Cahyono Purbomartono
Faculty of Fisheries and Marine Science, Muhammadiyah University of Purwokerto

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengembangan Produksi Krupuk Ikan Berbahan Dasar Ikan Rucah dan Limbah Tahu Tumisem, Dr.; Purbomartono, Cahyono
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Nasional LPPM 2014, 20 Desember 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nelayan tradisional di Cilacap menggunakan peralatan tangkap cukup sederhana, sehingga wilayah jangkauan penangkapan terbatas hanya sekitar 5 mil dari garis pantai dan lama melaut antara jam 05.00 pagi sampai jam 13.00. Hal ini mengakibatkan hasil tangkapan berukuran kecil dan bernilai jual relatif rendah (sering disebut dengan ikan rucah). Untuk mengatasi merosotnya harga jual hasil perikanan dilakukan penanganan dan pengolahan menjadi produk-produk baru krupuk. Kerupuk ikan termasuk produk yang mempunyai potensi sebagai salah satu komoditas ekspor. Negara tujuan ekspor kerupuk ikan Indonesia meliputi Belanda, Perancis, Amerika Serikat, Arab Saudi, Malaysia, Korea Selatan, Inggris, Singapura, Jepang, Cina, Belgia, Canada, Taiwan, Selandia Baru, Srilangka dan Brunai Darus salam. Selain sebagai penghasil devisa, industri kerupuk ikan juga memiliki peranan yang cukup besar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta peningkatan nilai tambah produk perikanan. Pengembangan produksi kerupuk berbahan dasar ikan rucah dan limbah tahu dilakukan dengan pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pemberdayaan secara maksimal melalui kelompok wanita nelayan. Penetapan prioritas kegiatan IbM dilakukan melalui diskusi kelompok dengan berbagai pihak terkait. Metode yang digunakan adalah participatory learning and action (PLA) dan participatory technologi development (PTD). Metode PLA dan PTD diterapkan dalam kegiatan pemberdayaan yang mencakup: pendidikan, pembelajaran, pelatihan, pemberdayaan, pengorganisasian, pedampingan, dan pembinaan. Jenis luaran dari kegiatan tersebut meliputi: (a) pengetahuan dan keterampilan wanita nelayan dalam usaha produksi makanan olahan berbahan dasar ikan rucah dan limbah ampas tahu, (b) Kelengakpan sarana produksi kerupuk ikan yang sederhana dan bersih, (c) organisasi unit usaha dalam bentuk koperasi di masing-masing unit KWN, dan Klaster UKM KWN, dan (d) sistem manajeman kewirausahaan dan produksi yang baik, tertata dan berkelanjutan.Kata kunci: kerupuk, ikan rucah, limbah tahu (ampas tahu), bergizi tinggi, wanita nelayan
Fermentasi Ampas Tahu DenganAspergillus nigerUntuk Meningkatkan Kualitas Bahan BakuPakan Ikan Mulia, Dini Siswani; Mudah, Miftakhul; Maryanto, Heri; Purbomartono, Cahyono
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Nasional LPPM 2014, 20 Desember 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkajifermentasi ampas tahu dengan  Aspergillus niger untuk meningkatkan kualitas bahan baku pakan ikan. