Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

PENDIDIKAM MORAL DALAM AL-QUR'AN: TELAAH ATAS KISAH YUSUF AS. Mohamad Zaenal Arifin
Dirasah : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam Vol 3 No 3 (2020): Dirasah : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.016 KB) | DOI: 10.51476/dirasah.v3i3.150

Abstract

Tulisan ini bertujuan menemukan pendidikan moral yang terkandung pada kisah Nabi Yusuf as yang dikisahkan dalam al-Qur'an. Pemaparan kisah-kisah dalam al-Qur’an bukanlah tanpa tujuan, tetapi diungkapkan sebagai pesan pengajaran yang disampaikan pemberi pesan (Allah Swt) kepada pembaca melalui rangkaian peristiwa, kehidupan sosial dan karakter para tokohnya. Penelitian ini adalah library research (riset kepustakaan). Pendekatan yang digunakan adalah menggunakan metode tafsir tematik satu surat al-Qur’an dan estetis (sastra). Analisa kritis diarahkan untuk menggali pendidikan moral yang terkandung dalam kisah Yusuf as. Titik analisa diarahkan pada bangunan kisah, gaya penuturan, kronologis cerita, penceritaan karakter dan tokoh, aplikasi kosakata dan kalimat, dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan moral dalam kisah Yusuf as terarah pada tiga ranah kehidupan, yakni: pendidikan moral bagi individu, pendidikan moral bagi pemimpin, dan pendidikan moral bagi anggota masyarakat.
Pemenuhan Aksesibilitas Pendidikan Penyandang Disabilitas dalam Al-Qur’an Mohamad Zaenal Arifin
Dirasah : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam Vol 3 No 02 (2020): Dirasah Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar islam
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.263 KB) | DOI: 10.51476/dirasah.v3i02.196

Abstract

Tulisan ini bertujuan menggali konsep pemenuhan aksesibilitas pendidikan bagi penyandang disabilitas yang diisyaratkan dalam al-Qur'an. Eksistensi kaum penyandang cacat tidak dapat dinafikan sebab merupakan bagian dari kehidupan manusia. Pada tataran realita, para penyandang cacat masih sering mendapatkan perlakuan diskriminasi dan stigma negatif dari beberapa pihak. Berangkat dari hal ini maka diperlukan upaya terstruktur baik secara teoritis maupun praktis untuk melindungi, melayani, maupun mengembangkan potensi yang dimiliki para penyandang disabilitas. Salah satu jalan yang ditempuh adalah melalui jalur pendidikan dalam arti yang luas, dimana tujuan akhirnya adalah meniadakan stereotip, terpenuhinya hak-hak dan mendorong kemandirian kelompok disabilitas tersebut. Penelitian ini adalah library research (riset kepustakaan) dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setidaknya al-Qur'an telah melakukan 5 (lima) upaya dalam pemenuhan aksesibilitas pendidikan bagi penyandang disabilitas, yaitu: upaya penguatan konsep diri, upaya pengakuan atas eksistensi penyandang disabilitas, upaya perlakuan setara terhadap penyandang disabilitas, upaya penyediaan akses layanan bagi penyandang disabilitas, dan upaya pemberdayaan penyandang disabilitas.
ETIKA KOMUNIKASI GURU TERHADAP SISWA DI SEKOLAH PERSPEKTIF AL-QUR'AN Mohamad Zaenal Arifin
Dirasah : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam Vol 4 No 1 (2021): Dirasah : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.806 KB) | DOI: 10.51476/dirasah.v4i1.221

Abstract

Tulisan ini bertujuan menggali dan merumuskan etika komunikasi guru terhadap siswa di sekolah. Komunikasi memegang peranan penting dalam interaksi sosial, termasuk di dalamnya interaksi antara guru dan siswa. Dalam konteks pengajaran di sekolah, jalinan komunikasi yang dilakukan guru tidak hanya mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar, namun juga turut berkontribusi pada tumbuh-kembangnya afektif dan budi pekerti siswa dan harmonisasi kehidupan sosial di sekolah. Penelitian ini adalah library research (riset kepustakaan) dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis. Bidang kajian diarahkan pada menggali ayat-ayat al-Qur'an yang mengisyaratkan tentang etika dalam berkomunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etika komunikasi guru terhadap siswa berada dalam tiga konteks, yaitu pengajaran dan edukasi, pengarahan dan bimbingan, serta hubungan sosial di sekolah. Dalam ketiga konteks ini, guru selayaknya mampu menjalin komunikasi yang baik dengan siswa, baik secara verbal maupun non-verbal.
PENGGELAPAN HARTA: KONSEP, SANKSI DAN SOLUSINYA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN mohamad zaenal Arifin
Madani Syari'ah Vol 1 No 1 (2019): Madani Syari'ah
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.07 KB)

