Dedi Wandra
Universitas Negeri Padang, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perencanaan Pembiayaan Pendidikan Dedi Wandra; Hadiyanto Hadiyanto
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 3, No 5 (2021): October Pages 1880-3500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v3i5.1005

Abstract

Pembiayaan pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam mendukung penyelenggaraaan pendidikan karena menyangkut tentang pembiayaan operasional dalam pendidikan tersebut mulai dari hal paling kecil hingga yang paling besar. Pembiayaan pendidikan sangat dibutuhkan untuk kebutuhan operasional dan penyelenggaraan sekolah yang didasarkan pada kebutuhan nyata yang terdiri dari gaji, kesejahteraan pegawai, peningkatan proses belajar mengajar, pemeliharaaan dan pengadaan sarana dan prasarana, peningkatan pembinaaan kesiswaan, peningkatan profesional guru, administrasi sekolah dan pengawasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi perencanaan pembiayaan sekolah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data secara observasi dan dokumentasi Penelitian ini merupakan kualitatif yang di fokuskan pada penentuan perencanaan pembiayaan pendidikan. Pembiayaan pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam berlangsungnya proses pendidikan, pembiayaan sebagai faktor pendukung. Proses pembelajaran di sekolah akan berjalan dan terlaksana secara maksimal apabila tujuan akan dicapai memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sesuai dengan perencanaan.
Kebijakan Sistem Zonasi dalam Perspektif Pendidikan Dedi Wandra; Rifma Rifma; Syahril Syahril
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 3, No 5 (2021): October Pages 1880-3500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v3i5.979

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui tentang kebijakan sistem zonasi dalam perspektif pendidikan di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, metode fenomenologi. Perspektif yang diangkat ialah perspektif guru dan kepala sekolah dari SMA favorit dan tidak favorit. Hasil penelitian menunjukkan perspektif para guru dan kepala sekolah tentang zonasi meliputi: (1) zonasi memudahkan akses layanan pendidikan, (2) zonasi memeratakan kualitas sekolah, (3) zonasi menurunkan kualitas sekolah, (4) zonasi tidak cocok ditetapkan di tingkat SMA, (5) sistem zonasi membatasi siswa memilih sekolah, (6) kebijakan zonasi harus disertai pemerataan sarana dan prasarana pendidikan, dan (7) zonasi merusak kebhinekaan
Kebijakan Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar Wage Ummami; Dedi Wandra; Nurhizrah Gistituati; Sufyarma Marsidin
Jurnal Basicedu Vol 5, No 3 (2021): June Pages 1111-1682
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v5i3.984

Abstract

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa. Oleh karena itu GLS ini perlu ditumbuhkembangkan di sekolah. Upaya menyukseskan GLS harus didukung kebijakan yang relevan dari Kepala Sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan kepala sekolah tentang GLS pada Sekolah Dasar di Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan sejumlah informan seperti kepala sekolah dan guru-guru Sekolah Dasar di Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam. Proses analisis data secara kualitatif dan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk mendukung kebijakan kepala sekolah dalam meningkatkan GLS diantaranya adalah melakukan kegiatan latihan membaca dan meringkas, kegiatan praktek menulis dan kegiatan story telling. Program GLS ini juga harus didukung dengan tersedianyan sarana yang bagus dan memadai