Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal TEDC

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI SODA KAUSTIK DAN EKSTRAK KULIT PISANG AMBON (Musa Paradisiaca) TERHADAP MUTU SABUN KESEHATAN Lusi Marlina; Isma Herawati
Jurnal TEDC Vol 16 No 2 (2022): JURNAL TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.762 KB)

Abstract

Permasalahan Kulit pisang ambon merupakan limbah kulit buah yang bisa digunakan sebagai bahan yang bermanfaat ketika kita bisa mengolahnya dengan baik. Limbah tersebut sangat disayangkan apabila dibuang begitu saja, kulit pisang ambon memiliki kandungan yaitu air 69,8%, karbohidrat 18,5%, lemak 2,11%, protein 0,32%, kalsium 715 mg, fosfor 117 mg, besi 1,6 mg, vitamin B 0,12 mg, vitamin C 17,5 mg. Kandungan tersebut akan digunakan sebagai bahan alami kecantikan, perawatan kulit, dengan kandungan vitamin C yang dapat membantu kesehatan kulit sebagai antioksidan yang baik. Produk sabun mandi merupakan bahan kebersihan yang wajib kita pakai ketika sedang membersihkan badan dan wajah yang dapat menjadikan perawatan kulit sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui variasi konsentrasi soda kaustik dan pengaruh penambahan konsentrasi ekstraksi kulit pisang ambon sebagai antioksidan pada sabun transparan terhadap mutu sabun kesehatan. Penelitian ini adalah jenis ekperimental dan kualitatif yang dimana akan dilakukan uji variasi NaOH 31%, dan 33% dan konsentrasi ekstraksi kulit pisang ambon 0,5%, 1% dan 1,5%. Parameter yang digunakan yaitu SNI 06-3235-1994 bilangan penyabunan sabun 206, kadar air maksimal 15%, jumlah asam lemak >70%, alkali bebas dihitung sebagai NaOH maksimal 0,1%, asam lemak bebas atau lemak netral <2,5%, pH 8-10. Hasil perbedaan variasi NaOH 31% dan konsentrasi ekstrak 0,5% menunjukkan kelayakan mutu sabun sesuai parameter SNI 06-3235-1994 dan berdasarkan pengujian organoleptik di masyarakat.
Pemanfaatan Ekstrak Biji Coklat Sebagai Pewarna Alami Pada Lipstik Lusi Marlina; Sandra Ivana Putri
Jurnal TEDC Vol 13 No 2 (2019): Jurnal TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.994 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat lipstik dengan memanfaatkan pewarna alami yang terkandung pada biji coklat, karena dibutuhkan lipstik yang bebas dari kandungan logam berbahaya. Pemilihan biji coklat sebagai alternatif pewarna alami pada lipstik adalah dikarenakan biji coklat memiliki kandungan polifenol. Senyawa polifenol dalam biji coklat yaitu flavonoid. Warna ungu pada biji coklat disebabkan karena adanya pigmen antosianin yang termasuk golongan pelargonidin dan merupakan turunan dari senyawa flavonoid. Antosianin memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah sebagai pewarna alami pengganti pewarna sintetik. Ekstraksi zat warna yang terkandung dalam biji coklat ini dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% dengan penambahan asam sitrat sehingga diperoleh ekstrak kental biji coklat. Formulasi pembuatan lipstik yaitu ekstrak biji coklat dengan konsentrasi 0, 12, 14, 16 dan 18% yang ditambahkan beberapa komponen seperti cera alba, vaselin alba, setil alkohol, carnauba wax, oleum ricini, lanolin, propilen glikol, BHT, tween 80, parfum, nipagin serta penambahan kapsul vitamin E dan jeruk nipis sebagai vitamin C. Pengujian terhadap lipstik yang dibuat meliputi pemeriksaan mutu fisik seperti pemeriksaan titik lebur lipstik, uji stabilitas, uji oles, pemeriksaan pH, dan uji iritasi, serta analisis kandungan vitamin C pada lipstik. Metode yang digunakan pada analisis vitamin C ini adalah menggunakan metode spektrofotometri. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lipstik yang dibuat memiliki titik lebur 58-60oC, stabil, mudah dioleskan, semakin tinggi konsentrasi warna yang dihasilkan semakin pekat, pH nya mendekati pH fisiologis kulit bibir yaitu ± 4, kadar vitamin C konsentrasi 0% adalah 7,573 mg/100g, konsentrasi 12% 12,084 mg/100g, konsentrasi 14% 16,218 mg/100g, konsentrasi 16% 21,127 mg/100g, dan konsentrasi 18% 23,879 mg/100 g, serta tidak terjadi reaksi iritasi sehingga formulasi lipstik aman digunakan.
