Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SENI ORNAMEN DALAM KONTEKS BUDAYA MELAYU RIAU Prihatin, Purwo
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 3 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i3.778

Abstract

Tulisan ini untuk mengungkapkan seni ornamen dalam konteks budaya masyarakatMelayu Riau. Berkaitan dengan itu maka pelacakannya dilakukan dengan mengetahuibagaimana fungsi dan makna seni ornamen dengan kontekstual masyarakat Melayu Riau.Bahwa seni ornamen Melayu Riau merupakan suatu hasil budaya yang diwariskan dari tradisileluhurnya yang telah mengalami proses perjalanan yang panjang sehingga pada akhirnyamembentuk identitas budaya. Pengaruh luar serta kedinamikaan yang ada pada masyarakatMelayu Riau telah membawa seni ornamen Melayu Riau sebagai bagian dari historis perilakuyang pernah diwariskan oleh pendahulunya. Kreativitas dalam penciptaan seni ornamen tidakterlepas dari pola perilaku masyarakat Melayu Riau. Sebagai hasil budaya tradisi seni ornamenMelayu Riau menjadi identitas budaya (cultural identity) dari local genius atau kearifan lokalbagi masyarakat penciptanya.Seni ornamen dalam konteks budaya Melayu Riau ternyata memiliki fungsi sertamakna bagi masyarakat Melayu Riau. Keanekaragaman bentuk memunculkan motif-motifseperti jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, geometris, nama alam benda maupun gabungan motif.Seni ornamen Melayu Riau yang merupakan pengalaman dan pelajaran yang didapat dari alamdan didukung oleh kreatifitas masyarakat sehingga melahirkan seni ornamen yangmengandung muatan estetis dan etis yang sarat akan nilai-nilai tradisi yang berlaku dalambudaya Melayu Riau.Kata Kunci : seni ornamen, budaya dan Melayu Riau.
SENI ORNAMEN DALAM KONTEKS BUDAYA MELAYU RIAU Prihatin, Purwo
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 3 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i3.778

Abstract

Tulisan ini untuk mengungkapkan seni ornamen dalam konteks budaya masyarakatMelayu Riau. Berkaitan dengan itu maka pelacakannya dilakukan dengan mengetahuibagaimana fungsi dan makna seni ornamen dengan kontekstual masyarakat Melayu Riau.Bahwa seni ornamen Melayu Riau merupakan suatu hasil budaya yang diwariskan dari tradisileluhurnya yang telah mengalami proses perjalanan yang panjang sehingga pada akhirnyamembentuk identitas budaya. Pengaruh luar serta kedinamikaan yang ada pada masyarakatMelayu Riau telah membawa seni ornamen Melayu Riau sebagai bagian dari historis perilakuyang pernah diwariskan oleh pendahulunya. Kreativitas dalam penciptaan seni ornamen tidakterlepas dari pola perilaku masyarakat Melayu Riau. Sebagai hasil budaya tradisi seni ornamenMelayu Riau menjadi identitas budaya (cultural identity) dari local genius atau kearifan lokalbagi masyarakat penciptanya.Seni ornamen dalam konteks budaya Melayu Riau ternyata memiliki fungsi sertamakna bagi masyarakat Melayu Riau. Keanekaragaman bentuk memunculkan motif-motifseperti jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, geometris, nama alam benda maupun gabungan motif.Seni ornamen Melayu Riau yang merupakan pengalaman dan pelajaran yang didapat dari alamdan didukung oleh kreatifitas masyarakat sehingga melahirkan seni ornamen yangmengandung muatan estetis dan etis yang sarat akan nilai-nilai tradisi yang berlaku dalambudaya Melayu Riau.Kata Kunci : seni ornamen, budaya dan Melayu Riau.
EKSPRESI RUMAH LONTIOK DAN FENOMENA DI SEKITARNYA PADA KARYA RELIEF KAYU Setiawan, Afiq; Prihatin, Purwo; Sumadi, Sumadi
Relief : Journal of Craft Vol 2, No 2 (2023): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v2i2.3749

