Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Penerapan Terapi Bermain Puzzle Pada Anak Pra Sekolah Dengan Kejang Demam Untuk Mengurangi Kecemasan Yusnita -; Andri Yulianto; Tiara -; Dika Arlita
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung (JKPBL) Vol 8 No 1 (2020): JKPBL Vol VIII No. 1 2020
Publisher : LPPM STIKes Panca Bhakti Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.064 KB) | DOI: 10.47218/jkpbl.v8i1.76

Abstract

In Indonesia, the incidence of fever convulsions in the amount of percentage that is well balanced with other countries is reaching 3-4%. Fever seizure in 2016 as many as 167 children and in 2017 as much as 155 ana (record Medical Hospital RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek, 2017). Sick children will experience stress and anxiety. The study aims to determine the application of the pre-school puzzle play therapy to reduce the anxiety of fevering fever in the natural spaces of Dr. Hi District General Hospital. Abdul Moeloek Provnsi Lampung Year 2019.The design used in the study was a case study. The participants used are 2 patients aged 1-5 years old with a diagnosis of fever seizures. The Instrument used in this study is the HRS-A-scale anxiety observation sheet and Puzzle image consisting of 6 parts. The results of the study, on the 3rd day of both patients experienced a decrease in anxiety levels, in patients 1 before being given the therapy play an anxiety scale 8 and patient 2 scale anxiety 7. Both patients experienced the same decline of 4 on the third day. It is expected that nurses can give play therapy especially playing puzzles on pre school children to reduce anxiety.
BERMAIN (PUZZLE) TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI Andri Yulianto; Idayati Idayati; Senja Atika Sari
JURNAL WACANA KESEHATAN Vol 6, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : AKPER Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52822/jwk.v6i1.172

Abstract

Hospitalisasi merupakan bagian yang dimana anak harus beradaptas dengan lingkungan yang baru, mengurangi perpisahan dengan keluarga, nyeri ditubuh akibat dari traumatic. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi ketkutan, merasa terancam, gelisah dan cemas. Penelitian ini bertujuan untuk diketahui pengaruh terapi bermain (puzzle) terhadap kecemasan anak usia prasekolah (4-6 tahun) yang mengalami hospitalisasi di ruang anak RSUD Pringsewu. Penelitian kuantitatif dengan pendekatan crossectional rancangan penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah anak yang berusia 4- 6 tahun yang dirawat di ruang anak RSUD Pringsewu dengan jumlah populasi 16 responden,Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Instrument  yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar SOP Terapi Bermain. Hasil penelitian menunjukkan diketahui mean tingkat kecemasan akibat hospitaliisasi pada anak usia prasekolah  sebelum pemberian intervensi 20,94 dengan tingkat kecemasan minimal 16 dan maximal 26 poin. Dan diketahui mean tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah  setelah pemberian intervensi 13,38 dengan tingkat kecemasan minimal 8 dan maximal 19 poin. Sehingga hasil analisis uji bivariat pada r tabel 12,638 dan r hitung 1,746 . Selanjutnya berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,000 (p-value < α = 0,05) yang berarti ada pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di ruang anak. Saran menyediakan suatu ruangan bermain anak  disertai Standar Operasional Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan sehingga dapat meningkatkan keterampilan petugas dalam melaksanakan asuhan / pelayanan kepada pasien.
MEKANISME KOPING DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK PRE HEMODEALISA Andri Yulianto; Yuyun Wahyudi; Marlinda Marlinda
JURNAL WACANA KESEHATAN Vol 4, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : AKPER Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.306 KB) | DOI: 10.52822/jwk.v4i2.107

