Rini Rosliani
Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Jln. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang, Bandung Barat 40391

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search
Journal : Jurnal Hortikultura

Pemanfaatan Mikoriza dan Aplikasi Pupuk Anorganik pada Tumpangsari Cabai dan Kubis di Dataran Tinggi Rosliani, Rini; Sumarni, Nani
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 3 (2009): September 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Jawa Baratpada ketinggian tempat 1.250 m dpl. dari bulan Juni sampai September 2005. Jenis tanah percobaan Andisol. Tujuanpercobaan untuk mengetahui pengaruh mikoriza dan penggunaan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan, serapan hara,serta hasil tanaman cabai dan kubis yang ditanam secara tumpangsari di dataran tinggi. Perlakuan terdiri atas inokulasimikoriza Glomus sp. (dengan dan tanpa) dan dosis pupuk NPK (0, 250, 500, 750, dan 1.000 kg NPK/ha). Rancanganpercobaan menggunakan acak kelompok faktorial dengan 3 ulangan. Inokulasi mikoriza dilakukan di persemaiandengan cara mencampurkannya dengan media. Waktu tanam cabai di lapangan, yaitu 2 minggu sebelum tanam kubis.Hasil percobaan menunjukkan bahwa inokulasi mikoriza tidak meningkatkan pertumbuhan dan hasil kubis. namundapat meningkatkan persentase biji yang berkecambah dan pertumbuhan bibit cabai di persemaian, walaupun tidakmeningkatkan pertumbuhan tanaman cabai di lapangan. Aplikasi pupuk anorganik (NPK) meningkatkan pertumbuhantanaman serta hasil cabai dan kubis. Tanpa inokulasi mikoriza, aplikasi pupuk NPK 1.000 kg/ha menghasilkan bobotbuah sampel cabai tertinggi. Dengan inokulasi mikoriza, untuk menghasilkan bobot buah cabai yang tinggi hanyamembutuhkan pupuk NPK 250 kg/ha. Inokulasi mikoriza dapat mengurangi aplikasi pupuk NPK menjadi ¼ dosisstandar. Teknologi yang diperoleh dari penelitian ini sangat berguna untuk pengembangan usahatani cabai dan kubisyang efisien dan berkelanjutan di dataran tinggi.ABSTRACT. Rosliani, R. and N. Sumarni. 2009. Application of Mycorrhizae and Anorganic Fertilizer on theGrowth, Nitrient Uptake, and Yield of Hot Pepper and Cabbage Intercropping on the Highland. The experimentwas conducted at Indonesian Vegetable Research Institute Experimental Site, Lembang, West Java. The objectivewas to determine the effect of mycorrhizae inoculation and application of anorganic fertilizer on the growth, nutrientuptake, and yield of hot pepper and cabbage intercropping on the highland. The treatments consisted of 2 rates ofmycorrhizae inoculation (with and without) and NPK anorganic fertilizer (0, 250, 500, 750, and 1,000 kg NPK/ha).Overall, the experiment was arranged in a randomized block design comprises of 10 treatment combinations with 3replicates. Mycorrhizae inoculation was done by mixing with seedling media in nursery. Hot pepper was transplantedto the field 2 weeks before cabbage. The results showed that mycorrhizae inoculation did not increase the growthand yield of cabbage. In the nursery, mycorrhizae inoculation increased percentage of the germinated seed and thegrowth of hot pepper seedling, but it did not increase the growth of hot pepper in the field. Application of anorganicfertilizer increased the growth and yield of both hot pepper and cabbage. Without mycorrhizae inoculation, applicationof (NPK) anorganic fertilizer 1,000 kg/ha produced the highest fruit weight of hot pepper. While mycorrhizaeinoculation could reduce the use of anorganic fertilizer up to ¼ of standard dosage (250 kg NPK/ha). The results ofthis experiment was very beneficial for hot pepper and cabbage farming system in the highland since it was moreefficient and sustainable.
