Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

The Fiber Profile of Midrib Waste on Salak Sidempuan Fermented with Phanerochaete chrysosporium Rikardo Silaban
CELEBES Agricultural Vol. 2 No. 2 (2022): CELEBES Agricultural
Publisher : Faculty of Agriculture, Tompotika Luwuk University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.556 KB) | DOI: 10.52045/jca.v2i2.284

Abstract

Feed alternative is become the major concern for livestock industry in order to provide the continuously feeding. Feed technology system based on agriculture wastes were the modified strategy to gain the other sources of feed raw materials. Salak Sidempuan is performed similar with the Palm plantations which is produced the potential midrib waste. Nutritionally, the product will feed the animal to increase the performance. The research aims to evaluate the proximate profile especially the fiber contents of midrib waste of Salak Sidempuan fermented with white root fungi. The fifth experiments were evaluated after the measuring period by using the Phanerochaete chrysosporium and replicated in 4 times. Experiments were P0 (control), P1 (5%inoculant of P. chrysosporium), P2 (10%inoculant of P. chrysosporium), P3 (15%inoculant of P. chrysosporium), and P4 (20%inoculant of P. chrysosporium). A completely randomized design was used to determine the statistical effect on dry matter, organic matter, crude fiber and lignin. Results showed that the addition of inoculant about 20% signifantly effected the increasing on dry matter and organic matter while followed the decreasing of fiber contents. In conclusion, fermentation of midrib waste with Phanerochaete chrysosporium is potentially degradated  the fiber content itselves.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DALI NI HORBO PADA PELAKU USAHA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA Ulidesi Siadari; Rikardo Silaban; Ade Maya Mei Shanty; Agusta Linda Nora; Diana Sari Harahap; Pertama Yul Asmara Pane
COVIT (Community Service of Health) Vol. 3 No. 1 (2023): MARET 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/covit.v3i1.12562

Abstract

Regional or culinary specialties are one of the attractions for visitors or tourists who will visit. Dali ni horbo is one of the regional specialties in the North Tapanuli Regency. Dali ni horbo is made from buffalo milk. Dali ni horbo is cooked in the traditional way and uses pineapple juice as a thickening agent. In other areas in North Sumatra, there are also those who use papaya leaf extract and alo-alo as a thickening agent. Dali ni Horbo is sold in the market by traders only packaged using plastic. Simple processing methods and simple packaging methods are obstacles for Dali ni Horbo traders which causes the shelf life of Dali ni Horbo to be short, and the supply of raw materials (buffalo milk) to make Dali ni Horbo is still relatively difficult to obtain. Thus, several product innovations and the development of marketing strategies are needed so that more and more people know about Horbo Dali Ni so that the demand for Horbo Dali Ni will increase. Keywords: Dali Ni Horbo (Buffalo Milk), Culinary, Business Model, Marketing
PEMBERDAYAAN KTT ARSE UNTUK PENINGKATAN USAHA KELOMPOK MELALUI IPTEK TELUR ASIN BERBASIS EKSTRAK BUAH ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium) DAN KECOMBRANG (Eltingera elatior) Zakiyah Nasution; Rikardo Silaban; Ulidesi Siadari; Hotli H. Nababan
JURNAL ABDIMAS DOSMA (JAD) Vol. 2 No. 2 (2023): JUNI
Publisher : IKATAN ALUMNI DOSEN MAGANG KEMENRISTEKDIKTI TAHUN ANGKATAN 2017