Abstract

Hemodialisa menimbulkan dampak depresi terhadap pasien yang menderita GGK. Kejadian GGK di dunia menurut End-Stage Renal Disease (ESDR) di perkirakan prevalensinya mengalami peningkatan tiap tahunnya sebesar 6 % dan di Indonesia menurut Riskesdas Tahun 2015 sebesar 0,2 % dari penduduk Indonesia. Salah satu upaya untuk mengendalikan tingkat depresi tersebut adalah mekanisme koping yang tepat. Tujuan penelitian adalah diketahuinya hubungan mekanisme koping dengan tingkat depresi pada Pasien GGK pre hemodialisa. Desain penelitian ini menggunakan desain studi korelasi (correlation study) dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien GGK yang disarankan untuk melakukan hemodialisa dengan jumlah sampel 40 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan mekanisme koping pasien pre hemodialisa sebagian besar dalam kategori maladaptif, tingkat depresi responden sebagian besar dalam kategori sedang. Uji Statistik yang digunakan uji Chi Square. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p-value = 0,000 (<0,05).Ada hubungan bermakna antara mekanisme koping dengan tingkat depresi pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang Penyakit Dalam. Saran melaksanakan asuhan keperawatan dan memberikan pelayanan pada pasien dengan memberikan edukasi kesehatan berupa pendidikan kesehatan disertai dengan pembagian leaflet sehingga pasien dapat membaca kembali apa yang disampaikan oleh petugas medis dengan demikian diharapkan dapat menurunkan tingkat depresi ketika akan menjalani hemodialisa
HUBUNGAN STIMULASI MOTORIK DENGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID-19 Yusnita Yusnita; Andri Yulianto
JURNAL WACANA KESEHATAN Vol 7, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : AKPER Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52822/jwk.v7i1.405

Abstract

Anak usia pra sekolah harus tetap mendapatkan stimulasi motoric. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara stimulasi motorik dengan emosi pada anak di masa pandemi covid-19. Pada saat aktivitas di sekolah dihentikan selama masa pandemic covid-19, anak-anak pra sekolah harus tetap mendapatkan stimulasi motorik. Stimulasi motoric saat anak di rumah dilakukan oleh orang tua sehingga orang tua harus memahami pentingnya stimulasi pada anak pra sekolah karena  stimulasi motorik yang kurang baik dapat memicu emosi anak tidak stabil, anak akan merasa kurang percaya diri dan bisa marah dengan dirinya sendiri. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional, responden penelitian ini adalah orangtua walimurid  di TK IT Al Lathif, penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai April tahun 2022. Pengambilan data dilakukan pada 70 responden dengan menggunakan total sampling. Tehnik  pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan media google form. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 70 responden yang memiliki stimulasi motorik baik sebanyak 22 responden dengan rincian 19 orang (27,1%) memiliki emosi positif dan 3 orang (4,3%) memiliki emosi negatif, sedangkan yang memilki stimulasi kurang sebanyak 48 orang dengan rincian  2 orang (2,9%) memiliki emosi positif dan 46 orang (65,7%) memiliki emosi negative. Setelah dilakukan uji statistik Chi-Square didapatkan hasil p value < 0,05 yaitu p = 0,043 berarti terdapat Hubungan stimulasi motorik terhadap emosi  anak pada masa pandemi covid-19 di TK IT Al Lathif. Peneliti selanjutnya bisa meneliti tentang penanganan dini terkait kurangnya stimulasi motorik  lainnya untuk mengatasi keterlambatan motorik anak
Kekurangan energi kronik dan tinggi badan ibu terhadap kejadian stunting pada balita Andri Yulianto; Resi Hana
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 4 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i4.5715

