Yohana Gabrilinda Adang
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

GAMBARAN STATUS EKONOMI KELUARGA YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN Sapariah Anggraini; Yohana Gabrilinda Adang; Dyta Syntia
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v2i1.54

Abstract

Latar Belakang : Balita merupakan kelompok yang rentan terjadinya masalah gizi, dimana angka kejadian gizi kurang di Banjarmasin khususnya di wilayah Kelayan Timur Banjarmasin masih cukup tinggi yaitu sebanyak 10,47%. Status gizi pada balita dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah status ekonomi keluarga, dimana kemiskinan masih menduduki tingkat pertama sebagai penyebab gizi kurang. Sehingga keluarga memiliki peran dalam memenuhi nutrisi pada balita maka penting sekali keluarga mengetahui konsumsi pangan yang bergizi untuk meningkatkan status gizi balita. Tujuan : Mengidentifikasi gambaran status ekonomi keluarga yang dapat mempengaruhi status gizi kurang pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survey deskriptif. Sampel yaitu keluarga yang memiliki balita gizi kurang sebanyak 30 keluarga dengan tehnik accidental sampling. Dilakukan menggunakan lembar observasi BPS, dan timbangan. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil : Status ekonomi keluarga di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin masuk ke dalam kategori tidak miskin yaitu sebanyak 25 keluarga (83,3%). Sedangkan status ekonomi keluarga yang berkategori miskin yaitu sebanyak 5 keluarga (16,7%). Adapun status ekonomi keluarga yang mempengaruhi status gizi kurang yaitu kategori miskin sebanyak 5 keluarga dengan keluarga yang diatas garis kemiskinan atau masih rentan miskin yaitu sebanyak 8 keluarga. Kesimpulan : Status ekonomi keluarga yang memiliki balita gizi kurang yaitu sebagian besar terjadi pada keluarga dengan kategori tidak miskin. Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang lebih luas lagi mengenai status gizi balita.
Hubungan Tipe Pola Asuh Orangtua Permisif Dengan Perkembangan Emosional Anak Usia 4-6 Tahun yang menggunakan Gadget di TK Barunawati Banjarmasin Sapariah Anggraini; Yohana Gabrilinda Adang; Velly Cahayani
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v3i1.87

Abstract

Latar Belakang: Pola asuh orangtua permisif yaitu bentuk pola asuh dimana terdapat aspek-aspek kontrol yang sangat longgar terhadap anak, hukuman dan hadiah tidak pernah diberikan semua keputusan di serahkan kepada anak orang tua bersikap masa bodoh dan pendidikan bersifat bebas, sedangkan perkembangan anak usia 4-6 tahun salah satunya dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Fenomena yang terjadi sekarang ini sering kita lihat anak menggunakan gadget dan orangtua membiarkan saja tanpa memberi batasan waktu. Anak yang menggunakan gadget akan mengalami penurunan dalam bersosialisasi dan mengatur emosi sehingga anak menjadi tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya, lebih ironis lagi anak tidak bisa menghormati orangtua. Tujuan Penelitian: Mengetahui Hubungan Tipe Pola Asuh Orang tua Permisif Dengan Perkembangan Emosional Anak Usia 4-6 Tahun Yang menggunakan Gadget di TK Barunawati Banjarmasin Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design deskriptif korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di TK Barunawati Banjarmasin. Sampel di ambil menggunakan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 51 responden. Pengumpulan data menggunakan metode kuisioner. Analisa data menggunakan analisis uji spearman rank pada α = 0,05. Hasil: Dari 51 responden terdapat 18 responden (35,3%) yang pola asuh permisif kurang. Perkembangan emosional anak usia 4-6 tahun yang menggunakan gadget dari 51 responden yang menunjukan perkembangan emosional cukup sebanyak 16 responden (31,4%). Koefisien korelasi spearman rank menunjukan sigifikasi < 0,05 yaitu p= 0,470 Kesimpulan: Ada hubungan antara pola asuh orang tua permisif dengan perkembangan emosional anak usia 4-6 tahun yang menggunakan gadget.
PENGARUH EFEK SAMPING OAT (OBAT ANTI TUBERCULOSIS) TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TBC DI PUSKESMAS I Kadek Seniantara; Theresia Ivana; Yohana Gabrilinda Adang
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v3i2.98

