Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN RIWAYAT KONTAK DENGAN KEJADIAN KUSTA Indah Nur Wahyuni; Nur Haidah; Winarko Winarko
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 1 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i1.2107

Abstract

Mycobacterium Leprae  merupakan kuman penyebab penyakit Kusta. Cara penularan penyakit kusta yaitu melalui saluran pernapasan bagian atas dan melalui kontak kulit yang lama. Indonesia berada di urutan ketiga setelah eeIndia dan Brazil dalam menyumbangkan pasien kusta di dunia. Kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan seperti ventilasi, kepadatan hunian, kelembaban dapat menjadi media penularan penyakit kusta. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dan riwayat kontak dengan kejadian kusta (Studi Kasus Penderita Kusta di RSK Sumber Glagah, Kabupaten Mojokerto).Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan case control. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi menggunakan lembar observasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 20 penderita kusta dan diambil sampel sebanyak 19 penderita kusta dan 19 kontrol. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara analitik menggunakan uji chi-square.Hasil analisis bivariat adanya hubungan antara kondisi fisik rumah dan riwayat kontak dengan kejadian kusta yaitu ventilasi (pvalue = 0.003),  kelembaban (pvalue = 0.001), pencahayaan (pvalue = 0.000), kepadatan hunian (pvalue = 0.000), dan riwayat kontak (pvalue = 0.000). Berdasarkan uji statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa terbukti ada hubungan antara ventilasi, kelembaban, pencahayaan, kepadatan hunian, dan riwayat kontak dengan kejadian kusta.Disarankan kepada masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat khususnya dengan membiasakan membuka jendela ketika pagi dan siang hari untuk mencegah terjadinya penularan penyakit kusta.  
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSONAL HYGIENE TERHADAP PENYAKIT HEPATITIS-A DI KABUPATEN PACITAN 2019 Mufiadzatul Ardiyah; Nurhaidah Nurhaidah; Ferry Kriswandana
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v2i20.1860

Abstract

Hepatitis A adalah penyakit radang hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Penyakit ini umumnya dapat menyebabkan wabah. Pada tahun 2019 Bulan Juni pemerintah menetapkan status KLB hepatitis A di Kabupaten Pacitan yang tersebar di beberapa kecamatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, penderita hepatitis A per Bulan Oktober 2019 sebanyak 1.310 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan personal hygiene terhadap kejadian hepatitis A di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadirojo Kabupaten Pacitan.Jenis penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode analitik observasional danmenggunakan desain penelitian case control. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 280 orang dan jumlah total sampel sebanyak 60 orang dengan rincian case sebanyak 30 orang dan controlsebanyak 30 orang. Pengambilan sampel case dan controldilakukan dengan cara simple random sampling.Pengumpulan data dengan cara wawancara, kemudian data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara analitik menggunakan uji Chi Square dan Contingency Coefficient.Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian Hepatitis A (pvalue= 0,002; C= 0,374; OR= 5,675, 95% CI:1,841 –17,494), sikap dengan dengan Hepatitis A (pvalue= 0,004; C= 0,346; OR= 4,75, 95% CI: 1,584 –14,245), dan personal hygiene dengan kejadian Hepatitis A (pvalue= 0,001; C= 0,407 ; OR= 7,5, 95% CI: 2,244 –25,062).Peneliti menyarankan peran aktif tenaga kesehatan dan masyarakat dalam upaya penanggulangan dan pencegahan KLB Hepatitis A, melakukantindakan primery protection berupa imunisasi Hepatitis A sebagai upaya preventif, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dan kegiatan monitoring evaluasi pasca KLB sehingga diharapkan tidak terjadi kembaliKLB Hepatitis A di Kabupaten PacitanKata kunci : Hepatitis A, Personal Hygiene, Kejadian Luar Biasa
PEMETAAN KASUS DBD BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRAMBON NGANJUK nur haidah; Riris Handini
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 2 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i2.2320

Abstract

Berdasarkan data dari Puskesmas Prambon (2017), Penderita DBD, DD dan DSS di wilayah kerja Puskesmas Prambon sebesar 20 orang, dengan ABJ sebesar 84,15%. Tujuan penelitian ini yaitu menggambarkan persebaran titik kasus DBD serta pemetaan lingkungan fisik, biologi dan sosial pada area radius 100 m dari titik kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk.Penelitian ini berdasarkan sifatnya termasuk pada penelitian deskriptif sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi rumah warga yang berada di radius 100 m dari titik kasus DBD. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 238 rumah yang tersebar pada 11 titik kasus DBD di 7 desa di Wilayah Kerja Puskesmas Prambon Kab. Nganjuk. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dalam bentuk peta dan diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pemetaan lingkungan fisik berdasarkan kasus DBD yang terdiri dari perilaku tidak menguras ditemukan pada 131 rumah (55,04%) sedangkan masyarakat yang tidak memiliki penutup kontainer yaitu 221 rumah (92,85%). Pemetaan lingkungan biologi berdasarkan kasus DBD yang terdiri dari rumah positif jentik ditemukan pada 68 rumah (28,57%) sedangkan ABJ 7 desa berada dibawah 95% yang berarti berada diluar standar. Pemetaan lingkungan sosial berdasarkan kasus DBD terdiri dari masyarakat yang belum mendapat penyuluhan ditemukan pada 23 rumah (9,66%) sedangkan masyarakat yang memiliki kebiasaan menggantung pakaian yaitu 191 rumah (80,25%). Disarankan perlu adanya pengoptimalan pelaksanaan program surveilans epidemiologi penyakit DBD dengan pendekatan lingkungan, melakukan pemetaan daerah endemik DBD dengan program SIG secara sederhana, meningkatan partisipasi kader desa dan masyarakat untuk menjaga lingkungan bersih dengan PSN dan kerja bakti.Kata kunci               : DBD, Pemetaan, Kondisi Lingkungan.
HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DENGAN TERJADINYA PENYAKIT DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDURUS Nur Haidah; Mayangsari Y.W
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 22, No 1 (2022): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v22i1.2697

Abstract

Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan yang menjadi masalah kesehatan di dunia. Sanitasi dasar rumah merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat menyebabkan terjadinya diare. Sanitasi dasar rumah meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia, pembuangan sampah, dan pembuangan air limbah.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi dasar rumah dengan kejadiaan penyakit diare.Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control study. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kedurus Kecamatan Karang Pilang Kota Surabaya. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi square Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara sanitasi dasar rumah dengan terjadinya diare. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara penyediaan air bersih dengan terjadinya diare (p=0,001), ada hubungan antara pembuangan kotoran manusia dengan terjadinya diare (p=0,000), ada hubungan pembuangan sampah dengan terjadinya penyakit diare (p=0,007,Disarankan bagi masyarakat kecamatan karang pilang  untuk melaksanakan suatu kegiatan pencegahan dengan meningkatkan kondisi sanitasi dasar rumah dan bagi instansi terkait dapat melaksanakan kegiatan penyuluhan mengenai sanitasi dasar rumah.Kata kunci : Diare, sanitasi dasar