Abstract

Chronic energy deficiency and maternal height on the incidence of stunting in toddlersBackground: Factors that influence stunting according to WHO in 2013 include family factors such as maternal malnutrition (before pregnancy, pregnancy and breastfeeding, breastfeeding), maternal height status, teenage pregnancy, infection, birth babies (IUGR and Premature), short babies / LBW and Hypertension.Purpose:The objective of this research was to find out the correlation of maternal nutrition status and health condition to children under five stunting in Kota public health center working area in Pesawaran district in 2019. Method: This was a research by using survey case control approach. Research subjects were 4,310 parents reported in Maternal and Child and Nutiriton Report. There were 256 children under five (8-59 months) reported with stunting to be measured with anthropometry. 172 respondents were taken by using systematic random sampling. Secondary data were collected by using observation sheets. Data were analyzed by using chi square test. Results: Bivariate analysis result showed that there were correlations of maternal nutrition status and health condition (p-value 0.013; OR=2.289) and body height (p-value 0.002; OR=2.76) to stunting case. The researcher recommends mothers with shorter heights to consume nutritional supplements to fulfill energy, protein, fat, and other macro and micro nutrition to prevent and mitigate stunting, so that genetic factors can be mitigated with good nutritional intake. Conclusion: All independent variables are associated with the incidence of stunting.Keywords: Chronic Energy Deficiency; Mother's Height; Toddler; StuntingPendahuluan: Faktor yang mempengaruhi stunting menurut WHO tahun 2013 salah satunya faktor keluarga yaitu faktor ibu kekurangan nutrisi (saat sebelum hamil, hamil dan menyusui, masa menyusui),  status tinggi badan ibu, kehamilan remaja, infeksi, bayi lahir (IUGR dan Premature), bayi  pendek/BBLR dan Hipertensi. (Lamid, 2015).Tujuan: Untuk mengetahui hubungan KEK dan tinggi badan ibu terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Kota Dalam Kabupaten Pesawaran tahun 2019.Metode:Desain penelitian menggunakan survey case control.. Subjek penelitian ini adalah orang tua yang memiliki balita yang tercatat dilaporan Gizi dan KIA dengan populasi sebanyak terdapat 4.310 bayi balita usia 8 – 59  bulan yang diukur antropometri dengan angka stunting sebanyak 256 bayi balita usia 8 – 59  bulan dan sampel sebanyak didapatkan 172 bayi balita dengan teknik sampling systematic random sampling. Jenis data menggunakan data sekunder dengan menggunakan lembar observasi. Analisa data menggunakanchy square.Hasil: Di dapatkan uji statistik bivariat didapatkan ρ – value KEK = 0,013 dan OR = 2,289 dan ρ – value tinggi badan = 0, 002 dan OR = 2,76.Simpulan: Seluruh variabel independen berhubungan dengan kejadian stunting. 
PEMBERIAN SUSU KEDELAI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PRINGKUMPUL PRINGSEWU SELATAN Andri Yulianto; Tristiningsih Tristiningsih; Nur Fadhilah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v10i1.1318

Abstract

Abstrak: Pemberian Susu Kedelai Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Pringkumpul Pringsewu Selatan. Hipertensi adalah dimana sesorang mengalami tekanan darah diatas 140/90mmHg. Hipertensi memerlukan penanganan atau terapi baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi (komplementer). Salah satunya yaitu dengan konsumsi susu kedelai. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh  konsumsi susu kedelai terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Pringkumpul Pringsewu Selatan pada tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain True Experimen dengan model one group pretest posttest pada 27 responden hipertensi. Metode yang digunakan adalah total population. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi dan tensimeter air raksa. Hasil uji Paired sample T-test terdapat pengaruh yang bermakna pada tekanan darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi sebelum dan sesudah terapi dengan nilai p=0,000 (sistolik) dan p=0,000 (diastolik) dimana p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa mengkonsumsi susu kedelai dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Diharapkan bagi masyarakat dan dunia medis dapat menggunakan susu kedelai sebagai salah satu terapi komplementer dalam mengatasi hipertensi.
Status vaksinasi dengan kejadian stunting pada anak di bawah tiga tahun Andri Yulianto; Yusnita Yusnita
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 5 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i5.7498