Inokulasi Mikoriza Glomus sp. dan Penggunaan Limbah Cacing Tanah untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah, Serapan Hara, dan Hasil Tanaman Mentimun Rosliani, Rini; Hilman, Yusdar
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 1 (2005): Maret 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Wera, Subang mulai bulan Agustus sampai No vem ber2000. Tujuan penelitian adalah (i) mempelajari pengaruh inokulum mikoriza Glomus sp. dan limbah atau kotoranbekas cacing tanah (kascing) terhadap sifat-sifat kimia tanah, serapan N, P, dan K dan hasil buah mentimun, (ii)mengetahui efek inokulasi mikoriza dalam mengurangi pemakaian pupuk buatan NPK, dan (iii) mendapatkankombinasi pupuk hayati (mikoriza Glomus sp. dan kascing) dan pupuk NPK yang tepat dan efisien untuk mentimun.Rancangan penelitian menggunakan split-plot de sign dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas petak utama yaitupemberian mikoriza (tanpa dan dengan mikoriza), dan anak petak yaitu enam kombinasi penggunaan kascing + NPK.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kascing + NPK berpengaruh nyata terhadap serapan P vegetatiftanaman dan serapan N, P, dan K buah. Perlakuan mikoriza dan kascing dapat meningkatkan kesuburan (sifat kimiadan biologi) tanah. Dalam hal bobot buah, kascing dengan dosis 2,5 t/ha + ¾ x standar NPK merupakan aplikasi yangpal ing baik di antara perlakuan yang diuji.In oc u la tion of my cor rhi zal Glomus sp. and the use ofvermicompost to im prove soil fer til ity, nu tri ent up take, and cu cum ber yield. An experiment was conducted atWera ex per i men tal farm, Subang from Au gust to No vem ber 2000. The ob jec tives of the ex per i ment were: (i) to studymycorrhiza Glomus sp. in oc u la tion and vermicompost in im prov ing soil chem i cal prop er ties; NPK up take and yield ofcu cum ber, (ii) to find out the ef fect of my cor rhi za Glomus sp. in oc u la tion on the re duc tion of NPK fer til izer us age, and(iii) to screen the most ap pro pri ate and ef fi cient treat ment com bi na tion of biofertilizers (mycorrhyza) andvermicompost + NPK fer til izer on cu cum ber. A split plot de sign with three replications was used. Treat ments con -sisted of in oc u la tion of my cor rhi za (with and without in oc u la tion) as a main plot and six com bi na tions ofvermicompost + NPK fer til iz ers as subplot. Re sults of the ex per i ment in di cated that my cor rhi za and vermicompostap pli ca tion can im prove soil chem i cal and bi o log i cal fer til ity. Ap pli ca tion of vermicompost + NPK fer til izer sig nif i -cantly in flu enced P up take in plant veg e ta tive growth as well as N, P, and K up take in fruits. In terms of fruit weight,ap pli ca tion of vermicompost of 2.5 t/ha + ¾ x NPK stan dard was the best.
