Puguh Santoso
Akademi Farmasi Saraswati Denpasar

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EFFECTIVENESS OF LEAF EXTRACT REDUCE INFLAMMATION REACTION IN HYPERCHOLESTEROLEMIA RATS Puguh Santoso; Ni Nyoman Wahyu Udayani; I Nyoman Gede Tri Sutrisna; Ketut Agus Adrianta
Journal of Health Sciences and Medicine Vol 1 No 1 (2017): JHSM (Febuary 2017)
Publisher : Institute for Research and Community Services Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.677 KB) | DOI: 10.24843/JHSM.2017.v01.i01.p04

Abstract

Abstract High blood cholesterol is often called hypercholesterolemia is a risk factor for the emergence of pathological conditions such as heart and blood vessel disease. Hypercholesterolemia has an important role in the occurrence of damage to the endothelial cells is mainly caused by oxidized LDL. Oxidation of LDL triggers the formation of TNF - ?. Leaves messengers that allegedly contains flavonoids can improve the situation of hypercholesterolemia through the barriers specifically the expression of TNF - ? increased due to hypercholesterolemia. Plants messengers known to contain alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, polyphenols, calcium oxalate, fats, and essential oil. Flavonoids which has the ability to bind the atom to form free radicals not to excess free radicals, thereby inhibiting the oxidative modification of LDL become ox-LDL so it will not be formed atherosclerosis. This study uses the Randomize pattern Pre and Post Test Control Group Design, using white rats (Rattusnovergicus) with Wistar strain aged 3-4 months, weighing 175-200 grams. Divided into four groups: Group I as a control with placebo, Group II treatment using extracts of ethanol leaves a messenger at a concentration of 10%, Group III treatments using extracts of ethanol leaves a messenger at a concentration of 20%, Group IV is to use the extract ethanol leaves errand at a concentration of 30%. It can be concluded at 4 dose group 30% messengers leaf extract significantly different, p <0.05, so it can be said that the provision of effective messengers extract at a dose of 30%.
UJI EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETANOL BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCL4) Puguh Santoso
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v2i1.725

Abstract

Hepar merupakan kelenjar terbesar dan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang kompleks dan sangat berpotensi mengalami kerusakan akibat terpapar oleh bahan-bahan toksik, salah satunya yaitu karbon tertraklorida (CCl4). Metabolisme CCl4 menghasilkan radikal bebas CCl3 yang dapat merusak hati. Di Indonesia terdapat banyak tanaman obat dan bahan alami yang memiliki kandungan antioksidan, salah satunya yaitu buah dewandaru. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya efek hepatoprotektif ekstrak etanol buah dewandaru (Eugenia uniflora L.) pada tikus putih yang diinduksi karbon tetraklorida dilihat dari aktivitas enzim aminotransferase/pengukuran kadar SGOT dan SGPT. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post-test control group only design, menggunakan sampel 24 ekor tikus wistar yang dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok I sebagai kontrol. Kelompok II yaitu kontrol negatif hanya diberikan CCl4 5% selama 7 hari. Kelompok III dan IV diberikan CCl4 5% selama 7 hari sedangkan ekstrak buah dewandaru dosis 0,5 mg/g bb dan 1,0 mg/g bb yang mulai diberikan pada hari ketiga sampai hari ketujuh. Pada hari kedelapan, serum darah tikus diperiksa/diukur kadar SGOT dan SGPT. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik. Hasil analisa statistik terhadap kadar SGOT dan SGPT menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kadar antar kelompok perlakuan. Simpulan dari penelitian ini ekstrak etanol 96% buah dewandaru yang diberikan selama 5 hari belum mampu melindungi atau memperbaiki sel hepar tikus yang dirusak oleh CCl4.
SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK N-BUTANOL BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) DENGAN METODE PAW EDEMA YANG DIINDUKSI KARAGENAN Puguh Santoso; Ni Wayan Budi Sari; Putu Era Sandhi Kusuma Yuda; I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i2.863

