPHL) Unit Halmahera Utara berjumlah 4 orang, komunitas Mamoa dan masyarakat desa Simau 10 orang, pemilik lahan bertelur burung Gosong Maluku berjumlah 3 orang dan tim CEPF Uniera berjumlah 5 orang.