Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PHYSICAL PROPERTIES OF MEMBRAMO, SUPERWIN, AND CIMELATI RICES Mustofa Mustofa
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 8 No 2 (2020): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtech.v8i2.606

Abstract

Determination of the physical properties of rice is intended to facilitate the processing and handling to produce final product with best quality. These properties include geometry, surface area, volume, density, bulk density, porosity, and angle of repose. Determination of the physical properties of rice in terms of geometry is carried out by measuring length (L), width (W), and thickness (T). The measurement of these parameters uses a digital caliper with an accuracy of 0.01 mm. The volume of rice can be determined based on dimensional parameters. Density, bulk density and porosity of rice were determined by measuring its mass using a digital scale with an accuracy of 0.001 gr and based on the determination of the volume. Angle of repose is determined by spilling rice on the flat surface of a container so that the height (h) of the pile of rice and the diameter (D) is known. Based on the research results, it is known that the geometry of Membramo, Superwin, and Cimelati rices does not have a significant difference, in fact there are similarities in the eccentricity aspect, where all three have the same value, namely 0.96. The average surface area value of Cimelati rice is greater than that of Membramo and Superwin rice, as well as its volume. The average of surface area and volume of Cimelati rice were 23.89 mm2 and 13.41 mm3, respectively. Meanwhile, Superwin rice has the largest individual and bulk densities, 1.42 gr/cm3 and 0.80 gr/cm3, respectively. In addition, Superwin and Cimelati rices have the lowest porosity and angle of repose, namely 40.69% and 26.59o.
Sosialisasi dan Pendampingan Penggunaan Gaulmi 3 in 1 di Desa Bubaa, Kec. Paguyaman Pantai, Gorontalo Mustofa Mustofa; Moh. Fikri Pomalingo; Agus Susanto Ginting
Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jpmwp.v5i1.2642

Abstract

Masyarakat di Desa Bubaa umumnya masih menggunakan tugal tradisional saat menanam jagung. Hal ini berpengaruh pada penggunaan biaya, tenaga, dan waktu yang besar jika lahan yang ditanami jagung merupakan lahan miring. Program Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pe­ngetahu­an kepada masyarakat akan pentingnya teknologi pertanian melalui sentuhan alat-alat teknologi tepat guna, seperti alat Gaulmi 3 in 1. Program pengabdian dilakukan dengan cara sosialisasi dan pelatihan tentang alat Tugal Gaulmi 3 in 1. Alat ini merupakan tugal yang digunakan untuk menanam jagung, khususnya di lahan miring dengan sistem kerja 3T (Tancap, Taruh, Timbun). Sosialisasi dan pelatihan tentang alat ini dilaksana­kan di Desa Bubaa, Kecamatan Paguyaman Pantai, Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa dan diikuti oleh masyarakat berjumlah 25 orang. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah sosialisasi dan pelatihan penggunaan alat Tugal Gaulmi 3 in 1. Hasil kegiatan menunjukkan adanya antusias masyarakat untuk meningkatkan hasil produksi pertanian melalui pemanfaatan teknologi tepat guna, terkhusus alat Gaulmi 3 in 1 yang digunakan untuk menanam jagung. Alat ini mempunyai keunggulan dalam kemudahan dalam penggunaan karena tidak membutuhkan pengaturan yang rumit. Ketersediaan buku panduan tata cara penggunaan alat memungkinkan masyarakat mudah menerap­kannya.
RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN “POHON SAYUR” DENGAN SISTEM PERTANIAN VERTIKAL UNTUK SAYUR ORGANIK Agus S Ginting; Moh F Pomalingo; Mustofa Mustofa; Devitta P Mohidin
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 3 No 1 (2018): Jurnal JTPG (April)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v3i1.164

