Nuzul Hijri Darlan
Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Teknik Estimasi Transpirasi Tanaman Kelapa Sawit dengan Metode Heat Ratio Iput Pradiko; Nuzul Hijri Darlan; Eko Noviandi Ginting; Muhdan Syarovy
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 30 No 1 (2022): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v30i1.181

Abstract

The estimation of plant transpiration is one of many methods to determine plant water requirements. Heat Ratio Method (HRM) is a method that can estimate transpiration directly under field conditions by measuring sap flow rate. This research was conducted to estimate oil palm water requirements based on transpiration estimation using HRM. The study was located in Medan, North Sumatra, and was employed five years old palm with 48 fronds. A total of six Sap Flow Meter (SFM) were installed on the fronds no. 1, 9, 17, 25, 33, and 41. The results showed that the sap flow rate of the top three fronds (no. 1, 9, and 17) was higher than the lower fronds. The transpiration rate was decreased at the lower fronds position. Furthermore, the highest transpiration occurred in frond no. 1, 0.890 liters/day, while the lowest was observed in frond no. 41 i.e. 0.510 liters/day. Assuming that each frond sampled represents fronds at the same level, the average daily transpiration was 31.933 liters/day/palm or equivalent to 0.457 mm/day/palm.
Benarkah curah hujan mempengaruhi fase pematangan tandan kelapa sawit dan meningkatkan jumlah brondolan yang jatuh? Iput Pradiko; Suroso Rahutomo; Nuzul Hijri Darlan; Eko Noviandi Ginting; Muhdan Syarovy; Fandi Hidayat
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 30 No 3 (2022): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v30i3.192

Abstract

Waktu panen tandan kelapa sawit umumnya ditentukan berdasarkan warna tandan dan jumlah brondolan yang jatuh di piringan. Pembrondolan buah secara ilmiah disebut sebagai proses absisi yang dipengaruhi kondisi endogenous tanaman dan faktor lingkungan. Pendapat umum di lapangan menyatakan bahwa tandan matang lebih cepat dan brondolan lebih banyak ketika curah hujan tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pendapat tersebut berdasarkan uji korelasi Pearson antara curah hujan harian pada lag-0 hingga lag-20 hari dengan jumlah brondolan yang jatuh per hari. Penelitian dilakukan pada tanaman umur lima tahun di Kebun Percobaan Sei Aek Pancur, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) pada lima rotasi panen (interval panen 10 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dan sifat korelasi antara curah hujan dengan jumlah brondolan sangat bervariasi. Namun demikian, terdapat kecenderungan bahwa curah hujan optimal yang terjadi pada awal (lag-17 s.d. 20), pertengahan (lag-9 s.d. 12), dan akhir fase pematangan buah (1-3 hari menjelang tandan siap panen) dapat mempercepat pematangan tandan dan meningkatkan jumlah buah yang membrondol. Oleh karena itu, praktisi perkebunan sebaiknya mempersiapkan sarana dan prasarana panen yang memadai khususnya pada musim hujan ketika cadangan buah cukup tinggi dan peluang banyak tandan matang secara bersamaan lebih tinggi.