Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hasil tangkapan bubu pada terumbu karang alami dan terumbu karang buatan di Perairan Barru Kabupaten Barru Syatir Suaib; Salman Salman
Agrokompleks Vol 19 No 2 (2019): Agrokompleks Edisi Juni
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v19i2.109

Abstract

Untuk mengganti daerah-daerah karang yang telah rusak dilakukan langkah-langkah penanggulangan dengan membuat karang buatan. Keberhasilan suatu karang buatan ditentukan oleh struktur ukuran dan jumlah ikan yang menghuni terumbu tersebut. Penelitian ini telah dilaksananakan dari bulan (Mei-Juli 2018 pemasangan terumbu buatan, Agustus-November 2018 pengeoperasian alat tangkap bubu).Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apakah terumbu karang tersebut layak digunakan, dengan melakukan analisis hasil tangkapan bubu dasar pada terumbu karang alami dan terumbu karang buatan.Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus pada terumbu karang alami dan terumbu karang buatan berdasarkan pengamatan langsung di lapangan dengan cara menganalisis hasil tangkapan yang dominan antara terumbu karang alami dengan terumbu karang buatan dilihat dari jumlah dan struktur ukuran populasi. Pada terumbu karang alami dan buatan dipasang alat tangkap bubu dasar masing-masing 2 unit. Hasil penelitian menunjukkan tiga struktur ukuran yaitu; ukuran kecil, sedang dan besar dengan rincian sebagai berikut; ukuran kecil 9,00-17,66 cm, ukuran sedang 17,66-26,33 cm dan ukuran besar 26,33-35,00 cm ang diperoleh dari hasil tangkapan pada dua jenis terumbu yaitu terumbu karang asli dan terumbu karang buatan. Hasil Tangkapan pada terumbu karang asli diperoleh ukuran kecil 49 ekor, ukuran sedang 33 ekor dan ukuran besar 17 ekor. Pada terumbu karang buatan diperoleh ukuran kecil 2 ekor, ukuran sedang 4 ekor dan ukuran besar 3 ekor.
POTENSI PEMANFAATAN ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DI KELURAHAN SAPOLOHE KABUPATEN BULUKUMBA Irwan Irwan; Syatir Suaib
TEKNIK HIDRO Vol 15, No 2 (2022): Teknik Hidro Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/th.v15i2.9164

Abstract

Gelombang laut merupakan salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang bernilai ekonomis, serta ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi dan mudah ditemukan di daerah pesisir pantai. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung seberapa besar potensi energi gelombang di Kelurahan Sapolohe Kabupaten Bulukumba yang bisa dimanfaatkan sebagai energi listrik.  Metode yang digunakan adalah metode hindcasting gelombang untuk menentukan tinggi gelombang dari input data kecepatan angin. Kemudian menggunakan metode analisis perhitungan energi mekanik gelombang untuk menentukan besar energi gelombangnya. Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan beberapa tahap yaitu (1)penentuan fetch gelombang, (2)penentuan tinggi gelombang (3)perhitungan energi gelombang. Hasil penelitian menunjukkan besar potensi energi gelombang dari arah tenggara berkisar 436,68 Joule/m2 sampai 2.432,23 Joule/m2, sedangkan gelombang dari arah selatan berkisar 1.574 Joule/m2 sampai  8.042,63 Joule/m2 dan gelombang dari arah barat daya berkisar 2.365,71 Joule/m2 sampai  28.676,62 Joule/m2. Disimpulkan bahwa energi gelombang yang berpotensi membangkitkan listrik di Kelurahan Sapolohe adalah energi gelombang yang datang dari tenggara, selatan dan barat daya. Potensi energi listrik terbesar yang bisa dibangkitkan adalah energi gelombang dari arah barat daya yang bisa mencapai 28.676,62 Joule/m2
Studi Pemanfaatan Energi Gelombang Laut Menjadi Energi Listrik di Pesisir Pantai Kabupaten Bulukumba Irwan Gani; Syatir Suaib; Irawan Alham
Jurnal Informasi, Sains dan Teknologi Vol. 5 No. 01 (2022): Juni: Jurnal Informasi Sains dan Teknologi
Publisher : Politeknik Negeri FakFak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/isaintek.v5i01.100

Abstract

Gelombang laut merupakan salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang bernilai ekonomis, serta ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi dan mudah ditemukan di daerah pesisir pantai. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung seberapa besar potensi energi gelombang di Kelurahan Sapolohe Kabupaten Bulukumba yang bisa dimanfaatkan sebagai energi listrik. Metode yang digunakan adalah metode hindcasting gelombang untuk menentukan tinggi gelombang dari input data kecepatan angin. Kemudian menggunakan metode analisis perhitungan energi mekanik gelombang untuk menentukan besar energi gelombangnya. Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan beberapa tahap yaitu (1)penentuan fetch gelombang, (2)penentuan tinggi gelombang (3)perhitungan energi gelombang. Hasil penelitian menunjukkan besar potensi energi gelombang dari arah tenggara berkisar 436,68 Joule/m2 sampai 2.432,23 Joule/m2, sedangkan gelombang dari arah selatan berkisar 1.574 Joule/m2 sampai 8.042,63 Joule/m2 dan gelombang dari arah barat daya berkisar 2.365,71 Joule/m2 sampai 28.676,62 Joule/m2. Disimpulkan bahwa energi gelombang yang berpotensi membangkitkan listrik di Kelurahan Sapolohe adalah energi gelombang yang datang dari tenggara, selatan dan barat daya. Potensi energi listrik terbesar yang bisa dibangkitkan adalah energi gelombang dari arah barat daya yang bisa mencapai 28.676,62 Joule/m2
Study of Exploitation of Marine Ornamental Fish by Utilizing Artificial Reefs as A Solution for Coral Reef Rehabilitation in Barru Regency Syatir Suaib; Muh. Nadir
Indonesian Journal of Contemporary Multidisciplinary Research Vol. 2 No. 3 (2023): May, 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/modern.v2i3.4793