Abstract

Latar Belakang: Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi masalah kegawat daruratan global dan penyebab kematian terbesar setelah Human Immunodeficiency Virus. Sekitar 80% kasus TB yang dilaporkan terjadi di 22 negara di dunia, Indonesia termasuk dalam negara High-Burden countries dan berada diperingkat kelima sebagai negara dengan kasus TB terbesar setelah India, Cina, Afrika Selatan dan Nigeria. Adanya Efek samping obat anti tuberkulosis dan putusnya terapi obat diketahui merupakan salah satu fakor risiko terjadinya kegagalan pengobatan. Tujuan: mengetahui pengaruh efek samping OAT terhadap kepatuhan minum obat pada pasien TBC di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian Corelational study. Teknik sampling non-probability sampling jenis purposive sampling, jumlah sampel 40 penderita TB. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Spearman rank. Instrument penelitian menggunakan kuesioner dengan 13 butir soal untuk variable Pengaruh dan 14 kuesioner untuk variable Kepatuhan. Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi yang terjadi antara efek samping OAT dan kepatuhan minum obat adalah hubungan yang berbanding lurus artinya semakin berat efek samping OAT maka semakin tidak patuh minum obat, dan semakin ringan efek samping OAT maka semakin patuh minum obat. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengaruh efek samping OAT terhadap kepatuhan minum obat pada pasien TBC di Puskesmas Pekauman Banjarmasin.
THE ONLINE TEACHING-LEARNING OF MENTAL HEALTH IN A NURSING UNDERGRADUATE COURSE Maria Frani Ayu Andari Dias; Fransiska Dwi Hapsari; Yohana Gabrilinda Adang
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v3i2.123

Abstract

Latar Belakang: Perkembangan praktik keperawatan mental dan pendidikan terjadi secara bersamaan. Perkembangan ini tidak dapat dilepaskan dari upaya berkompetisi secara adil di era globalisasi yang tidak bisa dihindari lagi. Metode pembelajaran online atau e-learning diyakini dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan dosen untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dalam praktek memberikan perawatan yang efektif, efisien dan sesuai perawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran online, yaitu Google Classroom untuk mempelajari kesehatan mental dan bahan keperawatan untuk mahasiswa keperawatan semester dua. Metode: Penelitian kualitatif ini dirancang dengan metode studi kasus untuk 41 siswa untuk menggambarkan bagaimana mengembangkan pengajaran kesehatan mental dalam program sarjana keperawatan dan bagaimana mahasiswa keperawatan bereaksi mengenai rencana atau metode ini. Hasil: Evaluasi dibagi menjadi setidaknya tiga bagian penting, yaitu 1) Pengalaman yang diperoleh Peserta didik dalam menjalankan Kuliah Online/Online Learning dengan menggunakan media Google Classroom, 2) Pesan dan Kesan serta, dan yang terakhir adalah 3) Kritik yang ditujukan untuk pembelajaran metode ini. Pengalaman yang bisa diambil dari pembelajaran ini, yaitu pengalaman yang memberikan keuntungan, termasuk didalamnya pengalaman yang memberikan pelajaran bagi peserta didik dan pengalaman yang menantang peserta didik. Pesan dan Kesan Peserta didik yaitu, setelah menjalani mata kuliah ini dengan metode, prosesnya tidak sesuai dengan yang dibayangkan. Tapi, kesulitan ini bisa diatasi dengan bimbingan dan membutuhkan cukup waktu untuk beradaptasi. Peserta didik juga menyarankan agar dosen pembimbing dapat memilih untuk kembali ke sistem pembelajaran tradisional (tatap muka) dibandingkan kuliah online yang mereka jalani. Kesimpulan : Tiga tema penting yang dapat dipelajari, terutama untuk merangsang keaktifan siswa untuk belajar dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan perawat yang kompeten, yaitu 1) Struktur formal disiplin, 2) Organisasi pengajaran perawatan kesehatan mental, 3) Evaluasi proses pengajaran keperawatan kesehatan mental.
GAMBARAN PRAKTIK SELF-MANAGEMENT PADA PASIEN PENDERITA ASMA Fatima Hawala; Dyah Trifianingsih; Yohana Gabrilinda Adang
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v4i1.168

Abstract

Latar belakang: Penyakit asma berdampak cukup besar dalam kehidupan penderitanya, dimana penyakit ini dapat meningkatkan angka morbiditas dan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Meskipun tidak ada obat yang menyembuhkan asma secara total, namun dengan strategi manajemen diri yang efektif dapat membantu pasien untuk mengontrol penyakitnya dan mencegah gejala yang lebih buruk. Self-management diharapkan dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran self-management pada pasien penderita asma di wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin Tahun 2018. Metode: Penelian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien penderita asma yang berkunjung ke Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin dengan pengambilan sampel menggunakan teknik accident sampling, jumlah sampel sebanyak 30. Alat ukur penelitian menggunakan kuesioner dengan menggunakan analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil: Karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, dan pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin Tahun 2018 di dapatkan mayoritas responden umur dewasa awal 26-35 tahun yaitu 19 orang (63,3%), berpendidikan SD/sederajat berjumlah 13 orang (43,3%) dan pekerjaan terbanyak yaitu swasta dengan jumlah 15 orang (50%). Praktik Self-Management pada Pasien Penderita Asma di Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin mayoritas dalam kategori cukup sebanyak 18 responden (60%). Kesimpulan: Praktik self-managemt yang dilakukan oleh pasien penderita asma yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya adalah cukup.