Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH JUMLAH ALIRAN UDARA TERHADAP NYALA API EFEKTIF DARI REAKTOR GASIFIKASI BIOMASSA TIPE FIXED BED DOWNDRAFT MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR TONGKOL JAGUNG. Romi Djafar; Farid Darise
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 6 No 2 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.106 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v6i2.211

Abstract

Teknologi reaktor gasifikasi biomassa telah ada sejak abad lampau, namun proses pengembangannya terus dilakukan sampai dengan saat ini. Pengembangan terhadap gasifikasi tersebut mulai dari desain reaktor, sistem cleaning syn-gas beserta cara penentuan parameter operasi untuk mendapatkan performa reaktor gasifikasi yang lebih baik. Salah satu parameter penting dalam proses gasifikasi adalah perbandingan udara aktual terhadap jumlah bahan bakar disebut udara Air Fuel Rasio (AFR). Dalam proses gasifikasi jika AFR yang tidak sesuai akan menimbulkan berbagai persoalan. Misalnya saat AFR terlalu besar maka semakin memperkaya komposisi CO2 dan H2O karena pembakaran semakin mendekati pembakaran sempurna. Sedangkan apabila AFR terlalu kecil maka produk arang yang dihasilkan makin meningkat, jumlah produksi gas yang menjadi sedikit dan panas kalor dihasilkan juga makin rendah, hal ini dipengaruhi oleh jumlah udara yang disuplai yang minimum. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian bagaimana pengaruh suplai udara terhadap proses gasifikasi tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui nyala api terbaik, nyala api efektif dari proses gasifikasi, jumlah komsumsi bahan bakar dan distribusi suhu sepanjang reaktor selama proses pengujian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan reaktor gasifikasi biomassa tipe downdraft sistem batch dari bahan bakar tongkol jagung yang memiliki nilai kadar air sebesar 12%. Untuk mendapatkan hasil penelitian dilakukan tiga perbedaan variasi kecepatan udara masing-masing 15m/s; 10m/s dam 5m/s melalui pengaturan bukaan katup yang terpasang pada pipa nozzle menggunakan alat ukur anomometer digital udara reaktor gasifikasi. Hasil Penelitian menunjukkan hasil analisis berupa Air Fuel Rasio (AFR) aktual berturut-turut 1,6; 1,8 dan 1,1. Dengan Equivalen Rasio (ER) dari setiap pengujian adalah 0,22; 0,25 dan 0,15. Selanjutnya nyala api terbaik diperoleh pada AFR 1.8 dengan Equivalen Rasio 0,25 yang indikasikan dengan nyala api yang kebiruan. Sedangkan total lama operasi proses gasifikasi mulai terjadi nyala api sampai dengan nyala api tersebut padam didapatkan pada pengujian ketiga yaitu 361 menit untuk bakan bakar 5 kg.
UJI KINERJA MESIN DIESEL GENERATOR MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR MODE SISTEM DUAL FUEL SOLAR DAN SYNGAS HASIL GASIFIKASI DARI TONGKOL JAGUNG Romi Djafar; Agus Susanto Ginting
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 7 No 2 (2019): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.534 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v7i2.388

Abstract

Saat ini ketersediaan bakar fosil semakin langka serta harganya semakin meningkat sehingga dibutuhkan sumber energi alternatif yang sifatnya dapat diperbaharui. Sumber energi alternatif seperti biomasa dapat dikonversi menjadi syngas melalui proses gasifikasi untuk bebrbagai keperluan misal Internal combustion engine (ICE). Pada penelitian ini dilakukan aplikasi syngas reaktor downdraft dari bahan bakar tongkol jagung untuk mesin diesel generator set. Tujuan penelitian adalah mengetahui performa reaktor gasifikasi, performa mesin diesel, dan mengetahui jumlah bahan bakar solar yang tergantikan dengan adanya penambahan syngas. Untuk mendapatkan hasil penelitian maka produser gas dilewatkan melalui saluran inlet gas analizer yang beroperasi secara real time kemudian keluar menuju intake manifold mesin diesel. Adapun variasi pembebanan yang dilakukan adalah 200-2000 Watt pada interval 200 Watt dengan kecepatan konstan mesin diesel sebesar 1500 rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen syngas yang dihasilkan masing-masing kosentrasi adalah O2 (10,2-26,7%), H2 (7,9-13,6%), CH4 (6,6-19,5%), CO (9,2-16,5%), CO2 (6,3-14,5%).dan N2 (59.8-43.3%). Efisiensi gas dingin gasifikasi diperoleh sebesar 35.5% dengan komsumsi bahan bakar sebesar 1.22 kg/jam.kW. Sedangkan jumlah bahan bakar solar yang tergantikan dengan adanya penambahan syngas yaitu sebesar 47.4%. Secara menyeluruh efisiensi total sistem diperoleh sebesar 10.8%. Kata Kunci: Reaktor, Dual Fuel, Syngas. Efisiensi
PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF KOMPOR YANG RAMAH LINGKUNGAN Andi Kusnadi; Romi Djafar; Mustofa Mustofa
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 5 No 2 (2020): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v5i2.681

Abstract

Saat ini telah ada beberapa orang atau kelompok masyarakat yang telah memanfaatkan oli bekas sebagai bahan bakar. Namun pemanfaatan ini hanya untuk penggunaan pengerjaan tertentu bukan untuk kalangan umum, seperti untuk bahan bakar pembakaran Batu Gamping, dan Peleburan Aluminium. Minimnya pemanfaatan ini akan mengakibatkan jumlah oli bekas akan terus bertambah dan membuat oli bekas ini menjadi bahan yang rawan untuk mencemari lingkungan.Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan melakukan penelitian dengan metode studi pustaka, dengan judul “Pemanfaatan Limbah Oli sebagai Bahan Bakar Kompor Alternatif Ramah Lingkungan”. Karakteristik limbah oli yang paling bagus untuk dijadikan bahan bakar kompor alternatif adalah yang memiliki viskositas terendah (10,58 cts) sebagai hasil pemanasan hingga suhu 1000C dimana oli bekas relatif telah berubah menjadi agak cair sehingga nantinya oli bekas tersebut mudah untuk didorong menuju ke mulut bakar kompor alternatif menggunakan tekanan udara. Tinggi lidah api yang dihasilkan pada pembakaran oli bekas > 25 cm dengan suhu > 222,20C dengan nilai energi kalor terbesar 3,735 kal/detiknya. Nilai efisiensi oli bekas tertinggi yang tercapai adalah sebesar 4,94 %, yang apabila dibandingkan dengan efisiensi minyak tanah memang lebih kecil, namun apabila memasukkan variable keterdapatan oli bekas yang lebih melimpah dibandingkan dengan keterdapatan minyak tanah di masyarakat, penggunaan oli bekas menjadi sebuah bahan bakar kompor alternatif akan tetap lebih hemat biaya daripada menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya.