Fandi Hidayat
Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Aplikasi Kotoran Sapi untuk Perbaikan Sifat Kimia Tanah dan Pertumbuhan Vegetatif Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Media Sub Soil Fandi Hidayat; Muhdan Syarovy; Iput Pradiko; Suroso Rahutomo
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 28 No 1 (2020): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1289.119 KB) | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v28i1.107

Abstract

Standar media tanam untuk bibit kelapa sawit adalah top soil dengan kan-dungan bahan organik yang cukup. Meskipun demikian, pada kondisi tertentu seperti di lahan mineral marjinal dimana top soil sudah tererosi berat, sehingga top soil sulit didapat. Pada kondisi demikian maka sub soil digunakan sebagai media tanam. Sifat fisik, kimia, dan biologi sub soil umumnya kurang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai media tanam, namun sifat tersebut masih mungkin diperbaiki dengan me-nambahkan bahan pembenah tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi bahan pem-benah tanah dalam bentuk kotoran sapi (notasi O, taraf 0 dan 5%) dan pemupukan anorganik standar (notasi S, taraf 0; 25; 50; 75; dan 100%) terhadap perubahan sifat kimia media sub soil dan pertumbuhan bibit kelapa sawit. Penelitian disusun meng-gunakan rancangan acak kelompok dengan 7 perlakuan yaitu kontrol (O0S0), standar pupuk anorganik (O0S100), dan 5 perlakuan lainnya yang merupakan kombinasi antara 5% kotoran sapi dengan berbagai taraf standar pupuk anorganik (O5S0, O5S25, O5S50, O5S75, dan O5S100). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi 5% kotoran sapi meningkatkan ketersediaan bahan organik, kapasitas tukar kation, dan hara tersedia di media sub soil. Meskipun O5S50 (kombinasi aplikasi 5% kotoran sapi dan 50% pupuk anorganik standar telah menghasilkan nilai Efektivitas Agronomi Nisbi (EAN) di atas 100%, pertumbuhan vegetatif bibit kelapa sawit terbaik diperoleh pada per-lakuan O5S100 (kombinasi aplikasi 5% kotoran sapi dan 100% dosis pupuk anorganik standar).
Kajian Kerapatan dan Keragaman Organisme Tanah Gambut di Bawah Tegakan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Fandi Hidayat; Rana Farrasati; Winarna
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 29 No 2 (2021): Jurnal Peneltian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v29i2.146

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di lahan gambut pada Kebun Panai Jaya, PT Perkebunan Nusantara IV, Provinsi Sumatera Utara. Metode pengambilan sampel yang digunakan dengan cara Pit Fall Trap (untuk menjebak fauna permukaan tanah), Barlese Tullgren (untuk melihat fauna tanah yang aktif di dalam tanah) dan membuat lubang (untuk mendapatkan cacing). Metode yang mendapatkan fauna terbanyak yaitu dengan cara Pit Fall Trap. Fauna tanah berkorelasi positif terhadap suhu, kadar air dan respirasi tanah, sedangkan terhadap pH dan C/N berkorelasi negatif. Hasil penelitian menunjukkan, diantara fauna tanah pada plot penelitian, diketahui bahwa jumlah fauna yang paling mendominasi adalah semut rangrang dan diikuti oleh cacing tanah. Baik fauna tanah (makrofauna dan mesofauna) dan mikroorganisme eukariotik tanah (jamur dan bakteri) ditemukan paling banyak pada areal rumpukan kebun kelapa sawit.
Benarkah curah hujan mempengaruhi fase pematangan tandan kelapa sawit dan meningkatkan jumlah brondolan yang jatuh? Iput Pradiko; Suroso Rahutomo; Nuzul Hijri Darlan; Eko Noviandi Ginting; Muhdan Syarovy; Fandi Hidayat
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 30 No 3 (2022): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v30i3.192