Abstract

Penciptaan karya akhir ini bersumber dari rumah adat lontiok  Kampar Riau sebagai konsep karya seni relief kayu. Karya ini bertujuan mewujudkan kembali rumah lontiok dan mengekspresikan bentuk rumah dengan fenomena yang ada di sekitarnya menjadi bentuk karya relief kayu. Metode penciptaan karya akhir ini menggunakan tiga tahap, yaitu tahap eksplorasi yang dimulai dengan observasi langsung atau melalui kajian literatur, tahap perancangan dengan membuat desain melalui referensi gambar, sketsa alternatif, dan desain pilihan, tahap perwujudan melalui pemilihan bahan kayu  yang berkualitas, penggunaan alat dan teknik ukir. Hasil dari karya yang diciptakan adalah memvisualisasikan bentuk arsitektur rumah lontiok dengan fenomena alam yang terjadi di Kampar melalui karya-karya kriya seni yang memiliki hubungan dengan sosial masyarakat setempat. Karya seni yang dihasilkan berupa hiasan dinding yang memberi pesan kepada masyarakat agar terus menjaga rumah adat lontiok agar tetap terjaga dan lestari. 
Revitalization Of Balango: Local Ceramic Art and Products from Galogandang Luhak Nan Tuo, West Sumatra Prastawa, Wisnu; Kasman, Selvi; Prihatin, Purwo; Sriyanto, Sriyanto
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 5, No 1 (2024): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v5i1.4550

Abstract

Balango, a traditional pottery used as a cooking utensil in Minangkabau villages, has been transformed as an interior aesthetic support or aesthetic element, so that balango becomes more dynamic and has prospects as an art commodity. This research aims to examine the revitalization of pottery at Galogandang Pottery Hall in Luhan Nan Tuo, West Sumatra. This research uses a mixed method as a reference strategy for developing the potential of clay for the application of local pottery crafts in a sustainable manner through a creative approach supported by laboratory tests. Balango at Galogandang Pottery Hall, there is a development of local art product designs in the form of flower vases; pendil teapots, and kadhai whose clay raw materials are formulated from three types of soil with a clay fraction of 23% (sandy loam clay); kaolinite (21%), illite (41%), and quartz (38) minerals; oxide composition dominated by SiO2 (37%) and Fe2O3 (35%); burn shrinkage (19%); specific gravity (1.75 g cm-3), porosity (26.60%) and compressive strength (225.48 kg cm-2). This composition can be used to customize new ideas for other products by combining different forms (figurative and abstract), resulting in visually beautiful and functional utilitarian pottery for interiors with artistic quality and local flavor.
MENGLOBALISASIKAN BENDAWI KRIYA DI MUSEUM PRABU GEUSAN ULUN DI SUMEDANG, JAWA BARAT Prihatin, Purwo; Sunarmi, Sunarmi; Soewarlan, Santosa
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 13, No 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.55528

