Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Rehabilitasi Tebing Sungai Guo Akibat Banjir Bandang di Area Bypass Kota Padang Nurhamidah Nurhamidah; Ahmad Junaidi; Rudy Ferial; Masril Syukur; Anisa Salsabila M
Warta Pengabdian Andalas Vol 28 No 4 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.28.4.443-449.2021

Abstract

After an earthquake hit the West Sumatra Province in 2009, Padang, as the provincial capital, moved the centre of its government activities to Bypass. Following the government's relocation, the community also moved to the Bypass area. Gradually this caused the area, which was initially a rain catchment area, to turn into a residential and office area. The loss of rain catchment areas increases the amount of runoff drastically. On August 18, 2021, the flood incident was also the cause of flash floods that hit many areas in Padang City, one of which was the Guo River area. The impact of this flood destroyed the cliffs of the Guo River. The cliffs were damaged due to sediment carried from upstream of the Guo River in the form of large rocks and the swift flow of water hitting the cliff walls of the Guo River. Not only destroying the cliff walls but also the access roads around the upper reaches of the Guo River. Therefore, Andalas University and the Guo River community members carried out rehabilitation activities for the Guo River. It was started by survey activity of the level of damage from the collapsed cliff. This was followed by sustainable planning related to the rehabilitation of the cliffs of the Guo River area and planned activities to be carried out to increase and develop it's potential as a natural tourist attraction.
MODEL FISIK ARAH ALIRAN GELOMBANG TSUNAMI DI DAERAH PURUS DAN ULAK KARANG PADANG Darwizal Daoed; Muhamad Dwiko Febriansyah; Masril Syukur
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 9, No 2 (2013)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (919.893 KB) | DOI: 10.25077/jrs.9.2.20-30.2013

Abstract

Gelombang besar atau tsunami merupakan gelombang yang dibangkitkan secara tektonik akibat pergeseran lempeng di laut. Dampaknya sangat besar bila gelombang ini merambat ke pantai, sebagai contoh peristiwa di Aceh dan Papua. Hal yang serupa ada kemungkinan terjadi di Sumatera, karena daerah ini mempunyai sesar di laut dan di daratan. Upaya mengurangi dampaknya ke pantai, perlu dilakukan, salah satunya simulasi secara fisik untuk dapat memprediksi dan melihat seberapa jauh dampak gelombang besar (tsunami) pada suatu lokasi. Secara teoritis sudah ada prediksi para ahli, tetapi tidak mencerminkan yang sesungguhnya. Dimana faktor karakteristik pantai, kedalaman laut, serta muara sungai sangat dominan mempengaruhi perilaku gelombang ke pantai. Pada tahap pertama lokasi daerah Purus dan Ulak Karang sekitarnya sebagai objek penelitian. Model dibuat dengan meniru bentuk asli dilapangan dengan melakukan beberapa penyederhanaan. Simulasi ombak (gelombang) dan banjir dilakukan dengan menumpahkan air dengan debit tertentu dan ketinggian tertentu (minimum tiga variasi masing-masingnya). Selanjutnya diamati dampak yang terjadi pada daerah daratan dengan mengukur kedalaman serta luasnya genangan (inundation). Dari penelitian ini diperoleh pada daerah Purus, yaitu jalan Raden Saleh (jalur evakuasi) tidak aman untuk dilewati pada simulasi gelombang sedang dan besar. Dimana aliran air relatif lebih cepat dibanding daerah lainnya. Begitu pula untuk daerah dekat drainase/sungai aliran semakin cepat mengalir dan kedalaman lebih tinggi.Jarak tempuh dari pinggir ke daerah aman harus lebih kecil dari 20 menit dengan kecepatan lebih besar dari 5 km/jam. Dari semua perlakuan daerah aman berada 2,5 km dari pantai. Untuk mengurangi risiko terhadap bencana, maka perlu dilakukan kajian lanjutan terhadap tata letak bangunan, kanal, maupun breakwater sepanjang pantai serta kombinasinya. Keywords: model, aliran, genangan, tsunami,pantai, Padang
Aplikasi Geographic Information System (Gis) Nagari Koto Gadang : Tempat Kelahiran Tokoh Nasional Sebagai Pendukung Pariwisata Bukittinggi Surya Afnarius; Darwison Darwison; Masril Syukur; Eri Gas Ekaputra
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.422 KB)

