Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

CASTRATION AS AN ENTERPRISE OF CRIMINAL POLICY IN THE CHILD PROTECTION LAW Abdul Kadir; Dwi Nur Fauziah Ahmad
Jurnal Hukum Replik Vol 8, No 1 (2020): JURNAL HUKUM REPLIK
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jhr.v8i1.3015

Abstract

The rise of sexual violence against children in Indonesia requires strict legal rules and a deterrent effect on perpetrators. So the government in the latest child protection law includes punishment for castration. The issues raised are how the application of criminal law against perpetrators of sexual violence against children (pedophilia) in Indonesia and how the additional criminal regulation of castration as a criminal law policy in the child protection law. The type of research used is normative research, which is research that focuses on a positive direction in the form of statutory regulations. Criminal application for perpetrators of sexual violence against children is regulated in the Criminal Code and the Child Protection Act. Castration is a new legal policy by the government in dealing with the perpetrators of sexual violence against children.Keywords: Castration, Legal Policy, Child Protection
Application Of Diversion To Children In Case Of Traffic Accidents That Cause Lives Dwi Nur Fauziah Ahmad; Handayani Handayani
Jurnal Hukum Replik Vol 9, No 2 (2021): JURNAL HUKUM REPLIK
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jhr.v9i2.5066

Abstract

Minors in driving a motor vehicle are very dangerous, lack of education on road safety and a very early age results in the ability to drive a vehicle not accompanied by instinct and mature thinking so that traffic accidents often occur caused by minors. Law No. 11 of 2012 regulates how to settle cases of child crimes, including in cases of traffic accidents caused by children by diversion. Traffic accident cases regulated in Law No. 22 of 2009 about Traffic and Road Transportation as a law that specifically regulates traffic accidents, the diversion process against children as perpetrators in traffic accidents carried out in every District Court and diversion carried out according to the Act. No. 11 of 2012 and Government Regulation No. 65 of 2012 about Guidelines for the Implementation of Diversion and Handling of Children who are not yet Twelve Years Old. Application of diversion at the Tangerang City Police Station encountered obstacles but there were also efforts to overcome these obstacles.Keywords: children, diversion, traffic
IMPLIKASI HUKUM PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 16/PUU-X/2012 TERHADAP KEWENANGAN PENYIDIKAN KEJAKSAAN PADA TINDAK PIDANA KORUPSI DALAMPRESPEKTIF SISTEM PERADILAN PIDANA Sobirin Sobirin; Dwi Nur Fauziah Ahmad
Jurnal Hukum Replik Vol 7, No 2 (2019): JURNAL HUKUM REPLIK
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jhr.v7i2.2939

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya tumpang tindih kewenangan penyidikan kejaksaan terhadap tindak pidana korupsi. Selain itu tidak ada kontrol dan pengawasan cukup kuat dan tegas terhadap kewenangan penyidikan kejaksaan. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implikasi hukum yang ditimbulkan oleh putusan Mahkamah Konstitusi terkait dengan kewenangan kejaksaan terhadap tindak pidana korupsi, serta bagaimana kewenangan penyidikan kejaksaan pada tindak pidana korupsi. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan Normatif-Empiris yang menitikberatkan pada teori kewenangan khususnya terkait kewenangan penyidikan tindak pidana korupsi. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dalam pasal Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan mengatakan kejaksaan selain memiliki fungsi penuntutan sekaligus memiliki fungsi penyidikan terhadap tindak pidana korupsi. Dalam rumusan pasal Aquo, jelas harus ada undang-undang yang secara tegas memberikan kewenangan kepada kejaksaan. Jika kewenangan tersebut harus berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tidak ada satu pasalpun yang tegas memberikan kewenangan kejaksaan sebagai penyidik tindak pidana korupsi. Selain itu dalam pelaksanaannya juga terdapat tumpang tindih kewenangan antara lembaga lain yang mempunyai kewenangan yang sama. Kata Kunci: Kewenangan, Penyidikan, Kejaksaan, Putusan Mahkamah Konstitusi, Korupsi.ABSTRACTThis thesis is motivated by the overlapping authority of the prosecutor's investigation of corruption. In addition, there is no control and supervision strong enough and firm on the authority of the prosecutor's investigation. This thesis aims to determine the legal implications of the Constitutional Court's decision related to the authority of the prosecutor's office on corruption, and how the authority to investigate the prosecutor's office on corruption. This type of research uses a Normative-Empirical approach that focuses on the theory of authority, especially related to the authority to investigate criminal acts of corruption. The results of this study explain that in Article Law No. 16 of 2004 concerning the Prosecutor's Office, the prosecutor's office, in addition to having a prosecution function, also has a function of investigating corruption. In the formulation of article Aquo, it is clear that there must be a law that expressly gives authority to the prosecutor's office. If the authority must be based on Law Number 31 the Year 1999 Concerning Corruption Acts as amended by Law Number 20 the Year 2001, there is no single party that expressly gives the authority of the prosecutor's office as an investigator of criminal acts of corruption. In addition, in the implementation, there are also overlapping authorities between other institutions that have the same authority. Keywords: Authority, Investigations, Prosecutors' Office, Constitutional Court Decision, Corruption.
LAW ENFORCEMENT AGAINST CRIMINAL ACTORS OF CHILD PORNOGRAPHY THROUGH SOCIAL MEDIA Dwi Nur Fauziah Ahmad; Latifatul Hidayati
Jurnal Hukum Replik Vol 9, No 1 (2021): JURNAL HUKUM REPLIK
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jhr.v9i1.4120