PENGARUH TEPUNG ECENG GONDOK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PAKAN IKAN DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN PROBIOTIK BACILLUS Sp. DAN MOLASSES Lusi Marlina; Agisna Pamungkas
Jurnal TEDC Vol 17 No 3 (2023): JURNAL TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Water hyacinth with the Latin name Eichhornia crassipes is a type of aquatic plant that is generally considered a weed. Water hyacinth can be used to feed fish that are omnivorous or herbivorous. One of them is tilapia with the Latin name Oreochromis niloticus whose market demand is very much. Tilapia has a high economic value because the need for seeds and consumption continues to increase along with the number of cultivation businesses. Making feed using probiotic Bacillus Spp. and molasses prebiotics to increase the growth rate of fish. However, one of the weaknesses of water hyacinth plants is the low digestibility of the feed ingredients because they contain a lot of crude fiber. The purpose of this study is to find the effect of each experiment that will be carried out. This study uses an experimental method. This study involved six treatments, namely P1 = Feeding + Bacillus Sp. 10 mL/Kg feed + Molasses 20 mL prebiotic. P2 = Feeding + water hyacinth flour + probiotic Bacillus Sp. 10 mL/Kg of feed. P3 = Feeding + water hyacinth flour + probiotic Bacillus Sp. 10 mL mL/Kg feed and 20 mL Molasses prebiotics. P4 = Feeding + water hyacinth flour + probiotic Bacillus Sp. 20 mL/Kg of feed. P5 = Feeding + water hyacinth flour + probiotic Bacillus Sp. 20 mL/Kg feed + Molasses 40 mL prebiotic. P6 = Feeding + water hyacinth flour without the addition of Bacillus Sp. and Molasses. This research is expected to produce a good quality fish feed mixture for rearing tilapia (Oreochromis nilocticus) which achieves a protein content of at least 25% according to SNI 01-7242- 2006. The best treatment of fish growth rate was in P3 where each fish increased by 43.8%/day. Comparison of feed using 100 grams of water hyacinth flour without the addition of Bacillus Spp. and Molasses were significantly different, where the feed using water hyacinth without the addition of Bacillus Sp. and Molasses every day the growth rate of fish is 23.64%/day. While the feed that was given a mixture of water hyacinth flour, Bacillus Spp. and Molasses like P3 the growth rate is 43.8%/day
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP SEDIAAN LIPSTIK Lusi Marlina; Deparida Nurusani
Jurnal TEDC Vol 16 No 3 (2022): JURNAL TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Knowledge of cosmetics in this globalization era is very important in order to distinguish between safe and harmful cosmetics when it used. Various types of cosmetics have been circulating in the market, one of them is lipstick. Lipstick is packaged in various forms but with one purpose, it is to makes up lips looks more attractive. Beside its attractive colors, the lipstick’s ingredients must also contain safe substances when it used. Coffee can be a safe dye to use in making lipstick, because coffee contains such as caffeine, antioxidant and anti-inflammatory characteristic that are useful for treating various skin problems so that it is often found in beauty products and other skin cares. General terms of coffee using in cosmetic products are listed in SNI.01-2983-1992. The purpose of this study was to determine effect of adding coffee bean extract as a natural dye in the lipstick manufacture. In the manufacture of coffee bean extract lipstick added as a natural dye produced used the maceration method. The concentration of coffee extract used was 0%, 10%, 15%, 20% and 25%. The color results obtained from the concentration of 10% and 15% after application that is not very visible, for a concentration of 20% produces a little color and for a concentration of 25% produces a color that is quite visible. For testing lipstick according to SNI 16-4769-1998.