Kebutuhan Pupuk Npk Optimum Bawang Bombay di Dataran Tinggi Sumarni, Nani; Rosliani, Rini
Jurnal Hortikultura Vol 16, No 1 (2006): Maret 2006
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman bawang Bombay membutuhkan ketersediaan unsur hara NPK di dalam tanah dalam jumlah yang cukup dan berimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk NPK yang optimum untuk 2 kultivar bawang Bombay introduksi di dataran tinggi. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, 1.250 m dpl dengan jenis tanah andisol. Rancangan percobaan menggunakan petak terpisah dengan 3 ulangan. Kultivar bawang bombay asal Australia yaitu E-515 dan Z-512 ditempatkan sebagai petak utama, sedangkan 14 kombinasi dosis N-P2O5-K2O ditempatkan sebagai anak petak. Kisaran dosis pupuk N, P, dan K adalah 75-375 kg/ha N, 75-375 kg/ha P2O5 dan 75-375 kg/ha K2O. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman dan hasil umbi bawang bombay kultivar E-515 dan Z-512 mempunyai respons yang tidak berbeda terhadap dosis pupuk N, P, dan K. Dosis pupuk N, P, dan K yang optimum untuk kedua kultivar bawang bombay introduksi adalah 137 kg/ha N, 160 kg/ha P2O5, dan 195 kg/ha K2O. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan hasil tanaman bawang bombay.Onion plants need balance of NPK nutrient supply in soil. This experiment was conducted at Experimental Garden of Indonesian Vegetables Research Institute Lembang, 1,250 m asl with andisol soil type, to find out the optimum dosage of NPK fertilizer application for 2 introduced onion cultivars in highland. A split plot design with 3 replications was used. Two introduced onion cultivars from Australia (E-515 and Z-512) were assigned to main plot, and 14 combination of NPK dosages were assigned to subplot. The range of N, P, K dosages were 75-375 kg/ha N, 75-375 kg/ha P2O5 and 75-375 kg/ha K2O. The results revealed that both onion cultivars No. E-515 and No. Z-512 did not give different respons to NPK fertilization, expressed in the vegetative growth and bulb yield. The optimum dosage of NPK for both cultivars was 137 kg/ha N, 160 kg/ha P2O5 and 195 kg/ha K2O. The results can be applied to increase the efficiency of NPK fertilization on the introduced short-day onion.
Pemupukan Fosfat Alam, Pupuk Kandang Domba, dan Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun pada Tanah Masam Rosliani, Rini; Hilman, Yusdar; Sumarni, Nani
Jurnal Hortikultura Vol 16, No 1 (2006): Maret 2006
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Percobaan dilaksanakan di lahan petani Kabupaten Lebak, Banten, mulai bulan Juli sampai Oktober 2001.  Jenis tanah masam adalah ultisols yang mempunyai ketersediaan P rendah dan sifat fisik jelek. Tujuan percobaan adalah mempelajari pengaruh inokulasi cendawan mikoriza arbuskula, penyediaan bahan organik dari pupuk kandang domba dan dosis fosfat alam (P) terhadap pertumbuhan, serapan P, dan hasil mentimun. Perlakuan terdiri atas 3 dosis fosfat alam, pupuk kandang domba, dan inokulasi mikoriza. Kombinasi perlakuan seluruhnya ada 12 dengan 3 ulangan yang disusun dalam rancangan acak kelompok faktorial. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang domba meningkatkan efisiensi penggunaan fosfat alam, pertumbuhan, bobot buah, dan infeksi akar.  Pengaruh mikoriza tampak jelas jika disertai penggunaan pupuk kandang domba.  Tanpa  pupuk kandang domba maupun tanpa mikoriza, dosis P yang dibutuhkan untuk menghasilkan buah mentimun adalah 200 kg P2O5 /ha, sedangkan dengan pupuk kandang domba maupun dengan mikoriza dosis P yang dibutuhkan untuk menghasilkan buah mentimun yang sama hanya 100 kg  P2O5 /ha.  Tanpa pupuk kandang, mikoriza, dan pupuk P (kontrol), tanaman tidak menghasilkan buah mentimun. Teknologi yang diperoleh dari penelitian ini sangat berguna untuk pengembangan tanaman sayuran pada tanah-tanah masam atau lahan marginal seperti ultisols.The experiment was conducted at the farmer field in Lebak Distric of Banten Province, from July until October 2001. The soil type was ultisols with low P availability and poor physical property. The objectives of this experiment was to study the effect of application of rock phosphate, sheep manure, and arbuscular mycorrhiza fungi inoculation on the growth, P uptake, and yield of cucumber in acid soil.  The treatments consisted of three rates of rock phosphate, 2 rates of sheep manure and 2 rates of mycorrhiza inoculation. All treatment combinations were arranged in a factorial randomized block design with 3 replications. The results showed that sheep manure application increased the efficiency of rock phosphate application, growth, yield of cucumber, and root infection. The effect of mycorrhiza inoculation was distinct when accompanied with sheep manure supply. Without sheep manure supply and without mycorrhiza inoculation, 200 kg P2O5/ha of rock phosphate was needed to produce cucumber, while sheep manure supply and mycorrhiza inoculation, only 100 kg P2O5/ha of rock phosphate was needed to produce equivalence cucumber fruit. Without rock phosphate application, sheep manure supply, and mycorrhiza inoculation (control), the plant did not produce any cucumber fruit. The results of the experiment can be usefull for developing vegetables cultivation on acid soils or marginal land such as ultisols.