Abstract

Waktu panen tandan kelapa sawit umumnya ditentukan berdasarkan warna tandan dan jumlah brondolan yang jatuh di piringan. Pembrondolan buah secara ilmiah disebut sebagai proses absisi yang dipengaruhi kondisi endogenous tanaman dan faktor lingkungan. Pendapat umum di lapangan menyatakan bahwa tandan matang lebih cepat dan brondolan lebih banyak ketika curah hujan tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pendapat tersebut berdasarkan uji korelasi Pearson antara curah hujan harian pada lag-0 hingga lag-20 hari dengan jumlah brondolan yang jatuh per hari. Penelitian dilakukan pada tanaman umur lima tahun di Kebun Percobaan Sei Aek Pancur, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) pada lima rotasi panen (interval panen 10 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dan sifat korelasi antara curah hujan dengan jumlah brondolan sangat bervariasi. Namun demikian, terdapat kecenderungan bahwa curah hujan optimal yang terjadi pada awal (lag-17 s.d. 20), pertengahan (lag-9 s.d. 12), dan akhir fase pematangan buah (1-3 hari menjelang tandan siap panen) dapat mempercepat pematangan tandan dan meningkatkan jumlah buah yang membrondol. Oleh karena itu, praktisi perkebunan sebaiknya mempersiapkan sarana dan prasarana panen yang memadai khususnya pada musim hujan ketika cadangan buah cukup tinggi dan peluang banyak tandan matang secara bersamaan lebih tinggi.
Evaluasi Plant Growth-Promoting Bacteria (PGPB) Indigenus Perakaran Kelapa Sawit Pada Pembibitan Kelapa Sawit Fandi Hidayat; Yudha Yudhistira; Rizki Desika Putri Pane; Fadilla Sapalina; Eka Listia; Winarna Winarna
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 31 No 1 (2023): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v31i1.223

Abstract

Achieving sustainability in oil palm cultivation depends on maintaining soil health. Various methods have been employed to improve soil productivity, including the use of plant growth-promoting bacteria (PGPB). Identifying and utilizing superior PGPB strains as biofertilizers can be a solution to enhance soil productivity. Four PGPB candidate strains – NT2, NT5, PD1, and PK1 – were isolated from the oil palm rhizosphere, identified as Azotobacter chroococcum, Azospirillum brasilense, Bacillus alkalicellulosilyticus, and Pseudomonas brassicacearum, respectively, and confirmed as multifunctional PGPB through qualitative and quantitative trait screening. Application of the PGPB consortium as biofertilizer in oil palm nurseries has shown effectively increase nutrient uptake, growth performance, biomass production, and reduce inorganic fertilizer usage by up to 50%. Furthermore, this biofertilizer was found to be 7-30% more efficient compared to 100% inorganic fertilizers.
Aplikasi Pupuk Hayati Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Fandi Hidayat; Yudha Yudhistira; Rizki Desika Putri Pane; Fadilla Sapalina; Eka Listia; Rizki Amalia; Muhayat Muhayat; Winarna Winarna
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 31 No 2 (2023): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v31i2.226

Abstract

The conventional soil management practices employed in oil palm plantations often overlook the critical aspect of soil biology, leading to potential detrimental effects on soil health and fertility, primarily driven by the excessive utilization of inorganic fertilizers. However, there is growing evidence that biofertilizers, comprising beneficial bacterial consortia, hold significant promise as an alternative approach for sustainable agriculture while mitigating environmental impacts. Extensive research has been conducted to explore the application of biofertilizers and investigate their impact on the growth and yield of oil palm. In a study conducted on a demo plot of oil palms planted in 2008 in South Sumatra since 2019, a randomized complete block design with five treatments was implemented. The application of biofertilizers yielded notable outcomes, including a substantial increase in the bacterial population, surpassing the threshold of 108 cfu.g-1. This upsurge in bacterial populations signifies a positive shift towards enhanced soil microbial activity and functioning. Furthermore, the application of biofertilizers demonstrated significant improvements in crucial growth parameters. Leaf area exhibited an increase ranging from 8.5% to 17.2%, while dry frond biomass showed a remarkable boost ranging from 8.6% to 14.9%, in comparison to the usage of 100% inorganic fertilizers. Moreover, the combination of inorganic fertilizers with biofertilizers (S75B1, S75B2, S50B1, and S50B2) exhibited enhanced fertilizer efficiency and ultimately resulted in higher oil palm yields compared to the usage of 100% inorganic fertilizers. This valuable finding underscores the potential of integrating biofertilizers into conventional fertilization practices to achieve optimal agricultural productivity while minimizing environmental impact.