Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Integrasi Sosial Masyarakat Multietnik Di Nagari Sitiung Kabupaten Dhamasraya Retno Anggraini
Jurnal Sosiologi Andalas Vol 5 No 2 (2019)
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.343 KB) | DOI: 10.25077/jsa.5.2.115-132.2019

Abstract

The transmigration program is one of the causes of the multi-ethnic communities in a place, becausein addition to the presence of different ethnic groups being moved to the area, it also invites the arrival of otherethnic groups from various places as a result of new economic developments in the direction of transmigrationdestinations. In many places in Indonesia there are conflicts between indigenous people and ethnic migrants. Incontrast to Nagari Sitiung, with the village bedol transmigration program since 1976 there are people withvarious ethnicities with dominant ethnic groups Minangkabau and Javanese, creating a harmonious life in thecommunity. So it is interesting to be researched how the functioning of social institutions in the communitycreates a harmonious life. The purpose of this study is 1) to analyze the workings of multi-ethnic communitysocial institutions, so that harmonious social integration takes place, 2) Describe the forms of social integrationof multi-ethnic societies, so as to support harmonious social life. As a knife for analyzing this research, thetheory rational choice was used by James Coleman. This research methodology uses a qualitative approach, whilethe type of research used is descriptive. Selection of informants by using purposive sampling. Data collection isdone by using observation techniques and in-depth interviews. The research results show that social integrationof the community occurs by the work of social institutions in the community that can integrate the community,especially the two dominant ethnic groups (Javanese and Minangkabau). Social institutions that work includemarriage and family institutions, political institutions, educational institutions, religious institutions, economicinstitutions. Forms of cooperation between ethnic groups supporting social integration are collaboration carriedout by the multi-ethnic community, such as in educational activities, the implementation of traditionalceremonies, religious ceremonies, mutual cooperation in various development activities and decision making inNagari Sitiung.
Studi Analisis Perencanaan Gedung Hotel Exindo 57 Nganjuk Jawa Timur Menggunakan Struktur Komposit Devina Famelia Anjani Anjani; M Taufik Hidayat; Retno Anggraini
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hotel Exindo 57 Nganjuk Jawa Timur merupakan bangunan bertingkat tinggi yang dibangun dengan struktur beton bertulang yang memiliki beban mati relatif besar, yang dapat menyebabkan gaya geser yang dapat mempengaruhi kekuatan struktur terhadap gempa. Oleh karena itu, dilakukan analisis perencanaan yang melibatkan penggunaan struktur baja kompisit dalam perencanaan hotel. Menurut analisis berdasarkan LRFD (Load and Resistance factor Design­) dan SNI 1729:2020, didapatkan bahwa beban hidup, beban mati, dan beban gempa memiliki dampak yang lebih signifikan pada daerah tumpuan. Hasil analisis perhitungan pada kondisi sebelum komposit dan setelah komposit mengalami perubahan. Pada Balok induk sebelum komposit Mn= 44,5388 kNm dan setelah komposit Mn= 575,069 kNm, untuk balok anak pada kondisi sebelum komposit Mn= 2,1478 kNm dan setelah komposit Mn= 181,054 kNm. Hal ini menunjukkan bahwa pembesaran momen pada struktur komposit sangat berbeda-beda tergantung pada variabel yang digunakan untuk menganalisis komposit. Kata Kunci: Hotel Exindo 57, struktur baja komposit, baja beton, balok baja, bangunan tahan gempa
The Utilization of Calcined Green Mussel Shell as Partial Cement Replacement on Compressive Strength of Mortar Muhamad Zulfikar Zakaria; Eva Arifi; Devi Nuralinah; Rudianto; Sugeng P.Budio; Retno Anggraini; Achfas Zacoeb
