Artika Ratu
Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAN HUBUNGAN ORANG TUA DALAM PROSES PEMBELAJARAN ANAK DI MASA COVID 19 Artika Ratu; Sutrisno Sutrisno; Christiani Hutabarat
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 2 (2020): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.2, June 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v1i2.40

Abstract

Dalam sebuah keluarga terdapat adanya suatu hubungan, setiap keluarga pastinya mengharapkan hubungan yang positif dalam keluarga mereka terlebih antara anak dan orang tua. Namun pada kenyataanya tidak semua keluarga memiliki memiliki hubungan yang positif didalam keluarga mereka, terdapat beberapa keluarga yang memiliki hubungan negatif dalam keluarga mereka, hubungan yang negatif di dalam keluarga tersebut berdampak pada hasil belajar anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak hubungan yang negatif antara orangtua dengan anak bagi hasil belajar. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif yang dimaksudkan untuk menemukan, mengembangkan dan mengkaji kebenaran. Subjek penelitian ini adalah orangtua dan anak. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan tinjauan pustaka yang bersumber dari buku-buku dan jurnal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat dampak dari hubungan yang negatif antara orangtua dengan anak bagi hasil belajar. Dalam penelitian, ini juga dapat dilihat mengenai fungsi dari keluarga yang sesungguhnya dan faktor-faktor penyebab terjadinya hubungan yang negatif tersebut. In a family there is a relationship, every family certainly expects a positive relationship in their family, especially between children and parents. But in fact not all families have a positive relationship in their family, there are some families who have a negative relationship in their family, a negative relationship in the family has an impact on children's learning outcomes. The purpose of this study was to determine the impact of a negative relationship between parents and children for learning outcomes. The method used is descriptive qualitative method which is intended to find, develop and study the truth. The subjects of this study were parents and children. The technique of collecting data in this study is to use a literature review sourced from books and journals. The results of this study indicate that there is an impact of a negative relationship between parents and children for learning outcomes. In this research, it can also be seen about the real function of the family and the factors that cause the negative relationship.
Pengaruh Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Artika Ratu; Margreth Luciyanna Risakotta; Christiani Hutabarat; Ester Tandana
Indonesia Journal of Religious Vol. 4 No. 2 (2021): Indonesia Journal of Religious, Vol.4, No.2 (October 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ijr.v4i2.5

Abstract

Parents are fathers and mothers who are responsible for the education of their children and are responsible for all aspects of their children's lives from childhood to adulthood. In every family, especially parents, certainly expect the presence of a child. Children are a gift in the family, and children are the next generation for the family. Parents expect the presence of a physically healthy child, but there are also some parents who are presented with children with special needs without their intention and expectations, even though the presence of the child is beyond the expectations of the parents, the parents concerned are still responsible for the child and is responsible for the education of the child, especially in terms of his religious education. Children with special needs are children who have differences with children in general or the average child of his age. Children with special needs are children who experience limitations or extraordinariness, whether physical, mental-intellectual, social, or emotional, which has a significant effect on the process of growth or development compared to other children of the same age. Children with special needs need to get more attention from their parents, therefore parents are expected to pay attention to their every role and responsibility in paying attention to every aspect of their child's life, especially the educational aspect for the child because parents can influence a child's learning achievement in the world. education. This article was written with the aim of adding insight into the influence of parents on children with special needs on the learning achievement of Christian religious education in schools. The research method used is descriptive qualitative taken from several sources of journals and books. It is hoped that parents can carry out their respective roles well and wisely so that their existence can affect children's learning achievements at school.   Orang tua adalah ayah dan ibu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya dan bertanggung jawab atas segala aspek kehidupan anaknya dari kecil hingga mereka dewasa. Didalam setiap keluarga terkhususnya orang tua pasti mengharapkan kehadiran seorang anak. Anak merupakan anugerah didalam keluarga, dan anak merupakan generasi penerus bagi keluarga tersebut. Orang tua mengharapkan kehadiran seorang anak yang sehat secara jasmani, namun terdapat juga beberapa orang tua yang dihadirkan dengan anak-anak berkebutuhan khusus tanpa kesengajaan dan harapan mereka, meski kehadiran anak tersebut diluar dari harapan orang tua, orang tua yang bersangkutan tetap bertanggung jawab atas anak tersebut, serta bertanggung jawab terhadap pendidikan anak tersebut, terlebih dari segi pendidikan agamanya. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia dengannya. Anak berkebutuhan khusus perlu mendapat perhatian yang lebih dari orang tuanya, oleh karena itu diharapkan orang tua memperhatikan setiap peran dan tanggung jawab mereka dalam memperhatikan setiap aspek kehidupan anaknya terlebih aspek pendidikan untuk anak tersebut, karena orang tua dapat berpengaruh bagi prestasi belajar seorang anak didalam dunia pendidikan. Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk menambah wawasan mengenai pengaruh orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus terhadap prestasi belajar pendidikan agama kristen di Sekolah. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif yang diambil dari beberapa sumber jurnal dan buku. Diharapkan orang tua dapat menjalankan peran mereka masing-masing dengan baik dan bijaksana sehingga keberadaan mereka dapat berpengaruh bagi prestasi belajar anak di sekolah.
Strategi Pendidikan Agama Kristen Dalam Masyarakat Majemuk Di Sekolah Artika Ratu; Yusak Tanasyah; Dian Paskarina Zusanna; Anita Irama Sari
Indonesia Journal of Religious Vol. 5 No. 2 (2022): Indonesia Journal of Religious, Vol.5, No.2 (October 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ijr.v5i2.30