PEMANFAATAN SILASE BERBASIS LIMBAH JERAMI PADI (ORYZA SATIVA) YANG DIFERMENTASI MENGGUNAKAN PROBIOTIK MIKROORGANISME PADA PAKAN RUMINANSIA Lusi Marlina; Al Kautsar Devana Afni
Jurnal TEDC Vol 17 No 1 (2023): JURNAL TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hewan ruminansia merupakan kelompok hewan mamalia yang biasa memamah (memakan) dua kali dan itu membutuhkan pakan hijauan, tapi ketersediaan pakan hijauan terbatas tergantung dengan musim. Jerami padi belum dimanfaatkan secara maksimal untuk pakan ternak ruminansia karena kandungan nutrisinya rendah. Teknologi pakan ternak dengan pembuatan silase dapat mengawetkan sekaligus mempertahankan bahkan dapat meningkatkan kualitas nutrisi bahan pakan. probiotik mikroorganisme berpotensi untuk ditambahkan pada pembuatan silase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penambahan probiotik mikroorganisme pada pembuatan silase mampu meningkatkan kualitas fermentatif dan kualitas nutrisi silase jerami padi dan untuk mengetahui pada konsentrasi berapa probiotik mikroorganisme mampu meningkatkan kualitas fermentatif dan kualitas nutrisi silase jerami padi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitatif dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan penambahan probiotik mikroorganisme (0%, 0,075%, 0,1%, dan 0,125%) dan dua pengulangan yang mengacu pada SNI 3141.1:2011. Dengan mengacu pada kualitas silase jerami padi, yang mendekati karakteristik yang cukup baik adalah silase jerami padi sampel P2 dengan konsentrasi penambahan probiotik mikroorganisme sebanyak 0,75%. Penggunaan silase pada pakan ternak ruminansia memberikan pengaruh terhadap kualitas mutu susu. Karakteristik kualitas susu yang mendekati SNI 3141.1:2011 pun terdapat pada penggunaan silase dengan sampel S1 dibandingkan yang tidak menggunakan silase. Jerami padi dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan silase sebagai pakan hewan ruminansia dengan penambahan probiotik mikroorganisme.
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (HYLOCEREUS POLYHIZUS) MENJADI PERMEN JELLY DENGAN VARIASI RASA JAHE MERAH (ZINGIBER OFFCINALE VAR.RUBRUM) Lusi Marlina; Riska Indriani; Ratna Rizky Wulandari
Jurnal TEDC Vol 17 No 2 (2023): JURNAL TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit buah naga super merah memiliki kandungan antosianin dan pektin yang dapat digunakan sebagai bahan alternatif alami pada produk olahan pangan. Selain itu di Indonesia terkenal dengan penghasil rimpang jahe yang memiliki rasa serta aroma yang bervariasi, salah satunya jahe merah. Perkembangan produk pangan semakin inovatif, salah satu pemanfaatan kulit buah naga yaitu dengan cara pembuatan permen jelly dengan penambahan sari jahe merah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serta konsentrasi terbaik dari ekstrak kulit buah naga super merah dengan variasi sari jahe merah utuk memperbaiki mutu pada permen jelly. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang terdiri dari 9 perlakuan yaitu konsentrasi ekstrak kulit buah naga super merah 20%, 30%, dan 40%, serta sari jahe merah 0%, 3% dan 6% dengan parameter uji organoleptik, uji kadar air, uji kadar abu dan uji gula reduksi. Hasil analisis didapat perlakuan terbaik pada konsentrasi 40% ekstrak kulit buah naga super merah dan 3% ekstrak jahe merah, dengan menghasilkan nilai kesukaan pada uji organoleptik indikator warna dengan nilai 3,00, parameter rasa dengan nilai sebanyak 2,46, parameter tekstur dengan nilai 2,70, dan parameter aroma dengan nilai 2,86 sedangkan untuk uji kadar air sebesar 4%, uji kadar abu sebesar 0,05% dan uji kadar gula reduksi sebesar 8,13%. Hasil yang diperoleh sudah memenuhi standar mutu permen jelly (SNI 3547.2-2008).