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract. In this research, an innovation to support the utilization of green mussel shells waste in the Gresik area, specifically in Banyu Urip village has been conducted. Green mussel shells have a high calcium carbonate (CaCO3) content. Calcium carbonate can be utilized as a partial replacement material in mortar. Mortar is a paste-shaped mixture consisting of cement, sand and water. In one of the mortar mixtures, cement has a dominant calcium oxide compound content. Calcium oxide can be obtained from the calcination process of calcium carbonate (CaCO3). Calcination of calcium carbonate occurs through the process of decomposing calcium carbonate (CaCO3) compounds into calcium oxide (CaO) compounds through heat treatment at high temperatures. Therefore, the content contained in green mussel shells can be used as a substitute for some mixtures in mortar. This research aims to determine the compressive strength of mortar. This research methodology uses experimental methods in the laboratory. In the heat treatment process, the temperature used was 900°C for two hours. The calcium oxide obtained from the process was mixed into the mortar using the weight ratio of cement. The test specimens used were 5cm x 5cm x 5cm cubes, with the cement replacement percentage determined as 10%, 20%, and 30%. The results obtained in the compressive strength test decreased as the percentage of the mixture in the mortar increased. Keywords: Green Mussel Shell Waste, Cement Replacement, Compressive Strength, Sustainable Construction
Analisis Pengaruh Perubahan Beban Gempa Rencana Berdasarkan SNI 1726:2012 dan SNI 1726:2019 terhadap Kebutuhan Tulangan pada Kolom (Studi Kasus Gedung X Universitas Y di Kab. Kediri) Anisa Rizki Maulidania; Retno Anggraini; Achfas Zacoeb
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan daerah rawan gempa. Dengan disadarinya hal tersebut maka ditetapkan peraturan perencanaan bangunan tahan gempa. Peraturan terkini terkait bangunan tahan gempa yaitu SNI 1726:2019. Namun, beberapa bangunan masih menggunakan peraturan sebelumnya, yaitu SNI 1726:2012. Maka dari itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui sistem rangka struktur dan pengaruh penggunaan beban gempa respons spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 dan SNI 1726:2019 terhadap kebutuhan tulangan pada struktur kolom di Gedung X Universitas Y di Kab. Kediri. Analisis dilakukan sebanyak dua kali menggunakan bantuan program analisis struktur dan pemodelan 3D. Dari hasil analisis diambil empat sampel kolom untuk analisis kebutuhan tulangan. Didapatkan bahwa sistem struktur pada gedung yang ditinjau yaitu Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan hasil nilai gaya dalam momen, gaya aksial, dan gaya geser yang lebih besar dengan beban gempa respons spektrum berdasarkan SNI 1726:2019. Perbedaan ini didasari oleh perbedaan nilai percepatan gempa periode, T < 1 detik di grafik respons spektrum. Perbedaan nilai gaya dalam berpengaruh pada perbedaan kebutuhan tulangan kolom. Perencanaan struktural kolom merujuk ke SNI 2847:2013 dan SNI 2847:2019. Kata kunci: gempa bumi, struktur kolom, respons spektrum, SNI 1726, SRPMK
Studi Analisis Hubungan Momen-Kurvatur Kolom akibat Pengaruh Perbedaan Beban Gempa Rencana Menurut SNI 1726:2002 dan SNI 1726:2019 Studi Kasus Gedung Ibu dan Anak RSUP Sardjito Yoyakarta Muhammad Hasby; Retno Anggraini; Ari Wibowo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik bumi yang utama dan aktif bergerak, menjadikan Indonesia sebagai daerah rawan mengalami gempa serta bencana lainnya, sehingga menjadi tantangan tersendiri dalam kontruksi gedung bertingkat. Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai peraturan mendasar mengalami perubahan untuk mengadaptasi ilmu baru yang dibutuhkan untuk meningkatkan faktor keamanan bangunan akan resiko terhadap gempa bumi yang tertuang pada SNI lama yaitu SNI 1726:2002 yang telah tergantikan dengan SNI 1726:2019. Struktur kolom ialah elemen utama karena bertindak sebagai penopang beban aksial tekan vertikal sehingga apabila terjadi kegagalan maka bangunan akan runtuh. Penelitian ini meninjau gedung eksisting yang diberikan gempa berdasarkan kedua SNI. Kondisi yang ditinjau merupakan kondisi sebelum retak, leleh, dan kondisi ultimate. Penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan pada respon spetrum yang dihasilkan oleh SNI 1726:2002 dan SNI 1726:2019 sehingga menghasilkan perubahan pada gaya-gaya dalam yang dihasilkan sehingga membuat kebutuhan rasio tulangan yang berbeda dan hubungan momen-kurvatur yang dihasilkan juga berbeda Kata Kunci : Respon Spektrum gempa, SNI 1726, Momen-Kurvatur, Kolom
Perencanaan Ulang Gedung dengan Pelat Konvensional Beton Bertulang Menjadi Prestressed Hollow Core Slab pada Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya Abram Guardinata Sinamo; Retno Anggraini; Wisnumurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi alternatif perencanaan ulang dengan mengubah struktur pelat beton konvensional menjadi pelat pracetak prestressed hollow core slab pada gedung Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya bertujuan untuk memberikan rekomendasi desain dengan metode pelat pracetak yang pada pelaksanaannya dapat dilakukan lebih cepat dan kontrol kualitas bahan yang lebih baik. Pada penelitian ini, dilakukan perencanaan ulang pelat hollow core slab dengan sistem prategang. Pembebanan yang terjadi juga menyesuaikan dengan perencanaan pada struktur existing tanpa mempertimbangkan beban seismik. Dari pembebanan tersebut, akan dilakukan perhitungan kapasitas momen untuk menentukan apakah pelat hollow core slab mampu untuk menahan pembebanan yang sama terjadi dengan pelat existing berdasarkan PCI Manual for Design of Hollow Core Slabs and Walls. Tegangan yang terjadi pada beton baik saat transfer maupun saat beban layan dikontrol berdasarkan tegangan izin dari SNI 2847:2019.Kata kunci: Hollow Core Slab, Beton Prategang, Pelat Pracetak.
Desain Modifikasi Struktur pada Gedung Ibu dan Anak RSUP Sardjito Yogyakarta Menggunakan Balok Beton Prategang Viqi Velian Suhartawan; Retno Anggraini; Ari Wibowo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi struktur Gedung Ibu dan Anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan balok beton prategang. Latar belakang penelitian ini adalah kebutuhan akan ruang luas tanpa kolom tengah, khususnya untuk ruang "One Day Care" di lantai 6, 7, dan atap. Penggunaan balok beton prategang memungkinkan penciptaan ruang yang lebih fungsional dengan mengurangi gangguan kolom tengah, sehingga meningkatkan mobilitas tenaga kesehatan dan efisiensi perawatan pasien. Penelitian ini menggunakan standar dan peraturan terbaru seperti SNI 2847:2019 dan SNI 1727:2019.
Pengaruh Dinding Geser (Shear Wall) terhadap Kinerja Seismik pada Gedung Ibu dan Anak RSUP Sardjito Yogyakarta Menggunakan Analisis Pushover Muhamad Rian Sances; Retno Anggraini; Ari Wibowo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia secara geologis terletak di daerah Cincin Api Pasifik yang merupakan wilayah paling aktif seismik di dunia. Kondisi ini mengakibatkan seringnya terjadi gempa bumi yang berpotensi merusak bangunan. Sehingga, kontruksi bangunan tahan gempa sangat diperlukan untuk meminimalisir risiko dan dampak dari gempa bumi. Salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan bangunan terhadap gempa adalah dengan memberikan dinding geser (shear wall) pada struktur tersebeut. Metode analisis pushover ATC-40 digunakan untuk mengetahui pengaruh dari dinding geser (shear wall) terhadap kinerja seismik bangunan. Penelitian ini meninjau 3 struktur bangunan, yaitu sistem rangka pemikul momen (tipe 1), sistem ganda dengan dinding geser berdasarkan as built drawing (tipe 2), dan sistem ganda dengan dinding geser sebagai sebuah alternatif (tipe 3). Hasil dari analisis didapatkan bahwa pengaruh pengunaan dinding geser pada bangunan tipe 2 dan tipe 3 dapat menurunkan displacement dan meningkatkan gaya geser dasarnya. Dalam segi tingkat kinerja struktur, ketiga tipe bangunan berada dilevel Immediate Occupancy (IO). Kata kunci : dinding geser, analisis pushover ATC-40, tingkat kinerja struktur