Abstract

This study discusses the crime of child pornography through social media. This research uses empirical and normative legal research where empirical legal research carried out by collecting data through observation, interviews. Sources of data used by researchers in this study are primary data sources compiled from observations, interviews and questionnaires in the field and secondary data sources collected from library research. This research analyzed using descriptive qualitative methods. In this research, the theory used is the Law Enforcement Theory according to Joseph Goldstein, namely: Total Enforcement, meaning the scope of criminal law enforcement as formulated by substantive criminal law. This research expected to give advice, recommendations and study material about cases of child pornography in the community Key words: pornography; Law, Children, Social Media
MERDEKA BELAJAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM INDONESIA Dwi Nur Fauziah Ahmad; Ahmad Arif fadilah; Dwi Citra Ningtyas; Sarah Nurmila Putri
Indonesian Journal of Law and Policy Studies Vol 2, No 1 (2021): Indonesian Journal of Law and Policy Studies
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/ijlp.v2i1.4452

Abstract

Pendidikan merupakan alat untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia, pendidikan yang berkualitas akan mencerminkan masyarakat yang maju damai dan mengarah pada sifat-sifat yang konstruktif. Pendidikan juga menjadi roda penggerak sehingga kebudayaan dan kebiasaan dari tiap-tiap zaman menjadi berubah mengikuti perubahan yang di peroleh dari pendidikan itu sendiri. Maka ketika ingin mencapai kehidupan yang lebih baik tentunya pendidikanlah yang merupakan jawabannya, karena dari pendidikan melaihirkan hal-hal yang kreatif, inovatif dalam menapaki setiap perkembangan zaman.Merdeka belajar adalah program kebijakan baru Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI). Mendikbud telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Merdeka Belajar dalam penentuan Kelulusan Peserta Didik dan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2020/2021 yang ditujukan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota Seluruh Indonesia. Merdeka Belajar merupakan konsep baru dalam Sistem Pendidikan Nasional. Konsepnya ialah siswa maupun mahasiswa diberikan kebebasan dalam memilih aktivitas pembelajarannya.  Dibutuhkan kesiapan guru dan dosen dalam upaya merespon kebijakan tersebut
PUBLIC SPACE PARTICIPATION IN LAW ENFORCEMENT AGAINST SERIOUS HUMAN RIGHTS VIOLATIONS IN DISCOURSE PERSPECTIVE JÜRGEN HABERMAS Abdul Kadir; Fachri Aldifara Kurnia; Dwi Nur Fauziah Ahmad; Auliya Khasanofa; Ulil Albab
Indonesian Journal of Law and Policy Studies Vol 3, No 1 (2022): Indonesian Journal of Law and Policy Studies
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/ijlp.v3i1.6455

