Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Journal of Noncommunicable Diseases (JOND)

Gambaran Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Parameter Fisik Tumartony Thaib Hiola; Indra Haryanto Ali; Rahman Suleman
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 2, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.077 KB) | DOI: 10.52365/jond.v2i1.413

Abstract

(1) Latar Belakang: air merupakan material alam yang sangat penting dan diperlukan oleh manusia, sehingga air yang akan dikonsumsi harus sudah memenuhi baku mutu baik secara fisik, kimia, dan biologi. Berdasarkan studi pendahuluan, ditemukan bahwa air yang ada di sumur gali warga Desa Popalo terlihat keruh, sehingga diperlukan penelitian lanjutan terkait kualitas fisik secara keseluruhan; (2) Metode: sampel air sumur gali diambil berdasarkan metode Stratified Systematic Unaligned Sampling, yaitu jarak antara titik pengambilan sampel satu dan lainnya tidak berada dalam satu garis linear. Parameter fisik yang diperiksa dilakukan secara in situ. Analisis secara in situ dilakukan untuk parameter kualitas air yang sifatnya cepat berubah, sehingga pengukuran harus langsung dilakukan saat pengambilan sampel; (3) Hasil: diperoleh sebanyak 28 buah sumur gali yang airnya belum memenuhi syarat baku mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum. Tingkat kekeruhan terendah mencapai 103 NTU, sedangkan yang paling tinggi adalah 988 NTU hasil termasuk tidak memenuhi syarat, bahkan terdapat 3 buah sumur gali yang kekeruhan airnya tidak dapat diukur. Hasil uji warna menunjukkan terdapat 40 sampel air yang memenuhi syarat, dan seluruh sampel air memenuhi syarat dari hasil uji rasa dan bau serta hasil uji pH yang memenuhi syarat yakni 6,5-9,2; (4) Kesimpulan: sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa sumur gali yang tidak memenuhi baku mutu air dari parameter kekeruhan dan warna
Gambaran Umum Penyakit Hipertensi di Puskesmas Bone Pantai Tahun 2020 Indra Haryanto Ali; Tumartony Thaib Hiola; Imelda Tumulo
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 1, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.863 KB) | DOI: 10.52365/jond.v1i1.223

Abstract

Hipertensi disebut juga The Silent Killer karena sering ditemukan tanpa gejala, yang jika tidak ditangani dan diobati akan menimbulkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan ginjal dan lain-lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penyakit hipertensi di Puskesmas Bonepantai periode Januari 2017 – Oktober 2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan atau mendeskripsikan hipertensi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2020 di Puskesmas Bonepantai. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dan wawancara. Survei menggunakan data sekunder yaitu mengumpulkan data register pasien sehingga dapat dianalisis secara deskriptif menurut orang, tempat dan waktu. Sedangkan wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang diformulasikan khusus kepada pemegang program wawancara. Hipertensi di Wilayah Puskesmas Bonepantai periode 2017-2020 memiliki prevalensi tertinggi pada lansia yaitu kelompok usia 61-70 tahun sebesar 34,41%. Dan penderita terbanyak adalah perempuan (66,10%) dibandingkan laki-laki (33,90%). Hipertensi di Puskesmas Bonepantai periode 2017-2020 paling banyak penderita di Desa Bilungala (17,39%) dan paling sedikit penderita di Desa Kemiri (0,89%). Hipertensi di Wilayah Puskesmas Bonepantai periode 2017 – 2018 tertinggi pada tahun 2017 dengan 512 kasus, dan terendah pada tahun 2020 sebanyak 423 kasus. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tingginya angka penderita hipertensi di Puskesmas Bonepantai adalah faktor lingkungan yang berbatasan langsung dengan laut, dan kurangnya kesadaran diri. Diharapkan pihak puskesmas dapat menerapkan program sistem informasi puskesmas dengan baik dan menjadi acuan dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan Puskesmas.
Hubungan Kualitas Fisik Air Bersih dan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Stunting Sitti Wasila Datunsolang; Bun Yamin M Badjuka; Indra Haryanto Ali
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 4, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v4i1.981

Abstract

Stunting di Provinsi Gorontalo merupakan tertinggi keempat secara nasional yaitu sebesar 29,0%, untuk Kota Gorontalo yaitu sebesar 26,5% hal ini menjadi atensi bagi pemerintah dalam meningkatkan upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Gorontalo hingga 14% pada tahun 2024. Kondisi sanitasi dan hygiene lingkungan secara tidak langsung dapat mempengaruhi prevalensi stunting karena menyebabkan masuknya penyakit pada tubuh balita. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kualitas fisik air bersih dan kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan kejadian stunting di Kelurahan Lekobalo, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 80 sampel. Teknik pengambilan sampel penelitian yaitu simple random sampling menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Analisis data menggunakan SPSS dengan indeks kepercayaan 0,05. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kualitas fisik air bersih (p-value 0,002) dan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (p-value<0,001) dengan kejadian stunting di Kelurahan Lekobalo Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo. Kesimpulan terdapat hubungan kualitas fisik air bersih dan kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan kejadian stunting di Kelurahan Lekobalo, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo.Stunting in Gorontalo Province is the fourth highest nationally, namely 29.0% for Gorontalo City, namely 26.5%. This is a concern for the government as it increases efforts to accelerate stunting reduction in Gorontalo Province to 14% by 2024. Sanitation and hygiene conditions The environment can indirectly influence the prevalence of stunting because it causes disease to enter the bodies of toddlers. The aim of the research was to determine the relationship between the physical quality of clean water and the habit of washing hands with soap and the incidence of stunting in Lekobalo Village, Kota Barat District, Gorontalo City. Quantitative research design with a cross-sectional approach. The number of samples was 80. The research sampling technique is simple random sampling using univariate and bivariate analysis with the Chi-Square test. Data analysis used SPSS with a confidence index of 0.05. The results of statistical tests show that there is a significant relationship between the physical quality of clean water (p-value 0.002) and the habit of washing hands with soap (p-value <0.001) and the incidence of stunting in Lekobalo Village, Kota Barat District, Gorontalo City. The conclusion is that there is a relationship between the physical quality of clean water and the habit of washing hands with soap and the incidence of stunting in Lekobalo Village, West City District, Gorontalo City.