Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

INTEGRASI FAILURE TRACKING MATRIX BERBASIS HOUSE OF QUALITY DAN FAILURE MODES EFFECT ANALYSIS UNTUK PELACAKAN KEGAGALAN PROSES PADA SISTEM PEMELIHARAAN YUSTINA SUHANDINI TJAHJANINGSIH; MUSTAKIM MUSTAKIM
Jurnal PASTI (Penelitian dan Aplikasi Sistem dan Teknik Industri) Vol 13, No 1 (2019): Jurnal PASTI
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1001.854 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membangun model pelacakan kegagalan proses pada sistem pemeliharaan sehingga  kelancaran produksi terjamin dan  menghasilkan produk yang berkualitas. Model dibangun dengan mengembangkan model pengendalian kualitas Defect Tracking Matrix (DTM) yang dikembangkan oleh Wang & Ling (2007) yang menjadi dasar pengembangan model Failure Tracking Matrix (FTM). Untuk mencegah/mengurangi resiko kegagalan proses terulang kembali dilakukan analisis dengan metode FMEA. FTM juga bisa menjadi masukan pembuatan model Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Dari Penerapan studi kasus di Divisi Produksi 2 PT KTI dengan analisis FTM didapatkan 21 jenis Failure Mode (FM) dan 19 fuctional failure component (FC) pada 3 modul produk rangka piano Kawai yang mempunyai defect terbesar dalam 6 bulan terakhir. Hasil FTM setelah diintegrasikan dengan FMEA didapatkan 10 prioritas perbaikan berdasarkan nilai RPN dan saran perbaikan dilakukan untuk menghindari terulangnya kegagalan proses produksi pada 5 mesin di Divisi produksi 2 yang digunakan untuk memproduksi rangka piano Kawai.
Penentuan Prioritas Perbaikan Kegagalan Proses Dalam Pengendalian Kualitas Dengan Mengintegrasikan FMEA Dan Grey Theory Yustina Suhandini Tjahjaningsih
Energy - Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik Vol 6 No 2 (2016): Jurnal ENERGY Vol. 6 No. 2 Edisi Nopember 2016
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu tool pengendalian kualitas proses produksi adalah Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). FMEA adalah teknik yang digunakan untuk mendefinisikan, mengidentifikasi, dan menghilangkan kegagalan dan masalah proses produksi, baik permasalahan yang telah diketahui maupun yang potensial terjadi pada sistem. FMEA telah banyak digunakan untuk menyelesaikan persoalan prioritas perbaikan. Penentuan prioritas perbaikan pada FMEA tradisional dilakukan dengan cara menghitung nilai Risk Priority Number (RPN), tetapi cara ini banyak menimbulkan perdebatan karena terdapat beberapa kelemahan, dan untuk memperbaiki penentuan prioritas digunakan grey theory. Sebuah pendekatan yang rasional, mudah dan sederhana tanpa memerlukan setiap fungsi utilitas tetapi menghasilkan penentuan prioritas yang lebih baik. Konsep penentuan prioritas untuk memperbaiki kegagalan proses diaplikasikan di dua divisi PT KTI yang menghasilkan produk plywood dan didapatkan 6 ragam kegagalan potensial di divisi work working dan 10 ragam kegagalan potensial di divisi particle board. Penetuan prioritas perbaikan proses pertama dilakukan berdasar total nilai RPN sesuai prosedur dalam FMEA tradisional dan dilanjutkan dengan prosedur grey theory. Didapatkan perbedaan urutan prioritas perbaikan yang signifikan di divisi particle board.Kata Kunci : Failure Modes and Effects Analysis , Grey Theory, Pengendalian Kualitas.
Perancangan Penilaian Kinerja Individu Menggunakan Metode AHP (Analithical Hierarchy Process) Abdul Rohman; Yustina Suhandini Tjahjaningsih; Tri Prihatiningsih
Energy - Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik Vol 5 No 1 (2015): Jurnal ENERGY Vol. 5 No. 1 Edisi Mei 2015