Abstract

Background: Stunting conditions at birth affect the development or growth of children so stunting toddlers in the future will have difficulty in achieving optimal physical and cognitive development.Purpose: To determine the relationship between vaccination status and stunting occurrence among toddlers 1-3 years oldMethod: Observational analytic research with a case-control study approach. The sampling technique used is simple random sampling with a total sample of 99 respondents. Data collection uses an observation sheet on the Child's Identity Card (CIC). Statistical analysis using the Chi-Square Statistical Test.Results: From 33 toddlers 1-3 years old, there were 19 (57.6%) respondents who experienced stunting with a history of vaccination status in the incomplete category and 14 (42.4%) complete respondents. there is a relationship between vaccination status and the incidence of stunting in toddlers aged 1-3 years, the p-value is 0.011 (smaller than alpha = 0.05).Conclusion: There is a relationship between vaccination status and the incidence of stunting in toddlers aged 1-3 years in the work area of the Wates Health Centre.Keywords: Vaccination; Stunting; Toddler under 3 years oldPendahuluan: Kondisi stunting saat lahir berpengaruh terhadap perkembangan atau pertumbuhan anak sehingga batita stunting di masa datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan status imunisasi dengan kejadian stunting.Metode: Penelitian observational analitik dengan pendekatan  studi kasus control. Teknik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling dengan jumlah sampel yaitu 99 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi pada Kartu Identitas Anak (KIA). Analisis statistik menggunakan Uji Statistik Chi Square. Hasil: Diketahui dari 33 batita 1-3 tahun didapatkan yang mengalami stunting dengan riwayat status vaksinasi dalam kategori tidak lengkap sebanyak 19 (57,6%) responden dan lengkap 14 (42,4%) responden. ada hubungan status vaksinasi terhadap kejadian stunting pada batita 1-3 tahun  diperoleh nilai p sebesar 0,011 (Lebih kecil dari nilai alpha = 0,05).Simpulan: Ada hubungan status vaksinasi terhadap kejadian stunting pada batita usia 1-3 tahun  di wilayah kerja Puskesmas Wates.  
Frekuensi Menyusui Dengan Kelancaran Produksi Air Susu Ibu Andri Yulianto; Nia Sagita Safitri; Yeti Septiasari; Senja Atika Sari
JURNAL WACANA KESEHATAN Vol 7, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : AKPER Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52822/jwk.v7i2.416

Abstract

Sebagian besar ibu menyusui mengeluh tidak lancarnya ASI di karenakan jumlah ASI yang sangat sedikit dan tidak memadai sehingga ibu memilih untuk memberikan susu formula, Produksi ASI yang tidak lancar menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan dalam pemberian ASI. Penelitiana ini bertujuan untuk mengetahui hubungan  antara frekuensi  menyusui dengan kelancaran produksi ASI di wilayah kerja UPT Puskesmas Kalirejo Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan rancangan crosssectional.  Populasi tempat penelitian ini 620 ibu menyusui dan besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 56 ibu menyusui yang memiliki anak 0-1 tahun. Pengambilan sampel  menggunakan  tehnik cluster sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner berupa 7 pertanyaan Frekunsi menyusui nilai 0,772-0,797 (> 0,468)  dan 10 Pertanyaan kelancaran asi 0.595-0,968 (< 0,468), teknik yang digunakan dengan wawancara. Analisis data yang digunakan yaitu uji chisquare. Hasil analisis bivariat hubungan frekuensi menyusui dengan kelancaran produksi ASI di dapatkan hasil P-value ≤ 0,05. Kesimpulan terdapat hubungan  antara frekuensi menyusui dengan kelancaran produksi ASI Analisis data yang digunakan yaitu uji chisquare. Hasil P- Value = .000 (<0,05) yang artinya ada hubungan antara frekuensi menyusui dengan kelancaran produksi ASI. Hasilnya terdapat hubungan antara frekuensi menyusui dengan kelancaran produksi ASI.
Penyuluhan kesehatan kekurangan energi kronik dan tinggi badan ibu terhadap kejadian stunting pada balita Andri Yulianto; Resi Hana
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 1 No. 4 (2021): Perawatan Lansia Secara Umum Dan Pertolongan Pertama Pada Keadaan Darurat
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.643 KB) | DOI: 10.56922/phc.v1i4.160