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu P0 = non fermentasi; P1 = fermentasi dengan2,5 ml inokulum A. niger; P2 = fermentasi dengan3,0 ml inokulum A. niger; P3 = fermentasi dengan3,5 ml inokulum A. niger, masing-masing untuk ampas tahu sebanyak 50 g.Parameter yang diamati yaitu uji proksimat (kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, kadar serat kasar) dan parameter pendukung, yaitu uji organoleptik (warna, tekstur dan bau). Data berupa hasil uji proksimat dianalisis menggunakan Analisis of Variance (ANAVA) pada taraf uji 5%, dan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf uji 5%,  sedangkan untuk data hasil organoleptik dianalisis secara deskriptif kualitatif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi ampas tahu dengan A. niger dapat meningkatkan kualitas bahan baku pakan ikan. Pada uji proksimat, penurunan kadar air terendah ditunjukkan pada perlakuan P3, peningkatan kadar abu tertinggi ditunjukkan pada perlakuan P1, peningkatan kadar protein ditunjukkan pada perlakuan P1 dan P2, sedangkan penurunan serat kasar dan lemak kasar ditunjukkan pada perlakuan P3. Perlakuan P1 adalah perlakuan yang paling efektif karena menghasilkan protein yang tinggi dengan menggunakan inokulum yang paling rendah, dengan kadar protein 27, 00 % dibandingkan non fermentasi sebesar 14,93 %.Kata Kunci: ampas tahu, Aspergillus niger, fermentasi, ujiorganoleptik, uji proksimat
UJI LAPANG PAKAN BERVAKSIN Aeromonas hydrophila PADA LELE DUMBO DI DAERAH CILACAP Mulia, Dini Siswani; Wahyuningsih, Sri; Maryanto, Hery; Purbomartono, Cahyono
Techno Jurnal Ilmu Teknik Vol 16, No 2 (2015): Jurnal Techno Volume 16 No 2 Oktober 2015
Publisher : UMP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah utama dalam budidaya lele dumbo adalah penyakit, terutama yang disebabkan oleh bakteri  Aeromonas hydrophila. Penyakit tersebut dikenal dengan penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia). Salah satu penanggulangan penyakit MAS adalah dengan vaksinasi. Masalah lain yang sering muncul adalah tingginya biaya pakan sedangkan harga jual ikan cenderung stabil, sehingga pembudidaya ikan cenderung merugi. Perlu strategi untuk membuat pakan sendiri dari bahan-bahan yang masih memiliki kualitas gizi yang baik tetapi harganya murah bahkan memanfaatkan limbah, bahan tersebut mudah diperoleh dan tersedia setiap saat.  Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara lapang penggunaan pakan bervaksin pada lele dumbo di daerah Cilacap. Uji lapang dilakukan di Desa Purwodadi, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)  dengan 3 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari P1 : pemberian pakan bervaksin selama 10 hari; P2 : pemberian pakan bervaksin selama 15 hari; dan P3 : kontrol (non vaksin).  Pakan diberikan sebanyak 5% /bb/ekor/hari. Penelitian menggunakan kolam terpal plastik dengan ukuran panjang x lebar x tinggi : 60 x 60 x 80 cm. Lele dumbo yang digunakan berumur 2 bulan, berukuran panjang 12-15 cm dengan berat 16-25 g. Ikan dipelihara selama 8 minggu. Parameter yang diamati adalah respons imun berupa titer antibodi, pertambahan berat dan panjang, serta sintasan ikan. Parameter pendukung yang diamati adalah parameter kualitas air meliputi suhu air, pH, dan oksigen terlarut. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (Anova) dan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf uji 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan bervaksin dapat meningkatkan produksi titer antibodi (P<0.05) dibandingkan kontrol. Perlakuan P1 (pemberian pakan bervaksin 10 hari) lebih efektif dan efisien dibandingkan P2 (pemberian pakan bervaksin 15 hari). Penggunaan pakan bervaksin dapat diaplikasikan secara lapang. Kata Kunci : Aeromonas hydrophila, Cilacap, lele dumbo, pakan bervaksin, uji lapang.