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penilaian kinerja karyawan di PT Kutai Timber Indonesia (Divisi Particle Board) menggunakan sistem penilaian kinerja berdasarkan form normatif saja sehingga dirasa masih kurang objektif, untuk itu penelitian ini membahas alternatif-alternatif penilaian yang lain selain normatif yaitu skill up, kedisiplinan dan prestasi kerja. Alternatif penilaian kinerja yang baru diintegrasikan dengan form penilaian normatif menggunakan metode Analithical Hierarchy Process (AHP) untuk mencari bobot dari masing-masing alternatif. Bobot alternatife penilaian yang diperoleh: Kedisiplinan (0.325), Skill Up (0.242), Prestasi (0.242), dan Normatif (0.192). Hasil perancangan sistem penilaian kinerja yang baru dari 12 operator Subsi Flaker hanya ada 1 operator yang dapat dipromosikan untuk naik jabatan dari level operator menjadi level supervisor dengan skor 410 sedangkan standar skor level Supervisor adalah 400.Kata kunci: Kedisiplinan, Skill Up, Prestasi, AHP
Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Metode Balanced Scorecard Megi Irawan; Yustina Suhandini Tjahjaningsih; Mustakim M
Energy - Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik Vol 5 No 2 (2015): Jurnal ENERGY Vol. 5 No. 2 Edisi Nopember 2015
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam menghadapi era yang globalisasi yang semakin kompetitif, suatu perusahaan dituntutuntuk mampu menyusun manajemen strategis dalam rangka mengembangkan organisasinya agarmampu bertahan dan memenangkan persaingan. Karena itu diperlukan suatu sistem pengukurankinerja yang terstruktur sehingga dapat membantu institusi dalam meningkatkan kinerjanya. PT.Kutai Timber Indonesia (KTI) sebagai perusahaan yang bergerak dibidang perkayuanberkeinginan memperbaiki diri dengan mengembangkan sistem manajemen untuk mengevaluasistrategi yang telah diimplementasikan berdasarkan hasil pengukuran kinerjanya .Pada penelitian ini digunakan metode Balanced Scorecard sebagai salah satu metode pengukuran kinerja yang menggunakan ukuran finansial dan non finansial secara terintegrasi. Rancangan Balanced Scorecard PT. KTI disusun dengan mempertimbangkan prinsip Balanced Scorecard dan hasil penelitian sebelumnya. Agar rancangan sejalan dengan visi, misi dan tujuan perusahaan, maka pada penelitian ini dilibatkan beberapa responden selaku pengelola manajemen. Setelah dilakukan perancangan alat pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard, bobot tingkat kepentingan masing-masing perspektif, kriteria tujuan, dan indikator kinerja dihitung dengan metode AHP serta penentuan index performansi menggunakan metode OMAX. Hasil dari penelitian ini adalah scoring masing-masing perspektif dan Key Performance Indicator unit perusahaan. Bobot hasil pengukuran kinerja dengan metode AHP terhadap perspektif keuangan, customer, proses bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran berturut-turut adalah sebagai berikut : 0.273 , 0.258 , 0.253 dan 0.215. Dengan index performansi kinerja tahun 2014 naik 14% dari tahun 2013.Kata Kunci : pengukuran kinerja, Balanced Scorecard, AHP,OMAX
Pengendalian dan Perbaikan Kualitas Produk Particle Board Menggunakan Pendekatan Konsep Six Sigma Alwi A; Trismawati T; Yustina Suhandini Tjahjaningsih
Energy - Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik Vol 2 No 2 (2012): Jurnal ENERGY Vol. 2 No. 2 Edisi Nopember 2012
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.494 KB)