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk skrining fitokimia dan uji aktivitas antiinflamasi ekstrak n-butanol buah Dewandaru (Eugenia uniflora L.) pada tikus jantan yang diinduksi karagenan dengan rancangan Randomized Control Posttest Group Posttest Only Design. Tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus) sebanyak 28 ekor dan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif diberikan larutan CMC-Na 0.5%, kelompok kontrol positif diberikan suspensi natrium diklofenak, kelompok perlakuan 1 diberikan suspensi ekstrak n-butanol buah Dewandaru dosis 0,2 g/kgBB, kelompok perlakuan 2 diberikan suspensi ekstrak n-butanol buah dewandaru dosis 0,4 g/kgBB.Seluruh kelompok perlakuan kemudian diinduksi dengan karagenan 1%, lalu diukur volume udema telapak kaki tikus masing-masing perlakuan dengan menggunakan alat plethysmometer dan diamati penurunan volume radang telapak kaki tikus pada jam ke-0, ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji One Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian skrining fitokimia dari ekstrak n-butanol buah Dewandaru menunjukkan adanya kandungan senyawa tanin dan flavonoid. Aktivitas antiinflamasi dari ekstrak n-butanol buah dewandaru (Eugenia uniflora L.) menunjukkan adanya penghambatan udema pada dosis 0,2 g/kgBB dan 0,4 g/kgBB dilihat dari adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dengan kontrol negatif (p= 0,05), namun dosis yang lebih efektif menurunkan inflamasi adalah dosis 0,4 g/kgBB.
EFEKTIVITAS SEDIAAN GRANUL BUNGA GUMITIR (Tagetes erecta L) SEBAGAI LARVASIDA Aedes aegypti I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani; Puguh Santoso; Erna Cahyaningsih
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i2.869

Abstract

Larvasida nyamuk adalah suatu zat kimiawi yang digunakan untuk membunuh larva nyamuk. Pemberantasan larva nyamuk dengan menggunakan insektisida sintesis menyebabkan efek toksik pada manusia sehingga diperlukan insektisida alternatif yang lebih aman bagi lingkungan, contohnya dengan menggunakan bunga gumitir (Tagetes erceta L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan granul dari ekstrak bunga gumitir sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized control group posttest only design. Pengamatan dihitung pada waktu 1 jam, 3 jam dan 24 jam. Sampel yang digunakan adalah 25 ekor larva Aedes aegypti instar III yang dimasukkan ke dalam lima kelompok perlakuan. Konsentrasi ekstrak bunga gumitir (Tagetes erecta L.) yang digunakan yaitu 3%, 5%, dan 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase rata-rata kematian larva paling tinggi terdapat pada kelompok perlakuan 2 (kontrol positif) diikuti dengan kelompok 5 yaitu ekstrak konsentrasi 10% dengan jumlah kematian larva sebesar 92% dan 88% secara berturut-turut. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok kontrol positif, ekstrak 3%, 5%, dan 10%. Pada kelompok kontrol positif tidak terdapat perbedaan signifikan dengan kelompok ekstrak 5% dan 10%, dengan nilai signifikansi sebesar 0,418 dan 0,758 (p>0,05). Pada kelompok ekstrak 3% dengan ekstrak 5% dan 10% diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,144 dan 0,061. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak bunga gumitir dengan konsentrasi 10% adalah konsentrasi yang efektif sebagai larvasida Aedes aegypti.
KOMBINASI ANTIDIABETES EKSTRAK BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DAN EKSTRAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) Puguh Santoso; Ketut Agus Adrianta; Ni Putu Siska Sugiantari
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i1.886