Abstract

This writing explains and traces the culture of Nusantara’s bendawi kriya (crafts) that are stored in the Museum Prabu Geusan Ulun in Sumedang, West Java, which are cultural artifacts as evidence of the skills and abilities possessed by the Sundanese ethnic group in West Java. This Sumedang Museum has various kinds of bendawi kriya relics from the Sumedang Larang Kingdom that are unique and have symbols and meanings in Sundanese culture. The method used in this writing uses qualitative data obtained through several techniques, namely reading literature through library studies of written sources related,  direct observation, interviews with the management of the Pangeran Geusan Ulun Foundation and some of the community, Documentation and reviewing documents related to the Museum Prabu Geusan Ulun, visual photo documentation, collections in the Museum Prabu Geusan Ulun can be concluded that this Sumedang Museum contains various bendawi kriya relics from the Sumedang Larang Kingdom, such as keris, kudi, gamelan, traditional clothes, household appliances, weapons, and chariots that are historical evidence of Sundanese culture in the past that have ethnic cultural traditions of kenusantaran as capital to be globalized according to their times.Keywords: Globalize, Craft,MuseumAbstrakTulisan ini menjelaskan dan menelusuri budaya bendawi kriya Nusantara yang tersimpan di  Museum Prabu Geusan Ulun di Sumedang Jawa Barat  yang merupakan artefak budaya sebagai bukti tentang keahlian, ketrampilan yang dimiliki oleh etnis Sunda di Jawa Barat. Museum Sumedang ini memiliki berbagai macam benda peninggalan bendawi kriya dari Kerajaan Sumedang Larang yang khas dan memiliki simbol, makna dalam kebudayaan Sunda. Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan data kualitatif yang diperoleh melalui beberapa teknik yaitu membaca literatur melalui studi pustaka sumber-sumber tertulis, observasi langsung, wawancara dengan pengurus Yayasan Pangeran Geusan Ulun dan sebagian masyarakat, Dokumentasi dan mengkaji dokumen-dokumen yang terkait dengan museum Prabu Geusan Ulun, dokumentasi foto visual, koleksi-koleksi yang ada di museum Prabu Geusan Ulun dapat disimpulkan bahwa  Museum Sumedang ini terdapat berbagai benda peninggalan bendawi kriya dari kerajaan Sumedang Larang, seperti keris, kudi, gamelan, pakaian adat, peralatan rumah tangga, senjata, dan kereta kencana yang merupakan bukti sejarah budaya Sunda masa lalu yang memiliki etnisitas budaya tradisi kenusantaraan sebagai modal untuk diglobalkan sesuai zamannya.Kata Kunci: Menglobalisasikan, Kriya, MuseumAuthors:Purwo Prihatin : Institut Seni Indonesia SurakartaSunarmi : Institut Seni Indonesia SurakartaSantosa Soewarlan : Institut Seni Indonesia SurakartaReferencesAsiarto, Luthfi, Ali Akbar, & Dian Sulistyowati, (2012). Museum Dan Pendidikan, Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Gina, Luthfiatin, & Aam Abdillah, (2022). “Sejarah Penyebaran Islam Di Sumedang Melalui Pendekatan Budaya”, Jurnal Priangan, Volume 1,  Nomor 01,  Juni, 48-59.Haryono, Joko, Myrza Rahmanita, & Gratia Wirata Laksmi, (2023). “Identifikasi Komponen Daya Tarik Wisata dan Manajemen Pengelolaan Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Wisata Pusaka di Sumedang,” YUME: Journal of Management, Volume 6, Issue 1, 15-27.Hutama, Krishna, (2006). “Pencitraan Kriya Sebagai Produk Seni Wisata”, Jurnal Dimensi Seni Rupa Dan Desain, Volume 4, Nomor 1, September, 87-95.Juju, Ai Rohaeni, Wanda Listiani, & Khairul Mustaqin, (2018). “Desain Dan Proses Produksi Cinderamata Ikon Pangeran Aria Soeria Atmadja Sumedang”, Jurnal Atrat. Vol. 6, No. 2, April, 1001-108.Kurniawan, Aris, (2014). “Kajian Historis dan Filosofis Kujang”, Jurnal Itenas Rekarupa, No. 1, Vol. 2, Januari‐Juni, 29-40.Lucky, Raden (Raja Kerajaan Sumedang Larang). (2023). “Menglobalisasikan Bendawi Kriya Di Museum Prabu Geusan Ulun Di Sumedang, Jawa Barat”. Hasil Wawancara Pribadi: 19 Desember 2023. Sumedang.Meisari, Yuliani, Tita Cardiah, & M Togar Mulya Raja, (2021), “Redesain Interior Museum Prabu Geusan Ulun”, e- Proceeding of Art & Design, Vol. 8, No.2 April, 667-674.Muhsin, Mumuh Z., (2012). Kujang, Pajajaran, Dan Prabu Siliwangi, Bandung: Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat.Siti, Nita Mudawamah, (2021). “Pengelolaan Koleksi Di Museum Musik Indonesia Sebagai Upaya Pelestarian Warisan Budaya”, Fihris: Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi,  Vol. 16, No.1, Januari-Juni, 1-20.Soewarlan, Santosa, (2015). Membangun Perspektif Catatan Metodologi Penelitian Seni, Surakarta: ISI Press. Sunarmi, (2023). “Tradisi Dalam Kontestasi Global Dengan Kasus Interior Rumah Tradisi Dalam Kontestasi Global” Orasi Ilmiah dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Dra. Sunarmi, M.Hum, disampaikan dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Institut Seni Indonesia Surakarta, tanggal 29 Agustus,  di ISI Surakarta.Sunarmi, (2013). “Peran Riset Dalam Perwujudan Desain”, Jurnal Brikolase, Institut Seni Indonesia Surakarta, Volume 5, No. 1, Juli. 14-23.Tubagus, Mochamad Rilo, Neneng Yanti K.L., & Lip Sarip H, (2020). “Fungsi Tradisi Ngumbah Pusaka Prabu Geusan Ulun Sumedang Larang”, Jurnal Budaya Etnika, Vol. 4 No. 1, Juni, 3-22.Thresnawaty, Euis, (2011). “Sejarah  Kerajaan  Sumedang  Larang,”  Jurnal  Patanjala, Volume 3, Nomor 1, Maret, 154-158.https://www.museumprabugeusanulun.org/catalogYunitawati, D., & Latifah, L. (2016, Juni). AKecemasan Dan Gangguan Fungsi Tiroid Pada Wanita Usia Subur. Media Gizi Mikro Indonesia, 7(2), 107-116. 10.22435/mgmi.v7i2.6017.107-116.
BENTUK-BENTUK BUDAYA RUPA SENI KRIYA MASA PRASEJARAH INDONESIA Prihatin, Purwo
Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 16, No 1 (2022): Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v16i12022p80-92