Abstract

Faktor yang mempengaruhi stunting menurut WHO tahun 2013 salah satunya faktor keluarga yaitu faktor ibu kekurangan nutrisi (saat sebelum hamil, hamil dan menyusui, masa menyusui), status tinggi badan ibu, kehamilan remaja, infeksi, bayi lahir (IUGR dan Premature), bayi pendek/BBLR dan Hipertensi. (Lamid, 2015). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan KEK dan tinggi badan ibu terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Kota Dalam Kabupaten Pesawaran tahun 2019. Desain penelitian menggunakan survey case control.. Subjek penelitian ini adalah orang tua yang memiliki balita yang tercatat dilaporan Gizi dan KIA dengan populasi sebanyak terdapat 4.310 bayi balita usia 8 – 59 bulan yang diukur antropometri dengan angka stunting sebanyak 256 bayi balita usia 8 – 59 bulan dan sampel sebanyak didapatkan 172 bayi balita dengan teknik sampling systematic random sampling. Jenis data menggunakan data sekunder dengan menggunakan lembar observasi. Analisa data menggunakanchy square. Hasil penelitian didapatkan uji statistik bivariat didapatkan ρ – value KEK = 0,013 dan OR = 2,289 dan ρ – value tinggi badan = 0, 002 dan OR = 2,76. Dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen berhubungan dengan kejadian stunting. Saran bagi ibu pendek dapat memberikan intervensi dengan suplemen makanan dan suplemen gizi seperti zat gizi makro dan zat gizi mikro yaitu kebutuhan energi, protein, lemak, dan zat gizi lainnya untuk pencegahan atau penanggulangan Stunting sehingga faktor genetic dapat ditanggulangi dengan asupan gizi.
Edukasi kesehatan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kesulitan makan pada anak usia prasekolah Andri Yulianto; Mella Dwi Novitasari; Desi Arimadiyanti; Wahyu Widayati
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 2 No. 3 (2022): Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.943 KB) | DOI: 10.56922/phc.v2i3.219

Abstract

Pendahuluan : Kesulitan makan disebut sebagai feeding problem sebagai ketidakmauan anak untuk mengkonsumsi, menolak, dan memilih makanan yang dihidangkan. Tujuan: ini yaitu untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Makan pada Anak Usia Prasekolah di Paud Mutiara Sejati Pringsewu Barat Tahun 2020. Metode : Jenis penelitian ini yaitu Observasional Analitik dengan pendekatan Cros Sectional, teknik sampling yang digunakan yaitu Total Sampling dengan jumlah sampel yaitu 40 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan analisis stastistik mengunakan Chis-quare(a = 0,05). Hasil : penelitian didapatkan Anak prasekolah yang mengalami kesulitan makan sebanyak 15 responden (37,5%) sedangkan tidak mengalami kesulitan makan sebanyak 26 responden (62,5%). Tidak ada hubunganantara pendidikan ibu dengan kesulitan makan pada anak prasekolah (4-6 tahun)p-value= 0.159 >α (0,05). Ada hubunganantara status ekonomi keluarga dengan kesulitan makan pada anak prasekolah (4-6 tahun) p-value= 0.017 <α (0,05). Simpulan : dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan pendidikan ibu dengan kesulitan makan pada anak dan terdapat hubungan antara status ekonomi keluarga dengan kesulitan makan pada anak prasekolah. Pendahuluan : Kesulitan makan disebut sebagai feeding problem sebagai ketidakmauan anak untuk mengkonsumsi, menolak, dan memilih makanan yang dihidangkan. Tujuan: ini yaitu untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Makan pada Anak Usia Prasekolah di Paud Mutiara Sejati Pringsewu Barat Tahun 2020. Metode : Jenis penelitian ini yaitu Observasional Analitik dengan pendekatan Cros Sectional, teknik sampling yang digunakan yaitu Total Sampling dengan jumlah sampel yaitu 40 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan analisis stastistik mengunakan Chis-quare(a = 0,05). Hasil : penelitian didapatkan Anak prasekolah yang mengalami kesulitan makan sebanyak 15 responden (37,5%) sedangkan tidak mengalami kesulitan makan sebanyak 26 responden (62,5%). Tidak ada hubunganantara pendidikan ibu dengan kesulitan makan pada anak prasekolah (4-6 tahun)p-value= 0.159 >α (0,05). Ada hubunganantara status ekonomi keluarga dengan kesulitan makan pada anak prasekolah (4-6 tahun) p-value= 0.017 <α (0,05). Simpulan : dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan pendidikan ibu dengan kesulitan makan pada anak dan terdapat hubungan antara status ekonomi keluarga dengan kesulitan makan pada anak prasekolah.