Abstract

Diabetes Mellitus adalah penyakit saat tubuh tidak dapat memproduksi insulin atau jumlah insulin cukup tetapi kerjanya kurang baik ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Sebelum para ahli mengembangkan sistem pengobatan tradisional, para orang tua yang terdahulu sudah memanfaatkan ramuan tradisional dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah didapat disekitar pekarangan rumah. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dari kombinasi daun salam (Eugenia polyantha) dan buah dewandaru (Eugenia uniflora L.) dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi aloksan. Dua puluh ekor tikus dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol hanya diberi makan dan minum, kelompok II diberi kombinasi ekstrak buah dewandaru dan daun salam dengan dosis 100 mg/kgbb, kelompok III diberi kombinasi ekstrak buah dewandaru dan daun salam dengan dosis 200 mg/kgbb, dan kelompok IV diberi kombinasi ekstrak buah dewandaru dan daun salam dengan dosis 400 mg/kgbb. Sebelum diberi perlakuan, tikus diinduksi aloksan dengan dosis 150 mg/kg BB secara intraperitoneal. Setelah dilakukan analisis data secara statistika dengan uji anova diketahui bahwa ada perbedaan antara sebelum dan sesudah pemberian ekstrak dengan diperoleh nilai (p < 0,05).
UJI ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DAN EKSTRAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) Puguh Santoso; Putu Era Sandhi Kusuma Yuda; Ni Putu Siska Sugiantari
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i2.904

Abstract

Diabetes Mellitus adalah penyakit saat tubuh tidak dapat memproduksi insulin atau jumlah insulin cukup tetapi kerjanya kurang baik ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Sebelum para ahli mengembangkan sistem pengobatan tradisional, para orang tua yang terdahulu sudah memanfaatkan ramuan tradisional dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah didapat disekitar pekarangan rumah. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dari kombinasi daun salam (Eugenia polyantha) dan buah dewandaru (Eugenia uniflora L.) dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi aloksan. Dua puluh ekor tikus dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol hanya diberi makan dan minum, kelompok II diberi kombinasi ekstrak buah dewandaru dan daun salam dengan dosis 1mg/kgBB, kelompok III diberi kombinasi ekstrak buah dewandaru dan daun salam dengan dosis 2mg/kgBB, dan kelompok IV diberi kombinasi ekstrak buah dewandaru dan daun salam dengan dosis 3mg/kgBB. Sebelum diberi perlakuan, tikus diinduksi aloksan dengan dosis 150mg/kgBB secara intraperitoneal. Setelah dilakukan analisis data secara statistika dengan uji anova diketahui bahwa ada perbedaan antara sebelum dan sesudah pemberian ekstrak dengan diperoleh nilai sig = 0,000 (sig > 0,05).
PENGKAJIAN RESEP SECARA ADMINISTRATIF BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NO 35 TAHUN 2014 PADA RESEP DOKTER SPESIALIS KANDUNGAN DI APOTEK STHIRA DHIPA Fitria Megawati; Puguh Santoso
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i1.1042

Abstract

Dalam alur pelayanan resep, apoteker wajib melakukan skrining resep yang meliputi skrining admninstratif, kesesuaian farmasetis, dan kesesuian klinis untuk menjamin legalitas suatu resep dan meminimalkan kesalahan pengobatan. Aspek admnistratif resep dipilih karena merupakan skrining awal pada saat resep dilayani di apotek karena mencakup seluruh informasi di dalam resep yang berkaitan dengan kejelasaan tulisan obat, keabsahan resep, dan kejelasan informasi di dalam resep. Akibat ketidaklengkapan admnistratif resep bisa berdampak buruk bagi pasien, merupakan tahap skrining awal guna mencegah adanya medication error. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan administratif resep dokter spesialis kandungan memenuhi ketentuan kelengkapan resep menurut PMK No 35 tahun 2014. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Pengambilan data dilakukan dengan mengamati seluruh resep yang masuk selama periode Januari-Mei 2015 yang ditulis oleh dokter spesialis kandungan. Dilakukan skrining administratif terhadap 350 resep dokter spesialis kandungan dengan mengisi tabel pengambilan data (check list), sesuai dengan aspek kelengkapan resep yang ditinjau. Data yang di peroleh akan dikumpulkan dan disajikan secara deskriptif. Dari hasil penelitian menunjukan persentase kejadian ketidaklengkapan resep di apotek Sthira Dhipa yaitu umur pasien 62%, jenis kelamin pasien 100%, berat badan pasien 100%, SIP dokter 100%, alamat pasien 99,43%, paraf dokter 19%, serta tanggal resep 1%, nama pasien, nama dokter, alamat dokter, serta no telepon dokter yang dituliskan oleh dokter telah mencapai 100 %. Kelengkapan resep dokter spesialis kandungan belum memenuhi ketentuan kelengkapan admnistratif resep menurut PMK No 35 tahun 2014.
EFEKTIVITAS AFRODISIAKA DARI EKSTRAK ETANOL JAHE MERAH (Zingiber officinale ROSCOE) PADA TIKUS (Rattus norvegicus L.) PUTIH JANTAN I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani; Puguh Santoso
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i1.1045