Abstract

This study aims to determine the diversity of marine ornamental fish species found in natural coral reefs and artificial reefs. This research is descriptive in nature, data collection was carried out by observation or direct observation in the field by catching using nets and sero every 4 days for three months at coral reef and artificial reef locations. The catch is recorded based on the location of the catch. In this study, an artificial reef was created with a concrete construction design in the form of rectangular blocks/boxes. The types of fish caught on natural coral reefs are the parrot fish in the Scaridae family, Triger fish in the Balistidae family, Titang fish in the Acanturidae family and Lepu fish in the Scorpaenidae family. Types of fish caught on artificial reefs are; Bracelet giru, Giru striped, waru flower, Sekar spurs, Lencan, Peperek, Tompel, Betok sebra and Triger
Konservasi mangrove sebagai Green Belt pelindung Pantai Talaka Kelurahan Talaka Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Irwan Gani; Syatir Suaib; Ahmad Aliffathur
JatiRenov: Jurnal Aplikasi Teknologi Rekayasa dan Inovasi Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jatirenov.v1i2.398

Abstract

Pesisir Kabupaten Pangkep dijadikan sebagai salah satu pusat kegiatan masyarakat seperti wisata pantai, pemukiman dan jalan. Pengeksploitasian sumber daya pesisir menyebabkan terjadinya penurunan ekosistem pesisir menjadi tak terkontrol. Hal ini mengakibatkan kerusakan ekosistem pantai. Proses akresi dan erosi yang berlangsung di daerah pantai menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai yang cenderung mengikis sedikit demi sedikit daratan di sekitar pantai.Mangrove tumbuh subur di garis pantai Kelurahan Talaka. Pantai dan sepanjang sungai Dusun Leppangeng telah menjadi hutan mangrove. Mayoritas mangrove yang tumbuh adalah jenis Rhzipora, Avicenna dan Nypa. Mangrove ini masih tebal dan tumbuh sepanjang sungai Leppangeng sekitar 2-4 kilometer. Telah dipahami secara luas bahwa ekosistem mangrove memegang peranan penting dalam memberikan jasa lingkungan sebagai pendukung utama kehidupan dan habitat biota laut penting seperti ikan, kepiting, kerang-kerangan dan lain-lain. Fungsi penting lainnya adalah melindungi pantai dari erosi/abrasi, intrusi air laut dan gelombang badai. Mitra pengabdian ini adalah masyarakat yang tinggal disekitar hutan mangrove di Dusun Leppangeng. Mereka bermata pencaharian sebagai petani tambak ikan bandeng dan nelayan rajungan. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi. Hasil Kegiatan pengabdian adalah menjadikan perwakilan masyarakat yang hadir paham akan fungsi mangrove sebagai green belt pelindung pantai.
Upaya penanggulangan kerusakan mangrove di pesisir pantai Dusun Empangnge Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Syatir Suaib; Irwan Gani; Nur Aulia Latief
JatiRenov: Jurnal Aplikasi Teknologi Rekayasa dan Inovasi Vol 2 No 1 (2023): Edisi Mei
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jatirenov.v2i1.572

Abstract

Salah satu permasalahan yang menjadi isu strategis dalam perencanaan tata ruang laut adalah perusakan mangrove dikarenakan pengalihfungsian lahan dari tidak terbangun menjadi terbangun. Pengalihfungsian tersebut akan merusak biota dan abiota dari lingkungan pesisir, tak terkecuali mangrove. Permasalahan yang dihadapi masyarakat di dusun Empangnge adalah pengikikisan (abrasi) pantai akibat gerusan gelombang laut, arus dan adanya sebagian masyarakat yang memanfaatkan mangrove sebagai bahan kayu bakar dan pondasi rumah. Hal ini tentunya berpengaruh langsung pada aktivitas masyarakat yang bermukim di sekitar pesisir pantai. Pengaruh itu dapat berupa sempitnya lahan di sekitar pantai, terendamnya prasarana di pesisir pantai. Tujuan pelaksanaan pengabdian ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Dusun Empangnge Kecamatan Mandalle tentang bagaimana cara menanggulangi kerusakan mangrove. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November tahun 2022, di Dusun Empangnge Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah ceramah dan diskusi. Kegiatan pengabdian ini menjadikan perwakilan masyarakat yang hadir paham akan fungsi hutan mangrove sebagai peredam gelombang dan badai, tanpa adanya mangrove maka gelombang maupun badai akan menerpa pantai yang akan berakibat abrasi pantai. Masyarakat yang hadir antusias dan termotivasi untuk membentuk lembaga kecil yang bertugas mengawal dan mengkoordinasikan upaya konservasi mangrove di Dusun Empangnge Kecamatan Mandalle.