Inokulasi Mikoriza Glomus sp. dan Penggunaan Limbah Cacing Tanah untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah, Serapan Hara, dan Hasil Tanaman Mentimun Rosliani, Rini; Hilman, Yusdar
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 1 (2005): Maret 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Wera, Subang mulai bulan Agustus sampai No vem ber2000. Tujuan penelitian adalah (i) mempelajari pengaruh inokulum mikoriza Glomus sp. dan limbah atau kotoranbekas cacing tanah (kascing) terhadap sifat-sifat kimia tanah, serapan N, P, dan K dan hasil buah mentimun, (ii)mengetahui efek inokulasi mikoriza dalam mengurangi pemakaian pupuk buatan NPK, dan (iii) mendapatkankombinasi pupuk hayati (mikoriza Glomus sp. dan kascing) dan pupuk NPK yang tepat dan efisien untuk mentimun.Rancangan penelitian menggunakan split-plot de sign dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas petak utama yaitupemberian mikoriza (tanpa dan dengan mikoriza), dan anak petak yaitu enam kombinasi penggunaan kascing + NPK.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kascing + NPK berpengaruh nyata terhadap serapan P vegetatiftanaman dan serapan N, P, dan K buah. Perlakuan mikoriza dan kascing dapat meningkatkan kesuburan (sifat kimiadan biologi) tanah. Dalam hal bobot buah, kascing dengan dosis 2,5 t/ha + ¾ x standar NPK merupakan aplikasi yangpal ing baik di antara perlakuan yang diuji.In oc u la tion of my cor rhi zal Glomus sp. and the use ofvermicompost to im prove soil fer til ity, nu tri ent up take, and cu cum ber yield. An experiment was conducted atWera ex per i men tal farm, Subang from Au gust to No vem ber 2000. The ob jec tives of the ex per i ment were: (i) to studymycorrhiza Glomus sp. in oc u la tion and vermicompost in im prov ing soil chem i cal prop er ties; NPK up take and yield ofcu cum ber, (ii) to find out the ef fect of my cor rhi za Glomus sp. in oc u la tion on the re duc tion of NPK fer til izer us age, and(iii) to screen the most ap pro pri ate and ef fi cient treat ment com bi na tion of biofertilizers (mycorrhyza) andvermicompost + NPK fer til izer on cu cum ber. A split plot de sign with three replications was used. Treat ments con -sisted of in oc u la tion of my cor rhi za (with and without in oc u la tion) as a main plot and six com bi na tions ofvermicompost + NPK fer til iz ers as subplot. Re sults of the ex per i ment in di cated that my cor rhi za and vermicompostap pli ca tion can im prove soil chem i cal and bi o log i cal fer til ity. Ap pli ca tion of vermicompost + NPK fer til izer sig nif i -cantly in flu enced P up take in plant veg e ta tive growth as well as N, P, and K up take in fruits. In terms of fruit weight,ap pli ca tion of vermicompost of 2.5 t/ha + ¾ x NPK stan dard was the best.
