Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STUDY OF PITUITARY GLAND EXTRACT UTILIZATION FROM STRIPED CATFISH WASTE FOR REPRODUCTION PERFORMANCE IMPROVEMENT OF NORTH AFRICAN CATFISH (Clarias gariepinus) Yeni Elisdiana; Dio Vinski Aquardo; Munti Sarida; Siti Hudaidah; Oktora Susanti; Maulid Wahid Yusup
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/.v9i2.p1109-1116

Abstract

One of the problems in North African Catfish (Clarias gariepinus) breeding is the inability to spawn spontaneously due to a specific spawning season. This happens due to reproductive dysfunction resulting in a slow development of gonads in catfish broodstock. This research aimed to study the effect of injection of pituitary gland extract from Striped Catfish head waste on the spawning performance of North Africans Catfish. This study used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. The treatments were A (pituitary gland 0 mg/kg broodstock), B (pituitary gland 200 mg/kg broodstock), C (pituitary gland 300 mg/kg broodstock), and D (pituitary gland 400 mg/kg broodstock). The spawning process was performed with a ratio of 1:1 between male and female broodstock. The pituitary gland was injected into the head of female catfish at 07:30 pm and at 04:00 am. The research parameters observed were relative fecundity, fertilization rate (FR), hatching rate (HR), and survival rate (SR). The results showed that injection of the pituitary gland from Striped Catfish head waste could increase spawning performance with relative fecundity reaching of 31,357±12,265 eggs/ kg of female broodstock, FR 65±4%, HR 74±14%, and SR 81±10%. Therefore, hypophysation by utilizing Striped Catfish head waste is effectively increases the spawning performance of North African Catfish (Clarias gariepinus) seen from the high values of relative fecundity, FR, HR, and SR of larvae in treatment B (200 mg/kg broodstock).
Pengelolaan Ekosistem Lamun dengan Metode Teknologi Terf dan Sprig Anchor Untuk Keberlanjutan Desa Wisata Pahawang, Kabupaten Pesawaran Nur Muhammad Tirta Weuning Al Supandi; Hilma Nahwa Firdausi; Maria Febriyanti Samosir; Kristian Thomas Tefsele; Dwi Okta Viani; Sheliyana Cahya Oktari; Farhan Juliputra Kaisinda; Deliza Putri; Widya Asri; Sabrina Cinta Farani; Rizqy Hadi Saputra; Alifia Adibila Nurhalisa; Indra Jaya; Deny Sapto Chondro Utomo; Maulid Wahid Yusup
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 2, September 2
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i2.7989

Abstract

Pesawaran merupakan salah satu kabupaten dengan sebaran potensi objek wisata yang beragam di sejumlah daerah, salah satunya yaitu Pulau Pahawang. Penurunan luasan padang lamun yang terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia. Aktivitas tersebut diantaranya yaitu pembangunan konstruksi pesisir, pembuangan limbah domsetik, alur perjalanan kapal, dan juga penangkapan ikan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Desa Wisata Pahawang, Kabupaten Pesawaran. Kegiatan ini melibatkan masyarakat sekitar Desa Wisata Pahawang dan Himpunan Mahasiswa Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Kontribusi masyarakat sebagai peserta dalam kegiatan transplantasi lamun serta melakukan kegiatan monitoring persentase pertumbuhan lamun. Metode transplantasi yang dapat dilakukan yaitu metode terf dan sprig anchor. Jumlah bibit yang ditanam menggunakan metode terf sebanyak 350 bibit dengan 14 plot frame dimana masing-masing plot berisi 25 bibit. Pada metode sprig anchor, jumlah bibit yang ditanam sebanyak 475 bibit dengan 19 plot dimana masing-masing plot berisi 25 bibit. Jenis lamun yang ditanam yaitu Enhalus acoroides dengan ciri morfologi tumbuhan yaitu daun panjang menyerupai pita dengan ujung daun membulat. Pemulihan kondisi ekosisitem lamun dilakukan dengan kegiatan transplantasi lamun menggunakan dua metode yaitu terf dan sprig anchor. Kegiatan pengabdian masyarakat pelestarian ekosistem lamun diterima baik oleh masyarakat Desa pahawang dan dapat dilanjutkan oleh masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan serta keberlangsungan makhluk hidup yang tinggal di wilayah pesisir.