Abstract

Ghulul masih menjadi tema yang jarang dikaji secara mendalam pada konteks kekinian. Padahal, prakteknya sering terjadi dalam kehidupan manusia, tak terkecuali dalam kehidupan umat Islam. Ghulul dapat dimaknai sebagai penggelapan harta. Perbuatan tersebut hanya dilakukan oleh orang yang diberi kuasa atas suatu harta oleh orang lain. Jika orang tersebut menyimpangkan harta yang berada dalam kuasanya itu untuk kepentingan di luar yang dikehendaki pemiliki harta, maka orang tersebut dikatakan telah melakukan ghulul (penggelapan) harta.
Ghulul (Penggelapan Harta): Konsep, Sanksi Dan Solusinya Dalam Perspektif Al-Qur’an Mohamad Zaenal Arifin
Syar'ie : Jurnal Pemikiran Ekonomi Islam Vol 1 (2019): Januari
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.028 KB)

Abstract

Ghulul masih menjadi tema yang jarang dikaji secara mendalam pada konteks kekinian. Padahal, prakteknya sering terjadi dalam kehidupan manusia, tak terkecuali dalam kehidupan umat Islam. Ghulul dapat dimaknai sebagai penggelapan harta. Perbuatan tersebut hanya dilakukan oleh orang yang diberi kuasa atas suatu harta oleh orang lain. Jika orang tersebut menyimpangkan harta yang berada dalam kuasanya itu untuk kepentingan di luar yang dikehendaki pemiliki harta, maka orang tersebut dikatakan telah melakukan ghulul (penggelapan) harta.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Optimalisasi Pengelolaan Wakaf Tunai: Studi Kasus Di Yayasan Wakaf Bani Umar, Tangerang Selatan Mohamad Zaenal Arifin
Syar'ie : Jurnal Pemikiran Ekonomi Islam Vol 2 No 2 (2019): Syar'ie
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.893 KB)

Abstract

Selama ini pemahaman wakaf lebih dititik beratkan pada pengertian wakaf benda tidak bergerak, seperti tanah dan bangunan yang sifatnya statis serta sulit untuk dikembangkan. Manfaat wakaf tanah dan bangunan ini hanya akan dinikmati oleh masyarakat sekitar tanah dan bangunan tersebut. Sementara, kemiskinan yang ada di tengah masyarakat semakin meningkat, sehingga perlu alternatif baru guna mengoptimalkan wakaf yang sejatinya sebagai instrument keuangan umat di antaranya adalah dengan pemberdayaan wakaf tunai. Karena uang dianggap lebih fleksibel, tidak terikat dan juga tidak mengenal batas wilayah distribusi. Yayasan Wakaf Bani Umar sebagai salah satu lembaga nadzir wakaf tunai yang mengembangkan berbagai program wakaf tunai. Yayasan Wakaf Bani Umar telah mengelola wakaf tunainya secara produktif, dimana wakif memberikan donasi wakaf tunai melalui Lembaga Keuangan Syari’ah Penerima Wakaf Uang yang disimpan dalam bentuk rekening wadi’ah, serta wakif juga bisa langsung berwakaf tunai keyayasan langsung. Wakaf tunai ini diberdayakan sesuai dengan peruntukannya antara lain bidang pendidikan untuk pembangunan asrama pondok pesantren Inggris Assalam Mega Mendung dan SMPIT Bait Et-Tauhid Serang, bidang ekonomi diberdayakan untuk agrobisnis Cianjur serta penggemukan sapi di Lengkong Wetan, bidang sosial seperti pembangunan sumur di Bogor serta pemberian Iqra dan Alquran di Masjid Bani Umar. Kendala yang ada lebih berfokus pada pemahaman masyarakat akan wakaf tunai, kurangnya sumber daya insani kenadziran di bidangnya menjadi faktor hambatan pengelolaan dan pemberdayaan.
PENYELESAIAN HUKUM SEWA RAHIM PADA PROGRAM BAYI TABUNG PERSPEKTIF KITAB AL-BURHAN FI USHUL Al-FIQH KARYA IMAM AL-JUWAINI Mohammad Zaenal Arifin
Syar'ie : Jurnal Pemikiran Ekonomi Islam Vol 3 No 3 (2020): Syar'ie
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.437 KB) | DOI: 10.51476/syarie.v3i3.162

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengetahui hukum sewa rahim sebagai salah satu varian dalam program bayi tabung. Sebagai sebuah cara mendapatkan keturunan bagi pasangan suami istri yang mengalami hambatan dalam mencapai pembuahan dan kehamilan, sewa rahim dihadapkan pada dua kutub berlawanan; antara maslahat dan mudharat bagi suami istri. Diantara kemaslahatan yang hendak dituju oleh suami istri adalah kelestarian eksistensi manusia dengan memiliki keturunan (hifdz an-nasl). Sementara kemudharatan muncul ketika dikaitkan dengan persoalan nasab, psikologis pihak yang melakukan, bahkan kewarisan dan kewalian anak. Dalam tulisan ini, pendekatan yang digunakan adalah maqashid syariah dalam kitab ushul fiqh "Al-Burhan fi Ushul al-Fiqh" karya Imam Haramain al-Juwaini. Pendekatan ini digunakan untuk menelisik nilai-nilai, tujuan dan maksud syariat pernikahan, kemudian dikaitkan dengan prinsip-prinsip hukum yang melingkupinya. Kesimpulan hukum yang didapat adalah bahwa sewa rahim pada program bayi tabung dihukumi haram dengan alasan menyebabkan kerancuan status anak, baik dalam hal nasab, kewalian dan kewarisan, dan beban psikologis pihak suami, istri dan wanita yang rahimnya gunakan sebagai tempat tumbuh kembangnya embrio.
Analisis Terhadap Implementasi Penyaluran Zakat Untuk Beasiswa Pendidikan ( Studi Kasus di Yayasan Masjid At-Taqwa Bintaro,Tangerang Selatan) Mohamad Zaenal Arifin
Syar'ie : Jurnal Pemikiran Ekonomi Islam Vol 3 No 2 (2020): SYAR'IE
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.286 KB)

