Abdul Jalil
Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ELEKTON SEBAGAI MEDIA DALAM TARIAN LULO PADA MASYARAKAT KELURAHAN LALOLARA KECAMATAN KAMBU KOTA KENDARI Nur Ramadhany Kasno; Wa Sitti Hapsah; Abdul Jalil
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 3 No 2 (2019): Volume 3 Nomor 2 Juli - Desember 2019
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.898 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v3i2.643

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Bagaimana musik elekton bagi masyarakat Kelurahan Lalolara Kecamatan Kambu Kota Kendari Penelitian ini dilaksanakan pada bulan desember sampai januari. Penelitian ini menggunakan teori budaya popular oleh Dominic strina (2003-2007) sebagai salah satu sumber historis dari tema-tema maupun presektf-presektif yang berkenang dengan budaya popular. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode etnografi dengan pengumpulan data yang dilakukan menggunkan teknik pengamatan (Obsevation) dan wawancara mendalam (Indepth interview). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif, analisis data dimaksudkan untuk menyederhanakan data yang diperoleh ke dalam bentuk yang lebih muda di baca dan diinterpretasikan. Hasil penelitian ini menujukan bahwa musik elekton yang sering digunakan untuk acara malulo memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat baik dari segi positif maupun dari segi negatif, namun dengan menggunakanmusik elekton tidak mengubah sama sekali nilai-nilai yang terkadung dalam tarian lulo, baik dari nilai estetika maupun nilai kekerabatan sehingga elekton mampu bertahan dikalangan masyarakat khususnya masyarakat di Kelurahan Lalolara Kecamatan Kambu Kota Kendari
BENTUK DAN FAKTOR BERTAHANNYA SOLIDARITAS KEKERABATAN SUKU JAWA DI DESA TRIDANA MULYA KECAMATAN LANDONO Cici Radhyatul Jannah; La Ode Topo jers; Abdul Jalil
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 1 (2020): Volume 4, Nomor 1, Januari - Juni 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.834 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v4i1.930

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk dan faktor bertahannya solidaritas kekerabatan suku Jawa di Desa Tridana Mulya Kecamatan Landono. Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teori Emile Durkheim (1859-1917) “The Division of Labour in Society”. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian lapangan (field work) dengan menggunakan dua metode yaitu pengamatan terlibat (participation observation) dan wawancara mendalam (indeepth interview). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa solidaritas kekerabatan suku Jawa di Desa Tridana Mulya meluputi saling membantu, saling peduli, saling membagi hasil panen serta bekerja sama mendukung pembangunan baik secara keuangan, tenaga, dan sebagainya. Bentuk solidaritas suku Jawa di Desa Tridana Mulya dapat dilihat pada acara pernikahan, urusan kedukaan/musibah yang menimpa masyarakat, kegiatan bangun rumah, dan solidaritas pada aktivitas pertanian. Selain itu, faktor yang mendukung solidaritas kekerabatan Suku Jawa di Desa Tridana Mulya Kecamatan Landono masih di pertahankan di tengah perubahan global meliputi peran para orang tua yang selalu mengontol dan menasihati generasi muda agar tidak melupakan adat atau tradisi yang juga berhubungan dengan timbulnya rasa solidaritas, aktivitas sosial yang rutin dilaksanakan guna menjaga hubungan atau ikatan solidaritas antar suku Jawa di Desa Tridana Mulya, perasaan hidup senasib sepenanggungan dan yang terakhir ialah pedoman atau ungkapan-ungkapan orang Jawa terdahulu yang masih mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari hingga saat ini.
MAKNA SIMBOLIK RITUAL KASAMPUNIKI NAPA Mirna Mirna; Wa Ode Sitti Hapsah; Abdul Jalil
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.044 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v4i2.958

Abstract

Makna Simbolik Ritual Kasampuniki Napa pada Masyarakat Desa Lolibu, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah”. Di bawah bimbingan Wa Ode Sitti Hafsah selaku pembimbing I dan Abdul Jalil selaku pembimbing II.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna sImbol yang digunakan dalam ritual kasampuniki napa pada masyarakat Desa Lolibu, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah. Penelitian ini menggunakan Teori Simbolik (Victor Turner). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian lapangan. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu: Pengamatan (observation) dan wawancara (interview). Untuk menjawab permasalahan dilakukan analisis data, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kulaitatif. Analisis data dilakukan sejak pengumpulan data sampai akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Lolibu menggunakan banyak simbol dalam ritual kasampuniki napa. Simbol-simbol tersebut dalam ritual kasampuniki napa salah satu hal yang penting adalah untuk memperingati keberhasilan masyarakat lokal dalam melawan bajak laut dari Suku Tobelo.
PERSEPSI MASYARAKAT MUNA TERHADAP REKONSTRUKSI BENTENG WUNA Amin langaja; Abdul Jalil
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 5 No 1 (2021): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.804 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v5i1.1102

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan persepsi masyarakat Muna terhadap rekonstruksi Beteng Wuna di Desa Unit Pemukiman Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Penelitian Ini menggunakan teori budaya sebagai sistem kognitif oleh Ward Goodenough dengan menggunakan metode etnografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakata muna terhadap benteng wuna mempengaruhi tingkah laku mereka, karena dengan diadakanya rekonstruksi benteng tesebut sehingga pemeritah kabupaten munamembuat sebuah peraturan desa untuk menghidupkan kemali benten dan menjalankan beberapa huku yang perna berlaku di dalam kawasan benteng. Selain itu juga masyarakat desa Unit Pemukiman Wuna juga masih menjalankan beberapa tradisi yang ada sejak zaman kerajaan muna masih Berjaya disana hingga sekarang.
TARIAN SAJOMOANE Sarifudin Sarifudin; La Janu; Abdul Jalil
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 5 No 2 (2021): Volume 5 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.522 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v5i2.1278