Abstract

This paper seeks to find out the cultural forms of the past craft art, which was the early period of human civilization, although in a period of backwardness, but prehistoric humans of Indonesia turned out to have intelligence and skills in producing a culture, one of which was craft art. The fine culture, which was in the form of craft art at that time, had a function related to the spiritual function of the riligius and secular. The problem of this paper is focused on the cultural forms of craft art that existed in prehistoric times, both stone, clay and metal media. The method used to obtain this writing material is through literature studies, both written sources and documentation of cultural artifacts, data analysis so as to conclude that the cultural form of craft art found is a variety of materials, both stone, metal, clay, bones and is inseparable from the beliefs and way of life of the people. Tulisan  ini  berusaha untuk  mengetahui  bentuk-bentuk budaya rupa seni kriya masa lalu, yang merupakan periode awal peradaban manusia, meskipun  dalam masa keterbelakangan, namun  manusia prasejarah Indonesia  ternyata memiliki  kepandaian dan keterampilan  dalam menghasilkan  budaya rupa   salah satunya adalah seni kriya. Budaya rupa  yang berupa seni kriya di masa itu,  memiliki fungsi yang berkaitan dengan fungsi spiritual riligius dan  sekuler.  Masalah tulisan ini difokuskan pada bentuk -bentuk  budaya rupa seni kriya yang ada pada masa prasejarah baik media batu, tanah liat maupun logam. Metode yang digunakan untuk mendapatkan bahan tulisan ini melalui studi pustaka baik sumber-sumber tertulis maupun dokumentasi  artefak  budaya,  analisa data sehingga  memberikan simpulan  bahwa budaya rupa  seni kriya yang ditemukan berbagai macam bahan baik batu, logam, tanah liat, tulang belulang dan tidak terlepas dari kepercayaan serta cara hidup masyarakatnya.