Abstract

Sistim pertanian vertikal atau bisa disebut juga dengan Vertikultur merupakan sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat baik dilakukan di dalam ruangan (indoor) atau di luar ruangan (outdoor). Sistem pertanian ini merupakan cara untuk mensiasati keterbatasan lahan. Tanaman yang akan dibudidayakan pada penelitian ini adalah tanaman kangkung.Pada penelitian ini dilakukan rancang bangun dan pengujian pertanian vertikal dengan konstruksi seperti pohon dengan nama Pohon Sayur. Pertumbuhan kangkung pada sistem pohon sayur dibandingkan dengan pertumbuhan kangkung yang ditanam secara horizontal dengan luasan yang sama sebagai kontrol. Hasil penelitan menunjukkan struktur pohon sayur mampu berkerja dengan baik. Poros penyangga sebagai penahan beban yang terdiri dari 24 percabangan mampu menahan beban secara keseluruhan. Perbandingan pertumbuhan tanaman menunjukkan bahwa berat total kangkung pada pohon sayur menunjukkan hasil yang lebih besar. Pohon sayur menghasilkan berat 1885,3 gr dan kontrol 1741,2gr. Pada tinggi batang, terjadi hal sebaliknya dimana kontrol mempunyai tinggiyang dapat mencapai 27,1cm sedangkan pada pohon sayur tanaman tertinggi sebesar 22,6 cm. Perbedaan berat ini disebabkan diameter batang rata-rata pada pohon sayur yang lebih besar dibandingkan diamater batang pada kontrol dimana diameter rata-rata batang pada pohon sayur dapat mencapai 0,31cm sedangkan pada kontrol mencapai 0,25 cm.Kata kunci : Vertikultur, Pohon Sayur, Kangkung
RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN ALAT PENGADUK DODOL admin admin; Mustofa Mustofa; Sjahril Botutihe
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 4 No 1 (2019): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v4i1.340

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian yang didasarkan pada teknologi tepat guna yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam peningkatan kualitas dan kuantitas produk-produk makan ringan, khususnya dodol. Dalam penelitian ini dirancang sebuah alat/mesin pengaduk yang digerakkan dengan motor penggerak. Besarnya daya yang digunakan untuk menggerakkan pengaduk merupakan variabel tetap, termasuk juga putaran pengadukan. Sementara api yang digunakan untuk memasak dodol berasal dari gas LPG. Penelitian ini juga merupakan sebagai awal untuk penelitian selanjutnya tentang pengembangan alat pengaduk dodol. Fokus kajian dalam penelitian membandingkan produk dodol yang dihasilkan dari alat dalam penelitian ini dengan yang dihasilkan secara tradisional. Inidikator perbandingan yang menjadi kajian adalah waktu yang diperlukan selama pemasakan dodol dan kualitas dodol yang dihasilkan meliputi tekstur, rasa dan aroma. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pemebuatan dodol menggunakan mesin memerlukan waktu selama 101 menit, yakni 38 menit lebih cepat dibandingkan secara tradisional. Selain itu, kualitas dodol yang dihasilkan menggunakan mesin memiliki tekstur yang kenyal, lebih coklat dan memiliki aroma dan rasa yang tinggi.
PENENTUAN SIFAT FISIK KENTANG (Solanum tuberosum L.): SPHERICITY, LUAS PERMUKAAN VOLUME DAN DENSITAS Mustofa Mustofa
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 4 No 2 (2019): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v4i2.457

Abstract

Kentang merupakan salah satu bahan produk pertanian yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dengan berbagai olahan. Kualitas kentang ditentukan berdasarkan karakteristik fisik, mekanik dan kimia yang berkaitan dengan komposisinya. Karakteristik fisik merupakan aspek penting dalam penanganan bahan pertanian seperti pemisahan, grading, pengangkutan, penyimpanan dan pengolahan. Penanganan dan pengolahan kentang bergantung pada sifat-sifatnya. Disamping itu, sifat fisik bahan pertanian juga merupakan faktor penting dalam perancangan suatu alat pengolahannya. Hal ini berkaitan dengan ukuran dan bentuk, volume, densitas, dan sifat-sifat fisik lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui beberapa sifat fisik kentang. Penentuan ukuran dan bentuk seperti sphericity yang dapat diukur menggunakan jangka sorong dan beberapa persamaan matematis. Sedangkan volume dan densitasnya diukur menggunakan gelas kimia dan penentuan massa dari suatu bahan serta menggunakan persamaan matematis umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kentang memiliki sphericity, luas permukaan, volume, dan densitas masing-masing adalah 0,86, 27,75 cm2, 118,40 cm3, dan 1,01 gr/mL. Perbedaan volume menghasilkan perbedaan densitasnya dimana densitas kentang untuk volume yang berbeda masing-masing adalah 1,01 g.cm-3 dan 1,08 g.cm-3. Oleh karena itu, perancangan suatu alat dalam penanganan dan pengolahan kentang harus didasarkan pada sifat dan karakteristik dari kentang tersebut
DESAIN KONSTRUKSI MEDIA PENGERING GABAH PADI ALTERNATIF SEMI-OTOMATIS Andika Kaharu; Burhan Liputo; Mustofa Mustofa
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 5 No 2 (2020): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v5i2.677