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN BUILDING INFORMATION MODELLING (BIM) UNTUK KETEPATAN KEBUTUHAN VOLUME ELEMEN PEKERJAAN STRUKTUR STUDI KASUS GEDUNG SAMARA HOTEL BATU Rizaldi Ian Indiarto; Saifoe El Unas; Retno Anggraini
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biaya merupakan faktor penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi, yang sangat bergantung pada perhitungan volume oleh perencana dan kontraktor. Building Information Modelling (BIM) dapat secara otomatis menghitung volume total bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penerapan BIM terhadap akurasi perhitungan volume material. Pemodelan 3D dilakukan menggunakan Autodesk Revit 2024, fokus pada elemen pondasi, sloof, retaining wall, shear wall, kolom, dan balok. Hasil perhitungan volume beton oleh Revit adalah 2939.09 m³, lebih kecil 3,75% dibandingkan perhitungan kontraktor. Volume besi tulangan oleh Revit adalah 614,684.84 kg, lebih banyak 6.92% dibandingkan perhitungan kontraktor. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan standar dalam panjang kait dan sambungan lewatan antara perhitungan manual dan Revit serta perhitungan otomatis Revit yang memperhitungkan jarak bersih elemen. Kata Kunci: BIM, Autodesk Revit, 3D, Volume, Beton, Besi tulangan
ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) MENGGUNAKAN METODE HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL (HIRARC) PADA PROYEK PEMBANGUNAN FIKES UB Tri Rangga Yuda S; Saifoe El Unas; Retno Anggraini
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC). Alasan penelitian dilaksanakan dengan mempergunakan metode HIRARC dikarenakan metode ini adalah rangkaian prosedur untuk mengidentifikasikan bahaya yang mungkin terjadi selama kegiatan proyek rutin atau non-rutin, lalu dilanjutkan dengan menilai risiko dari bahaya tersebut dan kemudian membuat program untuk mengendalikannya bahaya tersebut sehingga tingkat risiko dapat diturunkan ke tingkat yang lebih rendah dalam upaya mengantisipasi terjadinya kecelakaan. Terdapat berbagai macam bahaya dalam pelaksanaan konstruksi Gedung FIKES UB. Bahaya tersebut meliputi fisik, kimia, ergonomi, dan biologi. Penilaian risiko dari proses Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya yang memiliki level risiko high terdiri dari 41 nilai risiko, 2 dari pekerjaan persiapan, 36 dari pekerjaan arsitektur, dan 3 dari pekerjaan MEP; level risiko moderate terdiri dari 57 nilai risiko, 5 dari pekerjaan persiapan, 17 dari pekerjaan struktur, 30 dari pekerjaan arsitektur, dan 5 dari pekerjaan MEP; level risiko low terdiri dari 17 nilai risiko, 13 dari pekerjaan arsitektur, dan 4 dari pekerjaan MEP. Pada saat belum dilakukan pengendalian, Persentase pekerjaan yang memiliki risiko tinggi adalah sebesar 36%, pekerjaan yang memiliki risiko sedang sebesar 49%, dan pekerjaan yang memiliki risiko rendah adalah sebesar 15%. Setelah dilakukan pengendalian, Persentase pekerjaan yang memiliki risiko tinggi adalah sebesar 0%, pekerjaan yang memiliki risiko sedang sebesar 36%, dan pekerjaan yang memiliki risiko rendah adalah sebesar 64%. Terjadi penurunan sebesar 36% untuk pekerjaan risiko tinggi, penurunan sebesar 13% untuk pekerjaan risiko sedang, dan peningkatan sebesar 49% untuk pekerjaan berisiko rendah Kata kunci: keselamatan, K3, HIRARC, manajemen konstruksi