Abstract

Nagari/Desa Koto Gadang merupakan salah satu nagari yang berada di Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam Sumatera Barat. Dulu Nagari ini begitu terkenal dan ramai dikunjungi wisatawan. Wisatawan-wisatawan yang berkunjung ke Kota Bukittinggi akan selalu mampir ke Nagari ini yang punya daya tarik wisata sejarah, yaitu tempat kelahiran beberapa tokoh nasional yang berpengaruh di Indonesia. Namun saat ini, Nagari ini sudah jarang dikunjungi wisatawan, sehingga Nagari ini menjadi sepi. Untuk itu, satu usaha untuk menarik wisatawan telah dilakukan, yaitu menyebarkan informasi potensi Nagari Koto Gadang ini sebagai tempat wisata sejarah melalui internet dalam bentuk pembangunan dan penerapan aplikasi Geographic Information System (GIS). Paper ini melaporkan pembangunan dan penerapan aplikasi GIS itu sebagai satu luaran penelitian dan pengabdian masyarakat di Nagari Koto Gadang. Tujuan penelitian dan pengabdian masyarakat ini adalah untuk membangun dan menerapkan Aplikasi GIS Nagari Koto Gadang : Tempat Kelahiran Tokoh Nasional. Aplikasi GIS ini dibangun dengan menggunakan metode waterfall yang terdiri dari tahapan analisis, perancangan, pengkodean dan pengujian. Bahasa pemrograman PHP dan Javascript digunakan untuk membangun aplikasi web GIS. PostgreSQL dengan ekstensi PostGIS digunakan sebagai basis data. Aplikasi GIS yang dihasilkan dalam penelitian dan pengabdian masyarakat ini diuji dengan menggunakan metode pengujian kotak hitam dan data pariwisata Nagari Koto Gadang. Hasil pengujian menunjukkan bahwa aplikasi GIS yang dibangun dan diterapkan itu telah sesuai dengan apa yang diharapkan.
Identifikasi Kerusakan pada Hulu Sungai Guo melalui Kegiatan Susur Sungai di Desa Guo Kuranji Nurhamidah Nurhamidah; Ahmad Junaidi; Rudy Ferial; Masril Syukur; Desry Fitria Marliana
Warta Pengabdian Andalas Vol 29 No 3 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.29.3.329-340.2022

Abstract

A river walkthrough is a river activity to see along the watershed, which is carried out to identify the condition of the Guo River and the upstream part of the watershed. The Guo River Walk is one of the community service activities of the Andalas University Research and Community Service Institute (LPPM). This activity was held on September 26, 2021, at the Guo River, Koto Tangah, Kuranji District, Padang City. This activity is also at the same time as World River Day tourism which is celebrated every September 27. The purpose of the river crossing activity, a community service activity, is to identify the type of damage, what factors cause the damage, and the impact caused by the damage to the Guo river and the upstream Guo watershed. This activity was carried out using desk research methods along the river and data analysis. After the Guo River Crossing activity, the community became aware and understood the importance of maintaining a sustainable river for their lives. The author also identified damage to the Guo River and the upstream Guo watershed, including deforested forests due to logging, damage to irrigation canals and river bank landslides due to flooding on August 18, 2021, in Padang. These damages need to be followed up by providing education on the importance of preserving forests for the community and rehabilitating damaged irrigation canals and riverbanks.
Kajian Kebutuhan SDM Arsitektur Indonesia dan Kelayakan Pendidikan Arsitektur Rudy Ferial; Vebryan Rhamadana; Masril Syukur; Ahmad Junaidi; Nurhamidah
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 12 No. 3 (2023): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v12i3.79

Abstract

Pemerintah memberikan perhatian terhadap Arsitek dengan mengesahkan Undang-Undang Arsitek No 6 Tahun 2017. Undang-Undang tersebut memberikan jaminan terhadap arsitek dan pengguna jasa arsitek. Meskipun demikian, peran arsitek masih sering digantikan atau bahkan dihilangkan. Kemajuan teknologi memungkinkan proses desain dilakukan oleh selain arsitek sehingga perannya semakin mudah digantikan. Fenomena tersebut memunculkan pertanyaan terkait relevansi profesi arsitek serta relevansi dan kelayakan pendidikan arsitektur. Tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan tersebut serta apa yang perlu diperhatikan oleh penyelenggara pendidikan. Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2020, Indonesia hanya memiliki 21.421 tenaga ahli arsitektur padahal kebutuhannya diperkirakan mencapai 200.000 orang. Paparan ini merupakan sebuah diskursi yang didapatkan melalui telaah Undang-Undang. Hasilnya mengarah pada pemahaman bahwa pendidikan arsitektur dituntut untuk meningkatkan kualitas lulusan dengan menekankan pengajaran pada aspek tersebut sehingga menegaskan peran arsitek yang sulit tergantikan. Perguruan tinggi perlu memiliki pandangan jauh kedepan karena berperan melahirkan calon arsitek yang berkarir pada 5 atau 10 tahun ke depan.
Development of Guo Tourism Village through the Restoration of Ba Atok Bridge as an Effort to Preserve Minangkabau Cultural Wisdom Nurhamidah Nurhamidah; Ahmad Junaidi; Rudy Ferial; Masril Syukur
Warta Pengabdian Andalas Vol 31 No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.31.2.403-410.2024

Abstract

Bridge infrastructure is critical in connecting one region with other areas separated by rivers or ravines. In Minangkabau, a type of bridge is built using the Ba Atok Bridge roof. This bridge structure is characterised by pointed roof-like buffalo horns, where the Minangkabau people are known as Gonjong. The remaining Ba Atok Bridge is located in Padang City, specifically in Guo Village, Jalan Lubuak Tampuruang, Kuranji Village, Kuranji District, Padang City, with a bridge length of 16 meters. The community needs the Ba Atok Bridge as a bridge to cross the river to gardens, schools, madrasas, mosques, and other villages. Its unique shape has charm, and this is one of the cultural heritage assets that must be maintained as a characteristic bridge between the nuances of traditional Minangkabau culture. Therefore, the Community Service Team of the Faculty of Engineering, Andalas University, is also collaborating with the Tourism Awareness Group (POKDARWIS), which also has the same initiative, namely carrying out bridge restoration with traditional Minangkabau cultural nuances. Restoration begins with identifying damage, discussing it with community groups, making an architectural design, submitting a proposal to Bank Nagari, and repairing the bridge's upper frame. The Ba Atokini bridge restoration activities impact crossing access and have become characteristic of the Guo Tourism Village, which POKDARWIS manages.