IMUNOGENISITAS ANTIGEN WHOLE CELL BAKTERI Aeromonas hydrophila Mulia, Dini Siswani; Apriyanti, Widya; Maryanto, Heri; Purbomartono, Cahyono
Sain Akuatik Vol 14, No 1 (2012): SAINS AKUATIK VOLUME 14 NO. 1 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui imunogenisitas antigen whole cell Aeromonas hydrophila dari beberapa strain bakteri A. hydrophila yang diberikan pada lele dumbo (C. gariepinus). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan, yaitu A : strain GPW-02, B : strain KLK -11, C : strain GLR-08, D : strain KLK-14, E : strain KLK-05, F : kontrol (PBS pH 7,0) dengan 3 kali ulangan. Ikan uji yang digunakan adalah lele dumbo berumur sekitar 2 bulan dengan ukuran panjang 10-13 cm dan berat antara 12,2-14,5 g. Parameter utama yang diamati adalah titer antibodi dan uji reaksi silang, sedangkan parameter pendukungnya adalah parameter kualitas air, meliputi suhu air, pH, dan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) yang diamati setiap minggu. Titer antibodi diamati 3 kali, yaitu sebelum divaksinasi, seminggu setelah vaksinasi booster dan dua minggu setelah vaksinasi booster. Kemudian dilakukan uji reaksi silang pada antigen dengan titer antibodi yang tinggi, yaitu ≥ 25. Data titer antibodi dianalisis menggunakan Analisis Sidik Ragam (Analysis of Variance/ANOVA), dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf uji 5% (Steel & Torrie, 1993), sedangkan data kualitas air dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antigen whole cell A. hydrophila berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap imunogenisitas ikan lele dumbo. Strain yang memiliki imunogenisitas paling tinggi adalah strain A (antigen whole cell A. hydrophila strain GPW-02). Parameter kualitas air selama penelitian dijaga pada kisaran optimal, yaitu suhu air 25-28°C, pH air 7,1-7,9, dan DO 6,6-6,8 mg/L.
OPTIMASI DOSIS VAKSIN PROTEIN SITOPLASMA SEL Aeromonas hydrophila UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT MAS (Motile Aeromonas Septicemia) PADA GURAMI (Osphronemus gouramy Lac.) Mulia, Dini Siswani; Purbomartono, Cahyono; Wuliandari, Juli R.
Sain Akuatik Vol 12, No 1 (2009): SAINS AKUATIK VOLUME 12 NO. 1 2009
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dua masalah, yaitu (1) mengetahui efektivitas vaksin sitoplasma sel A. hydrophila untuk pengendalian penyakit MAS pada gurami, dan (2) mengetahui dosis optimal vaksin sitoplasma sel A. hydrophila untuk pengendalian penyakit MAS pada gurami. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan tiga ulangan, yaitu : (1) K : kontrol yang divaksin dengan larutan PBS steril, (2) D1: vaksin protein sitoplasma sel  A. hydrophila dosis 2,5 µg/ekor, (3) D2 : vaksin protein sitoplasma sel  A. hydrophila dosis 5 µg/ekor, (4) D3 : vaksin protein sitoplasma sel  A. hydrophila dosis 7,5 µg/ekor, (5) D4 : vaksin protein sitoplasma sel  A. hydrophila dosis 10 µg/ekor  Gurami yang digunakan berukuran panjang 10-12 cm dengan berat 25,8-28,5 g. Vaksinasi dilakukan secara suntikan intramuskular. Satu minggu setelah vaksinasi dilakukan vaksinasi booster, dan uji tantang dilakukan dua minggu setelah vaksinasi booster. Parameter yang diamati meliputi titer antibodi, sintasan, tingkat perlindungan relatif (Relative Percent Survival/RPS), dan rerata waktu kematian (RWK). Data dianalisis dengan analisis varian dan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa vaksin protein sitoplasma sel  A. hydrophila efektif untuk pengendalian penyakit MAS pada gurami. Vaksin ini dapat meningkatkan produksi titer antibodi, sintasan, dan RPS (P<0,5) gurami. Dosis vaksin protein sitoplasma  sel  A. hydrophila optimum adalah 7,4 mg/ekor yang memberikan nilai RPS tertinggi sebesar 89,31 %. 
