Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH STRESSOR SUHU DAN SALINITAS TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) Vitas Atmadi Prakoso; Kurniawan Kurniawan
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 5 No. 1 (2015): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.671 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v5i1.99

Abstract

Effects of Temperature and Salinity as Stressors on Embryo Development of Hard-Lipped Barb (Osteochilus Hasselti)          Exposure to environmental stressors on fish is an aspect of concern to researchers because its effects can be detrimental to metabolism, growth, disease resistance, reproductive ability, health, and survival of the fish. Although, according to the researchers that stress can be bad for the fish, but this stress phenomenon remains to be studied more deeply. Based on this information, this paper is made to assess the effects of environmental stressors on fish, especially in hard-lipped barb (Osteochilus hasselti) on the embryonic developmental stages. The data collected comes from the results of research conducted at Institute for Freshwater Aquaculture Research and Development (IFARD), Bogor. This paper discussed about temperature and salinity as environmental stressors related to development of early life stage of hard-lipped barb. Hatching, mortality, and survival rates were the indicators of environmental stressors decisive influence on the development of the embryo. In addition, the observation of embryonic development through the microscope is also used as supporting data. Based on research data, it was concluded that environmental stressors such as temperature and salinity beyond the limits of tolerance could interfere with embryonic development of fish nilem. The stressor temperatures for the embryonic development of hard-lipped barb were 25oC and 31oC, while the salinity stressor for hard-lipped barb embryos was above 5 ppt. The results of this study could be used as reference in fish farming activities of hard-lipped barb to optimize seedling production.Key Words:  Osteochilus hasselti, embryo development, environmental stressors, temperature, salinity ABSTRAK          Paparan terhadap stressor lingkungan pada ikan merupakan aspek yang menjadi perhatian bagi peneliti karena efeknya dapat merugikan metabolisme, pertumbuhan, ketahanan terhadap penyakit, kemampuan reproduksi, kesehatan, dan kelangsungan hidup ikan. Meskipun menurut para peneliti bahwa stress dapat berakibat buruk bagi ikan, namun fenomena stress ini masih perlu dipelajari lebih dalam lagi. Berdasarkan informasi tersebut, tulisan ini dibuat untuk mengkaji pengaruh stressor lingkungan terhadap ikan, khususnya pada spesies ikan nilem (Osteochilus hasselti) pada fase perkembangan embrio. Data yang dikumpulkan berasal dari hasil penelitian yang dilaksanakan di BPPBAT, Bogor. Jenis stressor lingkungan yang akan dibahas pada tulisan ini yaitu suhu dan salinitas. Derajat penetasan, mortalitas, dan tingkat kelangsungan hidup merupakan indikator penentu pengaruh stressor lingkungan terhadap perkembangan embrio. Selain itu, pengamatan perkembangan embrio melalui mikroskop juga dijadikan sebagai data pendukung. Berdasarkan data penelitian, dapat disimpulkan bahwa stressor lingkungan berupa suhu dan salinitas di luar batas toleransi dapat mengganggu perkembangan embrio ikan nilem. Suhu yang bersifat stressor bagi perkembangan embrio ikan nilem yaitu 25oC dan 31oC, sedangkan stressor salinitas bagi embrio ikan nilem yaitu di atas 5 ppt. Hasil dari studi ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam kegiatan budidaya ikan nilem untuk mengoptimalkan produksi benih.Kata Kunci: Osteochilus hasselti, Perkembangan embrio, stressor lingkungan, suhu, salinitas
PRODUKSI IKAN UNGGUL DI LAHAN MINAPADI SECARA INTENSIF Wahyulia Cahyanti; Vitas Atmadi Prakoso; Otong Zenal Arifin; Irin Iriana Kusmini
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 4 No. 1 (2014): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.811 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v4i1.72