Abstract

This writing aims to analyze the background of the public sphere's participation in resolving cases of gross human rights violations by using the public sphere discourse of Jurgen Habermas. The method used in writing is a normative juridical approach. The point is that this research focuses more on literature studies and news studies, documentary studies on the provisions of laws and regulations. The results of this paper show that the factors that cause serious human rights cases cannot be legally resolved because of the very dominant political element in the settlement, such as this serious human rights case will be used as an advantage for practical political interests five years, and also the average perpetrators of gross human rights violations are currently an important element in the current Indonesian government. In this case, the element of public space should play an important role in resolving these gross human rights violations, in the theory of public space discus according to Jurgen Habermas, so that social problems such as legal problems can be resolved intersubjectively between the system and the public sphere, and the results obtained through consensus can be accepted. Intersubjectively without putting aside each opinion, Habermas proposes his concept of communicative discourse as a discourse that must be tested first in a communicative ratio. In the settlement of serious human rights cases, it is still possible to be resolved legally by involving the public sphere, because according to Habermas every social problem such as law can be resolved through communicative action. KEYWORDS: Communicative Ratio, Law, Serious Human Rights Cases, Public Space
Hambatan Dalam Pelaksanaan Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) Yazied Fahma Wijaya Muhammad; Haryanto Haryanto; Amiludin; Dwi Nur Fauziah Ahmad
Jurnal Inovasi dan Kreativitas (JIKa) Vol. 2 No. 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jika.v2i1.5082

Abstract

Abstrak Masalah: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji problematika dalam praktik Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang merupakan program untuk mewujudkan peta tunggal di Indonesia. Pendaftaran tanah melalui Program PTSL diharapkan mampu mewujudkan kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi pemegang hak atas tanah. Namun dalam praktiknya terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan program PTSL yang dapat mempengaruhi keberhasilan pragram tersebut dan ketaatan terhadap peraturan yang mengatur mengenai pendaftaran tanah maupun program PTSL itu sendiri. Tujuan: Dari uraian tersebut, penulis ingin mengkaji lebih lanjut hambatan apa saja yang terdapat pada program Pendaftaran tanah sistematis Lengkap (PTSL). Metodologi: Metode penelitian yang dipakai adalah pendekatan kualitatif dan metode kajian eksploratorif menggunakan data dari kajian pustaka. Temuan/Hasil Penelitian: Hasil dari penelitian ini bahwa problematika yang sering terjadi saat pengajuan dan Pendaftaran Tanah Sstematis Lengkap diantaranya adalah (1) anggaran Pajak PPh dan BPHTB terhutang, (2) masalah alas hak yang digunakan, (3) sumber daya manusia, problem tanah guntai/absentee, (4) kelebihan maksimum dan tanah terlantar, (5) serta problem pengumuman data fisik dan data yuridis. Solusi dari hambatan yang ada pada pelaksanaan PTSL adalah Penguatan kendali mutu atas tiap tahapan PTSL, Pembekalan peta kerja (peta dasar, peta pendaftaran tanah, peta kawasan, peta SPIPP dan data aset Pemda/BUMN/BUMD) pada petugas lapangan, Punishment dan mekanisme whistleblowing system, Perbaikan prosedur validasi data pada aplikasi KKP dan dashboard PTSL, Reviu dan penyempurnaan juknis pelaksanaan anggaran PTSL serta kendali mutunya. Jenis penelitian: Studi Literatur Kata kunci: Tanah, Pendaftaran Tanah, Pendaftaran tanah sisematis Lengkap, Hambatan
Sosialisasi Hukum Terhadap Tindak Pidana Narkotika Jenis Baru di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Tangerang Abdul Kadir; Dwi Nur Fauziah Ahmad; Tamara Sulaeman Nasution; Rifa Yuniar; Erma Efrilia; Nida Hana Vina S; Rachmadi Pangestu; Erwin Adi Saputra
Jurnal Dedikasi Hukum Vol. 1 No. 3 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.89 KB) | DOI: 10.22219/jdh.v1i3.18302