Respons Kentang Olahan Klon 095 terhadap Pemupukan Nitrogen dan Kalium Asandhi, Aziz Azirin; Rosliani, Rini
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 3 (2005): September 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dosis pupuk nitrogen dan kalium sangat berpengaruh terhadap hasil dan mutu umbi kentang. Oleh karena itu dosis pupuk nitrogen dan kalium yang selama ini direkomendasikan untuk kentang sayur perlu ditinjau kembali. Untuk maksud tersebut percobaan pemupukan telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuan adalah kombinasi dosis pupuk nitrogen, yaitu 225 kg N/ha, 180 kg N/ha (standar RIV 1995) dan 135 kg N/ha dengan dosis dan sumber pupuk kalium, yaitu 150 kg K2O/ha dan 200 kg K2O/ha dari KCl, 150 kg K2O/ha, dan 200 kg K2O/ha dari K2SO4. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan pupuk nitrogen yang dikombinasikan dengan kalium tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan, hasil, dan kadar gula reduksi tanaman kentang olahan klon 095. Dengan demikian pemberian pupuk N pada tanaman kentang klon 095 dapat dikurangi dari 180 kg/ha menjadi 135 kg/ha dan dapat dikombinasikan dengan pupuk kalium 150 kg K2O/ha baik berasal dari KCl maupun K2SO4 kadar 150 kg K2O/ha.Response of processing potato clone 095 to nitrogen and potash fertilizers application. Dosage of nitrogen and potash fertilizers significantly affect yield and quality of potato tubers. Therefore, fertilizers dosages that was recommended for table potato need to be reconsidered for processing potato. For that purpose, an experiment of fertilizers application has been conducted at experimental farm of IVEGRI by using randomized complete block design with three replicates. The treatments were combination between nitrogen dosages, i.e. 225 kg/ha, 180 kg/ha, and 135 kg/ha with dosage and source of potash fertilizer of 150 kg K2O/ha and 200 kg K2O/ha from KCl, 150 kg K2O/ha, and 200 kg K2O/ha from K2SO4. The results showed that application of nitrogen combined with potash did not affect the growth, yield, and reducing sugar content of processing potato clone 095. Therefore, the dosage of nitrogen fertilizer for processing potato clone 095 can be reduced from 180 kg/ha to 135 kg N/ha and could be combined with potash fertlizer at 150 kg K2O/ha either from KCl or K2SO4 at 150 kg K2O/ha.
Pengaruh Waktu Tanam dan Zat Pengatur Tumbuh Mepiquat Klorida terhadap Pembungaan dan Pembijian Bawang Merah (TSS) Rosliani, Rini; Suwandi, -; Sumarni, Nani
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 3 (2005): September 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang. Budidaya bawang merah dapat dilakukan melalui penggunaan umbi bibit atau true shallot seed (TSS). Keuntungan TSS adalah lebih mudah, murah, volume lebih sedikit, dan bebas virus. Banyak cara untuk meningkatkan pembungaan dan pembijian bawang merah, antara lain melalui waktu tanam yang tepat atau aplikasi ZPT. Tujuan percobaan adalah untuk mendapatkan waktu tanam yang tepat serta untuk mempelajari pengaruh ZPT terhadap pembungaan dan pembijian bawang merah. Perlakuan terdiri atas petak utama yaitu waktu tanam bulan Juli, Agustus, September, dan Oktober dan anak petak yaitu perlakuan pembungaan: kontrol, mepiquat khlorida, dan mepiquat klorida + polinator buatan dengan tangan. Rancangan percobaan adalah petak terpisah dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara perlakuan waktu tanam dengan perlakuan pembungaan terhadap pertumbuhan, pembungaan, dan pembijian bawang merah di dataran tinggi Lembang. Waktu tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, pembungaan, dan pembijian bawang merah di dataran tinggi Lembang, sedangkan ZPT mepiquat klorida dan polinator buatan tidak berpengaruh nyata. Penanaman bulan September menghasilkan berat biji per petak tertinggi dengan hasil sebesar 27,5 g per petak luas 9 m2 atau setara dengan 22,92 kg/ha dengan efisiensi lahan 75%. Pemilihan waktu tanam yang tepat dapat digunakan untuk memproduksi biji TSS yang tinggi.Effect of planting time and plant growth regulator mepiquat chloride on flowering and seed-set of shallot. Cultivation of shallot could be conducted by using bulb or true shallot seed (TSS). The benefecial of TSS were easier, cheaper, small volume, and free-virus. Many methods for increasing flowering and seed-set were by appropriate planting time and application of plant growth regulator. The experiment was conducted at the Experimental Field of IVEGRI Lembang. The objectives of the experiment were to determine appropriate planting time and the effect of plant growth regulator (PGR) mepiquat chloride on flowering and seed-set of shallot. The treatments were arranged in a split plot design with three replications. Four planting time of July, August, September, and October were assigned to main plots, and pgr treatments of control, pgrpgrpgr mepiquat chloride, and PGR mepiquat chloride + artificial hands pollinator were assigned to subplots. The results showed that there was no interaction between planting time and pgr treatments on flowering and seed-set of shallot grown in Lembang. Planting time influenced significantly the growth, flowering, and seed-set of shallot, meanwhille pgr mepiquat chloride and artificial pollinator by hands had no significant effect. Planting time on September produced the highest seed weight per plot of 27.5 g per 9 m2 or equivalent to 22.92 kg/ha at land efficiency of 75%. The appropriate planting time could be applied to produce the high seed-set of shallot.