Abstract

Superior Fish Production in Intensive Paddy Cum Fish Culture         Aquaculture development in Indonesia is expected to push forward the fish farmers entrepreneurship and competitiveness of aquaculture products in a sustainable manner through improved efficiency and cooperative advantages. Development of fisheries resources in accordance with the management and the optimal use or to provide added value of the fish itself also to provide other products. One technology that can be used is through technology in paddy cum fish culture. This study aimed to improve of land productivity through superior tilapia production in paddy cum fish culture system. In general, the best results obtained in treatment A (no treatment). Productivity of rice and fish could be enhanced by applying paddy cum fish culture  system by 4 to 5.5 million or 10-15% per hectare rice field.Keywords: Minapadi, Productivity, Nila, Fertilizer ABSTRAK          Pengembangan perikanan budidaya di Indonesia ke depan diharapkan dapat  mendorong masyarakat perikanan/pembudidaya untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan dan daya saing produk perikanan budidaya secara berkelanjutan melalui peningkatan efisiensi dan keunggulan koperatif. Pengembangan sumber daya perikanan yang sesuai dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang optimal dan dapat memberikan nilai tambah selain dari ikannya itu sendiri juga produk lainnya. Salah satu teknologi yang dapat digunakan yaitu melalui teknologi minapadi. Penelitian ini bertujuan untukmeningkatkan produktivitas lahan melalui produksi ikan nila unggul dalam sistem minapadi. secara umum, hasil terbaik diperoleh pada perlakuan A (tanpa perlakuan). Dari hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa Ikan nila lebih baik pertumbuhannya dibanding mas.Secara umum hasil terbaik diperoleh dari lahan kontrol atau tanpa perlakuan. Produktivitas padi dan ikan dapat ditingkatkan dengan menerapkan sistem minapadi senilai 4-5,5 juta atau 10-15% tiap hektar sawah.Kata kunci : minapadi, produktifitas, Nila, pupuk
KERAGAMAN FENOTIPA IKAN NILA BEST F4,F5 DAN IKAN NILA NIRWANA 2 HASIL SELEKSI DENGAN ANALISIS TRUSS MORFOMETRIK Irin Iriana Kusmini; Dinar Tri Soelistyowati; Rudhy Gustiano; Peni Pitriani; Vitas Atmadi Prakoso
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 3 No. 2 (2013): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.39 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v3i2.65

Abstract

Phenotype Diversity of BEST Nila Fish of F4, F5 and The Nirwana 2 Nila Fish Using Truss Morphometric Analysis          In the framework of the management of genetic resources for long-term development and sustainability of cultivating nila tilapia fish for the evaluation of population genetic resources needs to be done. The purpose of this research was to know the fish of nila tilapia BEST phenotype diversity of F4, F5 and the nila tilapia fish of Nirwana 2 using Truss Morfometrik. The fish from populations of Tilapia BEST fish of F4, F5 and a Nirwana 2 fish each sample taken as many as 20 tails. The measurement was done by specifying points along the body of the fish assay based on morfometrik truss method. The dots were connected one with the others so retrieved 21 characters measuring results. The analys was done using cluster analysis. The observations indicated levels of similarity of truss morfometrik BEST Fish of F4, F5 and the Nirwana 2 fish tilapia very high character except on B6, B3, A3, B1, C1 and D6 that significantly different (p ≤ 0.05).The results gave an indication of the quantity of fish body that  BEST fish was  shorter and rounder than the fish of Nirwana 2 tilapia. Based on the inter population relationship the fish of Nirwana 2 tilapia separated  from BEST nila of F4 and F5.Keywords : BEST tilapia, Nirwana tilapia, truss morfometrik, diversity ABSTRAK         Dalam rangka pengelolaan sumber genetik jangka panjang dan pengembangan budidaya untuk kelestarian ikan nila maka evaluasi sumber daya genetik populasi perlu dilakukan.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ragam fenotipe ikan nila BEST F4, F5 dan ikan nila Nirwana 2menggunakanTruss Morfometrik. Ikan nila dari populasi nila BEST F4,F5 dan nila Nirwana2 masing-masing diambil contoh sebanyak 20 ekor. Pengukuran dilakukan dengan menentukan titik-titikacuan sepanjang tubuh ikan uji berdasarkanmetode Truss Morfometrik. Titik-titik dihubungkan satu dengan lainnyasehingga diperoleh 21 karakter hasil pengukuran. Analisis dilakukan dengan menggunakan cluster analysis. Hasil pengamatan menunjukkan tingkat kemiripan truss morfometrik Ikan nila BEST F4, F5 dan ikan nila Nirwana 2 sangat tinggi kecuali pada karakter B6, B3, B1, A3, C1 dan D6 yang berbeda nyata (p≤0,05).Hasil tersebut memberikan indikasi bahwapola badan ikan nila BEST lebih pendek dan bulat dibandingkan ikan nila Nirwana2 yang lebih panjang. Berdasarkan hubungan interpopulasi ikan nila Nirwana 2 terpisah dengan kelompok nila BEST F4 dan F5.Kata kunci : nila BEST, nila Nirwana, truss morfometrik, keragaman
PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI KAKAO UNTUK PAKAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Vitas Atmadi Prakoso; Hendy Firmanto; Kurniawan Kurniawan
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 4 No. 2 (2014): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.875 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v4i2.84