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk sosialisasi dan penyuluhan hukum yang dilaksanakan di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Tangerang adalah untuk mengetahui implementasi hukum terkait tindak pidana narkotika jenis baru yang belum diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan perkembangan narkotika jenis baru di Indonesia. Dalam pengabdian masyarakat ini menggunakan metode sosialisasi dan diskusi untuk memberikan gambaran adanya kekosongan norma hukum mengenai narkotika jenis baru. Sehingga hasil yang di dapat dalam pengabdian masyarakat ini yaitu implementasi hukum terhadap tindak pidana narkotika jenis baru karena hal itu tidak terdapat di dalam Perundang-undangan di Indonesia. Pengimplementasian hukum tersebut dapat digunakan dengan alternatif penafsiran dari para hakim. Penafsiran disini digunakan sebagai kebutuhan hukum dan rasa keadilan yang dianut dalam masyarakat Indonesia. Dari penafsiran dan melihat pada putusan hakim Methylone merupakan zat yang merugikan dan dapat dijangkau dengan ketentuan yang didapat dalam Undang-Undang Narkotika, yang terhadap penyalahgunaannya dapat dimintai pertanggungjawaban hukum tanpa menyampingkan kepastian hukum dan asas legalitas.   Legal Socialization Against New Types of Narcotics Crime in Tanah Tinggi Village, Tangerang City Community service in the form of socialization and legal counseling carried out in Tanah Tinggi Village, Tangerang City is to find out the implementation of laws related to new narcotics crimes that have not been regulated in Law Number 35 of 2009 about Narcotics and the development of new types of narcotics in Indonesia. In this community service, socialization and discussion methods are used to provide an overview of the absence of legal norms regarding new types of narcotics. So that the results obtained in this community service are the implementation of the law against a new type of narcotic crime because it is not contained in the legislation in Indonesia. The implementation of the law can be used with alternative interpretations from the judges. The interpretation here is used as a legal need and a sense of justice that is embraced in Indonesian society. From the interpretation and looking at the judge's decision, Methylone is a harmful substance and can be reached with the provisions obtained in the Narcotics Law, for its abuse it can be held legally responsible without putting aside legal certainty and the principle of legality.  
The Support System Synergy on Working Productivity From The Perspective of Economic Sharia Law Farida Nurun Nazah; Saiful Bahri; Dwi Nur Fauziah Ahmad
Indonesian Journal of Law and Policy Studies Vol 3, No 2 (2022): Indonesian Journal of Law and Policy Studies
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/ijlp.v3i2.7495

Abstract

This study discusses the synergy of support systems on work productivity from the perspective of Islamic economic law. Support system or work productivity support system, is not only interpreted by the quality of human resources, but the whole system that supports each other for the implementation of effective and efficient performance. The research method uses qualitative research that focuses on literature study, including collecting bibliographical sources and processing data or citing references. Support systems that support work productivity include: the quality of human resources, efforts to provide motivation, technological excellence, availability of funds, completeness of facilities, and also infrastructure. Indicators of work productivity will be achieved in the ability to form good work professionalism, increase the results achieved from targets, high morale, self-development in increasing maximum performance, as well as quality as an output of performance results and work efficiency. Work productivity in accordance with Islamic economic law standards is one that reflects Islamic principles and ethics, including: good and useful, diligent at work and able to respect time, doing the best or better, working hard and optimally, competing and helping honest, consistent, has a high sense of belonging to work, responsibility, and is able to grow stronger and more solid human relations.
Implementasi Teoritik Dan Praktik Asas Tujuan Hukum Pada Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum Dalam Proyek Strategis Nasional Irna Rudiana; Amiludin; Dwi Nur Fauziah Ahmad
Jurnal Inovasi dan Kreativitas (JIKa) Vol. 2 No. 2 (2022): September
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jika.v2i2.5734

Abstract

Masalah: Sebagai negara hukum, Indonesia menjunjung tinggi perlindungan dan penegakan hukum itu sendiri. Kehadiran negara dalam memberikan perlindungan hukum amat diperlukan dalam konteks agrarian terkhusus penyediaan lahan dalam menunjang pembangunan Proyek Strategis Nasional. Tidak jarang bahwa kendati telah terdapat mekanisme dan ketentuan dalam pelaksanaan pengadaan tanah tetap terjadi konflik agrarian. Hal ini menyebabkan penerapan secara teoritik dan praktik asas tujuan hukum berupa kepastian, kemanfaatan, dan keadilan menjadi dipertanyakan. Penelitian ini mengkaji secara yuridis-normatif mengenai implementasi teoritik dan praktik asas tujuan hukum penyediaan lahan dalam menunjang pembangunan di Tanah Air. Tujuan: Dari uraian tersebut, penulis ingin mengkaji lebih lanjut implementasi teoritik dan praktik asas tujuan hukum pada penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan umum dalam proyek strategis nasional. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normative dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan (statuary approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach) Temuan/Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukan kendati dalam tatanan teoritik berdasarkan asas dan prinsip yang terkandung dalam regulasi mencerminkan pemeunhan seluruh asas tujuan hukum, namun dalam tatanan praktik asas kemanfaatan dan keadilan masih menjadi bias sehingga diperlukan pengukuran terkait dengan opportunity cost atas kemanfaatan masyarakat luas dibanding pihak yang melepaskan hak atas tanah. Jenis penelitian: Hukum Agraria Kata kunci: Asas Tujuan Hukum, Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, Proyek Strategis Nasional