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Livestock sector is inseparable from the process of downstreaming animal raw product become the functional product or industrial needs (such as the processing of cosmetics based on dairy sources). One of the objectives of processing raw materials for livestock products is to increase efficiency and product quality as the functional food. The strategy that can be used to increase the productivity of livestock farmer groups (LFG) is to support programs that are carried out through the utilization of SAINTECH. This will also encourage the economic growth of the group members inline with improving their standard of living. The group focuses for implementation of functional food SAINTECH is a group of livestock farmers who are located among the Arse District, South Tapanuli Regency. The ultimate goal of this service is that the Arse LFG can process salted eggs based on typical spice plant extracts as functional dairy food, able to carry out the marketing system, and will increase thes incomes after using the SAINTECH product. The devotion applied the Consuling method (approaching, outreachment, and mentoring stages), monitoring and evaluating the results. Results describe that the interest of members in utilizing SAINTECH is approximately 82.17% (VERY GOOD), overall consumers are 3.40 (very receptive to the product) and income has increased based on business analysis. Therefore, it was concluded that the assistance of the Arse LFG through the application of SAINTECH in animal food processing showed an increase in quality based on observational indicators.
Produksi dan Komposisi Nutrisi Limbah Pelepah Tanaman Salak yang Difermentasi dengan Kapang Pelapuk Putih (Phanerochaete chrysosporium): Production and Nutrient Biomass of Fermented Midrib Waste from Salacca sumatrana Becc with White Root Fungi (Phanerochaete chrysosporium) Rikardo Silaban; Angelia Utari Harahap
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 4 No. 1 (2021): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.78 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v4i1.317

Abstract

Produksi limbah pelepah tanaman salak Sidimpuan (Salacca sumatrana Becc) dipandang potensial dalam penyediaan pakan alternatif untuk ternak ruminansia. Selain itu, cemaran limbah tersebut dapat menurunkan metabolisme hara tanah untuk pertumbuhan tanaman induk. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi produksi biomassa nutrisi limbah pelepah tanaman salak setelah difermentasi dengan menggunakan kapang pelapuk putih (Phanerochaete chrysosporium). Produksi bahan baku segar limbah diperoleh setelah menggiling pelepah salak utuh dan dilanjutkan dengan proses fermentasi dengan memanfaatkan inokulan lignin degradator dan dilanjutkan dengan analisa proksimat di Laboratorium Nutrisi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Jambi. Kapang spesies Phanerochate chrysosporium masing-masing 0%, 10%, 15% dan 20% diinokulasikan kedalam substrat konsentrat kasar limbah pelepah tanaman salak.  Penelitian menggunakan RAL dengan 4 perlakuan  dan 10 ulangan. Parameter penelitian meliputi nutrisi  kadar air, bahan kering, bahan organik, protein kasar, dan fraksi serat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  pemanfaatan inokulan sampai 20% berpengaruh nyata (P kecil dari 0.01) terhadap semua parameter. Produksi biomassa nutrisi terbaik ditunjukkan oleh perlakuan P3 (inokulan sebanyak 20%). Kesimpulan penelitian yaitu pemanfaatan inokulan pelapuk putih sangat berpotensi dalam memperbaiki kualitas serat pelepah tanaman salak dan dapat berdampak positif untuk dijadikan sebagai pakan ternak.
Pemanfaatan Ekstrak Buah Andaliman Suplementasi Monensin Terhadap Mitigasi Gas Metan Pada Ternak Kambing Angelia Utari Harahap; Rikardo Silaban
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 5 No. 2 (2022): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.576 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v5i2.320

Abstract

Dalam rangka mengatasi emisi gas metan pada sektor peternakan ruminansia dan permasalahan rendahnya produktivitas ternak ruminansia di tingkat peternak rakyat maka perlu dilakukan perubahan dalam pola pemberian pakan. Hal ini memerlukan alternatif penanganan gas secara langsung pada rumen ternak ruminansia melalui pemberian pakan yang mengandung bahan aktif defaunasi mikroba pembentuk gas dalam rumen, salah satu pakan alternatif yang biasa digunakan untuk promotor pertumbuhan adalah buah andaliman yang disuplementasi monensin. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan pengaruh ekstrak buah andaliman suplementasi monensin dalam ransum memitigasi produksi gas metan pada ternak kambing. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan dan 5 ulangan, perlakuan A (Konsentrat 40% + 60% rumput lapangan), perlakuan B (Konsentrat 40% + 5% buah andaliman + 55% rumput lapangan), perlakuan C (Konsentrat 40% + 1% monensin + 59% rumput lapangan), perlakuan D (Konsentrat 40% + 5% buah andaliman + 1% monensin + 54% rumput lapangan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah andaliman yang disuplementasi monensin pada perlakuan D berpengaruh dalam menurunkan gas metan sebesar 26,64%. Kesimpulan bahwa perlakuan D dapat menunjukkan kestabilan penurunan gas metan dari penambahan ekstrak buah andaliman yang disuplementasi monensin dalam ransum ternak kambing.
Profil Mikroba Telur Asin Hasil Pemeraman Menggunakan Ekstrak Kasar Kombinasi Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) dan Kecombrang (Eltingera elatior) Rikardo Silaban; Zakiyah Nasution; Nursanti Laia; Doharni Pane
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 6 No. 2 (2023): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/jlah.v6i2.22

