Restu Monika Ulindari
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Aktivitas Air Rebusan Beberapa Kulit Jeruk (Citrus spp) untuk Menekan Pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides pada Tanaman Buah Naga secara In Vitro Eri Sulyanti; Yaherwandi Yaherwandi; Restu Monika Ulindari
Jurnal Proteksi Tanaman Vol 3 No 2 (2019): December 2019
Publisher : Plant Protection Departement, Faculty of Agriculture, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.973 KB) | DOI: 10.25077/jpt.3.2.56-64.2019

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan air rebusan kulit jeruk yang efektif dalam menekan pertumbuhan patogen Colletotrichum gloeosporioides penz. & Sacc. penyebab penyakit antraknosa pada tanaman buah naga (Hycoleceurus polyrhizus, L.) secara in vitro. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu petani dalam mengendalikan penyakit antraknosa pada tanaman buah naga, serta mampu mempertahankan kualitas dan kuantitas dalam memproduksi buah naga. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas dengan Rancangan Acak Lengkap, 6 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuannya adalah air rebusan dari beberapa kulit jenis jeruk dengan konsentrasi 5 g/100 ml, diantaranya: A = Tanpa perlakuan (kontrol); B = Kulit jeruk purut (Citrus histrix DC); C = Kulit jeruk manis (Citrus sinensis L.); D = Kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia); E = Kulit jeruk kasturi(Citrus madurensis Lour.) ; F = Pestisida berbahan aktif (tebukonazol, dengan dosis anjuran 2 g/100 ml, sebagai pembanding). Data yang diperoleh dianalisis secara sidik ragam (uji F) dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan (Least Significance Different) LSD pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perlakuan beberapa kulit jeruk dapat menekan pertumbuhan jamur C. gloeosporioides in vitro. Perlakuan air rebusan kulit jeruk manis adalah yang paling baik dengan efektivitas penekanan: luas koloni 76,86%, jumlah konidia 94,58%, dan daya perkecambahan konidia 38,18%. Namun efektivitasnya masih rendah jika dibandingkan dengan penggunaan pestisida berbahan aktif tebukonazol lebih efektif 100%.