Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Proceeding Mercu Buana Conference on Industrial Engineering

Implementasi Kaizen Dalam Menurunkan Cacat Benang Belang pada PT. XYZ Hendri Pujianto; Fajar Pitarsi Dharma; Mokh. Afifuddin; Darmawan Hindardi; Fadhila Fadhila
Proceeding Mercu Buana Conference on Industrial Engineering Vol 4 (2022): RENEWABLE ENERGY TOWARD SUSTAINABILITY OF SUPPLY CHAINS IN THE I4.0 ERA
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses akhir pemintalan dapat dilakukan pada mesin ring spinning. Dalam kasus benang yang dibuat dengan mesin ring spinning terdapat cacat produksi yaitu benang belang. Data produksi pada bulan Mei 2022 PT XYZ unit spinning terdapat 1,25% cacat benang belang akibat tercampurnya LOT produksi yang berbeda karena tidak ada kodefikasi warna bobbin dari proses roving. Sedangkan cacat benang belang merupakan cacat kritikal yang tidak diizinkan sama sekali. Solusi dari permasalahan ini adalah pemangkasan cacat benang belang dengan metode Kaizen dengan melakukan kodefikasi warna bobbin yang berbeda LOT. Setelah dilakukan perbaikan dengan metode kaizen dapat mengurangi jumlah cacat benang belang menjadi 0% sehingga efisiensi produksi pemintalan dapat meningkat dan mengurangi resiko cacat produk pada proses berikutnya yaitu pertenunan.
Penyelesaian Mechanical Fault di Mesin Ring Spinning dengan Pendekatan Pareto Diagram dan Fishbone Fajar Pitarsi Dharma; Hamdan S. Bintang; Hendri Pujianto; Bambang Yulianto; Irma Prawidana
Proceeding Mercu Buana Conference on Industrial Engineering Vol 4 (2022): RENEWABLE ENERGY TOWARD SUSTAINABILITY OF SUPPLY CHAINS IN THE I4.0 ERA
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses Pemintalan benang menurut pembuatannya bisa dibagi menjadi tiga, diantaranya adalah pemintalan Airjet, pemintalan Open-End, dan pemintalan Ring Spinning (Goyal & Nayak, 2019). Didalam industri pemintalan pengendalian kualitas dan standar produksi adalah salah satu hal yang tidak bisa terpisahkan dan sangat penting untuk menghasilkan benang yang memiliki mutu tinggi sesuai dengan keinginan konsumen (Dharma, Ikatrinasari, et al., 2019). Untuk mengetahui kualitas ketidakrataan benang TR Ne 30 KT 65/35 dapat dilihat dengan menggunakan alat uji bernama uster evenness tester. Hasil Uster Evenness Tester (J. Li et al., n.d.; Liu et al., 2012) antara hasil benang yang bottom apronnya normal,  bottom apron yang sobek, serta bottom apron yang bolong menunjukkan perbedaan IPI antara ketiganya. Perbandingan kualitas standar benang antara bottom apron yang normal dan bottom apron yang sobek maupun bolong kemudian dapat disimpulkan bahwa dengan bottom apron normal, kualitas unevenness (9,44%) lebih bagus dibandingkan dengan standar kualitas U% (9,5%), sedangkan untuk hasil pengujian unevenness dengan bottom apron bolong dan sobek secara berturut-turut adalah 9,68% dan 9,64%, dengan hasil tersebut, bahwa bottom apron sobek dan bottom apron bolong tidak boleh dipakai dan harus segera diganti karena akan menjadikan U% tidak standar. Ketidakrataan benang yang memiliki faktor dominan ada pada bottom apron cacat yang dapat sangat berpengaruh pada kualitas IPI yang tidak sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Sehingga pada bottom apron tersebut perlu diperhatikan dan diberikan perawatan sesuai dengan jadwal yang sudah ada atau dilakukan penggantian jika sebelum jadwal scouring terjadi bottom apron tersebut sudah rusak dan diganti dengan yang sudah dicuci. Penyebab dari bottom apron yang rusak adalah karena seringnya Lapping dan karena usia apron sudah mencapai batas maksimalnya. Penyelesaian untuk permasalahan ketidakrataan benang yang disebabkan oleh bottom apron yang rusak adalah dengan cara mengganti yang baru.
Analisis Penyebab Apron Putus Sebelum Product Life Cycle dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas dengan Pendekatan Fishbone Diagram Fajar Pitarsi Dharma; Vallen Laurinda Defrina Widyawan; Laily Nurfiana; Mita Maisaroh
Proceeding Mercu Buana Conference on Industrial Engineering Vol 4 (2022): RENEWABLE ENERGY TOWARD SUSTAINABILITY OF SUPPLY CHAINS IN THE I4.0 ERA
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produktivitas yang tinggi dan memenuhi target tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang disebabkan dari berbagai faktor. Produktivitas meningkat bisa diakibatkan karena input yang berkurang, output yang bertambah, atau ada proses yang sempurnakan. permasalahan yang ditemukan pada mesin ring frame adalah banyaknya apron putus sebelum masa lifetime. Batasan-batasan masalah dalam penyusunan penelitian ini diperlukan untuk menjaga perluasan topik yang melebar dan kelanjutan analisis yang lebih terarah. Adapun batasan tersebut adalah 1) pengamatan dilakukan untuk benang ring spinning CD 40, 2) pengamatan apron putus di laksanakan di Unit 2 PT XYZ. 3) Mesin yang akan digunakan adalah Ring Frame G33. Banyaknya apron yang putus menyebabkan spindle yang idle, sehingga banyak spindle yang tidak menghasilkan output. Hal ini berpengaruh terhadap produktivitas, karena hasil produksi tidak akan tercapai. Dari pengamatan yang dilakukan selama 5 hari dapat dilihat berkurangnya produksi sebesar 1,75%/hari. Oleh karena itu operator perlu diberi pengetahuan tambahan tentang penyebab apron putus, dan mekanik perlu diberi pengetahuan tentang pemasangan apron yang benar. Untuk mengatasi faktor penyebab apron putus hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan skill operator dan mekanik, melakukan pengecekan  spring dan bottom roll secara periodic, Penurunan twist pada roving, memperhitungkan lagi setting roller gauge dan menjaga kebersihan bagian yang di lewati oleh roving/di sekitar apron. Pengaruh apron putus terhadap produktivitas adalah tidak tercapainya target produksi, dari target 43,5 bale per 5 hari menjadi 42,7 bale/5 hari, dengan total production loss 1,75%.