Abstract

Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) dan Kecombrang (Eltingera elatior) merupakan jenis tanaman rempah lokal yang tergolong kedalam keanekaragaman sumber daya alam di Sumatera Utara. Kedua jenis tanaman rempah ini memiliki kandungan ekstrak heksana, methanol, dan asetat yang berfungsi sebagai senyawa antimikrobial. Pemanfaatan telur asin belum dilakukan secara optimal melalui penggunaan rempah buah andaliman dan kecombrang. Kualitas telur asin yang rendah dapat dipengaruhi oleh aktifitas mikroba yang dapat merusak kualitas protein dalam telur. Sebanyak 60 butir telur itik segar digunakan dalam penelitian. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan meliputi P1 (Kontrol), P2 (telur diasinkan dengan 25% EBA + 25% EBK), P3 (telur diasinkan dengan 50% EBA + 50% EBK) dan P4 (telur diasinkan dengan 75% EBA + 75% EBK). Ekstrak tanaman rempah yang digunakan merupakan ekstrak kasar melalui teknik penyaringan konvensional yang disebut ekstrak kasar buah andaliman (EBA) dan kecombrang (EBK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan level tanaman rempah menurunkan total populasi bakteri E. Coli sampai 1.5 x 109 cfu/g dan meningkatkan populasi bakteri Bacillus sp sampai 0.1 x 108 cfu/g. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pemanfaatan ekstrak kasar buah andaliman dan kecombrang dapat memperbaiki kualitas telur asin.
Persepsi Peternak Lokal (Local Farmers) terhadap Minat Berwirausaha Ternak Berbasis IPTEK Pakan Limbah Pelepah Salak Sidimpuan Rikardo Silaban; Doharni Pane; Zakiyah Nasution; Parmanoan Harahap; Rizky Amnah
KALANDRA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 1 (2022): Januari
Publisher : Yayasan Kajian Riset Dan Pengembangan Radisi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55266/jurnalkalandra.v1i1.105

Abstract

Pengabdian berfokus untuk mengevaluasi ketertarikan praktisi ternak lokal dalam melakukan wirausaha bidang peternakan khususnya di Desa Simapilapil dan Sitaratoit. Kegiatan ini melibatkan 40 peternak yang belum diketahui tingkat kedalaman informasi dalam beternak. Peternak yang dimaksud merupakan penduduk produktif dengan rentan umur 25-45 tahun. Penetapan lokasi pengabdian didasarkan pada potensi tanaman Salak yang dapat menghasilkan limbah sebagai pakan alternatif ternak. Kegiatan dilakukan dengan berbasis pelatihan dan tindakan survei pemanfaatan kuesioner likert. Unit kegiatan dalam pelaksanaan pengabdian merupakan kelompok tani Satahi Saoloan dan kelompok peternak lokal Sitaratoit. Hasil pengabdian terlihat bahwa peternak berada dalam kategori baik terhadap aspek perencanaan dan komponen berwirausaha ternak. Kesiapan dinyatakan dalam indeks diatas 85%. Kemudian, terhadap kedua desa yang dievaluasi, terlihat bahwa level persepsi wirausaha ternak berada pada indeks hampir 78% (kategori baik), hal ini diasumsikan bahwa tidak sedikit dari total responden memiliki ketertarikan dalam melaksanakan usaha peternakan. Dapat disimpulkan bahwa faktor yang dievaluasi menunjukkan regresi linear dalam penerapan usaha ternak.