Abstract

Salah satu proses penting dalam pasca panen padi adalah pengeringan. Pengeringan ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air, mencegah fermentasi atau pertumbuhan jamur dan memperlambat perubahan kimia pada makanan. Selama pengeringan, dua proses terjadi secara simultan yaitu perpindahan panas ke produk dari sumber pemanas dan perpindahan massa uap air dari bagian dalam produk ke permukaan dan dari permukaan ke udara sekitar. Tujuan penelitian ini adalah membuat konsep rancangan konstruksi alat pengering gabah padi dan membuat desain ruang pengering gabah. Penelitian ini menganalisis suatu konstruksi alat berdasarkan sistem kerja alat, material yang digunakan dan dimensi alat pengering. Analisis ini dilakukan berdasarkan desain setiap komponen yang dibuat dalam alat pengering gabah padi. Komponen tersebut meliputi cover (penutup wadah), alas wadah, pengukur suhu, roda gigi, gear box, motor AC, dan panel switch. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa untuk desain wadah penampung terbuat dari besi plat tipis dengan ketebalan 0,4 cm dengan luas 80x70 cm. Dimensi ukuran wadah penampung mampu menampung gabah sebanyak 5 kg. Berdasarkan analisis ini diharapkan menjadi dasar dalam pembuatan alat pengering gabah padi yang sesuai dengan kebutuhan.
PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF KOMPOR YANG RAMAH LINGKUNGAN Andi Kusnadi; Romi Djafar; Mustofa Mustofa
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 5 No 2 (2020): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v5i2.681

Abstract

Saat ini telah ada beberapa orang atau kelompok masyarakat yang telah memanfaatkan oli bekas sebagai bahan bakar. Namun pemanfaatan ini hanya untuk penggunaan pengerjaan tertentu bukan untuk kalangan umum, seperti untuk bahan bakar pembakaran Batu Gamping, dan Peleburan Aluminium. Minimnya pemanfaatan ini akan mengakibatkan jumlah oli bekas akan terus bertambah dan membuat oli bekas ini menjadi bahan yang rawan untuk mencemari lingkungan.Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan melakukan penelitian dengan metode studi pustaka, dengan judul “Pemanfaatan Limbah Oli sebagai Bahan Bakar Kompor Alternatif Ramah Lingkungan”. Karakteristik limbah oli yang paling bagus untuk dijadikan bahan bakar kompor alternatif adalah yang memiliki viskositas terendah (10,58 cts) sebagai hasil pemanasan hingga suhu 1000C dimana oli bekas relatif telah berubah menjadi agak cair sehingga nantinya oli bekas tersebut mudah untuk didorong menuju ke mulut bakar kompor alternatif menggunakan tekanan udara. Tinggi lidah api yang dihasilkan pada pembakaran oli bekas > 25 cm dengan suhu > 222,20C dengan nilai energi kalor terbesar 3,735 kal/detiknya. Nilai efisiensi oli bekas tertinggi yang tercapai adalah sebesar 4,94 %, yang apabila dibandingkan dengan efisiensi minyak tanah memang lebih kecil, namun apabila memasukkan variable keterdapatan oli bekas yang lebih melimpah dibandingkan dengan keterdapatan minyak tanah di masyarakat, penggunaan oli bekas menjadi sebuah bahan bakar kompor alternatif akan tetap lebih hemat biaya daripada menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya.
Studi Kinerja Mesin Pemotong Bambu Mustofa M
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 6 No 1 (2021): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v6i1.742

Abstract

Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas dibatangnya yang setiap tahunnya banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Gorontalo. Pemanfaatan bambu tentunya tidak terlepas dari proses pengolahan, terutama pemotongan. Proses ini menuntut adanya peralatan atau mesin yang dapat digunakan untuk keperluan pemotongan dalam skala yang besar. Hal ini karena proses pemotongan bambu di Gorontalo secara umum dilakukan dengan cara manual. Penelitian ini merupakan studi literatur untuk menentukan indikator-indikator yang dapat diterapkan dalam pembuatan mesin pemotong bambu. Dengan demikian akan dihasilkan mesin/alat pemotong bambu yang efisien. Studi litertur pada penelitian ini menggunakan beberapa sumber dari artikel atau jurnal sebagai dasar kajian. Hasil penilitian menunjukkan bahwa penggunaan mesin pemotong bambu dapat meningkatkan produktivitas. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dari efisiensi waktu yang digunakan lebih sedikit dibandingkan dengan pemotongan bambu secara manual. Penggunaan mesin pemotong bambu dapat mereduksi waktu kerja sekitar 82-84%. Untuk memaksimalkan penggunaan mesin pemotong bambu maka perlu adanya modifikasi alat/mesin yang mempertimbangkan beberapa aspek seperti sistem kerja otomatis melalui bantuan software dan sensor, perancangan alat/mesin disesuaikan dengan postur tubuh para pekerja, dan penggunaan penutup mata pisau atau gurinda.
Destilasi Bioetanol dari Nira Aren dengan Variasi Waktu Pengadukan pada Proses Fermentasi Andika Latara; Mustofa Mustofa; Sjahril Botutihe
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 6 No 2 (2021): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v6i2.809

Abstract

Bioetanol merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor menggantikan bensin dan pertalite. Bioetanol umumnya diperoleh dari produk-produk pertanian, baik yang berupa padatan seperti dari ubi-ubian atau produk cair seperti nira nipah atau nira aren. Produksi bioetanol umumnya dilakukan dengan metode destilasi dengan memanfaatkan perbedaan titik didih antara zat yang akan dipisahkan, dalam hal ini etanol dan air. Sebelum proses destilasi, bahan sumber bioetanol dilakukan proses fermentasi dengan bantuan ragi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kadar alkohol dari bioetanol yang dihasilkan dengan perbedaan waktu pengadukan selama fermentasi. Produksi bioetanol pada penelitian ini dilakukan melalui serangkaian tahapan kegiatan meliputi pasteurisasi, fermentasi, dan destilasi. Proses fermentasi bioetanol berlangsung selama 3 hari setelah proses pasteurisasi. Selama fermentasi, air nira diaduk dengan dua variasi waktu pengadukan yang berbeda, yaitu 3 menit dan 6 menit setiap 6 jam sekali. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat destilasi, kompor gas, pH meter, termometer, alkohol meter, pompa air, air pendingin, nira aren, ragi dan gas LPG. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa semakin lama waktu pengadukan saat fermentasi dapat meningkatkan kadar alkohol dari bioetanol yang dihasilkan. Proses pengadukan selama 3 menit menghasilkan bioetanol dengan kadar alkohol 49%, sedangkan peningkatan waktu pengadukan menjadi 6 menit berkontribusi pada peningkatan kadar alkohol menjadi 55%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa waktu pengadukan saat fermentasi bioetanol memiliki peran dalam peningkatan kualitas etanol yang dihasilkan.
PENGEMBANGAN PRODUKSI VCO (VIRGIN COCONUT OIL) UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA MELALUI SENTUHAN TTG (TEKNOLOGI TEPAT GUNA) DI DESA BUNTULIA BARAT, KEC. DUHIADAA KABUPATEN POHUWATO PROVINSI GORONTALO Evi S. Antu; Mustofa Mustofa
Jurnal Abdimas Gorontalo (JAG) Vol 2 No 2 (2019): Jurnal Abdimas Gorontalo (JAG), November 2019
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jag.v2i2.366

Abstract

Desa Buntulia Barat Kecamatan Duhiadaa merupakan wilayah dengan tanaman kelapa yang cukup banyak. Lahan yang ditanami tanaman kelapa cukup luas, tetapi selama ini kelapa hanya diproduksi sebagai bahan baku pembuatan kopra saja. Setelah mengadakan survei tim PkM Politeknik Gorontalo memutuskan memilih masyarakat sasaran untuk program penyuluhan pembuatan Virgin coconout oil dengan setuhan alat TTG adalah warga di Desa Buntulia Barat Kecamatan Duhiadaa. Hasil dari pelaksanaan pada kegiatan PkM sebagai berikut: (1) Jumlah peserta mencapai 20 orang yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan beberapa orang aparat desa; (2) Peserta mendengarkan materi dengan seksama, dan memberikan respon dengan baik. Peserta sangat antusias dan mereka sangat tertarik dengan alat TTG yang dipresentasikan. Apalagi setelah mengetahui fungsi dari VCO yang sangat baik untuk kesehatan; (3) Selama ini, masyarakat desa Buntulia Barat mengolah kelapa lebih ke produksi minyak kelapa kampung dari pada VCO. Setelah mendengarkan penyuluhan tentang manfaat VCO bagi kesehatan maka masyarakat khususnya peserta dari kegiatan PkM sangat berantusias untuk mengolah kelapa menjadi VCO, khususnya melalui penerapan TTG.