Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMAHAMAN DAN MINAT MASYARAKAT PETANI LADA BANGKA BELITUNG TERHADAP PENERAPAN SISTEM RESI GUDANG Rahmat Ilyas; Alwan Sobari
Scientia: Jurnal Hasil Penelitian Vol 5 No 1 (2020): Scientia
Publisher : LP2M IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/sci.v5i1.1342

Abstract

Salah satu upaya menghadapi persaingan global adalah dengan menerbitkan instrumen baru dalam bidang pembiayaan perdagangan dan pengelolaan stok nasional, sehingga harga barang yang ditawarkan dapat bersaing di pasar global. Sistem pembiayaan perdagangan tersebut harus dapat diakses setiap waktu oleh setiap pelaku usaha, terutama pengusaha kecil dan petani kecil, yang selama ini masih terbentur masalah kesulitan permodalan dan keterbatasan jaminan kredit. SRG merupakan salah satu instrumen penting dan efektif dalam sistem pembiayaan perdagangan. SRG dapat memfasilitasi pemberian kredit bagi dunia usaha dengan agunan inventori atau barang yang disimpan di gudang. SRG juga bermanfaat dalam menstabilkan harga pasar dengan memfasilitasi cara penjualan yang dapat dilakukan sepanjang tahun. Penelitian ini mencoba melihat dan mengkaji sejauh mana tingkat pemahaman serta minat masyarakat khususnya petani lada di bangka belitung teradap SRG yang sudah berkembang saat ini. Dijadikannya masyarakat petani lada bangka Belitung sebagai salah objek penelitan karena petani Bangka Belitung merupakan petani dengan penghasilan komoditas lada yang cukup besar. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Populasi yang dijadikan dalam penelitian ini adalah masyarakat petani lada yang berada di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, jumlah sampel dalam penelitian adalah sebesar 397 responden. Teknik atau cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk Kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat petani lada Bangka Belitung terhadap sistim resi gudang adalah tergolong rendah, hal ini dilihat dengan hasil jawaban responden 70,3 % (279 responden) responden tergolong rendah, 27,5 % (109 responden) tingkat pemahamannya sedang dan 2,3% (9 responden) responden yang masuk kategori tinggi. Begitu juga dengan minat petani lada Bangka belitung terhadap sistem resi gudang juga tergolong rendah, dari 397 responden sebanyak 58,7 % (233 responden) responden tergolong rendah, 34,5 % (137 responden) tingkat minatnya sedang dan 6,8 % (27 responden) responden yang masuk kategori minat yang tinggi. Kata Kunci : ,
PROSES PENGAJUAN PERMOHONAN DUPLIKAT BUKU NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) Alwan Sobari; Sugeng Sugeng; Piki Ardiansyah; Ananta Ananta; Rahma Febri Ayu; Intan Juita; Dimas Saputra
ISLAMITSCH FAMILIERECHT JOURNAL Vol 4 No 1 (2023): Islamitsch Familierecht Journal
Publisher : Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/ifj.v4i1.3936

Abstract

Perkawinan yang tercatat merupakan perkawinan yang sah dan diakui keabsahannya menurut hukum agama dan hukum negara. Perkawinan tersebut harus dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah yang berada di setiap Kantor Urusan Agama (KUA) pada setiap kecamatan. Pencatatan perkawinan dilakukan sebagai bentuk legalitas hukum bagi setiap orang yang telah menikah. Pernikahan yang telah dicatat dapat dibuktikan dengan adanya kutipan akta nikah/buku nikah yang diserahkan oleh Pegawai Pencatat Nikah kepada setiap mempelai suami dan istri sesaat setelah dilangsungkannya perkawinan. Buku nikah tersebut harus disimpan dengan baik oleh suami ataupun istri agar tidak terjadi kerusakan atau bahkan hilang. Sebab keberadaan buku nikah sangat vital dalam sistem administrasi kependudukan di Indonesia. Kenyataannya, banyak masyarakat yang belum begitu menyadari pentingnya keberadaan buku nikah tersebut. Sehingga buku nikah tersebut rusak atau bahkan hilang. Ketika terjadi kehilangan buku nikah tersebut, tak sedikit dari masyarakat yang tidak memperdulikan bahkan acuh tak acuh serta tidak segera mengurus kehilangan buku tersebut. Di samping itu, banyak masyarakat yang enggan mengurus kerusakan atau kehilangan buku nikah dikarenakan proses pengurusannya yang dianggap rumit dan memakan waktu yang cukup lama. Tulisan ini akan membahas mengenai proses permohonan penerbitan duplikat buku nikah di Kantor Urusan Agama bagi masyarakat yang buku nikahnya rusak atau hilang.