Pengaruh Kompos, Pupuk Ni tro gen dan Kalium pada Cabai yang Ditanam Tumpanggilir dengan Bawang Merah Suwandi, -; Rosliani, Rini
Jurnal Hortikultura Vol 14, No 1 (2004): Maret 2004
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kompos, pupuk Ni tro gen dan Kalium terhadap pertumbuhandan hasil bawang merah dan cabai yang ditanam secara tumpanggilir pada tanah aluvial Kramat-Tegal di musim hujan.Rancangan percobaan yang digunakan adalah petak terpisah dengan ulangan tiga kali. Perlakuan terdiri atas dua tarafpemupukan kompos (sebagai petak utama) dan empat belas kombinasi perlakuan pemupukan N dan K (sebagai anakpetak). Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos pada tanah aluvial untuk tanaman bawangmerah (tumpanggilir dengan cabai) tidak nyata meningkatkan hasil bawang merah, tetapi dapat menekan susut bobotbawang merah setelah dikeringkan/disimpan. Pemupukan N dan K serta kombinasinya dengan kompos berpengaruhnyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buah sehat, dan bobot buah sehat cabai per petak.Dosis op ti mum pemupukan N dan K untuk tanaman cabai yang ditanam secara tumpanggilir dengan bawang merahdicapai pada dosis pemupukan 59,9 kg/ha N dan 55,1 kg/ha K20 yang diaplikasikan sebanyak tiga kali. Teknikpenanaman bawang merah dan cabai secara tumpanggilir tersebut dapat meningkatkan efisiensi pemupukan (N dan K)karena kebutuhan dosisnya lebih rendah dibandingkan dengan sistem monokultur, sehingga dapat meningkatkankeuntungan usahataninya.Ef fects of com post, ni tro gen, and po tas sium fer til iz ers on hot pep perplanted in re lay crop ping with shal lot. The ob jec tive of trial was to study the ef fects of com post, ni tro gen and po tas siumap pli ca tion on growth and yield of re lay crop ping be tween shal lot and hot pep per at al lu vial soil of Kramat-Tegal in rainysea son. A split-plot de sign with three rep li ca tions was ap plied. The treat ments con sisted of two lev els of com post ap pli ca -tions (as main plot) and 14 treat ments com bi na tion of N and K fer til iz ers (as sub-plot). The re sults showed that the ap pli ca -tion of com post did not sig nif i cantly in crease yield of shal lot (re lay crop ping with hot pep per), but its re duced weight lost ofshallot after dry ing/strorage. The application of N and K fertilizers and its com bination with com post affected significantlythe growth of plant height, num ber of branches, healthy fruit num ber, and healthy fruit weight of hot pep per per plot. Theop ti mum rate of N and K fer til iza tion on hot pep per cul ti va tion af ter shal lot are achieved at 59.9 kg N/ha and 55.1 kgK2O/ha which was ap plied three times. Re lay crop ping sys tems be tween shal lot and hot pep per could in crease NK fer til iz -ers ef fi ciency due to re duc tion of those NK dos ages com pared to mono cul ture sys tems, so it could in crease the profit oftheir farm ing.