Abstract

Dengan menggunakan pendekatan konsep Six Sigma dilakukan analisa dan pengukuran terhadap proses berdasarkan konsep DMAIC. Pada tahap Define dilakukan pengidentifikasian CTQ terhadap produk Particle Board. Selanjutnya pada tahap Measure dilakukan identifikasi terhadap CTQ yang berpengaruh langsung terhadap kepuasan pelanggan dan mengukur nilai DPMO dan Level Sigma. Pada tahap Analyze, pengukuran proses dilakukan untuk mengetahui kemampuan proses menghasilkan produk tidak cacat yang ditunjukkan melalui indeks kapabilitas proses (C pm dan C pmk ) serta mengidentifikasi sumber dan akar penyebab cacat produk menggunakan Diagram Pareto dan Diagram Cause Efect. Tahap Improve adalah tahap untuk menetapkan rencana tindakan perbaikan berdasarkan hasil yang diperoleh dari tahap Analyze. Dengan bantuan FMEA ditetapkan rangking prioritas tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan. Hasil dari tindakan perbaikan yang dilakukan disarankan untuk didokumentasikan dan distandarisasikan untuk melaksanakan tahap Control sebagai bentuk pelaksanaan perbaikan yang berkelanjutan. Dari penelitian ini didapatkan bahwa perusahaan berada pada level 3-4 sigma dan diperlukan beberapa perbaikan untuk mengurangi variabilitas proses yang meliputi faktor manusia yaitu dengan memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan kontrol proses. Semua rencana perbaikan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk yang diproduksi.Kata kunci: Six Sigma, DMAIC, CTQ, DPMO, Sigma Level, C pm , C pmk , Diagram Pareto
Pengendalian Kualitas Produk Bata Ringan AAC dengan Metode Taguchi di PT AFU 28 Mukhammad Asfar; Yustina Suhandini Tjahjaningsih; Haryono H
Energy - Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik Vol 8 No 2 (2018): Jurnal ENERGY Vol. 8 No. 2 Edisi Nopember 2018
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.856 KB)

Abstract

PT. Amak Firdaus Utomo 28 (PT AFU) adalah perusahaan manufaktur yang bergerak pada bidang bahan bangunan berupa bata ringan atau Autoclave Aerated Concrete, merupakan perusahaan baru yang didirikan pada bulan oktober 2015. Sebagai perusahaan baru kualitas produk bata ringan terus ditingkatkan untuk memenuhi keinginan konsumen. Munculnya produk cacat pada proses produksi tidak dapat dihindari oleh perusahaan terutama pada Cutting Line, hal ini akan berdampak pada penurunan kuantitas produksi serta pembengkakan biaya operasional pada saat pengolahan ulang produk waste tersebut. Oleh karena itu Pengendalian kualitas pada proses produksi sangat penting. Pengendalian kualitas sangat diperlukan oleh sebuah perusahaaan agar dapat melakukan tindakan koreksi terhadap terjadinya penyimpangan dalam proses produksi, sehingga perusahaan dapat melakukan tindakan antisipasi dengan melakukan langkah perbaikan untuk proses produksi berikutnya. Salah satu metode pengendalian kualitas yang dapat menjadi alternatif pilihan adalah metode Taguchi. Metode Taguchi dikembangkan oleh Dr. Genichi Taguchi (1940), merupakan suatu metodologi dalam bidang keteknikan yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses dalam waktu yang bersamaan menekan biaya dan sumber daya seminimal mungkin. Dari pengamatan di PT AFU terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas pada produk bata ringan AAC, diantaranya yaitu kualitas bahan baku dan gangguan pada proses-proses produksi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Faktor B (komposisi binder) memberikan kontribusi yang dominan terhadap proporsi reject dibandingkan faktor yang lainnya, hal ini ditunjukkan dengan besaran persentase kontribusi faktor B (komposisi binder) sebesar 61.429 % dengan karakteristik optimum 6.875,Kombinasi level faktor yang memberikan kualitas proporsi reject yang minimum adalah pada level 1 komposisi binder sebesar 18% (B 1 ), level 1 viskositas slurry sebesar 160 (A 1 ), dan level 1 komposisi binder 0.08 % (D 1 ). Kata Kunci : Metode Taguchi, Bata ringan, Autoclave Aerated Concrete
Perancangan Sistem Penandaan Produk untuk Pengendalian Kualitas Pada Mass Customization Production dengan sistem Traceability Yustina Suhandini Tjahjaningsih; Misdiyanto M
Energy - Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik Vol 9 No 2 (2019): Jurnal ENERGY Vol. 9 No. 2 Edisi Nopember 2019
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.456 KB) | DOI: 10.51747/energy.v9i2.492