Abstract

Gangguan reproduksi kini banyak dialami terutama pada pria akibat berbagai faktor, jahe merah sering digunakan untuk mengatasi gangguan seksual pada pria. Jahe merah dilaporkan memiliki efek sebagai afrodisiaka. Afrodisiaka adalah semacam zat perangsang yang konon dapat meningkatkan gairah seks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol jahe merah (Zingiber officinale Roscoe) sebagai afrodisiaka pada tikus (Rattus novergicus L.) putih jantan. Jahe merah diekstraksi dengan cara maserasi dengan etanol 80%. Dibuat menjadi ekstrak kental melalui proses evaporasi. Ekstrak kental jahe merah diencerkan dengan konsentrasi 25% dan 50%. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol yang diberikan aquadest, kelompok perlakuan diberikan ekstrak jahe merah dengan konsentrasi 25% dan 50%. Ekstrak jahe merah diberikan secara oral selama 7 hari. Parameter yang diamati adalah frekuensi pendekatan (introduction), menunggangi (climbing), dan kawin (coitus). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak jahe merah dapat meningkatkan libido pada tikus jantan. Dengan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok konsentrasi 25% dan 50%. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak jahe merah efektif meningkatkan libido tikus jantan selama 7 hari penelitian pada konsentrasi 25%.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETIL ASETAT BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI MENCIT YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCl4) Puguh Santoso; Putu Era Sandhi Kusuma Yuda
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v2i2.1093

Abstract

Tanaman dewandaru (Eugenia Uniflora L.) telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan zat kimia yang bersifat toksik terhadap hepar. Metabolisme CCl4 menghasilkan radikal bebas CCl3- yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sel hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etil asetat buah dewandaru pada histopatologi hati mencit yang diinduksi dengan karbon tetraklorida. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan randomized control group post test only design, menggunakan sampel 15 ekor mencit yang dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok kontrol negatif diberi CCl4 1,3 % selama 7 hari pada hari ke 4, kemudian diberi CCl4 1,3% dan ekstrak etil asetat buah dewandaru dengan dosis 0,5 mg/g BB sebanyak 1 ml secara bersamaan selama 7 hari, diberi CCl4 1,3% dan ekstrak etil asetat buah dewandaru dengan dosis 1 mg/g BB sebanyak 1 ml secara bersamaan selama 7 hari. Pada hari ke-11 mencit dikorbankan dan dibedah untuk diambil hatinya, pembuatan preparat histopatologi, dan pemeriksaan histopatologi hati mencit. Data hasil pemeriksaan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gambaran histopatologi hati mencit yang diinduksi karbontetraklorida dan diberikan ekstrak etil asetat buah dewandaru dapat mengurangi degenerasi melemak dengan memperkecil vakuola-vakuola lemak didalam sitoplasma sel hati. Namun, nekrosis pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan ekstrak etil asetat buah dewandaru sudah sebagian menunjukkan adanya perubahan pada sel hati mencit.