Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Kisah-Kisah Al-Qur’an dalam Aktivitas Pendidikan Muh Anshori
Dirasah : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam Vol 3 No 02 (2020): Dirasah Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar islam
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.297 KB) | DOI: 10.51476/dirasah.v3i02.195

Abstract

Al-Qur’an kitab Allah yang menaklukkan dunia dalam dalam waktu dua puluh tiga tahun, membuat gunung-gunung, langit dan bumi tunduk gemetar tiada sanggup mengembannya. Al-Qur’an adalah amanat yang dibebankan kepada manusia untuk melestarikan dan mengharmoniskan kehidupan di dunia dan memperoleh kebahagiaan sejati yang abadi di akhirat kelak. Kisah- kisah dalam al-Qur’an menjadi bagian tak terpisahkan dari isi Al-Qur’an yang menjadi referensi utama bagi umat manusia. Kisah- kisah al-Qur’an bermanfaat dalam rangka pembentukan karakter manusia yang berbudi luhur dan memiliki aqidah tauhid. Dalam dunia pendidikan, pola pendidikan yang hanya menggunakan metode ceramah secara monolog tentu sangat membosankan bagi peserta didik, terlebih di kalangan peserta didik pemula. Kisah-kisah aL-Qur-an menjadi bagian dari metode pendidikan yang efektif bagi pembentukan jiwa yang mentaukhidkan Allah Swt. Karena itu ditegaskan Allah Swt “faqshush al qashash la’allahum yatafakkarun”, maka kisahkanlah kisah-kisah agar mereka berpikir. Seorang pendidik harus mampu memberikan variasi metode pembelajaran dengan menyisipi berbagai kisah dan cerita yang relevan dengan kompetensi dan materi pembelajaran. Kisah juga menjadi media yang efektif untuk memberikan peringatan kepada peserta didik agar tidak terjerumus dalam berbagai kemaksiatan maupun kejahatan. Dengan suatu cerita atau kisah peserta didik akan mendapat sentuhan nilai-nilai yang akan berpengaruh terhadap karakternya. Seorang pendidik dapat menjadikan kisah sebagai metode alternatif bagi pembentukan jiwa peserta didik terutama dalam ranah afektif dan psikomotorik. Pendidik dapat menempatkan kisah atau cerita dalam proses pembelajaran.
PEMASARAN SYARIAH DALAM PERSPEKTIF HADITS DAN APLIKASINYA PADA PERBANKAN SYARIAH Mohamad Zaenal Arifin; Suliyono Suliyono; Muh Anshori
Madani Syari'ah Vol 5 No 2 (2022): Madani Syari'ah: Jurnal Pemikiran Perbankan Syariah
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/madanisyari'ah.v5i2.382

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengeksplorasi muatan hadits yang membicarakan tentang aspek etika dan moral pemasaran syariah. Sebagai sebuah kegiatan ekonomi, pemasaran syariah memiliki karakteristik berbeda dengan pemasaran konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sifat yang melekat pada pemasaran syariah berupa rabbaniyyah, etis, realitas, dan humanistis. Tulisan ini merupakan library research dimana sumber data diambilkan dari buku, kitab hadits, dan lainnya. Seluruh data dideskripsikan dan dianalisis menjadi sebuah pembahasan yang sistematis. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa Rasulullah Saw mengajarkan kegiatan pemasaran syariah yang dilakukan -mulai dari proses penciptaan/produksi, penawaran, distribusi, maupun proses perubahan nilai (value) tidak boleh mengandung hal-hal yang bertentangan dengan etika dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami. Hal-hal yang harus melandasi pemasaran syariah adalah 1) Menjadi kegiatan ekonomi yang berniali ibadah kepada Allah Swt; 2) Mempromosikan suatu produk sesuai fakta; 3) Bersaing secara sehat dengan kompetitor; 4) Tidak menggunakan cara yang menipu atau manipulasi dalam menawarkan produk, seperti display produk yang tidak sesuai dengan faktual produk, mengurangi timbangan, dan sumpah palsu atau bombastis. Begitu pula, seorang syariah marketer mesti memiliki kepribadian religius, berperilaku baik dan simpatik, bersikap adil dalam bisnis; memiliki kerendahan hati dalam melayani konsumen, selalu menepati janji dalam transaksi, berprilaku jujur dan amanah, tidak mudah berburuk sangka dan menjelekkan konsumen maupun mitra bisnis, dan tidak melakukan suap menyuap. Diharapkan semua hal ini menjadikan pemasaran syariah menjadi kegiatan yang memberikan keberkahan rezeki, memberikan kepuasan pada konsumen, terciptanya mekanisme pasar yang sehat, terwujudnya keadilan ekonomi, dan terpenuhinya kebutuhan pasar secara baik.
PENGUATAN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PEMBIASAN SIKAP POSITIF Siti Aisyah; Muh Anshori
Dirasah : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam Vol 6 No 1 (2023): Dirasah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/dirasah.v6i1.483

Abstract

Pembiasaan merupakan proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuan dalam pembiasaan yaitu agar para peserta didik terlatih dalam bersikap baik dan memiliki sikap-sikap atau kebiasaan baru yang bernilai positif sesuai dengan nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat religius, tradisional, dan kultural. Pembiasaan menjadi suatu hal yang perlu untuk dilakukan dan dicontohkan kepada anak setiap hari secara konsisten di setiap lingkungan, yang di dalamnya meliputi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Hal ini bermaksud agar proses pembentukan karakter pada anak berjalan dengan baik sesuai harapan. Membiasakan anak bersikap positif perlu dilakukan sedari dini kepada anak-anak agar kelak akan melekat dalam dirinya dan terbiasa untuk melakukan hal positif setiap saat. Pendidikan karakter merupakan suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada para siswa yang di dalamnya terkait aspek pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan dalam melakukan nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan karakter diperlukan adanya proses pembiasaan, sebab karakter tidak terbentuk secara instan tetapi perlu dilatih agar mencapai tujuan dan bentuk karakter yang ideal.