Tulisan ini berisi tentang ruang ekspresi penuturan kaba dan aspek musikal rabab Pasisia, pada bagian pasambahan kaba Gadih Basanai. Secara musikal pergerakan melodi rabab dan melodi dendang, cendrung mengisi introduction lagu, interlude, “antaran” dari satu suasana ke suasana lain, memperdalam kesan musikal kesedihan yang disampaikan melalui teks atau syair; melodi dendang adalah melodi dari tuturan tukang rabab menyampaikan cerita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :1) pencatatan teks kaba Gadih Basanai; 2) Observasi penampilan kaba dan kultur masyarakat ; 3) Wawancara dengan penutur kaba dan masyarakat; 4) Studi Pustaka mengenai tulisan maupun format lain yang berhubungan dengan kaba Gadih Basanai. Bentuk garis melodi (contour) kaba Gadih Basanai dalam hal ini gerak melodi yang mengarah pada nada orientasi (nor) menjadi penting, karena kehadiran pergerakan melodi frase-frase melodis berorientasi pada nada-nada tertentu sebagai batas wilayah nada terpakai yang menuju pada nada orientasinya. Penelitian ini juga memperlihatkan kaba Gadih Basanai mengalami perbedaan atau perubahan sesuai dengan pengalaman hidup dan era hidup penuturnya. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pemikiran mengenai pengembangan tradisi bakaba serta pengembangan film Indonesia. Key Woord: Tradisi Bakaba, Adaptasi, Film