Michael Hari Sasongko
Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Total Quality Management Pada Pendidikan Musik Di Perguruan Tinggi Michael Hari Sasongko; Dody Candra Harwanto
Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Musik FBS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/musikolastika.v2i1.33

Abstract

Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami perubahan yang sangat signifikan. Pergeseran ini akhirnya mengubah paradigma pendidikan, termasuk pendidikan musik. Dunia pendidikan musik juga harus siap menghadapi perubahan paradigmatik tersebut yaitu 'pisau analisis', parameter keberhasilan, filosofi, pendekatan ilmiah, strategi organisasi, bahkan sebagai 'ideologi' yang paling cocok untuk aplikasi dalam dunia pendidikan musik saat ini adalah TQME (Total Quality Management in Education). Melalui TQME pengajar musik di universitas didorong untuk terus mengembangkan pengetahuan melalui informasi di internet. Melalui sistem bottom-up, dimungkinkan bagi pengajar untuk melihat dan menganalisis kebutuhan 'produk', yaitu peserta didik sebagai output yang rasional, dan bijak untuk modal di masyarakat. Namun, untuk menerapkan mekanisme ini dibutuhkan pemimpin yang profesional. Tanpa pemimpin profesional, semua mekanisme tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Pemimpin profesional adalah pemimpin transformatif yang memiliki kepemimpinan, yang mampu melihat perubahan di masyarakat untuk terus mengembangkan kualitas pendidikan secara berkelanjutan; mampu melihat peluang, menjadi kreatif, dan mampu membentuk tim yang solid untuk kepuasan pelanggan. Pemimpin harus mampu mengomunikasikan visi, misi, dan nilai-nilai lembaga pendidikan untuk mengembangkan budaya yang berkualitas dan memberdayakan pendidik dan staf. TQME adalah sistem yang penting dan mendesak untuk diterapkan di dunia yang terus berubah ini.
Dialektika Musik Tradisi atas Musik Modern pada Musik Hybrid di Keraton Yogyakarta Michael Hari Sasongko; Supriyadi Supriyadi
Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Musik FBS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/musikolastika.v3i1.59

Abstract

Pemikiran modern bersifat anti-tradisi,akan tetapi di dalam musik Mars Tradisional Keraton Yogyakarta bertemu dan berdialektika dengan musik Barat (yang melahirkan pemikiran modern sejak Renaisans. Melalui metode dialektika ala Hegel yang dikembangkan Arato Gebhardt, pertemuan ini menghasilkan sintesis, yakni lagu hybridKeraton, baik instrumen maupun tangga nada dimana kedua unsur kebudayaan hadir bersamaan dalam sebuah pertunjukan musik. Dialektika ini pada hakikatnya adalah“rekonsiliasi”. ​Fenomena inimerupakan perjuangan atas "kesetaraan kekuasaan" sebagai strategi kebudayaan dalam menghadapi dominasi penjajah. Dominasi penjajah ini meliputi segala aspek dari ekonomi, politik, sosial, kebudayaan, dan sebagainya, yang membuat bangsa Indonesia (Boemi Poetera) tidak dapat bergerak.