Respons Pertumbuhan Cabai dan Selada terhadap Pemberian Pukan Kuda dan Pupuk Hayati Rosliani, R., A. Hidayat, dan A. A. Asandhi Rosliani, Rini; Hidayat, A.; Asandi, Azis Azirin
Jurnal Hortikultura Vol 14, No 4 (2004): Desember 2004
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Percobaan dilaksanakan di Rumahkasa Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang 1.250 m dpl dari Juli 2001sampai Januari 2002. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keragaan pukan kuda dan pupuk hayati terhadappertumbuhan dan hasil sayuran cabai dan selada yang ditanam dalam pot. Rancangan percobaan menggunakan acaklengkap dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas pukan kuda 0,7 kg + 33 g NPK per pot (isi 10 kg) atau setara 20 t/ha+ pupuk NPK 1 t/ha sebagai kontrol, lima dosis pemberian pukan kuda tanpa pupuk NPK dan lima dosis pukan kuda +pupuk hayati (mikroba berguna: lactobacillus, mikoriza, dan saccharomyces) tanpa pupuk NPK. Dosis pukan kudayang digunakan yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5 kg per pot atau setara 30, 60, 90, 120, dan 150 t/ha. Hasil percobaanmenunjukkan bahwa pemberian pukan kuda dan pupuk hayati meningkatkan tinggi tanaman dan hasil panen seladaserta meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman, luas daun, biomassa tanaman, hasil buah cabai, serapan hara, dankandungan hara tanah. Pukan kuda 3 kg per pot (90 t/ha) atau 2 kg per pot (60 t/ha) dengan pupuk hayati merupakanperlakuan yang terbaik dalam menghasilkan buah cabai. Peningkatan hasil cabai pada kedua dosis tersebutmasing-masing adalah 1.316 dan 1.194% dibandingkan dengan kontrol (0,7 kg per pot pukan kuda + 33 g NPK atau 20t/ha pukan kuda + 1 t/ha pupuk NPK). Untuk tanaman selada, perlakuan terbaik adalah pukan kuda 1 kg per pot (30t/ha) atau meningkatkan 69% dibandingkan dengan kontrol (20 t/ha pukan kuda + pupuk NPK).Kata kunci : Cap si cum annuum; Lactuva sativa; Pukan kuda; Mikroba; Lactobacillus; Mikoriza; Saccharomyces;Kesuburan tanah; Pertumbuhan; HasilAB STRACT. Rosliani, R., A. Hidayat, and A.A. Asandhi. 2004. Re sponse of ap pli ca tion of horse ma nure andbiofertilizer on hot pep per and let tuce growth. Ex per i ment was con ducted in a Screenhouse of In do ne sian Veg e ta -bles Re search In sti tute, 1,250 m asl, from July 2001 un til Jan u ary 2002. The ob jec tive of the ex per i ment was to findout the per for mance of or ganic mat ter and biofertilizer in put on the growth and the yield of hot pep per and let tuceplanted in the pot. The ex per i men tal de sign used was com pletely ran dom ized de sign with three rep li ca tions. The treat -ments con sist of ap pli ca tion of 0.7 kg horse ma nure + 33 g NPK per pot (con tent of 10 kg) or about 20 t/ha or ganic mat -ter + 1 t/ha NPK, five kinds ap pli ca tion of horse ma nure with out syn thetic anorganic fer til izer (NPK), and five kindsap pli ca tion of horse ma nure + biofertilizer (ben e fi cial mi crobe: lactobacillus, my cor rhi za, and saccharomyces) with -out syn thetic anorganic fer til izer (NPK). Dos age of horse ma nure was 1, 2, 3, 4, and 5 kg per pot or about 30, 60, 90,120, and 150 t/ha. The re sults showed that ap pli ca tion of horse ma nure and biofertilizer in creased plant height andyield of let tuce and in creased plant height, leaf area, plant bio mass, yield of hot pep per, its nu tri ent up take, and soil nu -tri ent con tent. Horse ma nure sin gly at 3 kg per pot (90 t/ha) or 2 kg per pot (60 t/ha) + biofertilizer were the best treat -ment in terms of yield of hot pep per. These two dos ages could in crease hot pep per yield by 1,316 and 1,194%,re spec tively, com pared to con trol (0.7 kg horse ma nure per pot + 33 g NPK per pot or about 20 t/ha horse ma nure + 1t/ha NPK). The best treat ment for let tuce yield was 1kg/pot horse ma nure or 30 t/ha horse ma nure). The yield in creasewas 69% com pared to con trol (0.7 kg horse ma nure per pot + 33 g NPK per pot or about 20 t/ha horse ma nure +anorganic NPK fer til izer).
