Rosma Hasibuan
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EFIKASI EKSTRAK DAUN MENGKUDU TERHADAP MORTALITAS LARVA Crocidolomia binotalis Zell Silvia Setiawati; Rosma Hasibuan; Nuryasin Nuryasin; Purnomo Purnomo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.789 KB) | DOI: 10.23960/jat.v6i2.2601

Abstract

Kubis (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang mempunyai nilai gizi yang tinggi dan mengandung beberapa zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Serangan hama merupakan salah satu kendala dalam budidaya tanaman kubis. Hama penting tanaman kubis adalah Crocidolomia binotalis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun mengkudu terhadap mortalitas larva C. binotalis dan mengetahui tingkat toksisitas ekstrak daun mengkududalam membunuh larva C. binotalis. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan konsentrasi ekstrak 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%. Insektisida nabati yang digunakan adalah ekstrak daun mengkudu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun mengkudu mampu membunuh larva C. binotalis. Ekstrak daun mengkudu konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% berpengaruh nyata terhadap mortalitas Crocidolomia binotalis. Toksisitas daun mengkudu yang dinyatakan dengan LC 50 pada 36 jam setelah aplikasi adalah 0,98%, sedangkan toksisitas daun mengkudu yang dinyatakan dalam LT 50 pada konsentrasi 1% adalah 38,89 jam, 2% adalah 24,03 jam, 3% adalah 16,64 jam, 4% adalah 19,11 jam dan 5% adalah 11,84 jam setelah aplikasi.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI JARAK PAGAR (Jatropha Curcas L.) TERHADAP MORTALITAS KEONG EMAS (Pomacea sp.) DI RUMAH KACA Irma Banjarnahor; Lestari Wibowo; Agus M. Hariri; Rosma Hasibuan
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.582 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i2.1861

Abstract

Keong emas (Pomacea sp.) merupakan salah satu hama pada tanaman padi. Teknik pengendalian yang saat ini banyak dikembangkan adalah dengan memanfaatkan pestisida nabati. Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai molluskisida nabati adalah jarak pagar (Jatropha curcas L.). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak biji jarak pagar muda dan tua dalam membunuh keong emas dan mengetahui perbedaan toksisitas kedua ekstrak tersebut terhadap keong emas. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Mei 6 Oktober 2015. Penelitian disusun dengan rancangan acak kelompok (RAK), dengan 9 perlakuan 4 ulangan. Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dan uji lanjut dengan perbandingan ortogonal kontras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji jarak pagar muda dan tua menyebabkan mortalitas keong emas. Selanjutnya diketahui bahwa ekstrak biji jarak pagar tua toksisitasnya lebih tinggi dibandingkan ekstrak biji jarak pagar muda dalam membunuh keong emas. Aplikasi ekstrak biji jarak pagar tua dengan konsentrasi 15 g/l air dan 20 g/l air menyebabkan mortalitas keong emas 100% pada hari ke 3 setelah aplikasi, sedangkan ekstrak biji jarak pagar muda dengan konsentasi tersebut baru dapat mematikan 100% keong emas uji pada hari ke 7 setelah aplikasi.
UJI POTENSI DAUN BABADOTAN (Ageratum conyzoides L.) SEBAGAI INSEKTISIDA BOTANI TERHADAP HAMA (Plutella xylostella L.) DI LABORATORIUM Nurhudiman Nurhudiman; Rosma Hasibuan; Agus M. Hariri; Purnomo Purnomo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.878 KB) | DOI: 10.23960/jat.v6i2.2600

Abstract

Diamond back moth (Plutella xylostella) [Lepidoptera: Plutellalidae] is the most important pest of Brasisca vegetable in many part of area in Indonesia. Pest control of this pest has been relied on the use of synthetic insecticide. However prolog use of insecticide cause ecological and economical problems. There is a need for pest control that are sustainable and eviromentally sound. The use of natural (botanical insecticide) such as Ageratum conyzoides is expected to solve that problem. The objective of this research was to test the capability of goatweed suspension to cause mortality P. xylostella larvae and to measure toxicity level (LC50 and LT50) of Ageratum extract. This research was conduched during Juli 2016- February 2017 in green house and laboratory. The results indicated that all of concentration of goatweed (1-5%) was able to cause mortality onP. xylostella larvae. The lethal concentration for 50% mortality (LC50) value was 2,0254%. While the time need to kill 50% of P. xylostella larva were: 33.31 h, 20.68 h, 21.09 h, 12.65 h, 10.86 h treated by concentration of: 1%, 2%, 3%, 4% and 5% respectively. This study indicated the potential use of Ageratum extract to contol P. xylostella.
UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia A. Gray) SEBAGAI INSEKTISIDA BOTANI TERHADAP LARVA Spodoptera litura F. DI LABORATORIUM Tri Seno Sapoetro; Rosma Hasibuan; Agus M. Hariri; Lestari Wibowo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 2 (2019): JAT Mei 2019
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v7i2.3260