PENGARUH PENAMBAHAN KOMBINASI LEVAMOSIL DAN VAKSIN Aeromonas hydrophila TERHADAP PERTUMBUHAN, JUMLAH NEUTROFIL, DAN SINTASAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy Lac.) Purbomartono, Cahyono; Mulia, Dini Siswani
Sain Akuatik Vol 12, No 1 (2009): SAINS AKUATIK VOLUME 12 NO. 1 2009
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research conducted n gouramy fish with size among 12-15 cm in length and average of 30 g in wight. the treatment used levamisol and their combination with vaccine Aeromonas hydrophila which applied by immersion during 6 hours. Methods of research used experimentally laboratories using completely randomized design with 6 replication. The fishes placed in aquaria, each of its 12 fishes. The data’s observed consisted of growth both of length and weight, number of neutrophyl, survival rate, and water quality. The aim of the research was to know the effect of levamisol and its combination with vaccine on the respons against their growth, neutrophyl responses and survival rate of gouramy fishes. The results showed, treatment of levamisol and their combination with vaccine could increase on the growth and the best result revealed on P1, as 1.2 cm and 0.68 g for their length and weight respectively. Cellular response of neutrophyl showed better reached at P3 and P4 as number of 5.3 neutrophyl cell between on day H18 and H24. Higher survival rate reached on P2 and P3. During researched, water quality was on qualified standard requirements for larvae rearing.
PENGGUNAAN VAKSIN PRODUK EKSTRASELULER DAN INTRASELULER Aeromonas hydrophila TERHADAP RESPONS IMUN LELE DUMBO (Clarias sp.) Mulia, Dini Siswani; Purbomartono, Cahyono
Sain Akuatik Vol 12, No 2 (2009): SAINS AKUATIK VOLUME 12 NO. 2 2009
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of this research were to determine effect vaccination with extra cellular product and intracellular product of A. hydrophilic by 1-2 times booster with 2nd week time interval on African catfish immune response. The research was constructed as CRD with five treatments and three replicates, i.e. (1) E1: vaccination with extra cellular product of A. hydrophilic with one time booster; (2) E2: vaccination with extra cellular product of A. hydrophila with two times booster; (3) I1: vaccination with intracellular product of A. hydrophila with one time booster; (I2) vaccination with intracellular product of A. hydrophilic with two times booster, and (5) K: control. African catfish of 13-15 cm length and 18-21.5 g of weight were used, with the number of 15 fish for each treatment. Intramuscular injection method was conducted for vaccination and booster of 0.1 ml vaccine into the body, with the dosage of 5 µg/fish. Booster time interval was two weeks. Data were taken for fifteen weeks. The parameters to observe were titer antibody and water quality. Furthermore, they were analyzed by Analysis of Variance and Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The result showed that vaccination with extra cellular product and intracellular product of A. hydrophila by 1-2 times booster with 2nd week time interval could increase the adaptive immune response through the increase titer of antibody (P<0.05) on African catfish. Vaccination with intracellular product of A. hydrophila by two times booster (I2) was the most effective method of vaccination.