Penggunaan Pupuk TSP dan SP-36 pada tanaan Bawang Putih di Dataran Tinggi Hilman, Yusdar; Suwandi, -; Rosliani, Rini
Jurnal Hortikultura Vol 9, No 1 (1999): Maret 1999
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Efisiensi penggunaan pupuk fosfat pada bawang putih tergolong rendah. Salah satu alternatif untuk meningkakan efisiens penggunaan pupuk fofat adalah penggunaan pupuk SP-36 (Superfosfat 36). Penelitian ini dilaksanakan di lahan petani bawang putih di dataran tinggi iidey Kabupaten Bandung (1.400 d.p.l) dengantipe tanah andosol. Tujuan peneltian ini adalah untuk mendapatkan sumber da dosis fosfat yang paling efisien dan untuk mempelajari seberapa jauh pupuk SP-36 dapat mempertahankan hasil umbi serta perubahan ciri kimia tanah pada budidaya bawang putih. Perlakuan terdiri dari dua jenis pupuk fosfat yakni TSP dan SP-36 yang dikombinasikan dengan empat taraf dosis pemupukan fosfat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Acak kelompok dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk SP-36 dan TSP pada berbagai dosis tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering, dan berat basah tanaman bawang putih dan tidak juga menigkatkan serapan nitrogen, fosfor, dan kalium total. Hasil umi total bawang putih tertinggi terjadi pada sumber fosfat yang berasal dari TSP dengan dosis 250 kg/ha, tetapi tidak berbeda nyata dengan pupuk fosfat yang berasal dari SP-36. Dengan demikian, pupuk fosfat yang berasal SP-36 dengan dosis 150 kg/ha merupakan penggunaan pupuk fosfat yang paling efisien. Peningkatan dosis TSP sedikit meningkatkan pH tanah, sebaiknya peningkatan dosis SP-36 cenderung memasamkan tanah. Makin tinggi dosis TSP dan SP-36 yang digunakan makin tinggi pula P ersedia di dalam tanah. Abstract.Utilization of triple superphniplaite (TSP). and superphosphate (SP)-36 fertilizers on garlic in highland of Ciwiday, The efficiency of using P fertilizer on garlic is low. One of the alternatives to increase the efficiency is by the utilization of SP-36 fertilizer,  Experiment was conducted at farmers field at Ciwidey, West Jawa. The altitude was 1400 m a.s.l. with Andosol suit type. The objectives of this research were to find out the most efficient rate of phosphate fertilizer and to study how far SP-36 fertilizer could increase bulb yield as well as the change of soil chemical properties in the cultural practises of garlic. The treatments  consisted of 4 dosage levels each of TSP and SP-36. Result of the experiment showed that SP-36 and TSP fertilizers al all rates tested did not influence plant height, leaf number, dry weight and fresh weight of garlic plant nor increase the total N, P, and K uptakes. The highest increase in total yield occured al the rate of 250 kg/ha TSP. However, the most rieiefficient was 150 kg/ha SP-36. Utilization of TSP slightly increased soil pH, but SP-36 tended to decrease soil pH. Soil P availability can he improved by increasing TSP and SP-36 dosage.