Abstract

Kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen adalah salah satu tujuan perusahaan dalam memuaskan konsumen. Tim pengendalian kualitas berusaha miminimalisasi klaim/complain terhadap produk yang dikirim ke pelanggan. Terutama untuk jenis produk mass customization memberi potensi claim yang tinggi karena seringnya berganti proses produksi sesuai keinginan pelanggan. Klaim dapat diselesaikan dengan cepat jika sistem traceability yang ada berjalan dengan baik. Sistem traceability yang baik membantu menjawab komplain atau klaim dengan cepat, efektif, dan efisien. Tidak hanya jawaban saja, sistem traceability yang baik dapat digunakan untuk tindakan perbaikan terhadap komplain atau klaim tersebut, sehingga tidak terjadi kasus komplain atau klaim yang sama. Perbaikan yang berkelanjutan terhadap sistem Traceability yang ada harus terus diupayakan untuk penjaminan kualitas terhadap produk mass customization untuk kepuasan pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model traceability yang baru di PT. Kutai Timber Indonesia divisi Particle Board yang memproduksi produk dengan sistem mass customization production. Model traceability yang baru dirancang agar dapat memperbaiki kekuranga sistem traceability yang diterapkan sebelumnya. Model dibuat menggunakan metode pengamatan langsung dilapangan. Pengamatan terhadap alur produksi dan pengamatan terhadap sistem yang sudah ada di PT. Kutai Timber Indonesi divisi Particle Board. Hasil dari pengamatan tersebut didiskusikan dengan operator serta pimpinan-pimpinan produksi dan Tim Quality Control. Rancangan model traceability yang baru diusulkan agar sistem traceability produk particle board lebih efektif dan efisien.Kata kunci: Traceability, particle board, quality control, mass customization
Optimasi Penggunaan Polymer N71305 Pada Waste Water Treatment Plant Di PT. Paiton Operation And Maintenance Indonesia (PT.POMI) Febrian Rudi Hartono; Mustakim Mustakim; Yustina Suhandini Tjahjaningsih
Energy - Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik Vol 10 No 1 (2020): Jurnal ENERGY Vol. 10 No. 1 Edisi Mei 2020
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51747/energy.v10i1.1229

Abstract

Paiton Operation and Maintenance Indonesia (POMI) melaksanakan proses pengolahan air limbah secara mandiri. Dimana proses pengolahan air limbah memerlukan biaya yang besar, hal ini terjadi akibat pengadaan bahan polymer N71305. Apabila penggunaan polymer N71305 dilaksanakan tanpa perhitungan terlebih dahulu maka akan menyisahkan polymer N71305 pada proses pengolahan air limbah. Oleh karena diperlukan metode jar test untuk mengetahui dosis optimal penggunaan polymer N71305. Jar test adalah proses percobaan yang berfungsi untuk menentukan dosis dari polymer N71305 dengan perbandingan yang diteliti 1:1000 sehingga menghasilkan nilai kekeruhan dan waktu kecepatan pengendapan, berdasarkan KEPMEN LH No 363 Tahun 2013 standar baku mutu air limbah ditetapkan kadar maximal TSS adalah 100mg/l. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai optimal kekeruhan dan kecepatan pengendapan penggunaan polymer N71305 di Waste Water Treatment Plant PT.POMI. Metode penelitian ini menggunakan dengan dosis 0,1 ppm, 0,2 ppm, 0,3 ppm, 0,4 ppm, dan 0,5 ppm sebanyak 5 kali analisis penelitian sehingga memebutuhkan sampel 25000 ml. Air limbah di uji normalitas, uji homogenitas dan uji oneway anova dengan syarat harus berdistribusi normal yaitu > 0,05. Kesimpulan penggunaan chemical polymer N71305 yang optimal adalah dosis 0,1 ppm dengan nilai rata – rata kekeruhan sebesar 4,366 NTU dan nilai rata – rata kecepatan pengendapan adalah 750 s/lt. Nilai kekeruhan dan kecepatan pengendapan tersebut masih memenuhi standar nilai total suspendit solid (TSS) yang ditetapkan yaitu 100 mg/l.