UJI LAPANG PAKAN BERVAKSIN Aeromonas hydrophila PADA LELE DUMBO DI DAERAH BANJARNEGARA Mulia, Dini Siswani; Verianto, Yanuar; Maryanto, Heri; Purbomartono, Cahyono
Proceeding Seminar LPPM UMP 2015: Buku III Bidang Ilmu Kesehatan dan Sains Teknik, Proceeding Seminar Nasional LPPM 2015, 26 Se
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan pakan yang dibuat dari 3 limbah, yaitu bulu ayam, ampas tahu, dan ikan rucah, lalu ditambahkan vaksin (pakan bervaksin) dan diujikan secara lapang di daerah Banjarnegara. Uji lapang dilakukan di Desa Blambangan, Kecamatan Bawang, Banjarnegara. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari P1 : pemberian pakan bervaksin selama 10 hari; P2 : pemberian pakan bervaksin selama 10 hari; dan P3 : kontrol (non vaksin). Pakan diberikan sebanyak 5% /bb/ekor/hari. Penelitian menggunakan kolam terpal plastik dengan ukuran panjang x lebar x tinggi : 60 x 60 x 90 cm. Lele dumbo yang digunakan berukuran panjang 12-16 cm dan berat 7.3 - 21.1 g. Ikan dipelihara selama 8 minggu. Parameter utama yang diamati adalah respons imun berupa titer antibodi, pertambahan berat dan panjang ikan, serta sintasan. Parameter pendukung yang diamati adalah parameter kualitas air, berupa suhu air, pH, dan oksigen terlarut. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) and Duncan Multiple Range Test (DMRT test) pada taraf uji 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan bervaksin dapat meningkatkan titer antibodi (P <0,05) dibandingkan kontrol. Pemberian pakan bervaksin 10 hari lebih efektif dan efisien dibandingkan 15 hari. Penggunaan pakan dari kombinasi bulu ayam, ampas tahu, dan ikan rucah yang ditambahkan vaksin (pakan bervaksin) dapat diaplikasikan di lapang.Kata Kunci : Aeromonas hydrophila, Banjarnegara, Lele Dumbo, Pakan Bervaksin, Uji Lapang.
Fish Health Management Through Utilization of Natural Materials Mulia, Dini Siswani; Purbomartono, Cahyono; Wuliandari, Juli Rochmijati
Altifani Journal: International Journal of Community Engagement Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/altifani.v2i2.4774

Abstract

Freshwater fish farming is appealing to parents and adolescents, including Madrasah Aliyah Miftahussalam, Banyumas students. However, partners frequently find diseased fish. This exercise seeks to improve partners' awareness of fish health management using natural substances. The method of activities carried out includes coordinating the preparation of activities with partners, compiling modules, implementing activities, and evaluating the results of actions. The implementation of the activities was carried out in 4 stages, namely pre-test, delivery of material, discussion and question-answer, and post-test. The pre-post test data were analyzed using a paired T-test. The activity was declared victorious with an indicator of increasing knowledge and understanding of at least 30%. The data analysis results showed a difference in the average value of the pre-post test with a significance value of 0.000 <0.05. These results indicate that service activities have a positive effect on increasing partner knowledge and understanding. The average value obtained at the pre-test was 50, then increased at the post-test to 74.35. The post-test results increased by 48.7% compared to the pre-test. This result is higher than the planned achievement target of 30%. Based on the reality and the questionnaire results, the partners were very enthusiastic about participating in this service activity. Service activities will continue to be carried out as a form of concern and transfer of science and technology to the community, as well as the application of the tri dharma of higher education.
Fish Feed Production in Panembangan Village, Banyumas Regency Mulia, Dini Siswani; Juanita, Juanita; Purbomartono, Cahyono
Altifani Journal: International Journal of Community Engagement Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/altifani.v4i1.6857

Abstract

Fish feed is the largest component in freshwater fish cultivation. Feed costs reach 60%-70% of total production costs. The availability of sufficient fish food, both in quality and quantity, is one of the key factors in the success of fish farming. Good quality fish feed not only has high protein content, but also has good physical properties, one of which is buoyancy. Mitra is the Mina Mandiri group in Panembangan Village, Cilongok District, Banyumas Regency which has problems in producing quality fish feed. This activity aims to increase the knowledge and skills of partners in making good quality fish food, which has a protein content that suits the fish's needs and has good buoyancy. The method by which activities are carried out includes coordinating the preparation of service activities with partners, socializing activity programs, implementing activities, and evaluating activity results. Partners are quite enthusiastic about this activity. Partners actively discuss and share experiences related to fish feed production and other fish farming issues. The results of the activity show an increase in partners' knowledge and skills in producing quality fish feed by 50%, based on pre & post tests. Service activities will continue to be carried out as a form of concern and transfer of science and technology to the community, as well as the implementation of the tri dharma of higher education.