Abstract

Ulat grayak (Spodoptera litura F.) merupakan salah satu hama polifag yang menyerang banyak jenis tanaman. Hama ini tersebar luas dari subtropis sampai daerah tropis dengan luas serangan terus berkembang dari tahun ke tahun. Serangan ulat grayak di Indonesia dapat mencapai 80%. Pengendalian umumnya menggunakan insektisida kimia sintetik yang memiliki sifat yang negatif bagi lingkungan. Untuk itu perlu dikembangkan insektisida botani yang memanfaatkan tanaman sebagai sumbernya. Salah satunya menggunakan tanaman kipahit yang memilikikandungan kimia yang dapat menyebabkan gangguan aktifitas makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kipahit terhadap kematian dan perkembangan ulat grayak serta mengetahui konsentrasi ekstrak yang efektif untuk pengendalian. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2018 – Agustus 2018 bertempat diLaboratorium Bioteknologi dan Laboratorium Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Percobaan ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari 6 perlakuan dan 3 ulangan.Pada percobaan ini perlakuan konsentrasi ekstrak daun kipahit terdiri atas enam konsentrasi dan tiga ulangan: P 0 (0%), P 1 (1%), P 2 (2%), P 3 (3%), P 4 (4%) dan P 5 (5%). Setiap satuan percobaan menggunakan 10 ekor Spodoptera litura instar 3-4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kipahit berpengaruh nyata terhadap kematian S. litura pada 60 - 120 jsa dengan kematian tertinggi sebesar 93,33% terjadi pada konsentrasi 5% pada 120 jsa. Selain itu, uji toksisitas menunjukan nilai LC 50 ekstrak daun kipahit pada pengamatan 96, 108, dan 120 jam adalah 2,06%, 2,24%, dan 2,89%. Selanjutnya nilai LT 50 pada konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, 5% adalah 140,53 jam, 149, 16 jam, 98,25 jam, 98,25 jam dan 69,73 jam. Hasil penelitian tetang abnormalitas (larva, pupa, dan imago) menunjukkan data tertinggi pada larva adalah 93,33% dengan konsentrasi 5%, selanjutnya pada pupa adalah 40% terjadi pada konsentrasi 1% dan 2%, serta pada imago adalah 13,33% yang terjadi dikonsentrasi 2% dan 3%.
PENGARUH FREKUENSI APLIKASI ISOLAT JAMUR ENTOMOPATOGEN Metarhizium anisopliae TERHADAP KUTUDAUN (Aphis glycines Matsumura) DAN ORGANISME NON-TARGET PADA PERTANAMAN KEDELAI Erna Wathi; Rosma Hasibuan; Indriyati Indriyati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.81 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.1997

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi aplikasi jamur Metarhizium anisopliae terhadap mortalitas dan populasi kutudaun Aphis glycines Matsumura serta populasi organisme nontarget pada pertanaman kedelai. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Keenam perlakuan tersebut yaitu tanpa aplikasi (kontrol), 1 kali, 2 kali, 3 kali, 4 kali, dan 5 kali aplikasi M. anisopliae. Data populasi A. glycines, baikyang masih hidup maupun yang telah terinfeksi M. anisopliae, serta organisme nontarget diuji dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata (BNT) dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasiM. anisopliae menyebabkan kematian terhadap kutudaun. Pengamatan langsung terhadap mortalitas A. glycines pada minggu keenam setelah aplikasi menunjukkan bahwa total mortalitas A. glycines tertinggi adalah pada frekuensi penyemprotan sebanyak 5 kali. Sedangkan tingkat mortalitas A. glycines tertinggi pada pengamatan dengan teknik ground cloth pada frekuensi penyemprotan M. anisopliae sebanyak 3 kali. Tanaman kedelai yang tidak diaplikasikan jamur M. anisopliae memiliki kepadatan populasi tertinggi dibandingkan tanaman kedelai yang diaplikasikan. Aplikasi M. anisopliae dengan berbagai frekuensi berpengaruh nyata terhadap jumlah famili dan total organisme nontarget yang ditemukan pada pitfall trap. Selain itu, aplikasi M. anisopliae tidak berpengaruh terhadap data pendukung berupa tinggi tanaman dan jumlah daun, namun aplikasi jamur berpengaruh nyata pada jumlah bunga, jumlah polong, jumlah polong isi, jumlah polong tidak isi, berat polong kering, dan berat biji kering.