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan makna simbolik dan nili-nilai yang terkandung didalam tarian sajomoane.Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan teori interpretasi simbolik Clifford Geertz. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik penelitian lapangan (field work) dengan menggunakan dua (2) metode yaitu pengamatan (observation) dan wawancara mendalam (indeepth interview). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan metode etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tarian sajomoane adalah tarian “sakral” dan merupakan tarian perang olehnya itu tarian ini dimainkan oleh kaum laki-laki yang sehat bugar dan tubuhnya kuat dan kekar.Tarian ini merupakan penjemputan yaitu diperuntukan atau dipersembahkan untuk menjemput tamu-tamu terhormat atau tamu-tamu kerajaan. Adapun makna simbol yang terkandung dalam tarian sajomoane seperti gerakan persiapan pasukan sebagai gerakan awal dalam tarian bermakna menggambarkan keadaan dan kesiapan pasukan untuk melakukan pengintaian terhadap musuh. Selanjutnya gerakan pengintaian musuh oleh pasukan gerakan yang dilakukan yaitu penari masuki area atau lapangan dengan berlari-lari, dan mengancungkan parang keatas dan membentuk formasi barisan empat banjar yang diiringi oleh tabuhan gong bemakna menggambarkan pasukan yang telah melaksanakan pengintaian dan bersiap melaporkan hasil pengintaian tesebut kepada komandan atau pimpinan pasukan utama. Nilai dalam tarian sajomoane yaitu nilai estetika, nilai budaya, dan nilai pendidikan.
POLA KOMUNIKASI PEMERINTAH DESA DENGAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL Wa Ode Erni Maso; Akhmad Marhadi; Abdul Jalil
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 6 No 1 (2022): Volume 6 Nomor 1, Juni 2022
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/kabanti.v6i1.1438

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana pola komunikasi yang digunakan oleh pemerintah desa dengan masyarakat dalam meningkatkan solidaritas sosial dan bagaimana dampak pola komunikasi tersebut terhadap solidaritas sosial setelah pemilihan kepala desa yang dilaksanakan pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan teori solidaritas sosial oleh Emile Durkheim dan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi pemerintah desa dengan masyarakat dalam meningkatkan solidaritas sosial dilakukan melalui tiga upaya yaitu optimalisasi kegiatan keagamaan, keterlibatan dalam kegiatan sosial budaya, dan transparansi penggunaan dana desa. Dampak dari pola komunikasi tersebut adalah terciptanya komunikasi yang baik antara pemerintah desa dengan masyarakat, adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya gotong-rotong, dan terealisasinya perencanaan pembangunan dalam desa.
KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA DAHIANGO KECAMATAN MAWASANGKA KABUPATEN BUTON TENGAH Asni Siri; Abdul Jalil
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol. 6 No. 2 (2022): Volume 6 Nomor 2, Desember 2022
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kondisi sosisal ekonomi masyarakat di Desa Dahiango yang secara umum berbicara tentang kesehatan, pendidikan, pekerjaan masyarakat, kondisi rumah masyarakat. Penelitian ini menggunakan teori Ekologi Manusia oleh Rambo dengan menggunakan metode kualitaif. Hasil penelitian kondisi sosial masyarakat, kondisi pendidikan masyarakat yang masih sangat kurang, sehingga mereka hanya bekerja sebagai petani ladang, buruh, pemikul kayu dan pedagang, fasilitas kesehatan bagi masyarakat dahiango belum memadai, dalam desa sudah ada gedung Polindes namun belum ada fasilitasnya, masyarakat hanya bisa memeriksakan kesehatannya dua kali satu bulan. Kondisi Ekonomi Untuk pekerjaan masyarakat Desa Dahiango cukup berpotensi, memiliki nilai kearifan lokal seperti pembuatan bakul dari rotan hutan, namun masyarakat mengalami kendala dalam pemasaran hasil buatan mereka, kurangnya pendidikan masyarakat sehingga mereka tidak memiliki keahlian dalam memasarkan bakul-bakul mereka, kurangnya pedagang yang masuk dalam Desa Dahiango sehingga mereka hanya menjualnya sama orang-orang dalam desa.
SOLIDARITAS SOSIAL PENGURUS PERSATUAN PEDALANGAN INDONESIA (PEPADI) SULTRA DI KOTA KENDARI Jumaria Jumaria; Abdul Jalil; Wawan Cahyadin
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol. 7 No. 1 (2023): Volume 7, Nomor 1, Juni 2023
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Association of Indonesian Puppeters (PEPADI) Southeast Sulawesi is one of the Javanese arts organizations located in Southeast Sulawesi or in Kendari City, in this organization it is not only focused on Wayang Kulit art but also widens other affairs and uniquely when this organization runs, the solidarity is also wake up. This study aims to identify and describe the forms of social solidarity that exist in the PEPADI Sultra Management in Kendari City. The data collection technique used in this study is a field research technique using two methods, namely observation and interviews.This research was conducted using qualitative methods. The results of this study indicate that the forms of Social Solidarity that exist in the PEPADI Sultra Management are formed because of the similarity of taste, namely living together in overseas lands, by forming monthly social gatherings and also working together in weddings, thanksgiving and mourning not only that PEPADI Sultra also cooperation with the Javanese tribal community in the success of the Javanese cultural arts performance held in Kendari City, Southeast Sulawesi. In maintaining this solidarity, the role of the chairman of PEPADI Sultra is to continue to protect its members so that they remain solid, and share the same fate, as well as the philosophy or way of life of the Javanese in their daily life.