Abstract

Christian religious education requires a strategy. Christian Education is the education of Christian teachings that emphasize aspects of knowledge, attitudes, values, and even skills based on the Christian faith itself. With the strategy amid Christian Education, Christian Education can achieve the goals that should be implemented, especially among plural communities. A plural society is a society consisting of two or more elements that live independently without any renewal of each other in political unity. To make a Christian Education strategy in a plural society itself, we must know how the life of the plural society is first, after that we realize the Christian Education. Just as we can learn from the Lord Jesus' teaching about preaching the gospel in crowds. While doing the ministry, Jesus encountered various people with different characters. Not a few of them liked the teaching that Jesus preached, there were even some people who rejected the teaching and did not like Jesus, but despite the many challenges that Jesus experienced while doing the ministry, it did not prevent him from continuing to bind the gospel in various places. Finally, this study explains how to teach Christian Education in a pluralistic society by imitating the way Jesus did as mandated in Matthew 28:16-20.   Pendidikan Agama Kristen memerlukan yang namanya strategi. Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan ajaran-ajaran kekristenan yang menekankan pada aspek pengetahuan, sikap dan nilai-nilai bahkan keterampilan yang berdasarkan kepada iman Kristen itu sendiri. Dengan adanya strategi ditengah Penddidikan Agama Kristen tersebut membuat Pendidikan Agama Kristen tersebut dapat mencapai tujuan yang seharusnya terlaksanakan, terutama di kalangan masyarakat majemuk. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa adanya pembaruan satu sama lain dalam kesatuan politik. Untuk membuat strategi Pendidikan Agama Kristen dalam masyarakat majemuk itu sendiri, kita harus mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat majemuk tersebut terlebih dahulu, setelah itu barulah kita merealisasikan Pendidikan Agama Kristen. Seperti halnya kita dapat belajar dari pengajaran Tuhan Yesus tentang memberitakan Injil ditengah orang banyak. Ketika melakukan pelayanan Yesus menjumpai berbagai orang dengan karakter yang berbeda-beda. Tidak sedikit dari mereka yang suka akan pengajaran yang Yesus sampaikan, bahkan terdapat sebagian orang juga yang menolak akan ajaran itu, dan tidak suka kepada Yesus, namun meskipun banyak sekali tantangan yang Yesus alami ketika melakukan pelayanan, hal itu tidak menghambatnya untuk terus memberikatan Injil di berbagai tempat. Akhirnya penelitian ini menjelaskan bagaimana melakukan pengajaran Pendidikan Agama Kristen ditengah masyarakat majemuk dengan mencontoh cara yang Yesus lakukan seperti diamanatkan dalam Injil Matius 28:16-20.