Abstract

Utilization of Waste Production of Cocoa for Tilapia Fish (Oreochromis niloticus) Seed Feed           Problems often arise in fish farming is the cost of artificial feed (pellets) which is expensive. The availability of local feed ingredients are still very limited and reliance on imports causing feed prices to rise. Therefore we need research to find alternative raw materials that can substitute fish meal price is relatively cheaper, widely available, and do not compete with cattle and human needs. Raw materials include cocoa shell waste derived from cocoa plantations. This study aimed to evaluate the use of cocoa shell waste for growing out of  tilapia fish (Oreochromis niloticus). The study was conducted at the Center for Research and Development of Freshwater Aquaculture, Bogor. When the study will be conducted over two months. The fish used were tilapia fish 7-8 cm size were maintained on media aquarium measuring 50 × 40 × 40 cm. In addition, the feed given that the result of the fortification of rind cocoa powder, cocoa seed shell powder, rice bran, tapioca flour, water and salt. Commercial feed was also used in this study as a comparison. Feed given as much as 3% of the total biomass of fish in each aquarium. Every two weeks the data  collection of body length and weight of fish seeds were measured. The data would be observed that the length and absolute weight, specific growth rate (SGR), increase biomass and fish survival rate. The results of this study indicated that tilapia fish fed the formulation of cocoa waste could not achieve the growth of fish with commercial feed. Further studies on cocoa waste hopely be better to produce fish seeds which same growth with the growth of fish fed by commercial feed.Key words: Feed, waste of cocoa, tilapia, Oreochromis niloticus ABSTRAK         Permasalahan yang sering muncul pada usaha budidaya ikan yaitu biaya pakan buatan (pellet).yang mahal. Ketersediaan bahan baku pakan lokal masih sangat terbatas dan ketergantungan pada impor menyebabkan harga pakan meningkat. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mencari alternatif  bahan baku yang dapat menjadi substitusi tepung ikan dengan harga yang relatif murah, banyak tersedia, dan tidak bersaing dengan kebutuhan ternak dan manusia. Bahan baku tersebut antara lain limbah kulit kakao yang berasal dari perkebunan kakao. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan limbah kulit kakao untuk pembesaran benih ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor. Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 2 bulan. Ikan yang digunakan yaitu benih ikan nila ukuran 7-8 cm yang dipelihara pada media akuarium berukuran 50 × 40 × 40 cm. Selain itu, pakan yang diberikan yaitu hasil fortifikasi dari serbuk kulit buah kakao, serbuk kulit biji kakao, dedak padi, tepung tapioka, air, dan garam. Pakan komersil juga digunakan dalam penelitian ini sebagai pembanding. Pakan diberikan sebanyak 3% dari total biomassa ikan pada masing-masing akuarium. Tiap 2 minggu dilakukan pengambilan data panjang dan bobot tubuh benih ikan yang diuji. Data yang akan diamati yaitu pertambahan panjang dan bobot mutlak, laju pertumbuhan spesifik (SGR), pertambahan biomass, dan sintasan ikan uji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa benih ikan nila yang diberi pakan formulasi dari limbah kakao belum dapat mencapai pertumbuhan yang setara dengan pakan komersial. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai formulasi pakan limbah kakao yang lebih baik lagi agar mampu menghasilkan pertumbuhan benih ikan yang seimbang dengan pertumbuhan ikan yang diberi pakan komersial.Kata Kunci: Pakan, Limbah kakao, Nila, Oreochromis niloticus