Abstract

AbstrakTulisan ini bertujuan mengetahui landasan hukum Islam terkait penyaluran zakat untuk beasiswa pendidikan yang dilaksanakan di Yayasan Masjid at-Taqwa Bintaro, di wilayah Tangerang Selatan. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa zakat merupakan ibadah Maliyah yang pentasharufannya telah ditentukan oleh al-Qur'an. Kalangan tekstualis menganggap penyaluran zakat di luar kategori ashnaf yang telah ditentukan al-Qur'an menyalahi aturan agama. Karenanya, diperlukan pengkajian terhadap masalah ini, yang difokuskan pada terma fi sabilillah. Penelitian ini merupakan library research dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa tentang kelompok fi sabilillah para ulama klasik dan kontemporer Islam berbeda pendapat tentang cakupannya. Karena berada dalam ranah khilafiyah, maka memilih salah satu pendapat dari para ulama tersebut dibenarkan secara hukum. Dengan catatan ada landasan argumentasi yang dibangun. Karenanya dapat disimpulkan bahwa penyaluran zakat untuk beasiswa pendidikan sebagamana dilakukan oleh Yayasan Masjid at-Taqwa Bintaro dipandang sah secara hukum, dengan mempertimbangkan jenis dan kemanfaatan kegiatan yang dipilih.Kata kunci: Implementasi, Zakat, Beasiswa Pendidikan, Yayasan Masjid at-Taqwa Bintaro
FILANTROPI ZAKAT; KAJIAN SOSIO-HISTORIS DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN SOSIAL Mohamad Zaenal Arifin
Syar'ie : Jurnal Pemikiran Ekonomi Islam Vol 4 No 1 (2021): Syar'ie
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.586 KB) | DOI: 10.51476/syar'ie.v4i1.235

Abstract

Tulisan ini mencoba mengkaji filantropi zakat dilihat dari sudut sosio-historis dan dampaknya terhadap kesejahteraan sosial. Pensyariatan zakat sangat lekat dengan kondisi sosial-ekonomi masyarakat di periode Mekah dan Madinah. Pewajiban zakat sejatinya tidak hanya dipandang dari sisi teologis semata, namun yang lebih penting adalah sisi sosial-ekonomi yang melingkupinya. Hal ini karena pewajiban zakat diarahkan pada upaya membangun kesejahteraan individu dan sosial. Kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis, dan dari pembahasan didapat kesimpulan bahwa secara historis pewajiban zakat dilakukan secara bertahap; dimulai sejak periode Mekah dan secara normatif disyariatkan pada periode Madinah. Pewajiban zakat mengikuti konstruksi sosial masyarakat saat itu. Dampak filantropi zakat tidak hanya mengena pada individu muzakki dan mustahiq, namun juga tatanan sosial serta stabilitas ekonomi masyarakat muslim. Para penunai zakat akan mendapatkan kesehatan jiwa, psikis, dan jasmani. Sementara secara sosial akan terjadi pemerataan kesejahteraan ekonomi, terkikisnya kesenjangan sosial dan kemiskinan, serta harmonisasi interaksi antar anggota masyarakat.
PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN EKONOMI YUSUF AS UNTUK MENJAGA KETAHANAN PANGAN DI MASA PACEKLIK Mohamad Zaenal Arifin
Syar'ie : Jurnal Pemikiran Ekonomi Islam Vol 5 No 1 (2022): Syarie : Jurnal Pemikiran Ekonomi Islam
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/syarie.v5i1.323

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perencanaan dan kebijakan ekonomi yang diambil oleh Yusuf as dalam upayanya menjaga ketahanan pangan rakyat ketika terjadi paceklik/kemarau panjang. Selanjutnya, mencari relevansinya dengan upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Data-data yang digunakan bersumber dari literatur-literatur kepustakaan yang memiliki topik yang relevan, kemudian dianalisis menggunakan pendekatan deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan dan kebijakan ekonomi yang ditetapkan oleh Yusuf as berupa menyiapkan infrastruktur sumber pangan, membuat sistem penyimpanan dan distribusi pangan, serta melakukan gaya hidup hemat. Hal yang sama dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya mengatasi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 yaitu dengan mengeluarkan kebijakan ekonomi, seperti: menjamin ketersediaan bahan pokok yang diikuti dengan memastikan terjaganya daya beli masyarakat, menaikkan besaran bantuan sosial non-tunai, menaikkan pendapatan negara dan masyarakat, membangun infrastruktur pertanian, dan lainnya.