Sasmawati Sasmawati
Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

POLANGU KOMATA: BANTAL PERMATA DALAM ADAT PERKAWINAN WALI (SARANO WALI) DI KELURAHAN WALI KECAMATAN BINONGKO KABUPATEN WAKATOBI Sasmawati Sasmawati; Syamsumarlin Syamsumarlin; Hasniah Hasniah
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.241 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v4i2.957

Abstract

Polangu komata: bantal permata dalam adat perkawinan Wali (Sarano Wali) di Kelurahan Wali bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan makna simbol dari polangu komata (bantal permata) dalam adat perkawinan Wali (Sarano Wali) dan untuk mengetahui dinamika polangu komata dulu dan sekarang. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan teori simbol menurut Victor Turner. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian etnografi. Data diperoleh melalui pengamatan terlibat (participation observation) dan wawancara mendalam (indeepth interview). Hasil penelitian menunjukan bahwa makna simbol dari polangu komata dilihat dari lingkaran arah panah (benang emasnya), dimana lingkaran arah panah itu sendiri menyimbolkan manusia, kalau seperti polangu komata dari golongan bangsawan, lingkaran arah panahnya masuk di dalam (makna dari dalam itu menggambarkan dia “perempuan” dari dalam kerajaan yang harus dilindungi). Polangu komata untuk golongan siolimbona lingkaran arah panahnya keluar dari garis lingkaran, itu menyimbolkan dia perempuan dari luar kerajaan”. Sedangkan polangu komata ake (bentuknya persegi panjang), menyimbolkan perempuan benar-benar dari keturunan bangsawan. Adapun dinamika bantal permata yaitu, bantal permata paluala inunca dan ake yang warnah benang emasnya remang-remang (pudar), jenis bantal permata ini diperuntukan bagi golongan bangsawan yang sudah tidak terlalu kentara/diragukan status kebangsawannya. Namun sekarang masyarakat sudah tidak mempermasalahkannya lagi, bahkan untuk golongan bangsawan yang tidak diragukan dan golongan bangsawan yang masih diragukan sama-sama menggunakan bantal permata yang warnah benang emasnya terang.